Anda di halaman 1dari 17

Pendekatan

Rational-Emotive Behavior
Therapy (REBT)
Sejarah Rational-Emotive Behavior
Therapy (REBT)
 Dikembangkan oleh Albert Ellis tahun 1950an
 Pada awalnya disebut dengan Rational Therapy
(RT), kemudian pada tahun 1961 menjadi
Rational-Emotive Therapy (RET). Pada tahun
1993 diumumkan menjadi Rational-Emotive
Behavior Therapy (REBT)
 Kata rasional adalah kognisi / proses berfikir.
Kata behavior (tingkah laku) sangat berkaitan
dengan emosi dan perasaan
 Dalam proses konseling REBT menekankan
bahwa tingkah laku yang bermasalah disebabkan
oleh pemikiran yang irasional sehingga
penanganan pada pendekatan ini adalah
pemikiran individu
Pandangan Tentang Manusia

1. Manusia adalah unik; memiliki kecenderungan untuk berpikir


rasional & irrasional
2. Kecenderungan untuk berpikir irasional, kebiasaan yang merugikan
diri sendiri, wishful thinking, dan tidak toleran seringkali dipertebal
oleh budaya mereka dan kelompok keluarga mereka
3. Hambatan/problem psikologis terjadi akibat cara berpikir yg tidak
logis/tidak rasional dg indikator: merasa dikekang oleh banyak
keharusan, menenggelamkan/merendahkan diri secara berlebihan,
generalisasi berlebihan
Asumsi Dasar
Ellis (1993)

1. Pikiran, Perasaan dan tingkah laku saling mempengaruhi


2. Gangguan emosional disebabkan oleh biologis dan lingkungan
3. Manusia dipengaruhi & mempengaruhi orang lain
4. Manusia menyakiti diri sendiri secara kognitif, emosional dan tingkah laku
5. Individu meyakini pikiran irasional ketika terjadi hal yang tidak menyenangkan
6. Keyakinan irasional penyebab gangguan kepribadian
7. Sebagian besar manusia cenderung membuat & mempertahankan gangguan
emosionalnya
Irrational Beliefs
Karakteritik-karakteristiknya adalah:
 Kaku
 Tidak konsisten dengan realitas
 Tidak logis
 Membahayakan individu untuk meraih tujuan-tujuannya

Penyebabnya:
 (1) tidak mampu membedakan dengan jelas tentang saat ini dan yang akan datang, atau
antara kenyatan dan imajinasi;
 (2) tunduk dan menggantungkan diri pada perencanaan dan pemikiran orang lain;
 (3) mengadopsi kecenderungan cara berpikir irasional dari orangtua atau masyarakat yang
diajarkan kepada individu
Lingkaran Berpikir Irasional
Rationality as a Personal Philosohpy

REBT akan membantu klien untuk


mengembangkan filosofi hidup yang baru
agar dapat membantu mengurangi stres dan
meningkatkan kebahagiaan.
Mencapai kepuasan
Bertahan hidup
dalam hidup

Berhubungan Mencapai
dengan orang lain keterlibatan yang
secara positif intim dengan
beberapa orang
Teori ABC-DE

 Activating event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah
laku, atau sikap orang lain
 Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa.
(rational belief atau rB) : Keyakinan rasional merupakan cara berpikir atau keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan produktif.
(irrasional belief atau iB) : Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan atau sistem berpikir yang salah, tidak masuk akal,
emosional, sehingga tidak produktif
 Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang
atau hambatan emosi  bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variabel antara dalam bentuk keyakinan (B)
baik yang rB maupun yang iB
Tujuan Terapi
Tujuan utama terapi dengan pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT), yaitu:
 Membantu individu menyadari bahwa mereka dapat hidup dengan lebih rasional dan lebih
produktif.
 Mengoreksi kesalahan berpikir untuk mereduksi emosi yang tidak diharapkan.
 Membantu klien untuk belajar mengenali emosinya & bagaimana emosi tersebut berhubungan
dengan cara berpikirnya
 Mendukung klien untuk menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri, orang lain, dan
lingkungannya.
Peran dan Fungsi Terapis
 Peran terapis dalam pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah:
- aktif-direktif  mengambil peran lebih banyak untuk memberikan penjelasan, terutama pada
awal terapi
- Mengkonfrontasi (sebab-akibat) pikiran irasional konseli secara langsung
- Menggunakan berbagai teknik untuk menstimulus klien untuk berpikir
- Mengajak klien untuk mengatasi masalahnya dengan kekuatan berpikir bukan emosi
- Bersifat didaktif (mendidik/memberikan didikan)
 Keterampilan terapis yang harus dimiliki dalam REBT, yaitu empati (empathy), menghargai
(respect), ketulusan (genuineness), kekongkritan (concreteness), konfrontasi (conftrontation).
Tahap – Tahap Terapi
Tahap 1:
Proses ini membantu klien memahami bagaimana dan mengapa menjadi irasional.
Pada tahap ini klien diajarkan bahwa mereka memiliki potensi untuk mengubah hal
tersebut.

Tahap 2:
Pada tahap ini klien dibantu untuk yakin bahwa pemikiran dan perasaan negative
tersebut dapat diubah dengan teknik2 REBT

Tahap 3:
Tahap akhir ini, klien dibantu untuk secara terus menerus mengembangkan pikiran
rasional serta mengembangkan filosofi hidup yang rasional sehingga klien tidak
terjebak pada masalah yang disebabkan oleh pemikiran irasional (George & Cristiani,
1990).

Berdasarkan dari tahap-tahap tersebut, terdapat 2 tugas utama terapis, yaitu:


Interpersonal  membangun hubungan terapeutik, membangun rapport (komunikasi yang efektif), dan
suasana yang kolaboratif.
Organisational  bersosialisasi dengan klien untuk memulai terapi, mengadakan proses asesmen awal,
menyetujui wilayah permasalahan, dan membangun tujuan konseling (Walen et. al., 1992).
Tahap – Tahap Terapi

Tahap pengelolaan
Tahap pengelolaan
pemikiran dan cara
• menciptakan suasana kondusif • Terapis memfasilitasi dan memelihara tingkah laku
pandang suasana proses terapi agar tetap kondusif
bagi konseling yang ditandai bagi terjadi perubahan emosi yang
adanya penerimaan, • Mengidentifikasi, menerangkan dan mendukung perubahan pemikiran • Menunjukkan contoh tingkah laku
pemahaman, dan ketulusan menunjukkan masalah (dalam sudut • Terapis dapat menerapkan teknik-teknik yang adaptif, cocok, dan pantas
sehingga timbul rasa percaya pandang teori A-B-C) relaksasi atau meditasi agar mengurangi
• Mendiskusikan dan menetapkan tujuan ketegangan fisik maupun psikis sebagai
antara lain menerapkan teknik
konseling bersama dampak dari pemikiran irasional modeling, latihan asertif, dan
• Menerapkan berbagai teknik untuk sebagainya
mendebat atau menentang
(dispute) keyakinan-keyakinan irasional
dalam diri klien
Tahap Pengelolaan
Pembinaan Hubungan
emosi atau afektif
Teknik kognitif

• Dispute kognitif: mengubah keyakinan irasional klien melalui Philosophical persuation,


didactic presentation, socratic dialogue, vicarious experiences, dan berbagai ekspresi
verbal lainnya
• Analisis rasional: mengajarkan klien bagaimana membuka keyakinan irasional
• Dispute standard ganda: Mengajarkan klien melihat dirinya memiliki standar
• Skala katastropi: Membuat proposisi tentang peristiwa yang menyakitkan
• Devil’s advocate atau rational role reversal: Membuat konseli memainkan peran yang
memiliki keyakinan rasional sementara konselor memainkan peran irasional
• Membuat frame ulang: Mengevaluasi kembali hal yang mengecewakan
Teknik imageri

 Dispute imajinasi: lalu terapis meminta klien untuk membayangkan


dirinya kembali pada situasi yang menjadi masalah dan melihat apakah
emosinya sudah berubah
 Kartu control emosional: Digunakan untuk memperkuat proses belajar
 Proyeksi waktu: Meminta klien untuk memvisualisasikan kejadian
yang tidak menyenangkan, membayangkannya seminggu, sebulan , 6
bulan, setahun dan seterusnya
 Teknik melebih-lebihkan: Meminta klien membayangkan peristiwa
menyakitkan/menakutkan dan kemudian melebihkannya
Teknik behavioural
 Dispute tingkah laku: Memberikan kesempatan kembali klien untuk mengalami kejadian
yang menyebalkan berpikir irasional dan melawan keyakinannya tersebut
 Bermain peran: Dengan bantuan terapis, klien melakukan bermain peran tingkah laku baru
yang sesuai dengan keyakinan rasional
 Pengalaman langsung: Klien secara sengaja memasuki situasi yang menakutkan
 Menyerang rasa malu: Melakukan konforntasi terhadap ketakutan untuk malu dengan
sengaja bertingkah laku yang memalukan
 Pekerjaan rumah: Terdapat beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dirumah, membaca,
mendengarkan,menulis, mengimajinasikan, berpikir, relaksasi

Anda mungkin juga menyukai