Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

‘’ Rational Emotif Behavioral Therapy (Albert Ellis)”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Teori konseling dan psikoterapi

Dosen pengampu: Imalatul Khairat, M.Pd

Disusun oleh :
Nadiroh (211340082)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2023
PEMBAHASAN

A. Pengantar
Terapi Rasional Emotif adalah salah satu bentuk terapi yang berusaha untuk
memperbaiki pola berpikir rasional dan menghilangkan pola berpikir yang irasional.
Terapi ini sebagai usaha untuk mendidik kembali dengan memberikan tugas yang
harus dilakukan pasien serta mengajarkan strategi tertentu untuk memperkuat proses
berpikirnya. Orang-orang memiliki kesanggupan untuk mengonfrontasikan sistem-
sistem nilainya sendiri dan mereindoktrinasi diri dengan keyakinan-keyakinan,
gagasan-gagasan, dan nilai-nilai yang berbeda. Sebagai akibatnya, mereka akan
bertingkah laku berbeda dengan cara mereka bertingkah laku di masa lampau. Karena
bisa berpikir dan bertindak sampai menjadikan dirinya berubah, maka mereka bukan
korba-korban pengondisian masa lampau yang pasif. Tujuan terapi rasional emitif
adalah untuk membantu individu-individu menanggulangi problem-problem perilaku
dan emosi mereka untuk membawa mereka kekehidupan yang lebih bahagia, lebih
sehat, dan lebih terpenuhi. Secara sederhana dan umum tujuan terapi ini adalah
membantu klien untuk membebaskan diri dari gagasan-gagasan yang tidak logis dan
untuk belajar gagasan-gagasan yang logis serta realisitik sebagai penggantinya.1

Kemudian Mahfudhoh (2019) dalam disertasinya menggunakan pendekatan


TRE untuk mengurangi kecemasan dan emosi pada remaja pubertas (Studi Kasus
Remaja/Santri Pondok Pesantren Darul Qari’in). Menurut Mahfudhoh Jika
kematangan remaja belum siap untuk memenuhi harapan sosial, maka yang terjadi
adalah cenderung mengalami masalah kecemasan dan emosi dalam diri. Hasil dari
penelitian Mahfudhoh ini menunjukan penerapan TRE ini berdampak positif pola
pikir dan tingkah laku responden yang mengalami problem psikologis saat peralihan
menuju masa remaja, responden/konseli dapat mengatasi gejala kecemasan dan emosi
yang kemudian mampu merubah pikiran irasional/negative menjadi keyakinan-
keyakinan rasional/positif.

B. Konsep-konsep Utama
1. Pandangan tentang sifat manusia
TRE adalah aliran psikoterapi yang berpendapat bahwa manusia memiliki
potensi bawaan untuk berfikir secara rasional dan jujur, serta irasional dan jahat.
Manusia memiliki kecenderungan untuk menjaga diri sendiri, Bahagia, berpikir dan
berbicara, mencintai, berhunbungan dengan orang lain, tumbuh dan menyadari dri
sendiri. Namun, manusia juga memiliki kecenderungan penghancuran diri,
penghindaran berpikir, keterlambatan, penyesalan tanpa henti atas kesalahan,
takhayul, intoleransi, pefeksionisme dan mecela diri sendiri, menghindari
pertumbuhan dan aktualisasi diri. Manusia juga cenderung berpegang teguh pada
pola perilaku lama yang disfungsional dan mencari cara untuk menyebotasi diri
sendiri. TRE menekankan bahwa manusia memiliki sumber daya yang tak terhitung
jumlahnya untuk mewujudkan potensinya dan dapat mengubah bekal pribadi dan

1
Corey Gerald, TEORI DAN PRAKTEK KONSELING DAN PSIKOTERAPI, ed. Refika Aditama, redaksi re. (bandung,
2022).
sosialnya. TRE menekankan bahwa manusia berpikir, beremosi, dan bertindak
secara simultan. Jarang manusia beremosi tanpa berpikir, sebab perasaan-perasaan
biasanya dicetuskan oleh persepsi atas suatu situasi yang spesifik.
Menurut Ellis manusia bukanlah makhluk yang sepenuhnya ditentukan secara
biologis dan didoring oleh naluri-naluri. Ia melihat bahwa individu sebagai makluk
unik dan memiliki kekuatan untuk memahami keterbatasan-keterbatasan, untuk
mengubah pandangan-pandangan dan nilai-nilai dasar yang telah
diintroyeksikannya secara tidak kritis pada masa kanak-kanak, dan untuk mengatasi
kecenderungan-kecendderungan menolak diri sendiri.2
Manusia dipandang memiliki tiga tujuan fundamental yaitu : untuk bertahan
hidup (to survive), untuk bebas dari kesakitan (to be relatively free pain) dan untuk
mecapai kepuasan (to be reasonably or content). Rational emotive Therapy (REBT)
juga berpendapat bahwa individu adalah hedonistic, yaitu kesenangan dan bertahan
hidup adalah tujuan utama hidup. Hedonisme dapat diartikan sebagai pencarian
kenikmatan dan menghindari kesakitan. Bentuk hedonisme khusus yang
membutuhkan perhatian adalah penghindaran terhadap kesakitan dan
ketidaknyamanan.
2. Teori A,B dan C
Teori kepribadian A,B, C adalah inti dari teori dan praktek TRE, A adalah
adanya fakta, peristiwa, perilaku atau sikap seseorang. C adalah konsekuensi atau
respons emosional seseorang respon ini bisa sesuai atau tidak sesuai A (peristiwa
pengaktifan) bukanlah penyebab C (konsekuensi emosional), sebaliknya B
keyakinan individu tentang A, adalah penyebab C, respons emosional. Misalnya
jika seseorang mengalami depresi, tetapi keyakinan orang tersebut bahwa
perceraian adalah kegagalan, penolakan, atau kehilangan pasangan. Menurut Ellis,
penolakan dan kegagalan (B) adalah penyebab depresi (c), bukan perceraian yang
sebenarnya (A). jadi manusia bertanggungjawab atas penciptaan reaksi-reaksi
emosional dan gangguan-gangguannya sendiri.3
3. Peran dan fungsi konselor
Peran dan fungsi konselor dalam pendekatan rational emotive behavioral
therapy adalah :
1) Aktif-Derektif yaitu pengambil peran lebih banyak untuk memberikan penjelasan
terutama pada awal konseling
2) Mengkorontasi pikiran irasional konseli secara langsung
3) Menggunakan berbagai teknk untuk menstimulus konseli untuk berpikir dan
mendidik kembali diri konseli sendiri
4) Secara terus menerus “menyerang’’ pemikiran irasional konseli
5) Mengajak konseli untuk mengatasi masalahnya dengan kekuatan berfikir bukan
emosi
6) Bersifat didaktif.

Adapun keteranpilan yang harus dimiliki oleh seorang konselor yang akan
menggunakan pendekatan REBT adalah : Empati, menghargai, ketulusan,
kekongritan dan konfrontasi.4
2
Ibid.
3
Paul Mason, “Rebt,” Reporting in Counselling and Psychotherapy (2010): 129–139.
4
Ibid.
C. Teknik-teknik dan prosedur-prosedur terapeutik
Teknik REBT yang esensial adalah mengajar secara aktif-direktif, segera
setelah terapi dimulai, terapis memainkan peran sebagai pengajar yang aktif untuk
mereeduksi klien. Terapis menunjikan penyebab ketidaklogisan gangguan-gangguan
yang dialami klien dan verbalitas-verbalitas diri yang mengekalkan gangguan-
gangguan dalam hidup klien.
Lebih dari itu, REBT adalah suatu proses didaktik dan karenanya menekankan
metode-metode kongnitif. Ellis menunjukan bahwa penggunaan metode-metode terapi
tingkah laku seperti pelaksanaan pekerjaan rumah, desentidisasi, pengondisian
operan, hipnoterapi, dan Latihan asertif cenderung digunakan secara aktif -direktif
dimana terapis lebih banyak berperan sebagai guru dibandingkan sebagai pasangan
yang berelasi secara intens. Terapis secara aktif dalam pertemuan terapi dan lebih
suka berbicara daripada mendengarkan klien secara pasif. Bahkan selama pertemuan-
pertemuan pertama terapi, terapis bisa mengonfrontasikan klien dengan pembuktian
atas pemikiran dan tingkah lakunya yang irasional. Terapis menggunakan penafsiran
secara bebas dan tidak terlalu memperhatikan resistensi-resistensi klien.5
1) Teknik emotif
a) Assertive adaftif
Teknik ini digunakan untuk melatih mendorong dan membiasakan klien untuk terus
menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan.
b) Bermain peran
Teknik ini untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekankan
perasaan-perasaan negative melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian
rupa sehingga kklien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalu
peran tertentu.
2) Teknik Behavioristik
Social modelling, Teknik ini untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, Teknik
ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang dharapkan
dengan cara imitasi (meniru) mengobservasi dan menyesuaikan dirinya serta
menginternalisasikan norma-norma dalam system model sosial dengan masalah
tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.

DAFTAR PUSTAKA

Gerald, Corey. TEORI DAN PRAKTEK KONSELING DAN PSIKOTERAPI. Edited by Refika
5
Gerald, TEORI DAN PRAKTEK KONSELING DAN PSIKOTERAPI.
Aditama. Redaksi re. bandung, 2022.
Mason, Paul. “Rebt.” Reporting in Counselling and Psychotherapy (2010): 129–139.

Anda mungkin juga menyukai