Anda di halaman 1dari 3

1.

Hakikat manusia menurut pendekatan REBT

Pendekatan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) adalah pendekatan behavior kognitif
yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku, dan pikiran. Rational emotive
behavior therapy (REBT) juga merupakan salah satu psikoterapi yang dapat diberikan pada klien
yang mudah merasakan kecemasan dengan tujuan umumnya adalah untuk mengurangi keyakinan
irrasional dan menguatkan keyakinan yang rasional yang dapat efektif pada dirinya maupun
terhadap orang lain melalui pembelajaran dan latihan kognitif, emosi dan perilaku. Dengan
demikian, diharapkan klien yang mudah merasakan kecemasan yang juga mempunyai keyakinan
yang tidak rasional akan mampu memiliki emosi dan perilaku yang sehat.

Pandangan REBT menyatakan bahwa manusia sebagai individu didominasi oleh sistem berpikir
dan sistem perasaan yang berkaitan dengan sistem psikis indivu. Menurut George dan Cristiani yang
dikutip oleh Gantina Komalasari dkk, secara khusus pendekatan Rational Emotive Behavioral Therapy
(REBT) berasumsi bahwa individu memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Individu itu pada dasarnya unik, yang memiliki kecenderungan untuk berfikir rasional dan
irasional.
 Reaksi “emosional” dilatar belakangi oleh intropeksi diri, interpretasi, dan filosofi yang
didasari ataupun tidak didasari oleh individu.
 Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan
irasional.
 Berpikir irrasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan
kultur tempat dibesarkan.
 Berfikir secara irrasional akan tercermin dari verbalisasi yang digunakan. Verbalisasi yang
tidak logis menunjukkan cara berfikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan
cara berfikir yang tepat pula.
 Menunjukkan pada klien bahwa verbalisasi diri telah menjadi sumber hambatan emosional.
 Membenarkan bahwa verbalisasi diri adalah tidak logis dan irasional.
 Membenarkan atau meluruskan cara berfikir dengan verbalisasi diri yang lebih logis dan
efisien.
2. Tujuan pendekatan REBT

Pendekatan REBT bertujuan untuk menyadarkan klien bahwa cara berpikir yang salah atau tidak
logis itu merupakan penyebab gangguan emosional. Oleh karena itu terapi ini bertujuan membantu
klien membebaskan diri dari pemikiran yang salah dan tidak logis dan menggantinya dengan cara-
cara yang logis. Pendekatan REBT memiliki tujuan untuk mengubah pandangan dan keyakinan
irasional klien menjadi rasional, membantu mengubah sikap, cara berpikir dan persepsi, oleh karena
itu klien diharapkan mampu mengembangkan dan mencapai realisasi diri secara optimal.  

3. Hubungan konselor dan konseli dalam pendekatan REBT

REBT adalah salah satu pendekatan dalam konseling yang membantu klien untuk mengubah


pandangan dan keyakinan irasional klien menjadi rasional, membantu mengubah sikap, cara berpikir
dan persepsi, oleh karena itu klien diharapkan mampu mengembangkan dan mencapai realisasi diri
secara optimal.
Peran konselor dalam pendekatan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) adalah :

1. Aktif-Derektif, yaitu mengambil peran lebih banyak untuk memberikan penjelasan


terutama pada awal konseling.
2. Mengkonrontasi pikiran irasional konseli secara langsung.
3. Menggunakan berbagai teknik untuk menstimulus konseli untuk berpikir dan mendidik
kembali diri konseli sendiri.
4. Secara terus menerus “menyerang” emikiran irasional konseli.
5. Mengajak konseli untuk mengatasi masalahnya dengan kekuatan berpikir bukan emosi.
6. Bersifat didaktif.

Adapun keterampilan konseling yang harus dimiliki konselor yang akan menggunakan Rational
Emotive Behavioral Therapy (REBT) adalah sebagai berikut:

1. Empati (Empathy)
2. Menghargai (Respect)
3. Ketulusan (genuineness)
4. Kekongkritan (Concreteness)
5. Konfrontasi (confrontation)
Sumber :

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Taujih/article/download/8253/4942

http://repository.uinbanten.ac.id/2816/5/BAB%20II%20revisi.pdf

Anda mungkin juga menyukai