KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
membawa perubahan baik dilihat dari segi perubahan emosi dan perilaku
11
therapy terbentuk dari proses stimulus-kognisi-respon yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya dimana proses kognitif dari
12
Sejalan dengan itu menurut pendapat dari Davidson (2010:172)
tepat.
permasalahan yang dialami oleh konseli, tentunya hal ini menjadi dasar
13
berdasarkan pendekatan cognitive behavior therapy adalah dengan
dilakukan oleh konseli sebagai perilaku baik yang tampak maupun tidak
dalam hal ini menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip yang digunakan
Dalam hal ini formulasi konseli haruslah sering diperaiki dengan cara
14
Dalam hal ini prinsipnya didasarkan pada pemahaman yang sama
ini dan di sini (here and now). Perhatian konseling beralih pada dua
15
yang menyimpang dan keyakinan konseli dimasa lalunya yang
baik.
konseling.
16
permasalahan yang muncul dari setiap sesi yang telah berlangsung,
konseling.
17
D. Karakteristik Cognitive Behavior Therapy
respon emosional
baik
18
6. Cognitive behavior therapy mengunakan metode sokratik.
10. Tugas rumah merupakan bagian terpenting dari teknik CBT, karena
19
disampaikan oleh Erford (2015:132) dimana teknik restrukturisasi
kognitif salah satu teknik yang memungkinkan bagi konselor dan konseli
20
kognitif dengan mengubah pola pikir konseli yang semula irasional
kognitif adalah untuk membantu membangun pola pikir dari konseli yang
lebih sesuai dengan apa yang diharapkan dan bersifat positif atau
rasional. Hal ini sejalan dengan yang diutarakan oleh Deacon (2011: 218)
membentuk pola pikir adaptif atau sesuai yang lebih bersifat positif.
untuk dapat bisa belajar berpikir secara berbeda yang semula mempunyai
keberhasilan.
21
Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pikir yang rasional. Hal ini juga dapat membantu konseli yang
sesuatu yang dilihatnya dapat dibantu dan diubah pola pikirnya yang
22
4) konselor memberikan cara untuk dapat mengalihkan pikiran,
exaggerate irrational thinking to make the point more visible for the
client.
- Go over the rational thought process again, this time drilling the
client form reasonable goals that the client will be able to attain.
23
- Combine thought stopping with simulations, homewoCR, and
orang lain.
asumsi internalnya.
24
Teknik restrukturisasi kognitif yang akan digunakan dalam
perilaku konseli
berikut
dihadapinya.
25
3. Konseli mampu mengidentifikasi pikiran-pikiran negatif yang
Behavior Therapy
asertifharga diri yang rendah, depresi pada anak dan remaja serta
gangguan panik.
26
individu tentang bagaimana cara memperbaiki diri dengan menggantikan
rasional serta teknik ini dirancang untuk bisa membantu mencapai respon
ditampilkan.
3. Kecemasan Sosial
suatu gangguan yang dapat dirasakan, dilihat oleh konseli serta gejala
27
sangat jelas, seperti halnya seorang konseli yang mengalami gangguan
pada konseli secara terus menerus pada situasi-situasi sosial tertentu dan
khawatir yang terjadi pada situasi-situasi sosial yang dirasa bagi konseli
dalam sebuah acara atau presentasi didalam kelas, ketika konseli bertemu
28
sebesar 11%, diamati oleh orang lain atau orang baru serta berada dalam
sosial adalah salah satu bentuk dari gangguan kecemasan yang cenderung
yang membuat konseli merasa dirinya tertekan atau kurang nyaman serta
perubahan suara.
kecemasan sosial tanpa disadari memiliki gejala yang dibagi menjadi tiga
sebagai berikut
29
a. Gejala emosional
b. Gejala fisik
lebih cepat atau dada penderita kecemasan sosial akan terasa sesak,
c. Gejala perilaku
tanda atau gejala secara umum seperti gejala fisik biasanya ditandai
30
perubahan emosi saat mengalami kecemasan sosial seperti rasa khawatir
yang berlebihan dan perasaaan cemas dan gejala perilaku seperti perilaku
memenuhi harapan dari lingkungan sosial baik dari segi fisik ataupun
dari apa yang telah dilakukan oleh konseli jika dirinya melakukan
31
c. Penghindaran sosial serta rasa tertekan yang dialami terhadap orang-
meskipun orang lain tersebut sudah lama dikenalnya. Pada saat berada
situasi sosial tertentu maka konseli tersebut akan merasa cemas dan
c. Penghindaran sosial dan rasa tertekan yang dialami secara umum atau
sosial cenderung akan merasa takut dan tidak percaya diri saat
32
kondisi situasi yang baru, penghindaran sosial serta rasa tertekan
a. Faktor Perilaku
Faktor perilaku berawal dari pada masa anak-anak yang memiliki pola
yang mempunyai sifat seperti ini biasanya mempunyai orang tua yang
b. Faktor Psikoanalitik
33
situasi yang lebih bisa diterima). Prinsip dasar teori psikoanalitik
c. Faktor Neurokimiawi
d. Faktor Neuroendokrin
34
orang-orang dewasa yang mengidap growth hormone deficiency yang
psikologi.
e. Faktor Genetik
faktor dimana berasal dari dalam konseli dan juga berasal dari faktor
orang tua dalam mendidik. Orang tua yang over protective yang menjaga
Selain itu ada faktor kecemasan sosial juga disebabkan oleh proses
35
Hal tersebut diperkuat melalui pendapat dari Esfandiari (2013: 190)
sebagai berikut
a. Kondisi Biologis
berada dalam kondisi atau situasi sosiall yang tidak berpihak, tidak
sosial.
c. Kondisi Psikologis
atau tidak diterima oleh sekitar atau sosial, tidak memiliki rasa
36
percaya diri yang cukup baik dalam segi hal penampilan fisik maupun
performa diri.
d. Kondisi Tradisi
masa anak-anak. Hal ini dikarenakan orang tua tidak mendidik mereka
Cara berpikir juga dapat dipengaruhi oleh karakter konseli itu sendiri.
yang berlebih pada sesuatu usaha yang telah dilakukannya, akan tetapi
malu, rendah diri atau merasa bersalah atas apa yang diterimanya.
selain karena proses kimiawi dari dalam tubuh juga ditimbulkan dari cara
mudah cemas secara sosial karena merasa malu dan takut tidak dapat
37
Adapun Butler (2008:237) menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang
yang tidak terduga pada sebuah situasi sosial yang selanjutnya akan
38
12 sampai 15 tahun adalah masa ketika anak-anak mengalami
di masa mendatang.
genetik, proses kimiawi dalam tubuh serta cara berfikir dari konseli
keluarga yang mana pola asuh orang tua menjadi salah satu penyebab
atau seminar.
39
b. Konseli cenderung lebih menarik diri dari situasi sosial yang membuat
tersebut.
tidak dikenalnya.
dikenalnya.
kehidupan pribadinya.
40
b. Perilaku yang aman
Perilaku yang aman dalam hal ini merupakan segala sesuatu hal
agar tidak menarik perhatian bagi orang lain. Contohnya pada saat
mengajaknya berbicara.
c. Menjahui Masalah
karena itu tidak dapat diprediksi dan sebagian rasa takut yang dialami
yang negatif serta merasa lebih buruk dari orang lain hal itu pula yang
serta merasa minder karena merasa bahwa orang lain cenderung tidak
diri konseli
41
e. Effect on Performance
42
dalam mereduksi kecemasan siswa menghadapi ujian di SMP Negeri 22
kognitif, hal ini terlihat dari hasil pre-test dan post-test p = 0.005 maka
kejenuhan belajar siswa kelas VIII boarding school SMP IT Abu Bakar
43
kelas VIII MTsN Sidoarjo yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan
sebagai subjek yang terdiri dari non sosial cemas dan konseli yang
perhitungan statisitik.
44
kecemasan sosial dan ekspresi kasih sayang, tetapi kecemasan sosial
sejalan dengan tujuan penelitian pada tesis ini. Peneliti akan menguji
Mikaeli dkk.
9. Marifah, N.L (2012) yang berjudul Hubungan attachment style dan self
45
10. Adib Asrori (2015) dengan judul Terapi Kognitif perilaku untuk
lebih dapat berfikir positif dan rasional hingga masa tindak lanjut.
pada konseli.
46
mengatasi gangguan insomnia kronis. Dengan menggunakan teknik
yang ada pada konseling kognitif perilaku konseli mampu merubah cara
berpikir konseli guna mengubah keyakinan awal konseli. Hal ini sejalan
47
15. Nespor, K. (2012) dengan judul Social anxiety in online and real-life
online dari pada berinteraksi tatap muka terutama bagi konseli dengan
kecemasan sosial yang tinggi. Hal ini juga menunjukkan bahwa internet
C. Kerangka Berpikir
Kecemasan sosial
(Kondisi Awal)
Pemberian treatment
(Kondisi Akhir)
48
Berdasarkan bagan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerangka
dari hasil pemikiran negatif serta ketakutan evaluasi negatif dari masing-
masing setiap peserta didik, dan biasanya terjadi pada situasi tertentu.
Dalam hal ini kebanyakan dari peserta didik yang mengalami kecemasan
positif
49
D. Hipotesis
50