Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SOCIAL PSYCHOLOGY IN ACTION

Dosen Pengampu :

Dr. Gazi, M. Si.

Disusun oleh :

Kelompok 14

Halimatus Sakdiyah 11210700000038

Dhya Qistiyah 11210700000167

Muhamad Agam Hidayat 11210700000191

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Social Psychology In Action”
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tidak lupa juga kami curahkan kepada baginda nabi
besar Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan lurus kepada umatnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Gazi, M. Si. selaku dosen pengampu
mata kuliah Psikologi Sosial. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial. Penulis berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca mengenai Social Psychology In Action.

Makalah yang berjudul “Social Psychology In Action” ini dalam pembuatannya masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap semoga
tujuan penulisan makalah ini dapat terwujud dan bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 15 Juni 2022

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 The Legal System............................................................................................................2
2.2 Health...............................................................................................................................5
2.3 Everyday Life..................................................................................................................8
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi sosial adalah cabang psikologi yang berupaya untuk memahami dan
menjelaskan cara berfikir, berperasaan, dan berperilaku individu yang dipengaruhi oleh
kehadiran orang lain (Baron dan Byrne, 2004). Kehadiran orang lain itu dapat dirasakan
secara langsung, diimajinasikan, ataupun diaplikasikan. Sebagaimana ilmu-ilmu lain,
psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam situasi sosial.

Bidang Psikologi Sosial sepertinya telah memasuki hampir seluruh dasar kehidupan
kita. Aplikasi bidang Psikologi Sosial telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang
kehidupan. Karena pada dasarnya Psikologi Sosial memang menekankan bidangnya pada
permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan dan mengaitkannya pada
konsep-konsep psikologi bagi masing-masing individu. Terdapat berbagai aplikasi Psikologi
Sosial dalam kehidupan kita. Seperti halnya pada bidang politik, kesehatan, hukum dan hak
asasi manusia (HAM), ekonomi, komunikasi dan hubungan masyarakat, serta isu-isu
kontemporer yang terjadi saat ini. Penerapan teori-teori Psikologi Sosial ini secara tidak sadar
sebenarnya kita terapkan dalam bidang tersebut dan secara tidak langsung memberikan
manfaat terhadap pelaksanaannya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana penerapan psikologi sosial pada bidang hukum?


1.2.2 Bagaimana penerapan psikologi sosial pada kesehatan?
1.2.3 Bagaimana penerapan psikologi sosial di kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui penerapan psikologi sosial pada bidang hukum.


1.3.2 Mengetahui penerapan psikologi sosial pada kesehatan.
1.3.3 Mengetahui penerapan psikologi sosial dalam kehidupan sehari-hari.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 The Legal System

Sistem hukum mungkin berbeda di seluruh dunia. Hukum sangat erat hubungannya
dan berpengaruh besar dalam kehidupan manusia untuk memberikan arahan mengenai
kehidupan ke arah yang lebih baik. Blackburn (dalam Bartol dan Bartol tahun 1994;
Kapardis,1995) membagi peran psikologi dalam legal system atau bidang hukum yaitu :

1. Psychology in law, merupakan aplikasi praktis psikologi yang ada dalam bidang
hukum, seperti seorang psikolog diundang menjadi saksi ahli dalam proses peradilan.
2. Psychology and law, yakni meliputi bidang psycho-legal research yaitu penelitian
tentang individu yang terkait dalam hukum seperti para hakim, jaksa, pengacara,
terdakwa.
3. Psychology of law, merupakan hubungan antara bidang hukum dan psikologi yang
lebih abstrak, dimana hukum jadi penentu perilaku. Isu yang dikaji antara lain
bagaimana masyarakat mempengaruhi hukum dan bagaimana hukum mempengaruhi
masyarakat.

Mark Constanzo juga berpendapat sama dalam bukunya yang berjudul aplikasi
psikologi dalam sistem hukum bahwa peran atau kontribusi psikologi sosial dalam sistem
hukum yaitu :

1. Sebagai penasehat
2. Sebagai evaluator
3. Sebagai pembaharu

Selain itu, ada beberapa kontribusi psikologi sosial dalam sistem hukum yaitu :

1. Pendekatan Tipologi Fisik dalam Kepribadian


Pendekatan ini dipopulerkan oleh Sheldon dan Kretschmer. Dengan pendekatan ini,
Sheldon dan Kretschmer menganggap bahwa ada hubungan antara tipe tubuh
seseorang secara fisik dengan tipe kepribadiannya. Dimana akan dapat dilihat

v
perbedaan kepribadian antara orang yang tinggi, pendek, gemuk, kurus dan bentuk
tubuh lainnya.
2. Pendekatan Teori Trait Kepribadian
Berbeda dengan teori yang ada sebelumnya, pada teori trait kepribadian ini lebih
memandang karakteristik kepribadian tertentu yang lebih mempengaruhi seseorang
melakukan tindak melawan hukum. Sebagai contoh seseorang yang memiliki karakter
pemberani, dominan, ekstrovert dan memiliki motivasi tinggi memenuhi kebutuhan
fisiknya cenderung berpotensi melakukan tindak kriminal.
3. Pendekatan Psikoanalisis
Pendekatan ini menyebutkan bahwa tindak kriminal muncul karena adanya hubungan
yang tidak baik dengan orang tua sehingga pelaku memiliki emosi yang bisa
tersalurkan melalui tindak kriminal. Umumnya, kriminalitas terjadi akibat hubungan
cinta ibu dan anak yang hilang ataupun kurangnya perhatian ayah kepada anak yang
menyebabkannya ingin melakukan tindakan buruk untuk mendapatkan perhatian.
Misalnya, ada anggapan bahwa seseorang yang bertubuh muscular lebih cenderung
untuk berbuat tindak kriminal. Seperti, seseorang dengan bentuk kepala pendek,
rambut berwarna merah, dan rahang yang tidak menonjol lebih diidentikan dengan
fisik seorang pencuri. Pendekatan ini mungkin akan berguna untuk melihat potensi
awal seseorang melakukan tindak kejahatan.
4. Pendekatan Teori Belajar Sosial
Melalui pendekatan ini, kita belajar bahwa seseorang yang berperilaku kriminal
merupakan akibat dari proses belajar dari lingkungannya. Sebagai contoh, selama
hidupnya dia melihat adanya penyimpangan di rumah, kelompok, sekolah atau
lingkungan yang lain sehingga dia melihatnya sebagai contoh untuk juga berbuat
kriminal. Maka, untuk menghadapi hal ini kita harus menjaga hukum secara
menyeluruh di lingkungan untuk mencegah munculnya penyimpangan karena
sesedikit apapun penyimpangan tersebut bisa meluas jika tidak segera ditangani.
5. Pendekatan Teori Kognitif
Dengan pendekatan kognitif ini, para peneliti mencoba untuk memahami pola berpikir
seorang pelaku kriminal. Peneliti akan mencoba mengambil sampel dari pelaku,
seperti pada pelaku yang ahli memanipulasi, liar dan kompulsif, ataupun seseorang
yang tidak bisa mengendalikan diri untuk berbuat kejahatan. Dari penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa para pelaku kriminal memiliki logika yang internal dan konsisten,
namun salah dan tidak bertanggung jawab.

vi
6. Investigasi Kasus Tindak Pidana
Dalam menyelesaikan sebuah kasus pidana, akan dibutuhkan banyak informasi dari
korban, saksi, dan tersangka. Keputusan akan didasarkan pada informasi yang
diberikan oleh masing-masing pihak tersebut, dimana jaksa maupun hakim tidak bisa
melihat sendiri kebenaran informasi yang didapatkan. Maka, di sini peran saksi
sangatlah krusial. Dengan menggunakan penerapan psikologi sosial dalam dunia
hukum, akan dilakukan usaha untuk meminimalisir bias di pernyataan saksi. Dilihat
dari sisi psikologi sangat mungkin bagi saksi lupa tentang kejadiannya dan tidak bisa
memberi kesaksian yang akurat. Maka, bisa digunakan teknik hypnosis dan
wawancara kognitif. Biasanya, teknik ini dilakukan di saat saksi diwawancara
pertama kali di kepolisian.
7. Membuat profil psikologi
Kontribusi psikologi sosial dalam sistem hukum juga untuk membantu polisi
menemukan barang bukti. Dimana psikolog akan bisa memberikan pandangan guna
membangun psychological profiling dari para calon tersangka serta
menginterpretasikan hal-hal yang ditemukan di tempat kejadian perkara yang tidak
bisa dilihat jika kita hanya melihat secara kasat mata saja.
8. Mengarahkan proses interogasi
Psikolog seringkali dijadikan sebagai hakim ad-hoc pada suatu perkara tertentu. Hal
ini dikarenakan seorang psikolog ini memiliki keahlian dalam mengendalikan
percakapan dan mengarahkan proses interogasi. Sementara ilmu psikologi sosial juga
dapat membantu seseorang menjadi lebih peka dan melihat manusia dari sisi
kepribadiannya.
9. Memahami motif atau alasan sebuah tindak kriminal
Psikologi sosial akan membuat kita lebih memahami perilaku sosial, sesuai dengan
situasi, lingkungan dan faktor-faktor lainnya. Maka, kontribusi psikologi sosial dalam
sistem hukum bisa dalam bentuk memahami motif pelaku kriminal melakukan tindak
kejahatannya. Hal ini tentu akan berguna untuk memutuskan perkara, sekaligus juga
sebagai bahan mempelajari dampak sosial di masyarakat.
10. Menentukan putusan perkara
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ilmu psikologi akan membantu untuk
memanusiakan terdakwa. Artinya, kita akan mencoba memahami perilakunya, pola
pikirnya, hingga motif tindak kejahatannya. Hal ini tentu akan bisa digunakan sebagai
dasar pertimbangan putusan perkara oleh hakim. Sebisa mungkin sanksi yang

vii
diberikan adalah sanksi yang seadil-adilnya dan tetap menjaga hak terdakwa sebagai
manusia.
11. Mengartikan isyarat tertentu
Seringkali dalam proses hukum ditemukan temuan yang tidak berarti secara nyata,
namun mengandung isyarat-isyarat tertentu. Maka, di sini psikologi bisa memiliki
peran untuk mengartikan isyarat-isyarat tersebut dengan melihat fakta hukum dari
awal hingga akhir dan menarik benang merahnya.
12. Memberi alternatif solusi
Tidak jarang bukti-bukti yang ditemukan kurang kuat dan akurat dalam hukum
sehingga berdampak pada hukuman yang diberikan, dimana menjadi tidak jelas dan
sulit ditentukan. Dalam kasus seperti ini maka psikologi sosial bisa berguna untuk
memberi solusi berdasarkan aspek psikologi.
13. Memahami stereotype
Yusti Probowati dalam pembahasannya tentang proses kognitif manusia menyebutkan
bahwa stereotype memegang pengaruh pada proses retrieval dalam hukum. Dalam
sebuah penelitian yang dilakukan oleh Probowati, seorang hakim pribumi Indonesia
yang cenderung memiliki stereotip negatif terhadap terdakwa beretnis Tionghoa.
Mereka cenderung akan memberi hukuman yang lebih berat jika terdakwa berasal
dari etnis Tionghoa. Maka, hal ini harus dipahami agar kedepannya hakim akan bisa
memberi sanksi yang lebih sesuai dan tidak memandang etnis.

2.2 Health

Setiap tahun, banyak uang dihabiskan untuk mencoba mendukung kebiasaan positif
dalam masyarakat, misalnya untuk berhenti merokok dan sering berolahraga. Namun,
mengubah perilaku sebuah kelompok besar bukanlah tugas yang mudah. Melalui penelitian
psikologi sosial, kita bisa mencari tahu cara paling efektif untuk melakukan ini. Misalnya,
dalam sebuah penelitian yang mencoba mencari tahu cara terbaik untuk mendukung berhenti
merokok, para peneliti menggunakan pesan tentang alasan untuk berhenti merokok (seperti
testimoni orang-orang yang telah kehilangan orang-orang dekatnya karena merokok), pesan
tentang cara untuk berhenti merokok (yang juga mengandung pesan seperti contoh orang
yang telah berhasil berhenti merokok), serta gabungan kedua jenis pesan tersebut. Hasil

viii
penelitian menunjukkan bahwa pesan-pesan tentang alasan berhenti merokok merupakan
yang paling efektif dalam menumbuhkan niat berhenti merokok.

Aplikasi lain psikologi sosial dalam bidang kesehatan adalah penelitian tentang
pengaruh koneksi sosial terhadap kesehatan. Terdapat bukti yang menyatakan bahwa orang-
orang yang memiliki banyak koneksi sosial hidup lebih lama daripada yang hanya memiliki
sedikit. Selain itu, beberapa penelitian telah menemukan bahwa dukungan dari orang lain
memiliki efek positif nyata terhadap kesehatan kita dan cara kita merespon pada penyakit.
Contohnya bisa dilihat dari penelitian dengan wanita-wanita penderita kanker payudara. Para
wanita ini dibagi secara acak ke dalam dua kelompok. Satu kelompok mendapat sesi terapi
mingguan dengan sesama penderita kanker payudara yang memberikan dukungan emosional,
sementara kelompok lain dibiarkan. Hasil penelitian adalah wanita dalam kelompok yang
menerima dukungan rata-rata hidup 18 bulan lebih lama daripada yang tidak menerima
dukungan.

Ketika psikologi sosial diaplikasikan dalam bidang kesehatan, maka dapat dilihat
bagaimana masyarakat atau kelompok dalam masyarakat memahami konsep kesehatan. Di
dalamnya akan terdapat banyak fenomena yang berkaitan dengan para praktisi kesehatan dan
sikap masyarakat menerapkan nilai-nilai yang mereka percaya tentang kesehatan.

1. Penggunaan self efficacy


Self efficacy adalah sebuah kepercayaan bahwa seseorang bisa melakukan suatu
tindakan untuk bisa mendapatkan tujuan tertentu. Self efficacy ini akan
mempengaruhi kualitas seseorang dalam mengambil keputusan terkait kesehatannya.
Misalnya tentang keputusan seseorang untuk berhenti merokok demi hidup yang lebih
sehat. Hal ini berbeda dengan orang yang memiliki self efficacy rendah yang tidak
melakukan usaha apapun untuk menjaga kesehatannya.
2. Social learning theory
Dalam teori ini dipercaya bahwa setiap orang melakukan pembelajaran dan cenderung
mau meniru atau mengikuti apa yang dilakukan oleh orang di sekitarnya. Maka,
aplikasi psikologi sosial dalam bidang kesehatan terkait teori ini adalah dengan
menjadikan gaya hidup sehat menjadi tren yang dilakukan oleh banyak orang,
sehingga membuat orang lain juga termotivasi dan mengikuti gaya hidup sehat
tersebut.
3. Locus of control dalam kognisi penyakit

ix
Locus of control adalah kendali individu atas pekerjaan yang mereka lakukan untuk
membuat usaha mereka berhasil. Dalam bidang kesehatan dibutuhkan locus of control
dalam kognisi penyakit untuk meyakinkan diri mereka bahwa apa yang mereka
lakukan dapat mengendalikan atau menyembuhkan penyakit yang mereka alami. Hal
ini akan memberi mereka motivasi untuk terus melakukan pengobatan yang
diperlukan dan menjalani gaya hidup sehat.
4. Melakukan prinsip persuasi
Para praktisi kesehatan harus mengetahui prinsip persuasi yang akan bermanfaat
untuk mereka ketika mempromosikan kesehatan dan pemberantasan penyakit. Hal ini
bisa diaplikasikan saat melakukan penyuluhan hingga workshop kesehatan berupa
program latihan di masyarakat.
5. Identifikasi stress
Seseorang yang mengalami stress atau tekanan seringkali kesulitan untuk
berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu, aplikasi psikologi sosial sangat
dibutuhkan di bidang kesehatan untuk bisa mengidentifikasi kondisi psikis dan
kejiwaan seseorang. Diharapkan dengan identifikasi stress lebih dini, penanganan pun
akan bisa lebih cepat dilakukan sehingga bisa mempercepat penyembuhan yang
diharapkan.
6. Pendidikan kesehatan
Psikologi sosial sangat penting untuk diaplikasikan dalam melaksanakan pendidikan
kesehatan. Pendekatan sosial yang baik dalam pendidikan kesehatan tentu akan sangat
menentukan keberhasilan pendidikan kesehatan tersebut. Hal ini bisa dibayangkan
ketika kita ingin masuk ke lingkungan dan masyarakat tertentu yang memiliki
kebiasaan tertentu, sudah pasti kita memerlukan pendekatan-pendekatan yang baik
untuk bisa mempengaruhi kebiasaan yang sudah terbentuk, khususnya yang berkaitan
dengan kesehatan.
7. Membentuk kelompok pendukung
Bagi kebanyakan orang, terutama yang mengalami penyakit cukup berat seperti
kanker, stroke hingga HIV AIDS, beban mental dan psikis mereka sangat berat.Hal
ini tentu sangat mempengaruhi kondisi tubuh mereka dan bisa menjadikan proses
penyembuhan berjalan kurang maksimal. Hal ini diperhatikan dalam psikologi sosial
dan muncullah program pembentukan kelompok pendukung.

x
2.3 Everyday Life

Penerapan materi-materi yang telah kita pelajari di dalam psikologi sosial sangat luas,
salah satunya adalah penerapan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat banyak
sekali penelitian yang sangat dekat dengan kita yaitu kegiatan sehari-hari yang rutin kita
lakukan yang dapat diteliti oleh pendekatan psikologi sosial. Oleh karena itu, kita akan
melihat beberapa contoh penelitian yang dilakukan dengan pendekatan psikologi sosial yang
permasalahannya sering kita alami.

Pertama, penelitian tentang “Kelumpuhan Keputusan”. Dua peneliti melakukan


percobaan di toko yang ada yang menjual berbagai barang-barang mewah (lebih dari 300
jenis selai, sekitar 250 mustard, dan berbagai macam) minyak zaitun). Mereka memasang
pajangan selai di depan toko dan membiarkan pelanggan mencicipinya: faktor pentingnya
yaitu terdapat pada banyak nya pilihan selai yang disediakan, sesi 6 selai atau sesi 24 selai.
Siapapun yang mengambil bagian dalam sesi mencicipi diberi voucher uang yang dapat
digunakan untuk melakukan pembelian selai di toko (voucher diberi kode untuk
memungkinkan peneliti mengetahui di mana dari dua kondisi pencicipan yang melibatkan
peserta). Menariknya, mereka menemukan bahwa, meskipun memiliki 24 selai sebagai
bagian dari sesi menarik lebih banyak calon pencicip, sesi enam selai itulah yang
menghasilkan lebih banyak pelanggan dalam jangka panjang (sekitar 30 persen dari
pelanggan ini melanjutkan untuk membuat pembelian, dibandingkan dengan hanya 3 persen
pelanggan dalam kondisi mencicipi 24 selai). Tampaknya orang dapat menderita
'kelumpuhan keputusan' ketika mereka memiliki terlalu banyak pilihan, sehingga menyangkal
gagasan bahwa memiliki lebih banyak pilihan tentu lebih baik.

Psikologi sosial mempelajari bidang-bidang seperti diri dan kognisi sosial yang telah
menunjukkan bahwa individu tidak selalu membuat keputusan yang rasional atau optimal,
dan tentu saja individu tidak selalu menyadari dasar keputusan yang mereka buat. Tentu saja
ada banyak, banyak penelitian lain yang dapat dimasukkan di sini untuk mengilustrasikan
bagaimana psikologi sosial berdampak pada kehidupan kita sehari-hari.

Dalam setiap masalah atau kasus yang terjadi di masyarakat pada umumnya
disebabkan adanya ketidakseimbangan perhatian atau pembinaan terhadap kedua aspek yang
ada dalam diri manusia, yakni : aspek jasmani (raga) dan aspek rohani (jiwa). Keseimbangan

xi
kedua aspek tersebut sangat berpengaruh terhadap setiap perilaku individu ketika
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam berinteraksi dengan masyarakatnya.

Kedua, Penelitian tentang kenakalan remaja. Seorang remaja yang berusia 18 tahun
yang sedang duduk di bangku SMA memiliki sifat introvert. Lingkungan yang keras dan
minimnya pengetahuan tentang keagamaan telah membesarkannya menjadi orang yang
mudah terpengaruh pada situasi dan kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain dari lingkungan
sekitarnya, kasus yang terjadi pada anak ini juga dilatar belakangi oleh keadaan keluarganya
yang broken home sehingga mengakibatkan pengaruh-pengaruh yang buruk dari lingkungan
keluarga juga dengan mudah memasuki kehidupannya. Hampir tiap malam anak ini bergaul
dengan teman di lingkungannya yang sering berjudi dan mabuk-mabukan sehingga proses
pendidikannya terganggu.

Terkait dengan kasus kenakalan remaja di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengaruh lingkungan yang buruk dan kurangnya perhatian orang tua (broken home) sangat
berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan dan kerohanian pada diri anak. Dalam
hal ini yang paling utama adalah penanaman jiwa keagamaan anak sejak dini. Jadi, peranan
keagamaan pada diri anak sangat penting dalam kehidupannya, karena dengan pendidikan
agama diharapkan dapat menyaring segala sesuatu yang bersifat negatif dalam kehidupan
bermasyarakat (Arifin, 2004). Pendidikan agama dalam hal ini adalah pendidikan Islam yang
tidak dibatasi oleh institusi (kelembagaan) ataupun pada kalangan pendidikan tertentu.
Pendidikan Islam di sini diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh mereka yang memiliki
tanggung jawab terhadap pembinaan, bimbingan, pengembangan, serta pengarahan potensi
yang dimiliki anak agar mereka dapat berfungsi dan berperan sebagaimana hakikat
kejadiannya.

Studi pada kasus diatas memberikan ilustrasi bahwa betapa besarnya pengaruh
lingkungan terhadap perilaku individu dalam kelompok sosial. Psikologi sosial dalam hal ini
membantu memberikan pemecahan persoalannya dengan upaya pendidikan keagamaan.
Perangsang sosial yang berupa pendidikan keagamaan dan lingkungan sosial yang penuh
dengan kekeluargaan diharapkan mampu merubah perilaku individu menjadi lebih baik,
sehingga secara bertahap persoalan mendasar dari pengaruh buruk lingkungan akan terkikis
dan tergantikan dengan pengaruh yang baik dari pendidikan keagamaan.

xii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Psikologi sosial adalah subjek yang sangat diterapkan, ia memiliki kekuatan untuk
berdampak pada dunia dengan cara yang sangat nyata. Psikologi sosial muncul secara alami
untuk membantu mengembangkan solusi untuk beberapa masalah utama masyarakat saat ini,
seperti perilaku tidak sehat atau agresif. Psikologi sosial telah terbukti berdampak, dari sistem
hukum, dalam kesehatan, hingga kehidupan sehari-hari. Profesional dalam kegita bidang itu
dapat memperoleh banyak manfaat dari penelitian psikologi sosial. Upaya untuk mengubah
perilaku dapat melibatkan upaya untuk membujuk orang, melalui banding komunikatif, atau
untuk mengubah struktur insentif. Dalam bidang kesehatan, tidak hanya dipengaruhi oleh
perilaku tidak sehat, tetapi juga oleh stres. Stres dapat ditimbulkan oleh berbagai stressor,
seperti peristiwa kehidupan kritis utama, kerepotan sehari-hari dan stres di tempat kerja,
seperti stres yang terkait dengan kepemimpinan yang buruk.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Masita, H. (2018). 13 Aplikasi Psikologi Sosial dalam Bidang Kesehatan. Diakses pada 18
Juni 2022, dari https://dosenpsikologi.com/aplikasi-psikologi-sosial-dalam-
bidang-kesehatan

Santoso, B. Paket 14 Psikologi Sosial. Diakses pada tanggal 20 Juni 2022, dari
https://adoc.pub/paket-14-psikologi-sosial.html

Savitra, K. (2019). 13 Kontribusi Psikologi Sosial Dalam Sistem Hukum. Diakses pada 18
Juni 2022, dari https://dosenpsikologi.com/kontribusi-psikologi-sosial-dalam-
sistem-hukum/amp

Seager, P. (2014). Social psychology: A complete introduction: Teach yourself. Hachette UK.

xiv

Anda mungkin juga menyukai