Anda di halaman 1dari 15

Memahami Konsep

Terapi Kognitif beserta


Sudut Pandang yang
digunakan
KELOMPOK 4
Cognitive Behavioral
Therapy (CBT)
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) merupakan pendekatan
konseling yang didasarkan pada konseptualisasi atau
pemahaman setiap klien, khususnya keyakinan dan pola
perilaku spesifik klien. Proses konseling dengan memahami
klien didasarkan pada restrukturisasi kognitif divergen, yaitu
keyakinan klien, dan mengubah emosi dan strategi perilaku
klien menjadi lebih baik. Oleh karena itu, CBT merupakan
pendekatan konseling yang lebih integratif. (Alford & Beck,
1997 Mukodas).
Berdasarkan paparan definisi mengenai
CBT, maka CBT adalah pendekatan
konseling yang menitik beratkan pada
restrukturisasi atau pembenahan kognitif
yang menyim-pang akibat kejadian yang
merugikan dirinya baik secara fisik maupun
psikis. Tujuan dari konseling Cognitive-
Behavior (Oemarjoedi, 2003) yaitu
mengajak konseli untuk menentang pikiran
dan emosi yang salah dengan
menampilkan buktibukti yang
bertentangan dengan keyakinan mereka
tentang masalah yang dihadapi.
Prinsip-Prinsip Cognitive
Behavioral Therapy (CBT)
Prinsip pertama: Prinsip kedua: Prinsip kelima:
Cognitive-Behavior
Cognitive-
Prinsip ketiga: Prinsip keempat: Cognitive-Behavior
Therapy didasarkan
pada formulasi yang Behavior Therapy Cognitive- Cognitive- Therapy berfokus
terus berkembang dari didasarkan pada Behavior Behavior pada kejadian
permasalahan konseli pemahaman yang Therapy Therapy saat ini. Konseling
dan konseptualisasi sama antara memerlukan berorientasi dimulai dari
kognitif konseli konselor dan menganalisis
Formulasi konseling konseli terhadap kolaborasi dan pada tujuan dan permasalahan
terus diperbaiki seiring permasalahan partisipasi berfokus pada konseli pada saat
dengan perkembangan
evaluasi dari setiap sesi yang dihadapi aktif. permasalahan. ini dan di sini (here
konseling. konseli. and now).
Aspek – Aspek dalam Cognitive
Behavioral Therapy (CBT)
S (Stimulus): peristiwa yang terjadi
1 sebelum individu menunjukkan
perilaku tertentu.

O (Organism): partisipan dengan


2 aspek Kognisi dan Emosi di dalam-
nya.
R (Response): apa yang dilakukan oleh individua
tau organism, sering juga disebut dengan perilaku
3 (behavior), baik perilaku yang tampak (overt
behavior) ataupun perilaku yang tidak tampak.
C (Consequences): peristiwa yang
terjadi setelah atau sebagai suatu hasil
4 dari perilaku.
Proses Terapi 1
Identifikasi : Mengidentifikasi
hubungan antara pikiran, perasaan

CBT
dan perilaki yang dialami klien

Rekonstruksi kognitif :
Menganalisa dan mengevaluasi
2 pikiran negatif yang timbul

Identifikasi dan koreksi :


Mengidentifikasi dan mengubah
3 pikiran disfungsional

Catatan pikiran : Klien diminta


untuk mencatat secara mandiri
4 segera setelah adanya peru ahan
perasaan atau pikiran.
Apa Itu Terapi Kognitif
ReBT?
Menurut Gerald Corey terapi rasional emotif
behaviour theraphy adalah pemecahan masalah
yang fokus pada aspek berpikir, menilai,
memutuskan, direktif tanpa lebih banyak berurusan
dengan dimensi-dimensi pikiran ketimbang dengan
dimensi-dimensi perasaan (Corey, 2012: 189).
Rasional Emotif Behavior Therapy (REBT) pada
masanya berbeda dari terapi utama lainnya,
terutama dalam hal pentingnya membahas
menempatkan dan mengadaptasi bagaimana klien
berpikir (Ackerman, 2017).
Dalam REBT ada empat jenis keyakinan irasional, satu
primer (tuntutan) dan tiga sekunder (ketakutan, toleransi
rendah, frustrasi, depresiasi diri); kepercayaan sekunder
berasal dari keyakinan utama. Secara paralel, ada juga
empat jenis keyakinan rasional, satu primer (preferensi)
dan tiga toleransi sekunder (ketakutan, frustrasi tinggi,
penerimaan diri); sekali lagi keyakinan sekunder berasal
dari keyakinan primer (Dryden, 2012: 56).
A = Activating Experence
(pengalaman aktif) Ialah suatu
keadaan, fakta peristiwa, atau
tingkah laku yang dialami Konsep-konsep
individu.
dasar terapi rasional
B = Belief System (Cara
individu memandang suatu
emotif ini mengikuti
hal). pola yang
didasarkan pada
C = Emotional Consequence
(akibat emosional). Akibat
emosional atau reaksi individu
teori A-B-C
positif atau negative.
Proses Terapi
Beck (dalam Sovitriana dan Rahmayani,
2021) menjelaskan bahwa terapi ini
memerlukan sedikitnya 10 sesi pertemuan.
Dimana untuk sesi 1-2 dilakuakn
assessment dan diagnosis, kemudian sesi
2-3 merupakan pendekatan kognitif,
selanjutnya sesi 3-5 merupakan formulasi
status, lalu pada sesi 4-10 merupakan
fokus terapi, kemudian sesi 5-7 merupakan
intervesi tingkah laku dan sesi 8-10
merupakan perubahan keyakinan negatif
memiliki asumsi yang didasarkan pada
prinsip kontruktivisme, dimana setiap
orang membuat realitanya sendiri.
Apa ItuTerapi Kognitif DBT ?
Dialectika Behavior Theraphy atau yang lebih dikenal dengan DBT, merupakan terapi yang
dasar strateginya adalah cognitive modification yang basisnya ada pada dialectical persuasive
(Agus, 2021). Terapi DBT merupakan terapi dalam pengobatan yang inovatif, berbasis
prinsip, dan komprehensif yang berasal dari terapi perilakukognitif yang mengintegrasikan praktik
kesadaran dan prinsip-prinsip dialektika (Jin Wen Huang dkk, 2020). Menurut linehan pada tahun
1993, terapi ini pada awalnya dikembangkan untuk penderita BPD (Borderline Personality
Disorder) yang memilik kecenderungan melakukan perilaku bunuh diri. Namun siring
berkembangnya zaman, lambat laut terapi ini dikembangkan dan diadaptsi untuk
permasalahan kesehatan mental yang mengancam keselamatan seseorang, pekerjaan, hubungan
dan juga kesejahteraan emosional (Firda, 2019).
MODUL DBT
1 Mindfulness

2 Toleransi terhadap kesulitan

3 Efektifitas interpersona

4 Pengaturan emosi.
Kegiatan- Kegiatan Terapi DBT
Individual Skill group. Phone
theraphy. Salah Coaching.
satu fokus sesi Pada kegiatan Pada kegiatan
individual dalam ini dipimpin ini klien
DBT pada stress oleh terapis, diminta
pasca trauma, yang biasanya
citra diri dan menelfon
membantu dua jam terapis sebelum
meningkatkan setengah klien melukai
harga diri pada sesinya. diri, bunuh diri
klien. dan lain
sebagainya.
Proses Terapi
· Pra assessment Dalam hal ini klien akan diberikan tes assessment
oleh terapis, lewat assessment tersebut maka terapis akan menilai
apakah gangguan yang dialami klien dapat diatasi menggunakan
terapi DBT.
· Terapi Individu Pada terapi individu dilakukan dalam beberapa
sesi, dimana bertujuan untuk menghilangkan perilaku yang dapat
berdampak buruk, membantu meningkatkan kualitas dan tujuan hidup
dan mengubah perilaku buruk menjadi lebih baik.
Uji Kemampuan dalam kelompok Pada uji kemampuan dalam kelompok
dilakukan dengan menggunakan beberapa keterampilan salah satunya
mindfulness.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai