Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TEORI DAN TEKNIK KONSELING (MATRIKULASI)

RESUME TERAPI REBT

Disusun oleh :
ROBBANI ALFAN
1726167001

Magister Bimbingan Konseling


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta

2017
A. PENDAHULUAN
Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah pendekatan
behavior kognitif yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku
dan pikiran. Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) dikembangkan
oleh Albert Ellis tengah tahun 1950an melalui beberapa tahapan. Pandangan dasar
pendekatan ini tentang manusia adalah bahwa individu memiliki tendesi untuk
berpikir irasional yang salah satunya didpat melalui belajar social. Di samping itu,
individu juga memiliki kapasitas untuk mengajak individu untuk mengubah pikiran-
pikiran irasionalnya ke pikiran yang rasional melalui teori GABCDE.

B. ASUMSI DASAR
Ellis (dalam Corey, 1995) mengatakan beberapa asumsi dasar REBT yang
dapat dikategorikan pada beberapa postulat, antara lain :
 Pikiran, perasaan, dan tingkah laku secara berkesinambungan saling
berinteraksi dan memepengaruhi satu sama lain
 Gangguan emosional disebabkan oleh faktor biologi dan lingkungan
 Manusia dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan sekitar dan
individu juga secara sengaja mempengaruhi orang lain di sekitarnya.
 Manusia menyakiti diri sendiri secara kognitif, emosional dan tingkah
laku. Individu sering berpikir yang menyakiti diri sendiri dan orang
lain.
 Ketika hal yang tidak menyenangkan terjadi, individu cenderung
menciptakan keyakinan yang irasional tentang kejadian tersebut.
 Keyakinan irasional menjadi penyebab gangguan kepribadian
individu.
 Sebagian besar manusia memiliki kecenderungan yang besar untuk
membuat dan mempertahankan gangguan emosionalnya
 Ketika individu bertingkah laku yang menyakiti diri sendiri (self-
defeating behavior)

C. TUJUAN KONSELING
Tujuan utama konseling dengan pendekatan Rational-Emotive Behavior
Therapy (REBT) adalah membantu individu menyadari bahwa mereka dapat hidup
dengan lebih rasional dan lebih produktif. Secara lebih gamblang, Rational-Emotive
Behavior Therapy (REBT) mengajarkan individu untuk mengoreksi kesalahan
berpikir untuk mereduksi emosi yang tidak diharapkan. Selain itu REBT membantu
individu mengubah kebiasaan berpikir dan tingkah laku yang merusak diri. Secara
umum, REBT mendukung konselin untuk menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri,
orang lain, dan lingkungannya.
Pendekatan REBT berpendapat bahwa individu mengalahkan atau
mengganggu dirinya dengan du acara, yaitu dengan memegang teguh keyakinan
irasional tentang self (diri) yang disebut dengan du acara, yaitu dengan memegang
teguh keyakinan irasional tentang self (diri) yang disebut dengan ego disturbance dan
dengan memegang teguh keyakinan irasional tentang emosi dan kenyamanan fisik,
hal ini disebut juga dengan discomfort disturbance.
Ego disturbance merepresentasikan kecemasan dan kemarahan terhadap citra
diri (self-image) seperti “saya harus…”, melakukan yang terbaik/tidak boleh gagal.
Kemudian diikuti oleh evaluasi diri yang negative, ketika saya gagal atau tidak
mendapat pengakuan dari orang lain, berarti saya adalah orang yang tidak baik. Hal
ini mengakibatkan kecemasan, tekanan emosional yang diakibatkan dari persepsi
negative yang mengarah pada berbagai masalah seperti menghindari situasi terjadinya
kegagalan tersebut, ketidak setujuan, ketakutan untuk mengemukakan pendapat.
Sedangkan discomfort disturbance dihasilkan dari tuntutan atas orang lain
seperti : “orang lain harus memperlakukan saya dengan baik atau tuntutan atas
lingkungan sekitar seperti situasi dimana saya tinggal harus seperti yang saya
harapkan”. Discomfort disturbance terdiri dari dua tipe, yaitu :
 Low frustration-tolerance (LFT)
Hal ini dihasilkan dari tuntutan terhadap lingkungan yang tidak
terpenuhi, diikuti oleh kejadian buruk, seperti : “lingkungan harus
seperti yang saya inginkan atau saya tidak bisa bertahan bila
lingkungan sekitar tidak seperti yang saya inginkan
 Low discomfort-tolerance (LDT)
Hal ini timbul dari tuntutan individu bahwa ia tidak boleh memiliki
pengalaman yang tidak nyaman secara emosi dan fisik. Seperti
keyakinan sebagai berikut : “Saya harus dapat berbahagia setiap saat.
Hal ini mengakibatkan individu tidak memiliki toleransi terhadap
ketidaknyamanan dan cenderung menghindari dari situasi yang
membuatnya tidak nyaman”

D. Tahap-tahap konseling

 Tahap 1

Proses dimana konseli diperlihatkan dan disadarkan bahwa mereka tidak logis
dan irasional. Proses ini membantu konseli memahami bagaimana dan mengapa
dapat menjadi irasional. Pada tahap ini konseli diajarkan bahwa mereka
memiliki potensi untuk mengubah hal tersebut.

 Tahap 2

Pada tahap ini konseli dibantu untuk yakin bahwa pemikiran dan perasaan
negative tersebut dapat ditantang dan diubah. Pada tahap ini konseli
mengeksplorasi ide-ide untuk menentukan tujuan0tujuan rasional. Konselor juga
mendebat pikiran irasional konseli dengan menggunakan pertanyaan untuk
menantang ide tentang diri, orang lain dan lingkungan sekitar. Pada tahap ini
konselor menggunakan Teknik-teknik konseling Rational-Emotive Behavior
Therapy (REBT) untuk membantu konseli mengembangkan pikiran rasional.

 Tahap 3

Tahap akhir ini, konseli dibantu untuk secara terus menerus mengembangkan
pikiran rasional serta mengembangkan filosofi hidup yang rasional sehingga
konseli tidak terjebak pada masalah yang disebabkan oleh pemikiran irasional.

Secara khusus, terdapat beberapa langkah intervensi konseling dengan


pendekatan REBT :

1. Bekerjasama dengan konseli

2. Melakukan asesmen terhadap masalah, orang dan situasi

3. Mempersiapkan konseli untuk terapi

4. Mengimplementasikan program penanganan

5. Mengevaluasi kemajuan
6. Mempersiapkan konseli untuk mengakhiri konseling

E. Teknik-teknik Konseling REBT

E.1 Teknik Kognitif

 Dispute kognitif

 Analisis rasional

 Dispute standard ganda

 Skala katastropi

 Devils Advocate

 Membuat frame ulang

E.2 Teknik Imageri

 Dispue imajinasi

 Kartu control emosional

 Proyeksi waku

 Teknik melebih-lebihkan

E.3 Teknik behavioral

 Dispute Tingkah laku

 Bermain peran

 Peran rasional terbalik

 Pengalaman langsung

 Menyerang rasa malu

 Pekerjaan rumah

Anda mungkin juga menyukai