Anda di halaman 1dari 10

MODEL EVALUASI RESPONSIF STAKE

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Evaluasi Pendidikan

Disusun oleh: Kelompok 4/MPI 6B

1. Dea Ayu Febriana 206210044


2. Deslina Sa’diyatul Fitria 206210045
3. Dewi Salisatun Nurlaili 206210046

Dosen Pengampu:

Dr. Athok Fua’di, M.Pd

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2023/2024
A. Latar Belakang
Evaluasi adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
dan mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. Secara eksplisit evaluasi mengacu pada pencapaian tujuan,
sedangkan secara implisit evaluasi harus membandingkan apa yang telah dicapai
dari program dengan apa yang seharusnya dicapai berdasarkan standar yang
telah ditetapkan.
Dari hasil evaluasi biasanya diperoleh tentang atribut atau sifat-sifat yang
terdapat pada individu atau objek yang bersangkutan. Selain menggunakan tes,
data juga dapat dihimpun dengan menggunakan angket, observasi, dan
wawancara atau bentuk instrument lainnya yang sesuai. Evaluasi dapat
digunakan untuk memeriksa tingkat keberhasilan program berkaitan dengan
lingkungan program dengan suatu “judgement” apakah program diteruskan,
ditunda, ditingkatkan, dikembangkan, diterima, atau ditolak.
Dalam studi tentang evaluasi, banyak sekali dijumpai model-model
evaluasi dengan format atau sistematika yang berbeda, sekalipun dalam
beberapa model ada juga yang sama. Ada banyak model evaluasi program yang
dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai untuk mengevaluasi program.1
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai model evaluasi responsif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model evaluasi responsif Stake?
2. Bagaimana langkah-langkah penerapan model evaluasi responsif Stake?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model evaluasi responsif Stake?

1
Agustanico Dwi Muryadi, “MODEL EVALUASI PROGRAM DALAM PENELITIAN
EVALUASI,” JURNAL ILMIAH PENJAS (Penelitian, Pendidikan Dan Pengajaran) 3, no. 1 (1
Januari 2017), http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JIP/article/view/538.

2
C. Pembahasan
1. Pengertian Model Evaluasi Responsif Stake
Model evaluasi responsif merupakan model penelitian evaluasi yang
bersifat kualitatif. Pendekatan yang lebih bersifat fleksibel, yang mampu
mendengarkan pandangan dari beragam perspektif yang berbeda. Tidak
menggunakan cara yang ketat dalam mengembangkan alat ukur dan juga
perhitungan statistik. Prosedur evaluasi responsif bertolak belakang dengan
evaluasi yang bersifat preordinate. Penelitian evaluatif bersifat preordinat
yaitu pada umumnya menggunakan desain eksperimen, mengembangkan
hipotesis, pengambilan sampel dengan cara random, tes objektif, dan laporan
sebagaimana layaknya laporan penelitian. Sedangkan dalam penelitian
responsif pengambilan sampel dengan cara mencari informasi dari pihak yang
bersebrangan, dan laporan bersifat ekspresif atau disesuaikan dengan
kebutuhan.2
Model evaluasi responsif digagas oleh Robert E. Stake, pada mulanya
Stake dikenal dengan model evaluasi countanance, seiring perkembangan
paradigma penelitian, Stake memperkenalkan evaluasi responsif Presentasi
Stake pada Conference on New Trends in Evaluation in Gotenborg, Sweden.3
Evaluasi responsif lebih menitiktekankan kepada proses. Pendekatan
pengembangan kriteria pada evaluasi countenance berdasarkan kriteria
fidelity, kriteria yang sudah baku. Sedangkan model evaluasi responsif
mengembangkan kriteria berdasarkan pendekatan proses. Hal ini difahami
karena evaluasi responsif mengaspirasi perbedaan pandangan dari berbagai
stakeholder. Kriteria yang dibuat tidak menjadi acuan pokok, namun
berkembang dengan mempertimbangkan pandangan lain dari orang yang
terlibat di lapangan.4

2
Usman Dp, ST. Mania dan Amirah, “Evaluasi Program Dengan Menggunakan
Responsive Model Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Insan Cendekia Tanah Laut Kalimantan
Selatan”, CENDEKIA (Jurnal Ilmiah Pendidikan) 11, no. 2 (September 2023), 317,
https://ejurnal.stkip-pb.ac.id/index.php/jurnal/article/download/295/234/
3
Arikunto and dkk, “Evaluasi Program Pendidikan”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 45.
4
Ihwan Mahmudi, “Model Evaluasi Responsif,” Edukasiana 11, no. 1 (2018): 32– 46,
https://ejournal.darunnajah.ac.id/index.php/edukasina/article/view/23

3
Stake menyatakan evaluasi dikatakan responsif apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut: 1) Lebih berorientasi secara langsung kepada
aktivitas program dari pada tujuan program. 2) Merespon kepada persyaratan
kebutuhan informasi dari audiens. 3) Perspektif nilai-nilai yang berbeda dari
orang-orang dilayani dilaporkan dalam kesuksesan dan kegagalan dari
program. Artinya jika evaluasi melihat kepada proses program,
memperhatikan audien dan program yang dinilai oleh berbagai perspektif
stakeholder, maka evaluasi responsif pilihan tepat.5
2. Langkah-Langkah Penerapan Model Evaluasi Responsif Stake
Dalam melakukan penelitian evaluasi terdapat sejumlah langkah-
langkah yang dilakukan. Penelitian evaluasi program menggabungkan
paradigma penelitian yang sistematis, logis dan ilmiah, dengan kegiatan
evaluasi yang menggambarkan kelebihan dan kekurangan sebuah program.
Karena itu evaluasi memiliki langkah-langkah tersendiri.6
Seperti halnya dalam evaluasi responsif, proses pelaksanaannya adalah
sebagai berikut:7
a. Evaluator mengidentifikasi jenis dan jumlah setiap pemangku kepentingan
(responden)
Apabila jenisnya banyak maka harus diranking berdasarkan pentingnya
setiap pemangku kepentingan bagi program, karena evaluasi memiliki
keterbatasan sumber dan waktu pelaksanaan evaluasi. Misalnya, dari
identifikasi ditemukan 10 jenis pemangku kepentingan yang harus
direspon. Jadi, dari 10 jenis tersebut diambil 4 jenis pertama dalam
ranking. Kemudian dari 4 jenis pemangku kepentingan tersebut
diidentifikasi jumlah setiap pemangku kepentingan. Selanjutnya, dari
jumlah tersebut ditarik sampel untuk masing-masing pemangku
kepentingan secara proporsional.
b. Melakukan dengar pendapat dengan pemangku kepentingan

5
Ihwan Mahmudi, “Model Evaluasi Responsif”, EDUKASIANA 11, no. 1 (2018): 37.
6
Ihwan Mahmudi, “Model Evaluasi Responsif”, EDUKASIANA 11, no. 1 (2018): 32-46.
7
Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, Cet Ke-2 (Jakarta:
Rajawali Press, 2012), 7.

4
Evaluator dapat mengunjungi sampel pemangku kepentingan secara
langsung dan berbincang-bincang dengan mereka atau mengumpulkan
mereka di suatu tempat. Dengar pendapat merupakan bagian dari
penelitian pendahuluan.
c. Menyusun proposal evaluasi
Proposal evaluasi disusun dengan memperhatikan pendapat para
pemangku kepentingan. Misalnya, pernyataan evaluasi dan jenis informasi
yang akan dijaring memperhatikan kebutuhan dan harapan para pemagku
kepentingan mengenai program.
d. Melaksanakan evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi selain harus melakukan komunikasi dengan
pimpinan dan staf program, evaluator juga harus melakukan komunikasi
dengan para pemangku kepentingan.
e. Membahas hasil evaluasi dengan para pemangku kepentingan
Draf hasil evaluasi disamping dibahas dengan pimpinan dan staf proyek
juga dibahas dengan para pemangku kepentingan. Masukan, kritik, dan
saran dari mereka sebanyak mungkin harus diperhatikan. Akan tetapi,
dapat terjadi para pemangku kepentingan mempunyai pendapat yang
bertentangan dan tidak mungkin untuk disatukan. Dalam keadaan seperti
ini evaluator dapat menekankan pada salah satu pemangku kepentingan
yang dominan jumlahnya, akan tetapi juga menguraikan pendapat yang
lainnya.
f. Pemanfaatan hasil evaluasi
Evaluator mendorong para pemangku kepentingan untuk menerima dan
memanfaatkan hasil evaluasi.
Langkah-langkah penerapan model evaluasi responsive Stake, dapat
digambarkan dengan skema sebagai berikut:

5
1. Mengidentifikasi
jenis, jumlah dan 6. Pemanfaatan
mengambil sampel hasil evaluasi
pemangku
kepentingan

5. Hasil
evaluasi
2. Dengar dibahas
pendapat bersama
Evaluator dengan sampel dengan para
pemangku pemangku
kepentingan kepentingan

3. Menyusun 4. Melaksanakan
proposal evaluasi
evaluasi

Berdasarkan langkah-langkah ini evaluator mencoba responsif terhadap


orang-orang yang berkepentingan pada hasil evaluasi. Hal yang penting
dalam model responsif adalah pengumpulan dan sintesis data. Fase-fase
evaluasi responsif yang dikemukakan oleh Stake diantaranya:8
a. Pendahuluan, transaksi, dan hasil
b. Penemaan “tema”: mempersiapkan evaluasi dan studi kasus
c. Pengesahan/konfirmasi
d. Memisahkan format yang digunakan untuk audience
e. Memasang laporan formal, jika ada
f. Berbicara dengan klien: setiap program dan audience
g. Identifikasi bidang program
h. Meninjau aktivitas program
i. Menemukan tujuan dan fokus pada tujuan

8
KONSELOR PEDULI SISWA: Makalah Evaluasi Responsif Dalam BK
(chabiboktafianjati.blogspot.com) (diakses 14 Februari 2024).

6
j. Mengkonsep persoalan dan masalah
k. Identifikasi kebutuhan dan mengulang persoalan pokok
l. Memilih observasi, memutuskan dan pemberian instrument (jika ada).
Pendekatan kepada peserta evaluasi dengan mengkolaborasikan
informasi penting dan teknik pengumpulan data secara rasional. Stake
menyerukan untuk mengikuti pendekatan ini dengan beberapa alasan yaitu:
a. Membantu audience untuk mengerti evaluasi program ini dapat dilakukan
melalui interaksi yang alamiah antara evaluator dan audience
b. Mendapatkan pengetahuan dari pengalaman manusia
c. Pengamatan yang alami
d. Mempelajari suatu objek secara mendalam
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi Responsif Stake
Model evaluasi responsif stake memiliki beberapa kelebihan, antara
lain :
1. Sifat yang menyeluruh dan sederhana, yang memungkinkan penggunaan
dalam berbagai situasi.
2. Berorientasi secara langsung ke aktivitas program, dengan mengumpulkan
data dari berbagai sumber dan mengintegrasikan pendapat yang berbeda.
3. Memiliki tiga fase yaitu pendahuluan (persiapan), proses transaksi (proses
implementasi), dan hasil (keluaran atau hasil).
4. Mengutamakan pendekatan kualitatif-naturalistik, yang memungkinkan
evaluasi yang lebih komprehensif dan menyeluruh.

Model Evaluasi Responsif (Responsive Evaluation Model) memiliki


beberapa kekurangan, antara lain:

1. Kesulitan dalam Penyederhanaan Informasi: Model ini membuat prioritas


atau penyederhanaan informasi untuk pemegang keputusan sulit.
2. Keterbatasan dalam Menampung Sudut Pandang: Tidak mungkin
menampung semua sudut pandang dari semua pihak terkait.
3. Membutuhkan Waktu dan Tenaga Lebih Banyak: Proses evaluasi
responsif membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak.

7
Model Evaluasi Responsif Stake merupakan pilihan yang baik untuk
evaluasi yang lebih menyeluruh dan terfokus pada pendekatan kualitatif-
naturalistik. Namun, model ini juga memiliki keterbatasan dalam
menampung semua sudut pandang dan membutuhkan waktu dan tenaga
yang lebih banyak.9

9
https://funstudyclub.blogspot.com/2017/11/makalah-model-evaluasi-responsif-
stake.html?m=1 (diakses pada 19 februari 2024)

8
D. Kesimpulan
1. Model evaluasi responsif merupakan model penelitian evaluasi yang bersifat
kualitatif. Pendekatan yang lebih bersifat fleksibel, yang mampu
mendengarkan pandangan dari beragam perspektif yang berbeda.
2. Langkah-langkah penerapan model evaluasi responsive sebagai berikut; a)
Evaluator mengidentifikasi jenis dan jumlah setiap pemangku kepentingan
(responden), b) Melakukan dengar pendapat dengan pemangku kepentingan,
c) Menyusun proposal evaluasi, d) Melaksanakan evaluasi, e) Membahas
hasil evaluasi dengan para pemangku kepentingan, f) Pemanfaatan hasil
evaluasi.
3. Kelebihan dan kekurangan model evaluasi responsil, antara lain :
Kelebihan sebagai berikut; a) Sifat yang menyeluruh dan sederhana, b)
Berorientasi secara langsung ke aktivitas program, c) Memiliki tiga fase
yaitu pendahuluan (persiapan), proses transaksi (proses implementasi), dan
hasil, d) Mengutamakan pendekatan kualitatif-naturalistik.
Kekurangan sebagai berikut; a) Kesulitan dalam Penyederhanaan Informasi,
b) Keterbatasan dalam Menampung Sudut Pandang, c) Membutuhkan Waktu
dan Tenaga Lebih Banyak.

9
E. Daftar Pustaka

Arikunto and dkk, “Evaluasi Program Pendidikan”, (Jakarta: Bumi Aksara,


2007), 45.

Dp, Usman, ST. Mania dan Amirah, “Evaluasi Program Dengan Menggunakan
Responsive Model Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Insan Cendekia
Tanah Laut Kalimantan Selatan”, CENDEKIA (Jurnal Ilmiah Pendidikan)
11, no. 2 (September 2023), 317, https://ejurnal.stkip-
pb.ac.id/index.php/jurnal/article/download/295/234/

Dwi, Agustanico Muryadi. “MODEL EVALUASI PROGRAM DALAM


PENELITIAN EVALUASI,” JURNAL ILMIAH PENJAS (Penelitian,
Pendidikan Dan Pengajaran) 3, no. 1 (1 Januari 2017),
http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JIP/article/view/538.

Mahmudi, Ihwan, “Model Evaluasi Responsif,” Edukasiana 11, no. 1 (2018):


32– 46,
https://ejournal.darunnajah.ac.id/index.php/edukasina/article/view/23
Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, Cet Ke-2
(Jakarta: Rajawali Press, 2012), 7.

KONSELOR PEDULI SISWA: Makalah Evaluasi Responsif Dalam BK


(chabiboktafianjati.blogspot.com) (diakses 14 Februari 2024).

https://funstudyclub.blogspot.com/2017/11/makalah-model-evaluasi-responsif-
stake.html?m=1 (diakses pada 19 februari 2024)

10

Anda mungkin juga menyukai