Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Teknik Konseling Rational Emotive Behaviour Therapy


Di susun untuk memenuhi tugas Teknik Konsling
Dosen Pengampu: Iis Lathifa Nuryanto M.Pd

Disusun Oleh :
Kelas 5/A1
Kelompok : 5

Zuliawan Nugroho (17144200085)


Khairunnisa’ Afaf Rahma Salsabila (17144200018)
Viqry Winarta (17144200037)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak pandangan dari beberapa aliran mengatakan bahwa, peristiwa dan
pengalaman individu menyebabkan terjadinya gangguan emosional. Padahal
bukanlah pengalaman atau peristiwa eksternal yang menimbulkan emosional,
akan tetapi tergantung kepada pengertian yang di berikan terhadap peristiwa
atau pengalaman itu. Gangguan emosi terjadi disebabkan pikiran-pikiran
seorang yang bersifat irrasional terhadap peristiwa dan pengalaman yang
dilaluinya (Albert Ellis).
Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah
pendekatan behavior kognitif yang menekankan pada keterkaitan antara
perasaan, tingkah laku dan pikiran. Pandangan dasar pendekatan ini tentang
manusia adalah bahwa individu memiliki tendensi untuk berpikir irasional
yang salah satunya didapat melalui belajar sosial. Di samping itu, individu
juga memiliki kapasitas untuk belajar kembali untuk berpikir rasional.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengajak individu mengubah pikiran-pikiran
irrasionalnya ke pikiran yang rasional melalui teori ABCDEF.

B. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian latar belakang di atas, maka dapat kami simpulkan
beberapa rumusan masalah dalam pembahasan ini, di antaranya:
1. Apa pengertian REBT?
2. Bagaimana konsep dasar REBT?
3. Apa yang di maksud teori ABC dan DEF?
4. Bagaimana teknik dan proses konseling?
5. Contoh Kasus dan cara penanganannya dengan teknik ini?

ii
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu REBT
2. Untuk mengetahui Konsep dasar REBT
3. Untuk mengetahui maksud teori ABC dan DEF
4. Untuk mengetahui Teknik dan proses Konseling
5. Untuk mengetahui Contoh kasus dan cara penanganannya

iii
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Konsep Dasar Teori


1. Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Teori Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) pertama kali
dikembangkan oleh Albert Ellis pada tahun 1962, seorang Doktor dan Ahli
dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis sekaligus
seorang Neo Freudian. Kata Rational yang dimaksud Ellis adalah kognisi
atau proses berpikir yang efektif dalam membantu diri sendiri (self
helping) bukan kognisi yang valid secara empiris dan logis. Dan kata
behavior (tingkah laku) pada pendekatan Rational-Emotive Behavior
Therapy (REBT) dengan alasan bahwa tingkah laku sangat terkait dengan
emosi dan perasaan.
Menurut Ellis (dalam Latipun, 2001 : 92), berpandangan bahwa
REBT merupakan terapi yang sangat komprehensif, yang menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku.
Rasional emotive adalah teori yang berusaha memahami manusia
sebagaimana adanya. Manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan
sadar akan objek-objek yang dihadapinya. Manusia adalah makhluk
berbuat dan berkembang dan merupakan individu dalam satu kesatuan
yang berarti manusia bebas, berpikir, bernafas, dan berkehendak. (Willis,
2004).
Yang dimaksud dengan konseling Rational Emotive Behavior
Therapy (REBT) adalah konseling yang menekankan interaksi berfikir dan
akal sehat (rasional thingking), perasaan (emoting), serta berperilaku
(acting). Bahwa teori ini menekankan bahwa suatu perubahan yang
mendalam terhadap cara berpikir dapat menghasilkan perubahan yang
berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku.

4
2. Konsep Dasar
Konsep dasar REBT adalah, bahwa seseorang berkonstribusi
terhadap munculnya problem psikologis, baik yang ditunjukkan dalam
gejala-gejala yang spesifik hingga pada interpretasi terhadap suatu
peristiwa atau situasi tertentu. Setiap manusia yang normal memiliki
pikiran, perasaan dan perilaku yang ketiganya berlangsung secara
simultan. Konsep dasar yang di kembangkan Albert Ellis adalah:
a. Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional.
b. Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional.
c. Pemikiran dan emosi tidak dapat di pisahkan.
d. Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization, yaitu mengatakan
sesuatu terus-menerus kepada dirinya.
e. Pemikiran tak logis (irrasional) dapat dikembalikan kepada pemikiran
logis dengan reorganisasi persepsi. Pemikiran tak logis itu merusak dan
merendahkan diri melalui emosionalnya.

Pandangan dari pendekatan ini tentang kepribadian dapat dikaji


dari konsep-konsep teori Albert Ellis. Ada tiga pilar yang membangun
tingkah laku individu, kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan
teori ABC, kemudian ditambahkan D, E dan F untuk mengakomodikasi
perubahan tersebut:
a. Activating event (A)
Yaitu segenap peristiwa luar yang dialami individu. Peristiwa
pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku atau sikap orang
lain. Seperti: masalah-masalah keluarga, kendala-kendala pekerjaan,
trauma-trauma masa kecil, dan hal-hal lain yang kita anggap sebagai
penyebab ketidakbahagiaan.
b. Belief (B)
Yaitu keyakinan, pandangan, nilai atau verbalisasi diri individu
terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu
keyakinan yang rasional (rational belif atau rB) dan keyakinan yang

5
tidak rasional (irasional belif atau iB). Keyakinan yang rasional
merupakan cara berfikir atau sistem keyakinan yang tepat, masuk akal
dan bijaksana. Sedangkan keyakinan yang tidak rasional merupakan
keyakinan yang sistem berfikir seseorang yang salah, tidak masuk akal
dan emosional.
c. Emotional consequence (C)
Merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu
dalam membentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam
hubungannya dengan activating event (A). Konsekuensi emosional ini
bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable
antara lain dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
d. Disputing irrational (D)
Yaitu melakukan perlawanan terhadap keyakinan irasional.
e. Effective new philosophy of life (E)
Yaitu mengembangkan filosofi dan keyakinan-keyakinan baru yang
positif.
f. Perasaan/feelings (F)
Yaitu aksi yang akan dilakukan lebih lanjut dan perasaan baru, dengan
demikian kita tidak akan merasa tertekan, melainkan kita akan
merasakan segala sesuatu sesuai dengan situasi yang ada.

2. Teknik -Teknik Konseling


Dalam teknik REBT, konselor tidak hanya membantu klien mengatasi
hambatan emosionalnya secara spesifik (yang disampaikan ke konselor), tetapi
juga hambatan emosional secara umum. Proses konseling bertujuan untuk
membebaskan pikiran-pikiran irasional klien, karena pada dasarnya semua
manusia adalah makhluk rasional, dan oleh karena sumber ketidakbahagiaan
(gangguan emosional) adalah pikiran yang irasional. Maka klien dapat
mencapai kebahagiaan dengan belajar berfikir rasional, sehingga proses
konseling sebagian besar merupakan proses belajar-mengajar dan
membutuhkan waktu yang panjang.

6
7
Beberapa teknik yang digunakan dalam REBT adalah:
1. Teknik Emotive
Menurut Corey (1995) ada beberapa teknik emotif, yaitu:
a. Assertive training
Yaitu melatih dan membiasakan klien terus menerus menyesuaikan
dirinya dengan perilaku tertentu yang diinginkan.
b. Sosiodrama
Yaitu mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan klien
(perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dramatisasikan
sehingga klien dapat secara bebas mengungkapan dirinya sendiri baik
secara lisan, tulisan ataupun melalui gerakan-gerakan dramatis.
c. Self modeling
Yaitu menghilangkan perilaku tertentu, dimana konselor menjadi
model dan klien berjanji akan mengikuti.
2. Teknik Behavioristik
Ada dua teknik behavioristik yaitu:
a. Reinforcement
Yaitu mendorong klien kearah perilaku yang lebih rasional dan logis
dengan jalan memberikan pujian verbal kepadanya.
b. Social modeling
Yaitu menggambarkan perilaku-perilaku tertentu, khususnya situasi-
situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapan sosial,
interaksi dengan memecahkan masalah-masalah.
3. Teknik Kognitif
Teknik kognitif yang cukup dikenal adalah Home Work Assigment atau
teknik tugas rumah, digunakan agar klien dapat membiasakan diri serta
menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntun pola perilaku
yang diharapkan (Corey, 1995).

8
3. Contoh Kasus
1. Diagnosis
Mawar adalah siswa kelas I SMU Favorit yang baru saja naik kelas
II. Ia berasal dari keluarga petani yang terbilang cukup secara sosial
ekonomi di desa pedalaman. Sebagai anak pertama semula orang tuanya
berkeberatan setamat SMP anaknya melanjutkan ke SMU di Kota. orang
tua Mawar sebetulnya berharap agar anaknya tidak perlu susah – susah
melanjutkan sekolah ke kota, tapi atas bujukan wali kelas anaknya saat
pengambilan STTB dengan berat merelakan anaknya melanjutkan sekolah.
Pertimbangan wali kelasnya karena Mawar terbilang cerdas
diantara teman-teman yang lain sehingga wajar jika bisa diterima di SMU
favorit. Sejak diterima di SMU favorit di satu pihak Mawar bangga
sebagai anak desa toh bisa diterima, tetapi di lain pihak mulai minder
dengan teman-temannya yang sebagian besar dari keluarga kaya dengan
pola pergaulan yang begitu beda dengan latar belakang Mawar. Ia
menganggap teman-teman dari keluarga kaya tersebut sebagai orang yang
egois, kurang bersahabat, pilih-pilih teman yang sama-sama dari keluarga
kaya saja, dan sombong.
Makin lama perasaan ditolak, terisolir, dan kesepian makin
mencekam dan mulai timbul sikap dan anggapan sekolahnya itu membuat
dirinya tidak betah bersekolah di tempat tersebut, mau keluar malu dengan
orang tua dan temannya sekampung. Tetapi kalau tidak pindah Mawar
tidak bisa bergaul karna tidak mempunyai teman. Akhirnya Mawar benar
– benar menjadi anak minder, pemalu dan serta ragu dan takut bergaul
sebagaimana mestinya. Makin lama nilainya makin jatuh sehingga beban
pikiran dan perasaan makin berat, sampai-sampai ragu apakah bisa naik
kelas atau tidak.

2. Analisis Masalah

9
Menurut pandangan rasional emotif, manusia memiliki
kemampuan inheren untuk berbuat rasional ataupun tidak rasional,
manusia terlahir dengan kecenderungan yang luar biasa kuatnya
berkeinginan dan mendesak agar segala sesuatu terjadi demi yang terbaik
bagi kehidupannya dan sama sekali menyalahkan diri sendiri, orang lain,
dan apabila tidak segera memperoleh apa yang diinginkannya. Selain itu
manusia juga mempunyai kecenderungan untuk melebih-lebihkan
pentingnya penerimaan orang lain yang justru menyebabkan emosi yang
tidak sewajarnya terjadi, seperti menyalahkan dirinya sendiri. Apa yang
dipikirkan dan apa yang dirasakan atas sesuatu kejadian diwujudkan dalam
tindakan/perilaku rasional atau irasional. Bagaimana tindakan/perilaku itu
sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain dan dorongan-doronan yang
kuat untuk mempertahankan diri dan memuaskan diri sekalipun irasional.
Sehubungan dengan kasus, Mawar sebetulnya terlahir dengan
potensi unggul, ia menjadi bermasalah karena perilakunya dikendalikan
oleh pikiran/perasaan irasional. ia telah menempatkan harga diri pada
konsep/kepercayaan yang salah yaitu jika kaya, semua teman
memperhatikan / mendukung, peduli, dan lain-lain dan itu semua tidak
ada/didapatkan sejak di SMU, sampai pada akhirnya menyalahkan dirinya
sendiri dengan hujatan dan penderitaaan serta mengisolir dirinya sendiri.
Ia telah berhasil membangun konsep dirinya secara tidak realistis
berdasarkan anggapan yang salah terhadap (dan dari) teman-teman
lingkungannya. Ia menjadi minder, pemalu, penakut dan akhirnya ragu-
ragu keberhasilan/prestasinya kelak yang sebetulnya tidak perlu terjadi.

3. Prognosis
Jika pemikiran Mawar yang tidak logis / realistis (tentang konsep
dirinya dan pandangannya terhadap teman-temannya) itu dilawan maka
dia akan bisa mengubahnya. Dengan demikian tujuan konseling adalah
memerangi pemikiran irasional Mawar yang melatar-belakangi ketakutan /

10
kecematannya yaitu konsep dirinya yang salah beserta sikapnya terhadap
teman lain.
Dalam proses konseling, saya (konselor) dapat memanggil Mawar
untuk mengajak berdiskusi dan memberi konfrontasi langsung untuk
mendorongnya beranjak dari pola pikir irasional ke rasional / logis dan
realistis melalui pemberian nasehat secara tepat.
Konseling kognitif: Untuk menunjukkan bahwa Mawar harus
membongkar pola pikir irasional tentang konsep harga diri yang salah,
sikap terhadap sesama teman yang salah jika ingin lebih bahagia dan
sukses. Contoh : mulai dari seseorang berharga bukan dari kekayaan atau
jumlah dan status teman yang mendukung, tetapi pada kasih Allah dan
perwujudanNya. Allah mengasihi saya, karena saya berharga
dihadiratNya. Terhadap diri saya sendiri suatu saat saya senang, puas dan
bangga, tetapi kadang-kadang acuh-tak acuh, bahkan adakalanya saya
benci, memaki-maki diri saya sendiri, sehingga wajar dan realistis jika
sejumlah 40 orang teman satu kelas misalnya ada + 40% yang baik, 50%
netral, hanya 10% saja yang membeci saya. Adalah tidak mungkin
menuntut semua / setiap orang setiap saat baik pada saya, dan seterusnya.
Ide-ide ini diajarkan, dan dilatihkan dengan pendekatan ilmiah.
Konseling emotif-evolatif untuk mengubah sistem nilai Mawar
dengan menggunakan teknik penyadaran antara yang benar dan salah
seperti pemberian contoh, bermain peran, dan pelepasan beban agar
Mawar melepaskan pikiran dan perasaannya yang tidak rasional dan
menggantinya dengan yang rasional sebagai kelanjutan teknik kognitif di
atas. Konseling behavioritas digunakan untuk mengubah perilaku yang
negatif dengan merobah akar-akar keyakinan Mawar yang irasional/tak
logis.

4. Prognosis
Jadi dari data diatas apabila konseli tidak bisa menyelesaikan
permasalahan maka yang akan terjadi adalah :

11
a. Mawar gampang sekali minder terhadap lingkungan sekolahnya.
b. Tidak percaya diri untuk bergaul maupun belajar.
c. tidak mampu bergaul dan berkomunikasi dengan baik pada lingkungan
sekolahnya.
d. akan terus merasa tertekan dan menyebab kan stress.
Apabila mawar mampu menyelesaikan permasalahan nya maka yang akan
terjadi adalah
a. akan merasa biasa saja saat bergaul dengan seluruh teman – teman nya
b. bisa dengan tenang dan konsen untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
c. memiliki banyak teman di sekolahnya
d. merasa tidak ada beban untuk bersekolah di tempat tersebut.
Layanan yang cocok diberikan untuk mawar adalah layanan konseling
Individu.

4. SKRIP KONSELING
Konseli : assalamuallaikum pak. Boleh saya masuk pak?
Konselor : wa’alaikumsalam. Boleh silahkan masuk.
Konseli : pagi pak, saya mawar pak dari kelas X A
Konselor : pagi juga mawar, silahkan duduk nak.apa kabar mawar?
Konseli : Baik pak.
Konselor : alhamdulillah. Oiya tadi yang jadi petugas pembaca undang –
undang waktu upacarabendera itu kamu kan?
konseli : iya pak itu saya. Hehehe. Kenapa ya pak? jelek sekali ya pak cara
saya membaca dan menyebutkan undang – undang pak?
konselor : tidak mawar, malah bagus sekali. Kamu sangat hapal diluar kepala.
Intonasi kamu juga bagus. Titik koma nya pas, suara kamu juga
lantang. Waktu smp sering ya jadi petugas pembaca undang –
undang?
konseli : hehehe sering pak. Maka nya saya bisa hapal di luar kepala pak.
Konselor : mantab tu mawar. Cuma kepercayaan diri kamu harus di perkuat
lagi,

12
jadi saat membaca lebih meyakinkan lagi suaranya mawar.
Konseli : hehehe siap pak. Makasih sarannya pak.
Konselor : oiya udah sarapan belum mawar, saya ada roti ni kalau kamu belum
sarapan.
Konseli : alhamdulillah sudah pak. tadi dimasak kan nasi goreng sama ibu.
Konselor : wah enak ya pasti masakan ibu kamu?
Konseli : enak banget pak. Bahkan ayah saya kadang sering tambah – tambah
pak kalau ibu Udah masak nasi goreng.
Konselor : wah mantab itu mawar. Oiya ngomong – ngomong ada apa ni
mawar
berkunjung keruang BK?
konseli : jadi gini pak. Saya sedang bingung pak.
Konselor : Bingung gimana mawar?
Konseli : jadi gini pak. Saya dari keluarga yang sederhana pak. Dan ya kita
sama – sama taulah pak kalau sekolah ini merupakan sekolah
favorit
dan rata – rata hampir semua siswa disini orang yang berada dan
kaya pak
Konselor : eeemm (sambal mengangguk – ngangguk)
Konseli : saya sendiri juga bersyukur saya bisa masuk ke sekolah favorit ini
karna nilai raport saya yang bagus pak. Tapi saya merasa saya tidak
bisa berteman, bahkan untuk dekat saja dengan kawan – kawan
saya
merasa tidak bisa pak. Karna teman – teman khususnya di kelas
saya
itu orang kaya semua pak. Uang jajan meraka saja rata – rata 25 –
40
ribu perhari pak. Sementara saya hanya 10 ribu perhari pak dan itu
juga harus disisihkan untuk membeli bensin motor pak. Sementara
teman – teman lain pulang nya naik motor pak.
Konselor : eemm eemmm…. (sambil mengangguk – ngangguk)

13
Konseli : disatu sisi saya merasa tidak pantas untuk sekolah di sini pak.
Karna
sekolah ini Terlalu bonavit bagi saya. Tapi disatu sisi lagi jika saya
keluar dari sekolah ini saya Merasa malu dengan teman – teman
SMP saya pak. Karna saya satu – satu nya yang Menjadi
perwakilan
masuk ke sekolah ini. Dan saya juga merasa bersalah dengan orang
tua saya jika saya keluar dari sekolah ini pak karna orang tua saya
sangat bangga dan senang ketika mendengar saya masuk ke
sekolah
ini pak.
Konselor : eemmm eemmmm... (sambal menggangguk – ngangguk)
Konseli : jadi gimana kira – kira pak. Apa yang harus saya lakukan pak?
Konselor : ok berarti yang saya tangkap di sini, kamu merasa diri kamu
terasingkan disini karna kamu merasa berbeda dari teman – teman
kamu.dan tapi di satu pihak kamu takut ya mengecewakan orang
tua
dan teman – teman kamu di SMP.
Konseli : iya pak (sambal menunduk kan kepala)
Konselor : ok. Jadi gini. Mawar merasa diri mawar diasingkan, kira – kira
sikap
atau tingkah apa yang ditunjukan oleh teman – teman mawar
sehingga mawar merasa kalau diri mawar diasingkan?
Konseli : eeemmm (bingung sambil berfikir). belum pernah sih saya lihat
pak mereka menunjukan sikap tidak suka kesaya. Tapi pak dari
cara
mereka berkumpul, rata – rata mereka membahas tentang makanan
mahal, apa lagi cewek – cewek nya pak. rata – rata pada
membicarakan tentang make – up yang mahal – mahal pak.
Konselor : ok berarti ini semua berdasarkan “prasangka” kamu?
Konseli : iya pak.

14
Konselor : nah jadi gini mawar. Prasangka memang hal yang wajar dimiliki
manusia. Tapi prasangka itu tidak boleh digunakan saat kita
membangun sebuah komunikasi dengan orang lain. Nah mawar
pernah mendengar istilah “jangan menilai buku dari sampulnya”
Konseli : pernah pak
Konselor : apa kira – kira makna yang bisa mawar fahami dari istilah itu?
Konseli : intinya orang berpenampilan buruk di luar tapi belum tentu dalam
nya buruk pak. Bisa jadi dia adalah orang yang paling baik pak.
Konselor : nah itu mawar. Itu pointnya. Mawar merasa teman – teman di kelas
Mungkin sosialita nya tinggi. Mawar merasa jika orang – orang
kaya
tidak akan mau berteman dengan orang – orang yang sederhana
yang
menengah kebawah. Nah persepsi seperti itu yang harus mawar
hilangkan. Mawar sudah pernah bertegur sapa dengan mereka,
sekedar mengucapkan hay atau salam?
Konseli : pernah pak.
Konselor : bagaimana respon mereka? cuek kah? atau malah welcome?
Konseli : welcome pak. Mereka mau menjawab sapaan saya. Tapi pak tetap
saja rasa itu menghantui saya pak. Saya takut rasa minder ini
semakin tinggi pak.
Konselor : nah gini mawar. Coba mawar ulangi lagi berkomunikasi dengan
teman–teman. mungkin say hallo atau semacamnya. mulailah
untuk memberanikan diri mawar. Mawar ikut aja bergabung
dengan
mereka. Ikut aja cerita yang memang mawar ketahui itu. Ketika
tidak tahu jangan mau untuk bertanya. Karna awal mawar
berkomunikasi dengan mereka, say hallo mawar di respon
positifkan
oleh mereka. Nah saya yakin pasti mereka akan merespon positif
ke

15
mawar.
Konseli : lalu pak setelah itu?
Konselor : nah ini yang lebih penting. Ingat salah satu tujuan mawar sekolah
disini adalah untuk membanggakan orang tua mawar kan. Nah jadi
hilangkan di fikiran mawar untuk keluar dari sekolah ini. Coba
mawar bayangkan bagaimana kecewa nya orang tua mawar setelah
melihat mawar keluar dari sekolah. Kecewa beratkan pasti
mereka.?? Merasa berdosa kan mawar kepada orang tua?
Konseli : iya pak. (sambil menunduk)
Konselor : nah jadi itu tadi mawar. Itu saran yang bisa bapak berikan untuk
mawar. Agar mawar bisa berfikir secara rasional.
Konseli ; baik pak akan saya coba
Konselor : ok silahkan mawar coba dan akan bapak pantau perkembangan nya.
Jika mawar mengalami kesulitan dan hambatan dalam
melakukannya silahkan bertanya pada saya.
Konseli : baik pak
Konselor : minggu depan kita bertemu lagi untuk membahas perkembangan
masalah ini. Ok mawar?
Konseli : baik pak. Terima kasih banyak pak. Kalua gitu saya ijin masuk ke
kelas dulu pak
Konselor : baik mawar silahkan. Terimakasih sudah berkunjung ke ruang BK
Konseli : sama – sama pak.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari hasil konseling tersebut dapat disimpulkan jika konseli ini mengalami
sikap Irasional. Ia menganggap dirinya tidak mampu bergaul, bersaing dan
kalah kasta dengan lingkungan sekitar sekolahnya. Padahal realita yang
terjadi adalah lingkungan sekitar sekolahnya sangat menerima dirinya
karna Ia termasuk siswa yang memiliki prestasi yang tinggi. Dan Teknik
REBT ini sangat membantu si konseli dalam menyelesaikan

16
permasalahannya. Karna di Teknik ini konseli akan kita hadapkan pada
situasi Rasional atau situasi REAL / Nyata yang memang sangat
berbanding terbalik dengan Irasional nya. Sehingga si konseli mampu
berfikir dan bersudut pandang secara Rasional

B. Saran
Tiada gading yang tak retak. Kami menyadari jika makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu kami sebagai tim penyusun menerima
segara masukan, kritik dan saran dari para pembaca sekalian.

17

Anda mungkin juga menyukai