LINGKUNGAN SOSIAL
Dosen:
Milly Mildawati, M.P., Ph.D
Dr. Didiet Widiowati, M.Si
Oleh:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolonganNya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggan
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Dinamika Perilaku Manusia dalam Lingkungan Sosial dengan judul “Teori
Yang Mendasari Manusia Dalam Lingkungan Sosial”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
v
BAB II
PEMBAHASAN
vii
B. Social Learning Theory – Skinner/Pavlov
1. Social Learning (Teori Belajar) Menurut Pavlov
Menurut Novi Irwan Nahar (2016) teori belajar Pavlov adalah suatu
tindakan interaksi antara stimulus dan respon. Saat seseorang mampu
menunjukan perubahan dalam tingkah lakunya maka dapat dianggap telah
belajar. Seperti interaksi antara guru dan siswa yaitu stimulus dan respon.
Guru memberikan tindakan stimulus kepada siswa dan siswapun
memberikan respon atau tanggapan atas stimulus yang diberikan oleh
guru tersebut. Menurut Umaruddin Nasution dan Casmini (2020) dalam
teorninya Pavlov mengatakan perilaku bisa berubah dengan adanya suatu
proses pembiasaan ditandai dengan interaksi antara stimulus dan respon,
ditandai dengan suatu percobaan melalui anjing yang diberikan stimulus
bersyarat yaitu perangsang asli dan netral. Perangsang tersebut dilakukan
secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan
respons.
Menurut Bariyah Oktariska, Anselmus J.E Toenlioe, Susilaningsih (2018)
beranggapan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam bertingkah
laku yang dialami oleh individu sebagai dari hasil pengalaman dan peran
lingkungan oleh sebab itu manusia dipandang beraspek jasmaniah dan
sebagai makluk hidup yang pasif yang dikuasai oleh stimulus-stimulus
yang ada di lingkungannya. Menurut Umaruddin Nasution (2020) Pavlov
menyampaikan bahwa perilaku dapat berubah dengan adanya suatu proses
pembiasaan timbul dengan interaksi antara stimulus dan respon, hal
tersebut ditandai berdasarkan temuannya mengenai pengondisian klasik
(classical conditioning) yaitu suatu percobaan melalui binatang yaitu
anjing diberikan stumulus bersyarat yaitu perangsang asli dan netral.
viii
Perangsang ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga memunculkan
reaksi diinginkan respons.
ix
Menurut Evita Adnan dkk (2016) teori operant conditioning juga biasa
disebut dengan pembiasaan instrumental. Operan conditioning adalah cara
pembelaaran dimana seorang anak, mula-mulanya mengeluarkan suatu
respon, lalu mengaitkanua dengan suatu akibat atau hasil tertentu. Ada dua
hasil yang penting dari pembiasaan instrumental yaitu renforce (penguatan
atau imbalan) dan punishment (hukuman). Penguatan adalah hasil yang
merangsang pembelajaran instrumental karena memperbesar kemungkinan
timbulnya respon di masa mendatang. Contoh: apa bila seorang guru
memuji tindakan muridnya yang mau bergantian main ayunan dengan
temanna, maka puian itu adalah suatu penguat. Operant conditioning
adalah suatu tipe pembelajaran yang sangat umum, yang menyebabkan
perbuatan-perbuatan tertentu makin sering atau makin jarang dilakukan
tergantung dari hasil perbuatan tersebut.
Adapun bentuk dari teori belajar yang dikemukakan oleh Skinner ialah
sebagai berikut:
a. Respondent Response (reflexive response), yaitu respon yang
ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang-
perangsang yang demikian itu yang disebut eliciting stimuli,
menimbulkan respon-respon yang secara relatif tetap, misalnya
makanan yang menimbulkan keluarnya air liur. Pada umumnya,
perangsang-perangsang yang demikian itu mendahului respons yang
ditimbulkannya.
b. Operant Responsen (instrumental response), yaitu respon yang timbul
dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu.
Perangsang yang demikian itu disebut reinforcing stimuli atau
reinforcer, karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat
respons yang telah dilakukan oleh organisme. Jadi, perangsang yang
demikian itu mengikuti (dan karenanya memperkuat) sesuatu tingkah
laku tertentu yang telah dilakukan. Jika seorang belajar (telah
melakukan perbuatan), lalu mendapat hadiah, maka dia akan menjadi
lebih giat belajar (responsnya menjadi lebih intensif/kuat).
x
C. Teori Sistem – Talcott Parson
Masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem dimana seluruh struktur sosialnya
(juga masing-masing elemen) “terintegrasi” menjadi satu, masing-masing
memiliki “fungsi” yang berbeda-beda tapi saling berkaitan, dan menciptakan
“konsensu” dan “keteraturan sosial” serta keseluruhan elemen akan saling
“beradaptasi” baik terhadap perubahan internal dan eksternal dari masyarakat.
Sistem mengandaikan adanya kesatuan antara bagian-bagian yang
berhubungan satu sama lain. Kesatuan antara bagian itu pada umumnya
mempunyai tujuan tertentu. Dengan kata lain, bagian-bagian itu membentuk
satu kesatuan (sistem) demi tercapainya tujuan atau maksud tertentu
(Abercromble cs., 1984:22). Teori Parsons mengenai tindakan meliputi empat
sistem, yakni: sistem budaya, sistem sosial, sistem kepribadian, dan sistem
organisme (aspek biologis manusia sebagai satu sistem).
1. Sistem Budaya
Dalam sistem ini, unit analisis yang paling dasar ialah tentang “arti” atau
“sistem simbolik”. Beberapa contoh dari sistem-sistem simbolik adalah
kepercayaan religious, bahasa, dan nilai-nilai. Dalam tingkatan ini,
Parsons memusatkan perhatiannya pada nilai-nilai yang dihayati bersama.
Sistem budaya memiliki fungsi latency, yaitu memelihara pola-pola atau
struktur yang ada dengan menerapkan nilai dan norma dalam masyrakat.
2. Sistem Sosial
Sistem ini mendapat perhatian yang cukup besar dalam uraiannya.
Kesatuan yang paling dasar dalam analisa ini adalah interaksi berdasarkan
peran. Menurut Talcott Parsons, sistem sosial adalah interaksi antara dua
atau lebih individu di dalam suatu lingkungan tertentu. Tetapi interaksi itu
tidak terbatas antara individu-individu melainkan juga terdapat antara
kelompok-kelompok, institusi-institusi , masyarakat-masyarakat, dan
organisasi-organisasi internasional. Salah satu contoh dan sistem sosial
adalah universitas yang memiliki struktur dan bagian-bagian yang
xi
berhubungan satu sama lain. Sistem sosial selalu terarah kepada
equilibrium (keseimbangan).
Sistem sosial memiliki fungsi integration, yaitu mengatur dan mengontrol
komponen-komponen pembentuk masyarakat.
3. Sistem Kepribadian
Kesatuan yang paling dasar dari unit ini ialah individu yang merupakan
aktor atau pelaku. Pusat perhatiannya dalam analisa ini ialah kebutuhan-
kebutuhan, motif-motif, dan sikap-sikap, seperti motivasi untuk mendapat
kepuasan atau keuntungan.
Sistem kepribadian memiliki fungsi goal attainment, yaitu pencapaian
tujuan dengan menggerakkan seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan
tersebut.
4. Sistem Organisme atau Aspek Biologis dari Manusia
Kesatuan yang paling dasar dalam sistem ini adalah manusia dalam arti
biologis, yakni aspek fisik dari manusia itu. Hal lain yang termasuk ke
dalam aspek fisik ini ialah lingkungan fisik di mana manusia itu hidup.
Sistem perilaku memiliki fungsi adaptation, yaitu menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
xii
DAFTAR PUSTAKA
13