Anda di halaman 1dari 11

Teori dan Pendekatan

Konseling REBT
Kelompok 6
Anggota

01 02
Rama Taufiqur Rahman Tri Sugiharti
1301419031 1301419041

03 04
Alfi Maharani Sarita Naila Putri Alifia
1301419042 1301419076
Latar Belakang

Pandangan dasar pendekatan ini tentang manusia adalah bahwa individu


memiliki tendensi untuk berpikir irrasional yang salah satunya didapat melalui belajar
sosial. Di samping itu, individu juga memiliki kapasitas untuk belajar kembali untuk
berpikir rasional. Pendekatan ini bertujuan untuk mengajak individu untuk mengubah
pikiran-pikiran irasionalnya ke pikiran yang rasional melalui teori GABCDE.
Pendiri/Pengembang Utama

Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah pendekatan yang dikembangkan oleh Albert
Ellis pada tengah tahun 1950an yang menekankan pada pentingnya peran pikiran pada tingkah
laku. kata rational yang dimaksud Ellis adalah kognisi atau proses berpikir yang efektif dalam
membantu diri sendiri (self helping), bukan kognisi yang valid secara empiris dan logis. Ellis
memperkenalkan kata behavior (tingkah laku) pada pendekatan Rational-Emotive Behavior
Therapy (REBT) dengan alasan bahwa tingkah laku sangat terkait dengan emosi dan perasaan.
Konsep Dasar Model/Pendekatan
Ellis mengatakan beberapa asumsi dasar REBT yang dapat dikategorisasikan antara lain:
• Pikiran, perasaan dan tingkah laku secara berkesinambungan saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain.
• Ganguan emosional disebabkan oleh faktor biologi dan lingkungan.
• Manusia dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan sekitar dan individu juga secara
mengajak mempengaruhi orang lain di sekitarrnya.
• Manusia menyakiti diri sendiri secara kognitif, emosional, dan tingkal laku. Individu
sering berfikir yang menyakiti diri sendiri dan orang lain.
• Ketika hal yang tidak menyenangkan terjadi, individu cenderung menciptakan
keyakinan yang irasional tentang kejadian tersebut.
• Sebagian besar manusia memiliki kecendrungan yang besar untuk membuat dan
mempertahankan ganguan emosionalnya.
• Ketika individu bertingkahlaku yang menyakitkan diri sendiri (self-defeating
behavior).
Asumsi Pribadi Sehat & Bermasalah

Asumsi Pribadi Bermasalah


Tingkah laku yang didasarkan
pada cara berpikir yang irrasional.

Asumsi Pribadi Sehat


Individu yang dapat berpikir secara
rasional dalam menanggapi setiap
rangsangan terhadap dirinya.
Hakikat dan Tujuan Konseling

Tujuan konseling individual dengan pendekatan REB menurut Komalasari, dkk (2011: 213)
adalah membantu setiap individu sadar bahwa mereka dapat hidup lebih rasional dan
produktif,mengoreksi kesalahan dalam berpikir dan mereduksi emosi yang ingin
dihilangkan, mengubah kebiasaan berpikir dan tingkah laku yang merugikan diri dan
lebih toleran terhadap diri sendiri, orang lain dan juga lingkungannya.
Peran dan Fungsi Konselor

Mengkonfrontasi pikiran Menggunakan berbagai teknik untuk


Aktif-direktif irasional konseli secara menstimulus konseli agar berpikir dan
langsung mendidik kembali diri konseli sendiri

Secara terus menerus Mengajak konseli untuk mengatasi


“menyerang” pemikiran masalahnya dengan kekuatan Bersifat didaktif
irasional konseli berpikir, bukan emosi
Tahap- Tahap Konseling
Tahap 2
Pada tahap ini konseli dibantu untuk yakin
bahwa pemikiran dan perasaan negatif
tersebut dapat ditantang dan diubah.

Tahap 1 Tahap 3
Proses di mana konseli Pada tahap akhir ini, konseli dibantu untuk
diperlihatkan dan secara terus menerus mengembangkan pikiran
disadarkan bahwa mereka rasional serta mengembangkan filosofi hidup
yang rasional sehingga konseli tidak terjebak
tidak logis dan irasional.
pada masalah yang disebabkan oleh pemikiran
irasional.
Teknik-Teknik Konseling
Teknik Kognitif Teknik Imageri Teknik Behavioral

● Dispute kognitif ● Dispute imajinasi ● Dispute tingkah laku (behavioral


(cognitive disputation) (imaginal disputation)
● Analisis rasional (rational disputation) ● Bermain peran (role playing)
analysis) ● Kartu kontrol ● Peran rasional terbalik (rational role
● Dispute standard ganda emosional (teh reversal)
(double-standard dispute) emotional control ● Pengalaman langsung (exposure)
● Skala katastropi card-ECC) ● Menyerang rasa malu (shame attacking)
(catastrophe scale) ● Proyeksi waktu ● Pekerjaan rumah (homework assignment)
● Devil's advocate atau (time projection) ● Assertive training
rational role reversal ● Teknik melebih- ● Desentisisasi sistematis
● Membuat frame ulang lebihkan (the "blow- ● Teknik relaksasi
(reframing) up" technique) ● Bibliotherapy
● Modeling
Thanks!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai