Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK

MODEL KONSEP ADAPTASI ROY KEPERAWATAN JIWA


Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ns.Tuti Anggarawati, M.Kep

Disusun Oleh:

1. INDY AMELIA RIZKI LATIFA 20101440120050


2. ISTIQOTUS SOFIYAH 20101440120052
3. LUKITA AYU FITRIYANI 20101440120056
4. SABITA KHANSA 20101440120081
5. TEGUH PRAYOGO 20101440120089

PRODI D III KEPERWATAN

STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG

T.A 2022/2023
PRAKATA

Alhamdulillah senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini
masih memberikan kita nikmat dan kesehatan,sehingga penulis diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Model Konseptual Komunikasi”.

Salawat serta salam tidak lupa kita haturkan untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah menyampaikan prtunjuk Allah SWT untuk kita semua. Adapun penulisan makalah ini
merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa. Pada makalah ini akan
dibahas mengenai Model Konseptual Komunikasi lebih banyak lagi

Kami mengucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu penulis selama proses penyelesaian makalah ini dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Tidak lupa dengan kesungguhan hati tolong berikan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan penulisan makalah ini.

Semarang, 23 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

A) PRAKATA...........................................................................................................2
B) DAFTAR ISI........................................................................................................3
C) BAB I....................................................................................................................4
D) PENDAHULUAN................................................................................................4
E) A. Latar Belakang..............................................................................................4
F) B.Rumusan Masalah...........................................................................................4
G) C. Tujuan............................................................................................................5
H) BAB II...................................................................................................................6
I) TINJAUAN TEORI.............................................................................................6
J) A. Model Konseptual Medikal..........................................................................6
K) B.Model Konseptual Komunikasi......................................................................7
L) C. Model Konseptual Keperawatan.................................................................9
M) D. Model Konseptual Perilaku........................................................................11
N) E.Model Konseptual Adaptasi Roy..................................................................12
O) BAB III...............................................................................................................15
P) PENUTUP..........................................................................................................15
Q) A. Kesimpulan..................................................................................................15
R) B.Saran...............................................................................................................15
S) DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial, memiliki dorongan ingin tahu, ingin
maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi. Karenanya komunikasi
merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia.

Perencanaan merupakan fungsi manajemen pertama yang sangat menentukan dan


mempengaruhi keberhasilan dari fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan harus
dikerjakan lebih dahulu sebelum mengerjakan fungsi manajemen yang lainnya. Perencanaan
yang baik akan mengarahkan pada pencapaian tujuan, sehingga hasil sistem kontrol diharapkan
berjalan dengan baik yang pada akhirnya akan memudahkan pencapaian tujuan organisasi.
Komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama
dari suatu sistem sosial atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai suatu proses penyampaian
informasi dan pengertian dari satu orang kepada orang lain. Dan satu-satunya cara mengelola
aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses komunikasi.

Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama
pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung
pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen,
manajer, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan lain
sebagainya.

Model dibangun agar kita dapat mengidentifikasi, menggambarkan atau mengategorisasikan


komponen-komponen yang relevan dari suatu proses. Sebuah model dapat dikatakan sempurna,
jika ia mampu memperlihatkan aspek-aspek yang mendukung terjadinya sebuah proses.
Misalnya dapat melakukan spesifikasi dan menunjukkan kaitan antara satu komponen dengan
komponen lainnya dalam suatu proses, serta keberadaanya dapat ditunjukkan secara nyata.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan model konseptual dalam keperawatan?
b. Apa yang dimaksud dengan model konseptual komunikasi?
c. Bagaimana proses terapi pada model konseptual komunikasi?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mengetahui dan memahami maksud dari
beberapa model komunikasi yang kami sajikan dan juga mempermudah memahami proses
komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Model Konseptual Medikal
a) Definisi
Model medikal mengacu pada perawatan psikiatri yang didasarkan pada hubungan
dokter-pasien. Ini berfokus pada diagnosis penyakit mental, dan pengobatan
selanjutnya didasarkan pada diagnosis ini. Perawatan somatik, termasuk
farmakoterapi dan electroconvulsive adalah komponen penting dari proses pengobatan.
Aspek interpersonal model medis sangat bervariasi, dari wawasan intensif
berorientasi intervensi untuk sesi singkat yang melibatkan manajemen medis obat. (Stuart
dan Larai, 2018, Hal. 61).
b) Klasifikasi
Menurut Yosep (2009 : 12), konseptual model keperawatan, dapat dikelompokkan
menjadi beberapa model yaitu :
- Model psikoanalisa ( Freud, Erickson )
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila
ego (akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting).
- Model interpersonal
Teori ini dikemukakan oleh Harri Stack Sullivan. Dia menganggap perilaku itu
merupakan bentukan karena adanya interaksi dengan orang lain atau lingkungan
sosial.
- Model sosial
Konsep ini dikemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa perilaku
dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa situasi sosial dan
menjadi faktor predisposisi klien mengalami gangguan mental, seperti kejadian
kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang rendah.
- Model eksistensi
Menurut teori model eksistensi ganguan prilaku atau ganguan jiwa terjadi bila
individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki
kebanggan akan dirinya.
- Model komunikasi
Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap perilaku, baik
verbal maupun non verbal adalah bentuk komunikasi. Ketidak mampuan komunikasi
mengakibatkan kecemasan dan frustasi.
- Model behavioral
Konsep ini berdasarkan teori belajar, dan mengatakan bahawa semua perilaku itu
dipelajari. Perilaku seseorang karena dia belajar itu dari lingkungannya.
- Model medical
Menurut konsep ini ganguan jiwa cendrung muncul akibat multi factor yang
kompleks meliputi aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus
penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic,
farmakologi, dan teknik interpersonal.
- Model keperawatan
Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha Rogers.

Contoh model konseptual medical


Seseorang yang mengidap penyakit kanker yang lama sembuh membuatnya menjadi stres
dan depresi dan merasa ingin untuk bunuh diri.

B. Model Konseptual Komunikasi


a) Definisi

Model ini digunakan untuk memprediksi perilaku dalam hal pengetahuan tentang manfaat dan
ancaman bagi kesahatan dan jiwanya. Untuk memotivasi seseorang dalam pengambilan
keputusan untuk mempertahankan kesehatannya diperlukan komunikasi. Dalam model terdapat
tiga elemen penting yang meliputi persepsi individu pada tingkat kondisi suatu penyakit, persepsi
individu terhadap manfaat dan kendala dalam tindakan pencegahan penyakit, dan persepsi untuk
memberikan dorongan individu dalam tindakan pencegahan penyakit (Machfoedz, 2009).
Komunikasi adalah sebuah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial. Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin
“communicare” yang artinya “menyampaikan”. Menurut asal katanya tersebut, arti komunikasi
adalah  proses penyampaian makna dari satu entitas atau kelompok ke kelompok lainnya melalui
penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami bersama.
b) Jenis Komunikasi
- Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui ucapan lisan, termasuk
penggunaan tulisan. Pengiriman informasi atau pesan dalam komunikasi
menggunakan simbul-simbul. Tetapi simbul-simbul yang dominan adalah kata-kata.
Ketika memilih kata-kata untuk berbicara atau menulis, pengirim pesan harus
mempertimbangkan beberapa kriteria komunikasi yang efektif, meliputi:
 Sederhana
 Jelas
 Tepat waktu
 Dapat diterima
 Berarti

Dalam komunikasi verbal informasi yang disampaikan bersifat faktual, akurat, dan
efisien. Untuk memvalidasi interpretasi bisa menggunakan komunikasi verbal dan non
verbal.

- Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal kadang-kadang disebut juga bahasa tubuh. Pesan yang dapat
disampaikan melalui komunikasi jenis ini adalah sama halnya dengan simbul-simbul
yang digunakan secara sadar atau tidak sadar melalui:

 Roman muka / ekspresi wajah , gerak dan sikap


Ekspresi wajah, sangat mendukung situasi psikologis individu yang
melakukan komunikasi, apakah dalam kondisi marah, senang, sedih, kecewa,
peduli atau perhatian.
 Tekanan suara, irama dan getaran
Suara keras, menunjukkan seseorang dalam kondisi marah, sebaliknya suara
lirih bisa diartikan seseorang sedang tidak berdaya, atau dalam kondisi
ketakutan untuk bicara keras.
 Rabaan dan sentuhan ( touch )
Memberikan sentuhan, juga merupakan komunikasi nonverbal. Media
sentuhan sangat pribadi sifatnya, dan pemahaman antara satu orang dengan
orang lain bisa berbeda.
 Kerlingan mata, air mata
 Debaran dan detak jantung
 Gelisah, menggigil, disorientasi dan sebagainya

Contoh model konseptual komunikasi

Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dipasung oleh ayahnya selama 3 tahun karena
menderita kecacatan mental. Ibunya tidak berani melepaskan putranya karena takut
dimarahi oleh suaminya. Setiap hari kakaknya selalu memberikan makan secara diam-
diam. Setiap hari anak tersebut tidak pernah diajak untuk berbicara. Setelah ibunya
melihat anaknya tinggi badannya tidak wajar seperti anak seumurannya, perutnya buncit
dan pertumbuhannya juga terganggu.

C. Model Konseptual Keperawatan


a) Definisi

Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu


keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik.
Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga
merupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana
konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang
meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya
sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).
- Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri
sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada.
- Menurut WHO
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi dan
management, bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan
kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan.
- Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu
perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
respons psikososial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan biopsikososial,
dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa (komunikasi terapeutik
dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses
keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan
masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas).
Contoh model konseptual keperawatan

Seorang laki laki usia 22 tahun dibawa ke Rumah Sakit Jiwa oleh keluarga karena
mengamuk, marah-marah (mengancam hendak membunuh bapaknya dan merusak barang
rumah tangga) tanpa alasan yang jelas. 2 tahun SMRS (2007), pasien ditinggalkan
pacarnya yang menikah dengan seorang tentara, kejadian tersebut membuat emosi pasien
terguncang. Beberapa hari setelah itu, pasien meminum obat serangga dan sempat dibawa
ke IGD RSU, dia melakukan itu dikarenakan mendapatkan perintah dari sesosok
bayangan. Sejak saat itu (tahun 2007), keluarga membawa pasien untuk berobat ke rumah
sakit jiwa. Enam bulan SMRS (tahun 2009), ayah pasien meninggal dunia setelah
kejadian ini kondisi kejiwaan pasien semakin terguncang. Pasien menjadi pendiam,
sering tidak dapat tidur waktu malam hari, mudah marah dan tersinggung, sering bicara
dan tertawa sendiri. Pasien sering dibisiki dan mencium bau wangi tiap bayangan itu
muncul. Pasien juga pernah merasa pikirannya disedot dan pikiran menjadi kosong. Pada
tahun 2007 pasien mondok di RSJ dua kali. Pasien pulang dengan melarikan diri. Lalu
saat dibawa keluarganya kontrol, pasien mondok lagi pada tanggal 14 Desember 2008.
Pada tanggal 2 September 2009 (2 bulan SMRS), keponakan pasien menikah. Sejak saat
itu pasien menjadi semakin murung dan sering mengurung diri. Selain itu pasien juga
mengalami kesulitan tidur, nafsu makan yang sangat berkurang, sering mondar-mandir
dengan telanjang, mudah marah, mengamuk, merusak alat-alat rumah tangga,
mengganggu lingkungan, dan berkali-kali akan melakukan kekerasan terhadap ibunya.
Lalu pasien dibawa ke RSSM oleh ibu dan saudara-saudaranya.
Keadaan umum baik, compos mentis, kesan gizi cukup. Tanda vital, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 76x / menit, RR 22x /menit, suhu afebris, tidak terdapat kelainan
pada sistem organ lain. Status psikiatri yang didapat kesan umum compos mentis, sesuai
umur, perawatan diri cukup, gizi cukup. Sikap dan tingkah laku non-kooperatif, roman
muka normomimik, pembicaraan normoaktif. Persepsi terdapat halusinasi visual,
halusinasi auditorik, halusinasi olfaktorius, halusinasi taktil, ilusi. Proses pikir bentuk
pikir non realistik, arus pikir kuantitatif normal, kualitatif flight of idea, isi pikir terdapat
waham bizzare, waham kebesaran, waham curiga. Gejala-gejala tersebut dialami oleh
pasien selama lebih dari 1 bulan.

D. Model Konseptual Perilaku


a) Definisi

Model pembelajaran perilaku adalah kerangka konseptual atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran sehingga tingkah laku peserta didik
berubah ke arah yang lebih baik yang didasari pada tanggapan atau reaksi peserta didik terhadap
rangsangan atau lingkungan. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya.

b) Jenis-Jenis Perilaku

Menurut Puspitasari (2013) dilihat dari bentuk terhadap stimulus menurut skinner, perilaku
dapat dibedakan menjadi dua:

- Perilaku tertutup (Covert Behavior) Seorang terhadap stimulus yang masih terbatas
pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran dan sikap, belum biasa diamati oleh
orang lain.
- Perilaku Terbuka (Overt Behavior) Seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
tindakan nyata atau terbuka. Ini sudah jelas dilakukan atau praktik, yang sangat
mudah diamati atau dilihat orang lain.

Menurut Dahro (2012), jenis perilaku dibagi menjadi dua yaitu ;

- Perilaku yang refleksif Perilaku yang refleksif merupakan perilaku secara spontan
yang terjadi atas reaksi terhadap stimulus yang didapatkan organism tersebut.
- Perilaku non refleksif Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh kesadaran atau otak.
Perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk dan dapat dikendalikan. Oleh karena
itu, perilaku ini dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai hasil proses belajar.

Contoh model konseptual perilaku

Ibu T, umur 45 th, yang dirawat dirumah Sakit Umum Daerah Bukittinggi sejak 2 minggu yang
lalu, didiagnosis mengalami Ca stadium lanjut (stadium IV). Kondisi ibu T seorang wanita karier
yang bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan terkemuka, mempunyai 3 orang anak yang
masih menjalani pendidikan. Setelah Ibu T mendapat informasi dari tim medis tentang
penyakitnya (Ca servix stadium IV) setelah itu kondisi ibu T mulai menurun. tidak mau makan,
mengurung diri, tidak mau berinteraksi dengan orang lain termasuk anak dan suaminya, kadang
marah tanpa sebab, ekspresi wajah terlihat sedih, kadang terilahat menangis, ibu T menolak
pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh perawat. Ibu T mengatakan dia tidak perlu lagi
diperhatikan karena umurnya tidak akan lama lagi.

E. Model Konseptual Adaptasi Roy


a) Definisi
Perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan
profesionalismenya. Secara filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan,, dan nilai
kemanusiaan, pengalaman klinisnya telah membantu perkembangan kepercayaannya itu dalam
keselarasan dari tubuh manausia dan spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya
yang baru pada model adaptasi keperawatan.
Empat elemen penting yang termasuk dalam model adaptasi keperawatan adalah : (1) manusia;
(2) Lingkungan; (3) kesehatan; (4) keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu
tujua keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elememn penting pada
konsep adaptasi.

- Manusia

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif,
manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai input,
control, output, dan proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping yang
dimanifestasikan dengan cara adaptasi.

- Lingkungan

Roy mengidentifikasikan keadaan lingkungan secara khusus yaitu semua keadaan, kondisi
dan pengaruh dari sekeliling dan perasaan lingkungan serta tingkah laku individu dan kelompok.

- kesehatan

Roy mengidentifikasikan sebagai status dan proses keadaan yang digabungkan dari manusia
yang diekspresikan sebagai kemampuan untuk menentukan tujuan, hidup, berkembang, tumbuh,
memproduksi dan memimpin.

- Keperawatan

Roy mengidentifikasikan tujuan dari keperawatan sebagai peningkatan dari proses adaptasi.
Tingkat adaptasi ditentukan oleh besarnya rangsang baik fokal, konstektual maupun residual
Aktivitas perawatan direncanakan model sebagai peningkatan respon adaptasi atas situasi sehat
atau sakit. Sebagai batasan adalah pendekatan yang merupakan aksi perawat untuk memanipulasi
stimuli fokal, konstektual dan residual yang menyimpang pada manusia. Rangsang fokal dapat
diubah dan perawat dapat meningkatkan respon adaptasi dengan memanipulasi rangsangan
konstektual dan residual. Perawat dapat mengantisipasi kemungkinan respon sekunder yang
tidak efektif pada rangsang yang sama pada keadaan tertentu. Perawat juga dapat menyiapkan
manusia untuk diantisipasi dengan memperkuat regulator kognator dan mekanisme koping.
Contoh model konseptual adaptasi roy

Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2012. Ny. R 26 tahun, SMA, ibu Rumah Tangga,
Padang, Islam. Klien masuk rumah sakit pada tanggal 22 Oktober 2012 karena akan melakukan
kemoterapi seri kelimanya sebagai kelanjutan terapi kanker. Klien terdiagnosa kanker ovarium
stadium IIIC dan telah dilakukan operasi oovorektomi dextra pada tanggal 23 Mei 2012.
Keadaan umum klien baik, kesadaran compos mentis. Klien mengaku badannya terasa sering
lemas, mual dan muntah terutama setelah kemoterapi. Berdasarkan pengkajian lanjut, ditemukan
bahwa rambut pada kepala, alis dan bulu mata klien mengalami kerontokan dan hampir gundul.
Klien merasa malu jika rambutnya yang rontok kelihatan orang banyak sehingga klien selalu
menggunakan jilbab untuk menutupi kekurangannya. Secara seksualitas, klien mengungkapkan
tidak mengalami masalah. Klien dan suami telah membicarakannya termasuk kemungkinan klien
tidak dapat hamil. Klien diberikan asuhan keperawatan dalam manajemen gejala mual dan
muntah selama pemberian kemoterapi, klien diberikan dukungan dan motivasi untuk terus
melanjutkan pengobatan, mendiskusikan bersama klien dan suami tentang seksualitas dan
kemungkinan klien tidak dapat hamil, klien diberikan pujian atas motivasi dan usaha yang
dilakukan klien dalam perawatan di rumah. Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien telah
mampu beradaptasi secara fisik, menggunakan koping yang efektif, klien merasa lebih yakin dan
termotivasi untuk menyelesaikan pengobatan kemoterapi, dan klien mampu mengelola mual dan
muntah yang dirasakan saat kemoterapi.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
mengacu pada perawatan psikiatri yang didasarkan pada hubungan dokter-pasien. Ini berfokus
pada diagnosis penyakit mental, dan pengobatan selanjutnya didasarkan pada diagnosis ini.

Untuk memotivasi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan


kesehatannya diperlukan komunikasi. Dalam model terdapat tiga elemen penting yang meliputi
persepsi individu pada tingkat kondisi suatu penyakit, persepsi individu terhadap manfaat dan
kendala dalam tindakan pencegahan penyakit, dan persepsi untuk memberikan dorongan
individu dalam tindakan pencegahan penyakit

B. Saran
- Dalam memberikan tindakan keperawatan jiwa hendaknya diperhatikan betul
prosedur kerja yang akan dijalankan.
- Mahasiswa hendaknya dapat memenuhi apa saja yang berhubungan dengan
keperawatan jiwa sebelum melakukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurhalimah. 2016.Modul Bahan Cetak ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta Selatan:pusat SDM


Kesehatan

Potter & Perry. (2013). Fundamentals of Nursing. 8 th Ed. St. Louis, Missouri : Mosby Elsevier

Stuart, G.W. T., Keliat B.A., Parasibu J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan
Jiwa Stuart. Edisi Indonesia 10. Elsevier : Mosby

https://www.infokeperawatan.com/model-konseptual-roy.html

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Jiwa-
Komprehensif.pdf

http://eprints.ners.unair.ac.id/668/1/ah_yusuf%20Kx%20Efektif%20dalm%20Keperawatan.pdf

https://repository.upnvj.ac.id/446/1/BUKU%20MODEL%20KONSEPTUAL
%20KEPERAWATAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai