DISUSUN OLEH :
Puji Handayani (1914201127)
Dosen pengampu:
Ns.Amelia susanti,M.Kep Sp.Kep.j
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya.Makalah yang berjudul “model konsep dalam keperawatan jiwa
Sijunjung,27 september
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………….……………………….1
DAFTAR ISI ………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………...2
A. Latar Belakang……………………………………….….…..3
B. Tujuan…………………………………………………….…....….3
C. Ruang lingkup penulisa..……………………………..…3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………...…4
A .Amodel konseptual keperawatn jiw.………………4
B. modelkonseptual sosial………………………………….7
C.faktor - faktor perubahan prilaku…………………….4
BAB III PENUTUP……………………………………………………12
A. Kesimpulan……………………………………………….……12
B. Saran………………………………………………………..…....16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..….…16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
model konseptual merupan kerangka kerja konseptual,sistem atau skema
merangka tentang serangkain ide global tentang keterlibatan indiviudu kelompok
situasi atau kejadian terhadap atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
perkembangan. Model konsep tual membemberikan kontitual untuk berfikir
memberikan arah risetuntuk mengiden tifikasi suatu pertanyaan untuk
menyatakan tentang fenomena dan menunjukan pemecahan masalah.
Model psikonalis adalah pandangan pada manusia yang pada hakikatnya
adalah mahluk dorongan nafsu psikonalis merupakamn model yang pertama
dikemukakan oleh sigmud penyimpangan beliau pada usia meyakini bahwa
penyimpangan perilaku pada usia beliau dewasa dengan perkemabngan
pada ,masa anak
Model psikoanalisis tidak dapat terpisahkan dalam praktik keperawatan
khususnya dalam lingkup keperawatan jiwa memandanhg bahwa perilaku yang
ditunjukan oleh setiap manusia tidak tidak terlepas dari proses tumbuh
kembvang yang dialamainya,sehingga kegagalan seseorhang dapat
menyebabkan seseorang melakukan melakunn perilaku yang maladavtif
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif. Keperawatan professional diterapkan dengan
mengaplikasikan ilmu dan teori keperawatan dalam praktek, pendidikan dan
riset keperawatan. Dalam memberikan asuhan diperlukan pengetahuan
tentang perilaku dan kesehatan manusia sebagai individu yang unik dan
holistik (Potter and Perry, 2009)
Dalam aplikasinya keperawatan harus dilandasi oleh dasar keilmuan
keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir
logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon
manusia dengan menggunakan model-model konseptual keperawatan dalam
proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan (Potter and Perry, 2009)
A. Rumusan Makalah
Bagaimana proses gangguan jiwa dapat terjadi?
Apa saja konsep stress dalam keperawatan jiwa?
Apa saja mekanisme dan sumber koping dalam keperawatan jiwa
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami tentang model konsep tual keperawatan
jiwa(model psikonalisa)
2. Tujuan khusus
3. Menjelaskan model konseptual keperawatan jiwa
4. Mengidentifikasi model konseptual psikonalisa
5. Menjelaskan aplisaki psikonalisa
BAB II
PEMBAHASAN
c. Model sosial
Konsep ini dikemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa perilaku
dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa situasi sosial
dan menjadi faktor predisposisi klien mengalami gangguan mental, seperti
kejadian kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang rendah. Karena
kondisi ini akhirnya individu mengalami ketidakmampuan mengkoping stes,
ditambah lagi dukungan dari lingkungan sangat sedikit. Individu mengembangkan
koping yang patologis. Krisis juga bisa menyebabkan klien mengalami perubahan
perilaku. Koping yang selama ini dipakai dan dukungan dari lingkungan tidak
dapat dipakai lagi sehingga klien mengalami penyimpangan perilaku.
d. Model eksistensi
Menurut teori model eksistensi ganguan prilaku atau ganguan jiwa terjadi bila
individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak
memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami ganguan
dalam body image – nya.
e. Model komunikasi
Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap
perilaku, baik verbal maupun non verbal adalah bentuk komunikasi. Ketidak
mampuan komunikasi mengakibatkan kecemasan dan frustasi.
f. Model behavioral
Konsep ini berdasarkan teori belajar, dan mengatakan bahawa semua perilaku
itu dipelajari. Perilaku seseorang karena dia belajar itu dari lingkungannya. Fokus
konsep ini terletak pada tindakan, bukan pada pikiran atau perasaan individu.
Perubahan perilaku membuat perubahan pada kognitif dan afektif.
g. Model medical
Menurut konsep ini ganguan jiwa cendrung muncul akibat multi factor yang
kompleks meliputi aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga
focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi
somatic, farmakologi, dan teknik interpersonal.
h. Model keperawatan
Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha
Rogers. Konsep ini berdasarkan teori sistem, teori perkembangan dan teori
interaksi yang bersifat holistik : bio-psiko-sosial spiritual. Perawat mengarah pada
perubahan perilaku, menyediakan waktu banyak, menciptakan hubungan yang
terapeutik dan sebagai pembela klien.
Model konseptual Sosial
1. Pengertian
Konsep ini dikemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa perilaku
dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa situasi sosial
dan menjadi faktor predisposisi klien mengalami gangguan mental, seperti
kejadian kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang rendah. Karena
kondisi ini akhirnya individu mengalami ketidak mampuan mengkoping stres,
ditambah lagi dukungan dari lingkungan sangat sedikit. Individu mengembangkan
koping yang patologis. Seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau
penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor sosial dan factor lingkungan
yang akan memicu munculnya stress pada seseorang (social and environmental
factor create stress, which cause anxiety and symptom). Beberapa factor
predisposisi stress yaitu :
a. Pengaruh genetic
b. Pengaruh masa lalu
c. Pengaruh konflik lain
Pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan pengalaman
hidupnya. kondisi sosial bertanggung jawab terhadap penyimpangan perilaku.
Prilaku yang dianggap normal pada suatu daerah tertentu mungkin sebagai
penyimpangan pada daerah yang lain. Individu yang sudah dilabel atau dicap jika
tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma lingkungan, maka perilaku tersebut
memerlukan perawatan atau dirawat. Kaplan, meyakini bahwa situasi sosial dapat
mencetuskan gangguan jiwa. Oleh karena itu situasi yang dapat menjadi pencetus:
a. Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.
b. Kurang mampu mengatasi stress.
c. Kurang support system
1. Model konseptual Sosial
1. Pengertian
Konsep ini dikemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa perilaku
dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa situasi sosial
dan menjadi faktor predisposisi klien mengalami gangguan mental, seperti
kejadian kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang rendah. Karena
kondisi ini akhirnya individu mengalami ketidak mampuan mengkoping stres,
ditambah lagi dukungan dari lingkungan sangat sedikit. Individu mengembangkan
koping yang patologis. Seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau
penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor sosial dan factor lingkungan
yang akan memicu munculnya stress pada seseorang (social and environmental
factor create stress, which cause anxiety and symptom). Beberapa factor
predisposisi stress yaitu :
a. Pengaruh genetic
b. Pengaruh masa lalu
c. Pengaruh konflik lain
Pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan pengalaman
hidupnya. kondisi sosial bertanggung jawab terhadap penyimpangan perilaku.
Prilaku yang dianggap normal pada suatu daerah tertentu mungkin sebagai
penyimpangan pada daerah yang lain. Individu yang sudah dilabel atau dicap jika
tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma lingkungan, maka perilaku tersebut
memerlukan perawatan atau dirawat. Kaplan, meyakini bahwa situasi sosial dapat
mencetuskan gangguan jiwa. Oleh karena itu situasi yang dapat menjadi pencetus:
a. Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.
b. Kurang mampu mengatasi stress.
c. Kurang support system
b. Psikologi
Berbagai masalah psikologi yang dialami masyarakat atau individu seperti
ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih berat di karenakan
kondisi suatu peristiwa atau insiden yang terjadi di lingkungan pada masa lalu.
c. . Psikologi
Dimana seseorang akan mengalami keadaan duka dan konflik berkepanjangan
seperti kehilangan keluarga yang di cintai, kehilangan pekerjaan, tempat tinggal
dan harta benda akibat musibah yang melanda. Akibat tidak adanya pelayanan
dari berbagai sektor dapat memicu ketidakpuasan dalam kehidupan sosial.
d. Budaya
Semakin berkembangnya budaya idealism di dalam masyarakat kita menjadi
lebih mementingkan diri masing – masing, yang seharusnya budaya lebih
mementingkan kebersamaan untuk menciptakan masyarakat yang lebih nyaman.
Hal ini lah yang dapat membuat terjadinya kesenjangan di dalam masyarakat.
e. spiritual
Nilai – nilai agama yang terlalu kuat di dalam masyarakat dapat
menimbulkan deskriminasi terhadap agama minoritas. Potensi inilah yang dapat
berkembang di masyarakat terjadinya konflik dan berbagai masalah yang tidak
dapat terselesaikan.
3. Model Terapi
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien
harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat
melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan terapis
berupaya menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di
sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
a. peran klien :
1) Bekerja samalah dengan terapis dengan menceritakan seluruh masalah yang
dialaminya dan aktif terlibat dalam proses pemulihan. Disini tujuannya yaitu
perawat mampu menganalisa faktor utama yang menyebabkan klien mengalami
gangguan jiwa, selain itu klien juga dapat membina hubungan baik antara
perawat sehingga lebih mudah dalam proses pemulihan.
2) Menggunakan sistem pendukung sosial. yang dimaksud kan system pendukung
sosial disini adalah selain terapis dalam proses pemulihan juga diharapkan
berperannya anggota keluarga lain yang dapat membantu karena klien akan lebih
mudah mengerti tujuan utama yang diharapkan oleh terapis jika yang
menyampaikan adalah orang terdekat klien. Selain itu dalam proses sosialisasi
juga dibutuhkan alat bantu pendukung seperti gambar, buku cerita sehingga klien
lebih mudah untuk mengerti.
b. peran terapis :
Terapi yang dianjurkan adalah terapi sosial dan pasien tidak dianjurkan
untuk dirawat di rumah sakit. Terapis dianjurkan untuk ke mengunjungi pasien di
masyarakat. Dan aktivitas yang dilakukan adalah penyuluhan terhadap kelompok
masyarakat dan konseling
Ketentuan hubungan pasien dan terapis (perawat) adalah terapi akan dapat
menolong pasien hanya apabila pasien meminta pertolongan. Pasien datang ke
terapis untuk menjelaskan masalahnya dan meminta untuk dibantu
menenyelesaikan masalahnya. Pasien juga mempunyai hak menolak intervensi
terapeutik yang diberikan. Terapi akan sukses jika pasien puasa dengan perubahan
yang terjadi dalam hidupnya. Terapis bersama-sama dengan pasien meningkatkan
perubahan. Perubahan tersebut menyangkut membuat rekomendasi tentang arti
yang mungkin dari apa elemen penyesuain diri yang efektif, tidak termasuk
beberapa elemen yang termasuk dalam paksaan terhadap tindakan di rumah sakit
jika pasien tidak setuju dengan rekomendasi yang dianjurkan oleh terapis.
Ketentuan dari terapi juga termasuk didalamnya perlindungan pasien dari tuntutan
sosial terhadap prilaku kekerasan di lingkungan sosial (Caplan dalam Stuart &
Laraia, 2005).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model sosial merupakan salah satu contoh model yang dapat dikembangkan
dan diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan khususnya
keperawatan jiwa. Fokus model sosial ini adalah lingkungan sosial yang dapat
berpengaruh terhadap individu dan pengalaman hidupnya.
Aplikasi model sosial ini dapat diterapkan pada proses keperawatan jiwa yaitu
pada saat perawat mengkaji pasien dengan gangguan sosial dan saat
melakukan tindakan keperawatan. Dengan mengaplikasikan model sosial ini
maka diharapkan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa.
Saran
Perawat diharapkandapat menerapkan model konseptual keperawatan jiwa
khususnya model sosialdalam melakukan asuhan keperawatan jiwa dirumah
sakit maupun dilingkungan masyarakat.
Institusi pelayanan keperawatan khususnya rumah sakit maupun puskesmas
diharapkan mampu melayani masyarakat dengan menggunakan model
konseptual sosial kepada masyarakat baik yang mengalami gangguan maupun
tidak
. Institusi pendidikan keperawatan dapat memberikan pendidikan yang
mendalam mengenai model konseptual khususnya model sosialsehingga
ketika turun kelapangan mahasiswa dan mahasiswi dapat melakukan
perawatan yang baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/mobile/adeputra93/model-
konsepdanteorikeperawatan
http://thinkgoodone.blogspot.com/2012/07/konseptual-model-keperawatan-
jiwa-model.html