1 Teknik-teknik Konseling
Elis () Secara khusus, terapis REBT memperhatikan efek jangka pendek dan
jangka panjang dari teknik terapi tertentu dan jarang akan menggunakan teknik yang
memiliki konsekuensi jangka panjang yang bermanfaat namun berbahaya. Menurut Corey
(2009: 281) konselor yang menggunakan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy
harus menguasai berbagai macam metode dan bersifat integratif. Pendekatan ini
menggunakan berbagai teknik yang bersifat kogntif, afektif, dan behavioral yang
disesuaikan dengan kondisi konseli. Beberapa teknik dimaksud antara lain adalah sebagai
berikut
a. Teknik-teknik Kognitif
- Disputing irrational beliefs
Metode kognitif dalam Rational Emotive Behavior Therapy yang paling
umum adalah konseling secara aktif mempersoalkan keyakinan tidak rasional
(Ellis,). Menurut Phadke ada 3 (tiga) kategori disputing yairu detecting, debating,
dan discriminating. Pada kategori detecting dapat melalui cara dengan melihat
dari dysfunctional belief konseli seperti kata “keharusan” yang diungkapkan
konseli yang dapat “memimpin” emosi dan tingkah laku yang mengalahkan diri
konseli.
Pada kategori debating yaitu konselor menanyakan beberapa pertanyaan yang
dapat membantu konseli untuk bangkit dari fikiran irasionalnya. Pada proses
debating REBT, konselor menggunakan 3 argumen utama yaitu empiris, logical
dan pragmatis. Sedangkan pada kategori Diskriminasi melibatkan konselor yang
membantu konseli untuk membedakan dengan jelas antara nilai-nilai non-
solutifnya (keinginan, kesukaan, kesukaan, dan keinginannya) dan nilai-nilai
absolutistiknya (kebutuhan, tuntutan, dan keharusannya).
- Doing cognitive homework
Konseli diharapkan membuat daftar masalah mereka, mencari keyakinan
absolut mereka, dan mempertentangkan keyakinan-keyakinan tersebut. Doing
cognitive homework merupakan cara melacak dimensi “keharusan” dan
“sebaiknya” yang ada pada kognisi konseli. Doing cognitive homework juga bisa
terdiri dari penerapan teori ABC terhadap permasalahan yang dialami oleh
konseli. Dengan cara yang perlahan dan yang dibagi ke dalam beberapa sesi,
konseli belajar mengatasi kecemasan dan mempertanyakan pemikiran tidak
rasionalnya yang mendasar.
- Changing one’s language
Rational Emotive Behavior Therapy menyatakan bahasa yang tidak tepat
adalah salah satu bentuk penyebab proses pemikiran yang terdistorsi. Konseli
mempelajari bagaimana menyatakan bahasa yang tepat agar tidak terjadi
pemikiran dan perilaku yang disfungsional.
- Psychoeducational methods
Program Rational Emotive Behavior Therapy dan sebagian besar konseling
kognitif behavior mengenalkan memperkenalkan konseli dengan berbagai macam
komponen pendidikan. Konselor membelajarkan konseli tentang hakikat
permasalahan mereka dan bagaimana proses mengatasinya. Konseli lebih suka
bekerja sama dengan program perlakuan jika mereka memahami pentingnya
teknik yang digunakan.
Teknik emotif REBT lain yang digunakan Jane adalah melakukan dialog yang kuat dengan dirinya
sendiri dan merekamnya (Ellis & Becker, 1982). Dia akan mulai dengan Keyakinan Irasional - seperti
bahwa dia harus berbicara dengan mudah dan spontan, tanpa usaha - dan kemudian secara rasional
tetapi dengan semangat nyata membantah keyakinan ini sehingga suara rasionalnya akhirnya
menang atas disfungsinya dan perasaannya berubah dengan tepat. Dia akan mendengarkan kaset-
kaset ini sendiri atau membiarkan teman-teman atau anggota kelompok terapi mendengarkan
mereka dan memeriksa dengan mereka untuk melihat apakah argumen rasionalnya baik dan untuk
melihat seberapa kuat dia meyakinkan dirinya sendiri tentang kaset-kaset itu.
Terkadang, melakukan pembalikan peran, saya atau anggota kelompoknya akan berpura-pura
memegang gagasan Jane yang mengalahkan diri sendiri. Dia akan memainkan peran sebagai
Keyakinannya yang masuk akal dan berusaha keras untuk mendebat kita dari pemikiran kita yang
tidak berfungsi
Coping self-statement
Saya menggunakan metode favorit REBTfc lainnya dengan Jane: meminta dia mencari tahu, menulis,
dan mengulangi sendiri beberapa kali sehari pernyataan membantu mengatasi (keyakinan rasional)
bahwa ia akhirnya akan menginternalisasi (Ellis, 1962, 1973; Ellis & Becker, 1982 ; Lazarus &
Folkman, 1984; Meichenbaum, 1992). Beberapa yang menurutnya paling membantu adalah sebagai
berikut: "Saya bisa berbicara dengan orang lain, bahkan ketika saya merasa
tidak nyaman melakukannya. "" Aku ingin berbicara dengan baik, tetapi aku tidak perlu
melakukannya. "" Tidak ada yang mati karena kecemasan sosial! "" Ketika orang yang kusukai
menolakku, sering kali lebih banyak mengungkapkan tentang diem dan seleranya daripada tentang
aku. "" Bahkan ketika aku bertindak bodoh dan membuat orang lain terkesan, aku masih bisa belajar
banyak dan menikmati diriku bersama mereka. "