Anda di halaman 1dari 21

MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN JIWA

MENURUT BEBERAPA AHLI

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah
Keperawatan jiwa
Jurusan Keperawatan semester IV

DI SUSUN OLEH :
NAMA : NURFADYA
NIM : BT2002078
KLS : 2C

AKADEMI KEPERAWATAN BATARITOJA


WATAMPONE
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah “model konseptual keperawatan
jiwa”, dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang saya hadapi dalam
penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman
saya bisa menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu
dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
dorongan dan doa.
Tidak lupa pula saya mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah saya i ini,
di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

Watampone, 16 Juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Penjelasan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut psycoanalytical
B. Penjelasan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut interpersonal
C. Penjelasan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut social
D. Penjelasan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut existensial
E. Penjelasan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut supportiv therapy
F. Penjelasan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut medical
G. Penjelasan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model komunikasi
H. Penjelasan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model perilaku
I. Penjelasan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model adaptasi roy
J. Penjelasan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
a. Pengertian model konseptual keperawatan jiwa
Model adalah suatu cara mengorganisasi kumpulan pengetahuan yang kompleks seperti
konsep yang berhubungan dengan perilaku manusia. Banyak profesional jiwa melakukan
praktik dalam kerangka model konseptual, sehingga model konseptual dapat didefinisikan
sebagai kerangka kerja konseptual yang merupakan metode-metode yang digunakan untuk
mengorganisasikan pengetahuan yang menjadi dasar untuk memahami perilaku manusia dan
hubungan antar berbagai factor biologi, proses perkembangan, dan pengaruh lingkungan.
Beberapa model konseptual dikembangkan dalam praktik psikiatri. Penggunaan model ini
membantu mengembangkan dasar untuk melakukan pengkajian dan intervensi, juga
memberikan cara untuk mengevaluasi keefektifan terapi.
Keperawatan jiwa adalah salah satu ilmu yang membahas bagaimana cara memberikan
keperawatan pada orang sehat, masalah psikososial maupun orang yang telah mengalami
gangguan jiwa.
Terdapat beberapa model keperawatan jiwa yang dapat diterapkan untuk menangani
masalah yang dihadapi klien sesuai kondisi klien tersebut.
b. Proses Perjalanan Terjadinya Gangguan Jiwa
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur
pertengahan dengan melalui beberapa fase antara lain:
1. FaseProdomal
 Berlangsung anatara 6 bulan sampai 1 tahun
 Gangguan dapat berupa self care, gangguan dalam akademik, gangguan dalam
pekerjaan, gangguan fungsisosial, gangguan pikiran persepsi.
2. FaseAktif
 Berlangsung kurang lebih dari 1 bulan
 Gangguan dapat berupa gejala psikotik; halusinasi, delusi, disorganisasi proses
berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi.
3. Fase Residual
Klien mengalami minimal 2 gejala: gangguan afek dangan gangguan peran, serangan
biasanya berulang.
c. Penggolongan Gangguan Jiwa
Menurut Iyus Yosep (2007) penggolongan gangguan jiwa dibedakan menjadi :
a) Gangguan Jiwa Neurosa (Ringan)
Gangguan jiwa neurosa ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis
dimana tidak ada rangsangan yang spesifik yang menyebabkan kecemasan tersebut.
Misalnya fobia, obsesi-kompulsif, dan depresi.
b) Gangguan Jiwa Psikosa (Berat)
Ganggua jiwa psikosis merupakan gangguan penilaian yang menyebabkan
ketidakmampuan seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya. Misalnya skizofrenia dan
demensia
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut psycoanalytical
2. Jelaskan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut interpersonal
3. Jelaskan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut social
4. Jelaskan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut existensial
5. Jelaskan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut supportiv therapy
6. Jelaskan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut medical
7. Jelaskan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model komunikasi
8. Jelaskan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model perilaku
9. Jelaskan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model adaptasi roy
10. Jelaskan model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model keperawatan

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
Untuk menambah pengetahuan bagi perawat dalam model konseptual keperawatan jiwa
menurut Psicoanalytical, interpersonal, social, exsistensi, supportiv therapy, medical, model
komunikasi, model perilaku, model adaptasi roy, model keperawatan,
BAB II
PEMBAHASAN
1. model konseptual keperawatan jiwa menurut psycoanalytical
model konseptual yang dikembangkan oleh ilmuan S. Freud, Erikson Klein. Teori
ini berfokus pada proses-proses intrapsikis dan perkembangan psikososial. Dalam teori ini
Freud berasumsi bahwa perilaku manusia terutama masalah-masalah emosional terjadi
karena konflik bawah sadar dan insting dasar terutama pada masa anak-anak. Pandangan
tentang penyimpangan perilaku dalam teori ini didasarkan pada awal perkembangan dan
resolusi konflik perkembangan yang tidak adekuat. Pertahanan ego tidak dapat mengontrol
ansietas.
Proses terapeutik : menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa mimpi,
transferen untuk memperbaiki pengalaman traumatik terdahulu.
Peran pasien dan terapis : pasien mengungkapkan semua pikiaran dan mimpi.
Terapis menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.
Penerapan dalam keperawatan :
 Perawat mengkaji tingkat ansietas klien
 Perawat menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin
hubungan saling percaya
 Perawat menggunakan teknik-teknik dalam terapi psikoanalisis :
Asosiasi bebas : pasien diupayakan untuk mengungkapkan pengalaman-
pengalaman masa lampau yang muncul dalam alam pikirannya dengan leluasa, tanpa
perlu berusaha membuat uraian logis, teratur dan penuh arti.
Analisa mimpi : suatu teknik untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan
memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan masalah-masalah yang belum
terselesaikan.
Analisa transferensi : pengalihan perasaan alam bawah sadar dari satu orang ke
orang lainnya
Contoh :
Seorang anak yang pernah disiksa oleh orang tuanya semasa kecil karena dia
sering bermain dan lupa belajar, ia dipukul dan dianiaya. Sehingga anak itu selalu
memendam konflik yang terjadi antara ia dan ibunya sampai ia dewasa.Kepuasan kasih
sayang tidak didapatkannya waktu kecil. Tiba-tiba saat ia dewas,ia menjalin hubungan
dengan seorang wanita namun dia tidak menyayangi wanita tersebut dengan sepenuh hati
karena ia cemas jika semua wanita berperilaku sama seperti ibunya, sampai-sampai
terbawa-bawa dalam mimpinya ia menganiyaya pacarnya tersebut.
2. model konseptual keperawatan jiwa menurut interpersonal
model konseptual yang dikembangkan oleh ilmuan Sullivan, Peplau yang
mengemukakan bahwa pandangan tentang penyimpangan perilaku berupa ansietas yang
timbul dan dialami secara interpersonal. Rasa takut yang mendasar adalah takut terhadap
penolakan. Seseorang membutuhkan rasa aman dan kepuasan yang diperoleh melalui
hubungan interpersonal yang positif.
Proses terapeutik : Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada
klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang
saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien
merasa berharga dan dihormati.
Peran pasien danterapi : pasien menceritakan kecemasan dan perasaannya kepada
terapis. Terapis menjalin hubungan akrab dengan pasien; menggunakan empati untuk
merasakan perasaan pasien dan menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman
interpersonal korektif
Penerapan dalam keperawatan :
 share anxieties (berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan
klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain)
 therapist use empathy and relationship (perawat berupaya bersikap empati dan
turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien)
 Membina hubungan saling percaya dan aman antara klien
 Mengoreksi adaptasi klien yang berperilaku maladaptive
 Mengajarkan cara membina hubungan interpersonal yang baik.
Contoh :
Dimana ada seorang anak (Yuni) dan temannya yang memiliki hubungan
persahabatan SMA yang dekat dimana mereka selalu bersama-sama dalam mengerjakan
tugas, namun tiba-tiba Yuni marah terhadap temannya karena temannya memfitnah dia.
Kemudian dia tidak mau berkomunikasi lagi dengan temannya. Dan Yuni pun
mengancam dia bahwa dia tidak bakal bahagia bersama teman-teman barunya. Temannya
pun menjadi lebih sering berdiam diri, jarang bergaul dengan orang lain dan dia mulai
menutupi dirinya selama 1 tahun, kemudian tidak sengaja mereka saling bertemu di
universitas yang sama namun temannya merasa cemas dan takut jika nanti dia akan
sekelas dengan Yuni dan dijauhi teman-teman sekelasnya karena Yuni menceritakan
masa lalu mereka.
3. Model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut sosial
model ini dikembangkan oleh ilmuan Szasz dan Caplan yang mengatakan bahwa
pandangan tentang penyimpangan perilaku berasal dari factor social dan lingkungan yang
menimbulkan stress, yang menyebabkan ansietas, dan mengakibatkan timbulnya gejala.
Perilaku yang tidak dapat diterima (menyimpang) diartikan secara sosial dan memenuhi
kebutuhan system social.
Proses terapeutik : environment manipulation and social support (pentingnya
modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial)
Peran pasien dan Terapis : pasien secara aktif menyampaikan masalahnya kepada
terapis untuk menyelesaikan masalahnya. Menggunakan sumber yang ada dimasyarakat.
Terapis mengkaji system social pasien dan membantu pasien menggunakan sumber yang
tersedia atau menciptakan sumber baru.
Penerapan dalam keperawatan :
 Hubungan perawat-klien didasarkan pada segi positif, rasa hormat dan empati.
 Perawat mengkaji aspek spiritual atau agama, makna hidup dan makna
penderitaan serta pengalaman yang menyakitkan; hubungan dengan makhluk
yang lebih tinggi; hubungannya dengan orang-orang, masyarakat dan alam; dan
arti penting dari nilai-nilai seperti kebenaran, toleransi, memafkan dan kesabaran.
 Melalui respon mendengar dan empati yang relektif, perawat membantu klien
mendapatkan pemahaman diri
 Perawat memberi kebebasan kepada klien untuk memilih berbagai alternatif
perilaku sesuai keyakinannya tentang makna dan nilai hidup.
Contoh :
Seseorang yang berada di lingkungan kampus dengan peraturan yang ketat dan
tugas yang banyak akan memunculkan berbagai stresor dan membangkitkan kecemasan
yaitu tidak bisa menyelesaikan tugas tepat waktu. Atau hubungan sosial di lingkungan
pekerjaan dimana atasan yang galak dan sering memarahi pegawai dan para pegawai
yang tidak ramah dan lebih mementingkan diri sendiri sehingga terjalin hubungan yang
kurang harmonis anatar pegawai dan atasan menyebabkan stresor dan kecemasan jika
nanti ia tidak bisa menjalani pekerjaannya dengan optimal.
4. Model konseptual keperawatan jiwa menurut existensial
Martin heidegger (1889/1976) dianggap sebagai bapak pemikiran eksistensial
sekarang ini. Konsepnya “ada-di-dunia” (teing-in-the-word) mencakup polaritas yang
tidak dapat dipisahkan dari manusia dan dunia dalam “situasi kini-dan-di-sini” (here-and-
now-situation). “ada-di-situ” menimbulkan keperihatinan tentang konsep yang mencakup
kecemasan dan kasih sayang. Komponen kecemasan itu berasal dari ketakutan terhadap
tidak-ada. Khusus ketakutan terhadap kematian dilihat oleh heidegger sebagai “keaslian
ada-di-situ” (authenticity of being-there) dalam penyelesaian umtuk menerima nasibnya,
menerima kematian sebagai suatu kemungkinan yang selalu saja ada. Paul tillich
(1886/1965) menerangkan keaslian sebagai “keberanian untuk ada” (courage to be),
meskipun terhadap ancaman kemungkinan tag-ada (not to be). Tokoh: Perls, Glasser,
Ellis, Rogers, Frankl.
Psikiatri eksistensial (eksistensial psychiatry atau Daseinanalysis) beranggapan
bahwa pasien berada dalam dunianya sendiri yang tidak dapat didiami sepenuhnya
bersama orang lain yang berorientasi pada patokan dan nilai pikiran sehat.
Menurut pandangan eksistensialis, regresi ke cara invantil, bukan saja merupakan
gejala gangguan, tetapi sekaligus juga merupakan usaha mencari suatu permulaan baru.
Bila kemampuan tidak cukup dan harapan anak tidak terpenuhi dalam proses
pematangannya melalui saling berhubungan dengan orang lain, maka kecemasan
ekstensial dan rasa salah akan menyertainya sampai dewasa, dan mengurungnya dalam
suatu “tempurung autistik” (autistic shell) yang dikelilingi oleh kengerian tak-ada. Akan
tetapi, pada setiap perkembangan manusia, daya penyembuh unsur kasih sayang yang ada
pada dirinya akan dapat mengatasi kecemasan egosentrisitas yang defensif itu.
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila
individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki
kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-
image-nya.
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam
memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feed
back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk
memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward &
punishment.
A. Rasional Emotif Therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien
didorong untuk menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa yang akan
dilakukan.
Rasional Emotif Therapy Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab
terhadap perilakunya. Klien didorong untuk menerima dirinya, bagaimana adanya bukan
karena apa yang akan dilakukan. Konsep dasar RET yang dikembangkan oleh Albert
Ellis adalah sebagai berikut:
a) Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional. Reaksi
emosional yang sehat maupun yang tidak, bersumber dari pemikiran itu.
b) Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional. Dengan pemikiran
rasional dan inteleknya manusia dapat terbebas dari gangguan emosional.
c) Pemikiran irrasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa
kecil dan pengaruh budaya.
d) Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan.
e) Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-simbol bahasa.
f) Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization. Yaitu mengatakan sesuatu
terus-menerus kepada dirinya.
g) Pemikiran tak logis-irrasional dapat dikembalikan pada pemikiran logis dengan
reorganisasi persepsi. Pemikiran tak logis itu merusak dan merendahkan diri
melalui emosionalnya. Ide-ide irasional bahkan dapat menimbulkan neurosis dan
psikosis. Sebuah contoh ide irasional adalah “seorang yang hidup dalam
masyarakat harus mempersiapkan diri secara kompeten dan adekuat, agar ia dapat
mencapai kehidupan yang layak dan berguna bagi masyarakat”. Pemikiran lain
adalah “sifat jahat, kejam, dan lain-lain harus dipersalahkan dan dihukum”.
RET bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir
keyakinan serta pandangan klien yang irasional menjadi rasional, sehingga ia dapat
mengembangkan diri dan mencapai realisasi diri yang optimal. Menghilangkan gangguan
emosional yang dapat merusak diri seperti: benci, takut, rasa bersalah, was-was, marah
sebagai akibat berpikir yang irasional, dan melatih serta mendidik klien agar dapat
menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai-
nilai dan kemampuan diri.
B. Terapi Logo
Merupakan terapi orientasi masa depan (future orientated therapy). Individu
meneliti arti dari kehidupan, karena tanpa arti berarti tidak eksis. Tujuan: agar individu
sadar akan tanggung jawabnya. Atau klien akan dapat menemukan makna dari
penderitaan dan kehidupan serta cinta. Dengan penemuan itu klien akan dapat membantu
dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut. Terapi logo masih menginduk kepada
aliran psikoanalisis, akan tetapi menganut paham eksistensialisme. Mengenai teknik
terapinya digunakan semua teknik yang kiranya sesuai dengan kasus yang dihadapi.
Tampaknya kemampuan menggali hal-hal yang bermakna dari klien, amat penting.
5. Model konseptual keperawatan jiwa menurut supportiv therapy
Proses Model Terapi Suportif Terapi suportif merupakan bentuk eklektik
psikoterapi, yaitu tidak didasarkan pada teori tertentu psikopatologi. Sebaliknya, hal itu
dapat menarik sesuai kebutuhan dari model lain dan dapat mengatasi gejala yang berbeda
dengan metode terapi yang berbeda (Stuart & Laraia, 1998) Prinsip terapi suportif
menurut Stuart & Laraia (1998) :
a. Bantuan langsung kepada klien, yang mungkin mencakup berbagai terapi
modalitas
b. Melibatkan keluarga dan keterlibatan dukungan sistem sosial
c. Fokus pada saat ini
d. Pengurangan Kecemasan melalui langkah-langkah suport dan pengobatan jika
diperlukan
e. Klarifikasi dan pemecahan masalah dengan menggunakan berbagai pendekatan,
termasuk saran, konfrontasi mendukung, pengaturan batas, pendidikan, dan
perubahan lingkungan
f. Membantu klien untuk menghindari krisis di masa depan dan mencari bantuan
awal ketika sedang stress Berdasarkan pengembangan dari berbagai aktfitas
support system enhancement yang dijelaskan oleh McCloskey dan Bubechek
(1996, dalam Stuart Laraia, 1998)
mutual support group bagi klien menurut Chien, Chan, dan Thompson (2006)
pelaksanaan terapi suportif dapat dilakukan dalam 4 sesi, yaitu:
a. Mengidentifikasi kemampuan klien dan sistem pendukung yang ada pada diri klien
b. Menggunakan sistem pendukung yang ada dalam diri klien
c. Menggunakan sistem pendukung yang ada di luar diri klien
d. Mengevaluasi hasil dan hambatan penggunaan sistem pendukung yang ada pada
masing-masing klien.
Berbagai aktifitas di dalam Support System Enhancement meliputi:
a. akses respon psikologis
b. Menentukan jejaring sosial yang ada dan adekuat
c. Mengidentifikasi family support (dukungan bagi keluarga)
d. Mengidentifikasi family financial support (dukungan finansial bagi keluarga)
e. Menentukan support system (sistem dukungan) yang biasa digunakan
f. Menentukan hambatan dalam menggunakan support system
g. Memonitor situasi keluarga saat ini
h. Menganjurkan klien berpartisipasi dalam aktifitas sosial dan masyarakat
i. Menganjurkan berinteraksi dengan orang lain yang sama-sama tertarik dan
memiliki tujuan
j. Mengarahkan pada Self Help Group sebagai terapi yang dapat dilakukan secara
mandiri.
k. Mengakses sumber masyarakat yang adekuat untuk mengidentifikasi kelemahan
dan kelebihan
l. Mengarahkan pada masyarakat berdasarkan pada hal peningkatan, pencegahan,
pengobatan, atau program rehabilitasi yang tepat
m. Menyediakan layanan perawatan dan cara yang suportif
n. Melibatkan keluarga, pihak lain, dan teman dalam hal perawatan dan perencanaan
o. Menjelaskan pada yang lain bagaimana cara mereka dapat membantu Menurut
Chien, Chan & Thompson (2006) dalam memberikan terapi suport pada klien dan
keluarga dengan klien gangguan jiwa,
ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Hubungan saling percaya
b. Memikirkan ide dan alternatif pemecahan masalah
c. Mendiskusikan area yang tabu (tukar pengalaman mengenai rahasia dan konflik
internal secara psikologis)
d. Menghargai situasi yang sama dan bertindak bersama
e. Adanya sistem pendukung
f. Pemecahan masalah secara individu.
Peran Perawat/Terapis dalam Penerapan Model Terapi Suportif Mohlenkamp,
1999 dalam Klingberg (2010) menyatakan prinsip seorang terapis adalah;
a. aktif, upaya empatik terapis untuk mencapai hubungan terapeutik yang positif
b. terapis menyampaikan orientasi kognitif kepada klien dan membantu memahami
perilaku klien
c. terapis member saran dan panduan dalam mengatasi krisis dan masalah
keseharian;
d. meningkatkan harga diri klien melalui penguatan positif dan dukungan
e. bekerja dalam orientasi sumber daya, contohnya membantu klien untuk
menemukan kemampuan menolong dirinya
f. menahan diri dari pendekatan konfrontasi dan bujukan regresi.
Dalam model terapi ini juga seorang terapis harus menganggap klien sebagai
mitra dalam pengobatan dan mendorong otonomi klien untuk membuat keputusan
pengobatan dan kehidupan. Pada gilirannya, klien diharapkan untuk menunjukkan
kesediaan untuk berbicara tentang peristiwa kehidupan, menerima peran pendukung
terapis, berpartisipasi dalam program terapi, dan mematuhi struktur terapi. (Stuart &
Laraia, 1998).
6. Model konseptual keperawatan jiwa menurut medical
model ini dikembangkan oleh ilmuan Meyer & Kraeplin gangguan perilaku
disebabkan oleh penyakit biologis. Gejala-gejala timbul akibat kombinasi faktor-faktor
fisiologis, genetik, lingkungan, dan sosial. Perilaku menyimpang berhubungan dengan
toleransi pasien terhadap stres.
Proses terapeutik : Terapi yang digunakan yaitu terapi biologis dan terapi
psikoterapi.
Peran dalam keperawatanc. Terapis terapi menegakkan diagnosis penyakit dan
menentukan pendekatan terapeutik.
Penerapan dalam keperawatan :
 Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis lain dalam melakukan
premeriksaan diagnostik dan terapi jangka panjang.
 Melakukan terapi somatik, farmakologi dan teknik interpersonal.
Contoh :
Seseorang yang mengidap penyakit kanker yang lama sembuh membuatnya
menjadi stres dan depresi dan merasa ingin untuk bunuh diri.
7. Model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model komunikasi
Model komunikasi mengatakan bahwa, penyimpangan perilaku terjadi jika pesan
yang disampaikan tidak jelas. Penyimpangan komunikasi menyangkut verbal dan non
verbal, posisi tubuh, kecepatan dan volume suara atau bicara.
Proses terapi dalam model ini meliputi :
a. Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah.
b. Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif.
c. Memberi alternatif koreksi untuk komunikasi yang tidak efektif.
d. Melakukan analisa proses interaksi.
8. Model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model perilaku
model ini dikembangkan oleh ilmuan Bandura, Pavlov, Wolpe, dan Skinner yang
mengemukakan bahwa pandangan tentang penyimpangan perilaku karena individu telah
membentuk kebiasaan perilaku yang tidak diinginkan. Karena perilaku dipelajari,
perilaku juga dapat tidak dipelajarai. Perilaku menyimpang dapat terus terjadi karena
dapat mengurangi ansietas. Jika demikian maka perilaku lain yang mengurangi ansietas
dapat menjadi pengganti.
Proses teraputik : cognitive behavioral therapy. Terapi ini dikenal dengan
modifikasi perilaku yaitu metode yang ditujukan pada pikiran dan perasaan yang
menyebabkan perilaku yang maladaptif.
Peran pasien danterapis : pasien mempraktikan teknik perilaku yang digunakan;
melakukan pekerjaan rumah dan latihan penguatan. Pasien membantu mengembangkan
hirarki perilaku. Terapis mangajarkan pasien tentang pendekatan perilaku, membantu
mengembangkan hirarki perilaku, dan menguatkan perilaku yang diinginkan.
Penerapan dalam keperawatan :
 Perawat mengkaji perilaku adaptif dan maladaptive
 Perawat dan klien bekerja sama dalam mengidentifikasi perilaku yang
memerlukan perubahan
 Perawat menggunakan berbagai teknik modifikasi perilaku
Tekinik modifikasi sebagai berikut:
 Modeling : perilaku baru dipelajari dengan menirukan perilaku orang lain.
 Operant conditioning : penghargaan (hadiah) diberikan atas perilaku yang
diinginkan.
 Desensitiasi sistematik : konfrontasi bertahap dari suatu stimulus yang
menimbulkan ansietas tinggi; terutama digunakan jika klien menderita fobia
tertentu.
Terapi aversif : konsekuensi-konsekuensi tidak menyenagkan akibat perilaku yang
tidak diinginkan. Terapi ini digunakan dalam pengobatan parafilia.
Umpan balik biologis : teknik-teknik pelatihan yang digunakan untuk
mengendalikan respon fisiologis.
Teknik relaksasi : teknik pelatihan yang digunakan untuk menghadapi gejala ansietas
Pelatihan asertivitas : teknik pelatihan yang digunakan untuk mengatasi kepasifan
atau agresi dalam situasi interpersonal
Contoh :
Seorang mahasiswa yang berperilaku malas-malasan sering terlambat masuk kelas
karena kebiasaan bangun terlambat. Kebiasaannya itu membuat dia sering alpa pada jam
perkuliahan pagi hari sehingga membuatnya tidak bisa mengikuti ujian. Hal tersebut
membuatnya cemas (cemas jika ia tidak lulus dalam mata kuliah tersebut).
9. Model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model adaptasi Roy
Model Adaptasi Roy, perawat dapat meningkatkan penyesuaian diri pasien dalam
menghadapi tantangan yang berhubungan dengan sehat-sakit, meningkatkan penyesuaian
diri pasien menuju adaptasi dalam menghadapi stimulus. Kesehatan diasumsikan sebagai
hasil dari adapatasi pasien dalam menghadapi stimulus yang datang dari lingkungan.
Keperawatan menurut Roy adalah sebagai proses interpersonal yang diawali karena
maladaptasi terhadap perubahan lingkungan. Tindakan keperawatan diarahkan untuk
menguragi atau menghilangkan dan meningkatkan kemampuan adaptasi manusia. Maka
keperawatan menurut teori Roy adalah disiplin ilmu bidang humanistik yang memberikan
penekanan pada kemampuan seseorang untuk mengatasi masalahnya. Peran perawat
dalam hal ini mempasilitasi potensi klien untuk beradaptasi dalam menghadapi perubahan
kebutuhan dasarnya. Sedangkan tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan respons
adaptasi yang meliputi 4 model adaptasi, yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependensi.
Model konseptual adaptasi Roy, 4 elemen penting dalam model dalam model
adapatasi yaitu:
 Manusia
 Lingkungan
 Kesehatan
 Keperawatan.
10. Model konseptual keperawatan jiwa menurut model keperawatan
Model Keperawatan ini dikemukakan oleh Dorothen Orem, Jhon Rischl, Roy dan
Martha Roger. Dorothen Orem yang mempunyai pandangan bahwa asuhan keperawatan
berfokus pada respons individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial
dengan model pendekatan berdasarkan teori sistem, teori perkembangan, teori interaksi,
pendekatan holistik dan teori pengembangan. Model penyimpangan perilaku Dalam ini
manusia dilihat sebagai makhluk biopsikososial budaya, yang utuh berespon terhadap
stres dengan cara-caranya sehingga gangguan tingkah laku, akan berdampak pada
seseorang secara menyeluruh.
Respon yang adaptif terhadap stres menyebabkan sehat dan respons yang
maladaptif menyebabkan terletak pada kontinum dari potensial tingkah laku. Artinya
pada model penyimpangan perilaku disebabkan karena adanya respon yang maladaptif.
Proses Mengikutsertakan Pengumpulan data yang merumuskan diagnosis, merencanakan,
tindakan dan evaluasi. Rencana 2000 dibuat bersama-sama antara perawat dan klien.
Tujuan yang ditetapkan adalah tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Intervensi
Digunakan untuk terapi modalitas seperti terapi lingkungan, terapi individu dan
kelompok, dan terapi kerja. Peran klien dan terapis Peran klien memanjakan dengan
terapis dalam mengdentifikasi masalah, menyusun rencana, melakukan tindakan, evaluasi
dan memodifikasi tindakan. Peran terapist bekerja sama dengan klien dan anggota tim
kesehatan lain dalam pengembangan rencana dan evaluasi berdasarkan umpan balik klien
dan hasil evaluasi. perencanaan, tindakan dan evaluasi. Rencana 2000 dibuat bersama-
sama antara perawat dan klien. Tujuan yang ditetapkan adalah tujuan jangka panjang dan
jangka pendek. Intervensi Digunakan untuk terapi modalitas seperti terapi lingkungan,
terapi individu dan kelompok, dan terapi kerja. Peran klien dan terapis Peran klien
memanjakan dengan terapis dalam mengdentifikasi masalah, menyusun rencana,
melakukan tindakan, evaluasi dan memodifikasi tindakan. Peran terapist bekerja sama
dengan klien dan anggota tim kesehatan lain dalam pengembangan rencana dan evaluasi
berdasarkan umpan balik klien dan hasil evaluasi. perencanaan, tindakan dan evaluasi.
Rencana 2000 dibuat bersama-sama antara perawat dan klien. Tujuan yang ditetapkan
adalah tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Intervensi Digunakan untuk terapi
modalitas seperti terapi lingkungan, terapi individu dan kelompok, dan terapi kerja. Peran
klien dan terapis Peran klien memanjakan dengan terapis dalam mengdentifikasi masalah,
menyusun rencana, melakukan tindakan, evaluasi dan memodifikasi tindakan. Peran
terapist bekerja sama dengan klien dan anggota tim kesehatan lain dalam pengembangan
rencana dan evaluasi berdasarkan umpan balik klien dan hasil evaluasi. Intervensi
Digunakan untuk terapi modalitas seperti terapi lingkungan, terapi individu dan
kelompok, dan terapi kerja. Peran klien dan terapis Peran klien memanjakan dengan
terapis dalam mengdentifikasi masalah, menyusun rencana, melakukan tindakan, evaluasi
dan memodifikasi tindakan. Peran terapist bekerja sama dengan klien dan anggota tim
kesehatan lain dalam pengembangan rencana dan evaluasi berdasarkan umpan balik klien
dan hasil evaluasi. Intervensi Digunakan untuk terapi modalitas seperti terapi lingkungan,
terapi individu dan kelompok, dan terapi kerja. Peran klien dan terapis Peran klien
memanjakan dengan terapis dalam mengdentifikasi masalah, menyusun rencana,
melakukan tindakan, evaluasi dan memodifikasi tindakan. Peran terapist bekerja sama
dengan klien dan anggota tim kesehatan lain dalam pengembangan rencana dan evaluasi
berdasarkan umpan balik klien dan hasil evaluasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model konseptual adalah kerangka kerja konseptual yang merupakan metode-metode


yang digunakan untuk mengorganisasikan pengetahuan yang menjadi dasar untuk
memahami perilaku manusia dan hubungan antar berbagai factor biologi, proses
perkembangan, dan pengaruh lingkungan. Proses perjalanan terjadinya gangguan jiwa yaitu
gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur
pertengahan dengan melalui fase prodomal, fase aktif dan fase residual. Penggolongan
gangguan jiwa di bagi menjadi dua yaitu gangguan jiwa neurosa (gangguan jiwa ringan) dan
gangguan jiwa psikosa (gangguan jiwa berat). Beberapa model konseptual dikembangkan
dalam praktik psikiatri.Model konseptual keperawatan kesehatan jiwa terdiri dari 10 model
yang terdiri dari model Psicoanalytical, interpersonal, social, exsistensi, supportiv therapy,
medical, model komunikasi, model perilaku, model adaptasi roy, model keperawatan,

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa agar lebih
mudah memahami dan melayani serta menangani klien yang mengalami gangguan
psikososial maupun gangguan jiwa dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Isaacs,Ann. 2005.Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Dan Psikiatri Edisi 3.
Jakarta:EGC
Stuart, Gail. 2007 . Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta:EGC
Yosep, Iyus. 2009. KeperawatanJiwa. Bandung: PT. RefikaAditama
Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Selemba Medika
RANGKUMAN

Model konseptual yang dikembangkan oleh ilmuan S. Freud, Erikson Klein. Teori ini
berfokus pada proses-proses intrapsikis dan perkembangan psikososial. Dalam teori ini Freud
berasumsi bahwa perilaku manusia terutama masalah-masalah emosional terjadi karena konflik
bawah sadar dan insting dasar terutama pada masa anak-anak.
Model konseptual yang dikembangkan oleh ilmuan Sullivan, Peplau yang
mengemukakan bahwa pandangan tentang penyimpangan perilaku berupa ansietas yang timbul
dan dialami secara interpersonal. model ini dikembangkan oleh ilmuan Szasz dan Caplan yang
mengatakan bahwa pandangan tentang penyimpangan perilaku berasal dari factor social dan
lingkungan yang menimbulkan stress, yang menyebabkan ansietas, dan mengakibatkan
timbulnya gejala. Perilaku yang tidak dapat diterima (menyimpang) diartikan secara sosial dan
memenuhi kebutuhan system social.
Pada Prinsip keperawatannya adalah, klien dianjurkan untuk berperan serta dalam
memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feed back
dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas
kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
Proses Model Terapi Suportif Terapi suportif merupakan bentuk eklektik psikoterapi,
yaitu tidak didasarkan pada teori tertentu psikopatologi. Sebaliknya, hal itu dapat menarik sesuai
kebutuhan dari model lain dan dapat mengatasi gejala yang berbeda dengan metode terapi yang
berbeda. Dalam model terapi ini juga seorang terapis harus menganggap klien sebagai mitra
dalam pengobatan dan mendorong otonomi klien untuk membuat keputusan pengobatan dan
kehidupan.
model ini dikembangkan oleh ilmuan Meyer & Kraeplin gangguan perilaku disebabkan
oleh penyakit biologis. Gejala-gejala timbul akibat kombinasi faktor-faktor fisiologis, genetik,
lingkungan, dan sosial. Perilaku menyimpang berhubungan dengan toleransi pasien terhadap
stres. Model komunikasi mengatakan bahwa, penyimpangan perilaku terjadi jika pesan yang
disampaikan tidak jelas. Penyimpangan komunikasi menyangkut verbal dan non verbal, posisi
tubuh, kecepatan dan volume suara atau bicara.
Proses terapi dalam model ini meliputi : Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah,Memberi
penguatan untuk komunikasi yang efektif, Memberi alternatif koreksi untuk komunikasi yang
tidak efektif, Melakukan analisa proses interaksi
model ini dikembangkan oleh ilmuan Bandura, Pavlov, Wolpe, dan Skinner yang
mengemukakan bahwa pandangan tentang penyimpangan perilaku karena individu telah
membentuk kebiasaan perilaku yang tidak diinginkan. Karena perilaku dipelajari, perilaku juga
dapat tidak dipelajarai. Perilaku menyimpang dapat terus terjadi karena dapat mengurangi
ansietas. Jika demikian maka perilaku lain yang mengurangi ansietas dapat menjadi pengganti.
Tindakan keperawatan diarahkan untuk menguragi atau menghilangkan dan
meningkatkan kemampuan adaptasi manusia. Maka keperawatan menurut teori Roy adalah
disiplin ilmu bidang humanistik yang memberikan penekanan pada kemampuan seseorang untuk
mengatasi masalahnya.

Respon yang adaptif terhadap stres menyebabkan sehat dan respons yang maladaptif
menyebabkan terletak pada kontinum dari potensial tingkah laku. Artinya pada model
penyimpangan perilaku disebabkan karena adanya respon yang maladaptif. Proses
Mengikutsertakan Pengumpulan data yang merumuskan diagnosis, merencanakan, tindakan dan
evaluasi. Rencana 2000 dibuat bersama-sama antara perawat dan klien. Tujuan yang ditetapkan
adalah tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Intervensi Digunakan untuk terapi modalitas
seperti terapi lingkungan, terapi individu dan kelompok, dan terapi kerja. Peran klien dan terapis
Peran klien memanjakan dengan terapis dalam mengdentifikasi masalah, menyusun rencana,
melakukan tindakan, evaluasi dan memodifikasi tindakan.
Soal Pilihan Ganda Konseptual Keperawatan Jiwa
1. Mutual support group bagi klien menurut Chien, Chan, dan Thompson (2006) pelaksanaan
terapi suportif dapat dilakukan dalam 4 sesi, kecuali….
a. Mengidentifikasi kemampuan klien dan sistem pendukung yang ada pada diri klien
b. Menggunakan sistem pendukung yang ada dalam diri klien
c. Menggunakan sistem pendukung yang ada di luar diri klien
d. Menggunakan sistem pendukung yang ada di samping klien
2. Dalam suatu teknik untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan memberi kesempatan
pasien untuk mengungkapkan masalah-masalah yang belum terselesaikan.
Pada pengertian tersebut termasuk analisa apa….
a. Asosiasi bebas
b. Analisa mimpi
c. Analisa bebas
d. Analisa data
3. Penerapan dalam keperawatan yaitu,kecuali
a. Membina hubungan saling percaya dan aman antara klien
b. Mengoreksi adaptasi klien yang berperilaku maladaptive
c. Mengajarkan cara membina hubungan interpersonal yang baik.
d. membutuhkan rasa aman dan kepuasan
4. “Pandangan tentang penyimpangan perilaku berasal dari factor social dan lingkungan yang
menimbulkan stress, yang menyebabkan ansietas, dan mengakibatkan timbulnya gejala”.
Model tersebut dikembangan oleh…..
a. Ilmuan Szasz dan Caplan
b. Ilmuan S. Freud, Erikson Klein
c. ilmuan Sullivan, Peplau
d. ilmuan Bandura, Pavlov, Wolpe, dan Skinner
5. Salah satu Prinsip terapi suportif menurut Stuart & Laraia (1998)….
a. Menganjurkan berinteraksi dengan orang lain yang sama-sama tertarik dan memiliki
tujuan
b. Mengakses sumber masyarakat yang adekuat untuk mengidentifikasi kelemahan dan
kelebihan
c. Bantuan langsung kepada klien, yang mungkin mencakup berbagai terapi modalitas
d. Melibatkan keluarga, pihak lain, dan teman dalam hal perawatan dan perencanaan
6. Bagian dibawah ini yang termasuk dalam proses penerapan dalam keperawatan yaitu…...
a. Melakukan terapi somatik, farmakologi dan teknik interpersonal.
b. Melalui respon mendengar dan empati yang relektif, perawat membantu klien
mendapatkan pemahaman diri
c. Perawat memberi kebebasan kepada klien untuk memilih berbagai alternatif perilaku
sesuai keyakinannya tentang makna dan nilai hidup.
d. Perawat mengkaji perilaku adaptif dan maladaptive
7. Dalam model komunikasi Proses terapi pada model yaitu,…
a. Melakukan analisa proses interaksi.
b. Menghargai situasi yang sama dan bertindak bersama
c. Adanya sistem pendukung
d. Pemecahan masalah secara individu.
8. Model konseptual dalam keperawatan jiwa menurut model perilaku model ini dikembangkan
oleh ilmuan…
a. Bandura, Pavlov, Wolpe.
b. Chien, Chan & Thompso.
c. Martin Heidegger.
d. Ilmuan S. Freud, Erikson Klein
9. Yang tidak termasuk Model konseptual adaptasi Roy, 4 elemen penting dalam model dalam
model adapatasi yaitu,kecuali….
a. Lingkungan
b. Kesehatan
c. Keperawatan
d. Kekerasan
10. pada model penyimpangan perilaku disebabkan karena adanya respon yang maladaptif.
Proses Mengikutsertakan Pengumpulan data yang merumuskan diagnosis, merencanakan,
tindakan dan evaluasi. Termasuk …..
a. Respon yang adaptif
b. Membina hubungan saling percaya dan aman antara klien
c. Mengoreksi adaptasi klien yang berperilaku maladaptive
d. Model konseptual adaptasi

Anda mungkin juga menyukai