Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TENTANG

TEORI RASIONAL EMOTIF THERAPY

OLEH
KELOMPOK 6
1. Seprianto Neonbanu (2001160073)
2. Ronrdzy Elensto Saudale (2001160071)
3. Sulsri Noberina Loko (2001160017)
4. Sarakia Amrullah (2001160107)
5. Tifeni Moreira Lau (2001160115)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022

TEORI RASIONAL EMOTIF THERAPY

A. Filsafat Dasar
Teori Emotif Rasional adalah aliran psikoterapi yang berlandasan asumsi bahwa
manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasinal dan jujur maupun untuk
berpikir irasional dan jahat.
Manusia memiliki kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir dan
mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualkan
diri.
Teori ini yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya. Manusia adalah subjek
yang sadar akan dirinya dan dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya.

B. Konsep-Konsep Utama
Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang
diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan
menginternalisasikan norma pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian
dapat dikaji dari konsep-konsep teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun
tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional
consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori
ABC.
1. Antecedent event (A)
 Yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa
pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian
suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan
merupakan antecendent event bagi seseorang.
2. Belief (B)
 Yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu
peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional
(rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB).
Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat,
masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak
rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak
masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
3. Emotional consequence (C) 
Merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam
bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan
antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A
tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik
yang rB maupun yang iB.

C. Tujuan Konseling Rasional Emotif (RET)


1. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-
pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan
logis agar klien dapat mengembangkan diri,
2. meningkatkan sel-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif
dan afektif yang positif.
3. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa
takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.

D. Teknik Konseling Rasional Emotif (RET)


Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat
kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik
dimaksud antara lain adalah sebagai berikut.
1. . Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
a. Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan
membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya
dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih
bersifat pendisiplinan diri klien.
b. Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang
menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang
dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas
mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
c. Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah
laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah
lakunya sendiri yang negatif.
2. Teknik-teknik Behavioristik
a) Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional
dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun
hukuman (punishment). eknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem
nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan menggantinya dengan
sistem nilai yang positif.
Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan
menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
b) Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien-
norma dalam sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah
disiapkan oleh konselor.
3. Teknik-teknik Kognitif
a.) Home work assigments,
Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih,
membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang
menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.
Dengan tugas rumah yang diberikan, klien diharapkan dapat mengurangi
atau menghilangkan ide-ide dan perasaan-perasaan yang tidak rasional dan
tidak logis, mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk
mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan latihan-
latihan tertentu berdasarkan tugas yang diberikan
Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor dilaporkan
oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor
Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap
tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk
pengarahan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi
ketergantungannya kepada konselor.
b. . Latihan assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku
tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model
sosial.
Maksud utama teknik latihan asertif adalah :
(a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan
dengan emosinya;
(b) membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa
menolak atau memusuhi hak asasi orang lain;
(c) mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri; dan
(d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang
cocok untuk diri sendiri.

E. Penerapan dan Sumbangan


Tujuan rational emotive therapy dalam konseling keluarga pada dasarnya sama
dengan yang berlaku dalam konseling individu dan kelompok. Anggota keluarga dibantu
untuk melihat bahwa mereka bertanggung jawab dalam membuat gangguan bagi diri
mereka sendiri melalu prilaku anggota lain secara serius. Mereka didorong untuk
mempertimbangkan bagaimana akibat perilakunya, pikirannya, emosinya telah membuat
orang lain dalam keluarganya menirunya. Rational emotive mengajar anggota keluarga
untuk bertanggung jawab terhadap perbuatannya dan berusaha mengubah reksinya
terhadap situasi keluarga.

F. Kelebihan dan Kekurangan


a.) Kelebihan
1. Rasional Emotif menawarkan dimensi kognitif dan menantang klien untuk
meneliti rasionalitas dari keputusan yang telah diambil serta nilai yang klien anut.
2. Rasional Emotif memberikan penekanan untuk mengaktifkan pemahaman yang
didapat oleh klien sehingga klien akan langsung mampu mempraktekan perilaku
baru mereka.
3. Rasional Emotif menekankan pada praktek terapeutik yang komprehensi dan
ekletik.
4. Rasional Emotif mengajarkan klien cara mereka bisa melakukan terapi sendiri
tanpa intervensi langsung dari terapis.

b.) Kekurangan
1. Rasional Emotif tidak menekankan kepada masa lalu sehingga dalam proses
terapeutik adalah hal-hal yang tidak diperhatikan.
2. Rasional Emotif kurang melakukan pembangunan hubungan antara klien dan
terapis sehingga klien mudah diintimidasi oleh konfrontasi cepat trapis.
3. Klien dengan mudahnya terbius dengan oleh kekuatan dan wewenang trapis
dengan menerima pandangan terapis tanpa benar-benar menantangnya atau
menginternalisasi ide-ide baru .
4. Kurang memperhatikan faktor ketidaksadaran dan pertahanan ego.

DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald 2009. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Mappiare, Andi AT 2009, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai