Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA

“KONSEPTUAL KEPERAWATAN MODEL INTERPERSONAL “

DISUSUN OLEH :

NAMA : EVI NOVIANA NINGSI

NIM : BT 2001009

KELAS : 2 A

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA

WATAMPONE

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Jiwa
dengan judul “ KONSEPTUAL KEPERAWATAN MODEL INTERPERSONAL “.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Keperawatan Jiwa. Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah yang akan kami buat selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Watampone, Juni 2022

Penulis
KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................

A. Pengertian interpersonal……………………………………………
B. Asumsi dasar interpersonal…………………………………………
C. Peran perawat dalam interpesrsonal ………………………………
D. Proses interpersonal……………………… …………………………
E. Pendekatan model interpersonal………………………………………

BAB III PENUTUP.......................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori yang sudah ada.
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi


dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk menguraikan fenomena mengenai
keperawatan jiwa.

Teori keperawatan jiwa digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan.Model konseptual keperawatan jiwa terdiri dari beberapa pendekatan
salah satunya model perilaku. Model perilaku sebagai suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang menyebabkan
seseorang mempunyai pengalaman baru.

Hubungan interpersonal dalam keperawatan bertujuan untuk mengembangkan


keterampilan perawat dalam menerapkan konsep kesehatan mental secara umum,
menjadikan perawat untuk menjadi empati dan jeli terhadap kebutuhan caring seperti
apa yang pasien butuhkan, menerapkan konsep-konsep teoritis dan menentukan
intervensi apa yang sesuai dalam mencapai tujuan tersebut (Peplau, 1994), sehingga
diharapkan dengan menggunakan pendekatan tersebut dapat membantu perawat
memfasilitasi proses penyembuhan masalah harga diri rendah kronis yang dialami
pasien gangguan jiwa yang dirawat di rumah sakit .
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari interpersonal caring?
2. Apakah asumsi dasar dari interpersonal caring?
3. Apakah peran perawat dalam interpersonal caring?
4. Bagaimanakah proses interpersonal caring?
5. Bagaimanakah aplikasi pendekatan model interpersonal caring?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang definisi dari interpersonal caring.
2. Menjelaskan tentang asumsi dasar dari interpersonal caring.
3. Menjelaskan tentang peran perawat dalam interpersonal caring.
4. Menjelaskan tentang proses interpersonal caring.
5. .Menjelaskan tentang aplikasi pendekatan model interpersonal caring.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Interpersonal Caring

Menurut model konsep ini ialah kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya
ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (anxiety), ansietas timbul
dan dialami seseorang akibat adanya konfliksaat berhubungan dengan orang lain
(interpersonal)Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan
ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.

Rr Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986; MarrinerTomey,
1994). Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah
untuk mendidik klien dan keluarga, dan untuk membantu klienmencapai
kematangan perkembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat
bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan wali.

Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan
menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan
antara perawat dan klien, perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah
dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan
keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan
yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori Peplau merupakan teori yang
unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu “kekuatan
mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu
pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills, 1990). Ketika kebutuhan
dasar telah diatasi kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal
perawat-klien, digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti
berikut ini : orientasi, identifikasi, penjelasan, dan resolusi (Chinn dan Jacobs,
1995).Teoridan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan psikiatri. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrumen
perilaku, dan instrumen untuk mengevaluasi respon verbal dikaitkan dari model konseptual
Peplau (Marriner-Tomey, 1994).
B. Asumsi Dasar

Menurut Peplau keperawatan dapat diartikan sebagai seni penyembuhan juga


merupkan suatu proses interpersonal, karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih
individu yang mempunyai tujuan bersama, diman tujuan ini akan memacu proses
terapeutik antara perawat-klien mempunyai rasa menghargai untuk mencapai tujuan
tersebut melalui tahap-tahap dengan pola tertentu yang merupakan rangkain proses
keperawatan. Beberapa pemikiran yang melandasi konsep keperawatan menurut Peplau
adalah:

a. Keperawatan

Disiplin praktek untuk menghasilkan transformasi energy untuk pencapaian kematangan


kepribadian.

b. Manusia

Merupakan system mandiri yang terdiri dari fisik, biokimia, karakteristik, fisiologi
dengan mengutamakan psikologi yang dalam posisi tak stabil.

c. Kesehatan

Tingkat produktif konstruktif dan kreatif dari individu sebagai aktifitas interpersonal dan
perkembangantugas yang dapat dilakukan.

d. Lingkungan

Beserta hal-hal lainnya yang penting dengan siapa klien berinteraksi.

C. Peran Perawat dalam Interpersonal Caring (IC)

menurut Peplau , Peplau membagi 6 peranan berbeda dari perawat yang timbul pada
bermacam-macam fase hubungan perawat-pasien.

a. Peranan orang asing (Stranger) antara perawat dan pasien disini adalah sebagai orang
asing/tidak mengenal satu sama lain. Perawat harus bersikap ramah dan emosi yang
wajar, tidak mendikte pasien tapi dapat menerima keadaan pasien apa adanya.
b. Peranan sebagai narasumber (Resource Person)Perawat harus mengemukakan jawaban
yang spesifik, khususnya yang berkenaan dengan informasi kesehatan dan
interpretasi (penilaian) pasien terhadap rencana perawatan dan pengobatan.
c. Peranan sebagai pendidik (Teaching Role)Peplau memisahkan Taching Roleini ke dalam
dua kategori:
 Instruksial: berisi pemberian informasi danpenjelasan dalam ruang
lingkup pendidikan.
 Exprerensial: Menggunakan pengalaman sebagai dasar dari kemajuan hasil
pengarahan.
d. Peranan sebagai pemimpin (Leadership Role)Ini melibatkan proses demokratis.
Perawat membantu pasien menghadapi masalahnyadengan cara bekerjasamadan
partisipasi aktif.
e. Peranan sebagai pengganti (Surrogate Role)Disini pasien berperan seperti perawat. Sikap
dan perilaku perawat tentu menciptakan perasaan tertentu bagi pasien dan ini akan
direspon dalam hubungan perawat-pasien.
f. Peranan sebagai konseling (Conseling Role)Perawat memberi respon bagi pasien yang
memerlukan. Bimbingan untuk menolong pasien mengingat dan memahami secara
utuh apa yang terjadi.

D. Proses Interpersonal Caring (IC)

Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi


secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan
lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.Caring terbentuk sebagai
hasil dari proses interaksi yang terjadi antara perawatpasien, seperti yang telah
dikemukanan oleh Watson dalam teori “Human Caring Science” (Alligood, 2014).
Asumsi dasar science of caring.

Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan
waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring.Asumsi dasar tersebut
yaitu:

a. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara


interpersonal.
b. Caring terdiri dari carative factorsyang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan
manusia tertentu.
c. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
d. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi jugamenerima
akan jadi apa dia kemudian.
e. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi
yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan
yang terbaik bagi dirinya saat itu.
f. Caring lebih “healthogenic daripada curing.
g. Praktek caring merupakan sentral bagi keperawatan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara
perawat dan klienini menggambarkan metode transformasi energi atau ansietas klien oleh
perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:

a. Fase orientasi

Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa
percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak
awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.

b. Fase identifikasi

Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman
menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan
menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien padafase
identifikasi dapat berupa:

 Partisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat


 Individu mandiri terpisah dari perawat
 Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat

c. Fase eksploitasi

Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam
proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.

d. Fase resolusi

Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuanuntuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi
kearah realisasi potensi.

Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat


membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien. Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau
(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan
hubungan antara perawat dan klien.
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses
kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat
(hubungan antar manusia). Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian.
Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui
peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).Adapun kerangka kerja praktik
dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah proses yang penting,
terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur
system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari
kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral, yaitu:

a. Pasien

Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal
dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan
belajar pengalaman. Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses
interpersonal.

b. Perawat

Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan


pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi
tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan
sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor
sesuai dengan fase proses interpersonal.

c. Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit/sumber kesulitan

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman


interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila komunikasi
dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam
model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan
langsung dengan kondisi sakit.

d. Proses Interpersonal

Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan pasien ini menggambarkan
metode transformasi energi atau ansietas pasien oleh perawat .
E. Aplikasi Pendekatan Model Interpersonal Caring Perawat

Berdasarkan teori Peplau ini klien dipandang sebagai individu dengan kebutuhan perasaan,
dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan
adalah untuk mendidik klien dan keluarga, dan untuk membantu klien mencapai
kematangan perkembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995; Kim, 2007).Oleh sebab
itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana
perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan fasilitator. Teori dan gagasan
Peplau tersebut telah banyak dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan psikiatri yang optimal, seperti penelitian keperawatan jiwa tentang
kecemasan, empati, instrumen perilaku, dan instrumen untuk mengevaluasi respon
verbal dikaitkan dari model konseptual Peplau (Marriner-Tomey, 1994; Kim, 2007).

Teori Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien
membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif
dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills, 1990). Ketika
kebutuhan dasar telah diatasi kebutuhan yang baru akan muncul.

Dalam mengaplikasikan pendekatan model ini dalam asuhan keperawatan yang


diberikan perawat kepada pasien dengan gangguan jiwa, perawat menjalankan peran
yang penting, seperti yang dijelaskan oleh Peplau dalam teorinya bahwa perawat memiliki
6 peran utama dalam interpersonal aring, yaitu peran menjadi orang asing (stranger), peran
sebagai narasumber (resource person), peran sebagai pendidik (teaching role), peran
sebagai pemimpin (leadership role), peran sebagai pengganti (surrogate role), dan peran
sebagai konselor (conseling role). Semua peranan perawat tersebut, harus mampu
perawat jalankan dalam setiap fase proses interpersonal caring perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa khususnya pada pasien yang
mengalami masalah harga diri rendah, dimana pada pasientersebut mengalami perasaan
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuannya, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan dan penurunan fungsi sosialnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan interpersonal dalam keperawatan bertujuan untuk mengembangkan


keterampilan perawat dalam menerapkan konsep kesehatan mental secara umum,
menjadikan perawat untuk menjadi empati dan jeli terhadap kebutuhan caring seperti
apa yang pasien butuhkan, menerapkan konsep-konsep teoritis dan menentukan
intervensi apa yang sesuai dalam mencapai tujuan tersebut.Proses interpersonal caring
yang dikembangkan oleh Peplau membagi dalam beberapa tahap yaitu tahap orientasi,
identifikasi, eksploitasi dan resolusi. Selain itu peplau dalam teorinya juga menjelaskan
peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatandengan pendekatan
interpersonal yaitu meliputi peran menjadi orang asing(stranger), peran sebagai
narasumber (resource person), peran sebagai pendidik (teaching role), peran sebagai
pemimpin (leadership role), peran sebagai pengganti (surrogate role), peran sebagai
konseling (conseling role), sehingga diharapkan dengan menggunakan pendekatandan
menjalankan peran tersebut dapat membantu perawat memfasilitasi proses penyembuhan
masalah harga diri rendahyang dialami pasien gangguan jiwa yangdirawat di rumah sakit.

B. Saran
a. Perawat harus menjaga sosialisasi antara perawat dan klien, dalam melakukan
tindakan keperawatan jiwa yang menyangkut tentang permasalahan masalah
interpersonal, sebaiknya perawat menggunakan konsep teori yang ada.
b. Perawat diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai macam model
keperawatan jiwa yang dapat diterapkan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, B. (2011). Fundamentals of Nursing: concepts, process and practice.New Jersey:


Pearson Education Inc.

M. Gaie Rubenfeld dan Barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk perawat ,Strategi


berbasiskompetensi. Jakarta: EGC. 50.51

R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S. Kep, 2008.
Berpikir Kritisdalam Proses Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm 6,7
RANGKUMAN

Interpersonal ( Sullivan, Peplau)

Model ini dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan dan Hildegard Peplau.Teori
interpersonal meyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal.Sullivan
menekankan besarnya pengaruh perkembangan masa anak-anak terhadap kesehatan jiwa
individu.Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang disebabkan karena adanya
ancaman yangdapat menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas yang dialami seseorang
timbul akibat konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal),dikarenakan adanya
ketakutan dan penolakan atau tidak diterima oleh orang sekitar. Lebih lanjut Sullivan
mengatakan individu memandang orang lain sesuai dengan yang ada pada dirinya

Sullivan mengatakan dalam diri individu terdapat 2 dorongan yaitu:

a. Dorongan untuk kepuasan, berhubungan dengan kebutuhan dasar seperti: lapar, tidur,
kesepian dan nafsu.
b. Dorongan untuk keamanan, berhubungan dengan kebutuhan budaya seperti .

penyesuaian norma sosial, nilai suatu kelompok tertentu.

1) Proses terapi

Proses terapi terbagi atas dua komponen yaitu Build Feeling Security (berupaya membangun
rasa aman pada klien) dan Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin
hubungan yang saling percaya) Prinsip dari terapi ini adalah.Mengoreksi pengalaman
interpersonal dengan menjalin hubungan yang sehat. Dengan redukasi diharapkan, klien
belajar membina hubungan interpersonal yang memuaskan, mengembangkan hubungan
saling percaya.dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien
merasa berharga dan dihormati.

2) Peran perawat dalam terapi adalah


a. Share anxieties (berbagi pengalaman mengenai apa-apa yang dirasakan klien dan apa
yang menyebabkan kecemasan klien saat berhubungan dengan orang lain).
b. Therapist use empathy and relationship (Empati dan turut merasakan apa-apa yang
dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman
klien dalam berhubungan dengan orang lain.
1. Model konseptual Interpersonal dikembangkan oleh …
a. Sullivan dan Peplau
b. Roger
c. Linenger
d. Roy
2. Menurut model konseptual interpersonal meyakini bahwa kelainan jiwa seseorang
dipengaruhi oleh …
a. Ansietas
b. Konflik
c. Ketakutan dan penolakan
d. Benar semua
3. Peran perawat dalam terapi model konseptual interperasonal adalah …
a. Share anxieties
b. Therapist use empathy
c. Relationship
d. Benar semua
4. Tujuan dari model konseptual keperawatan …
a. Menjaga konsistensi pemberian asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Benar Semua
5. Nyaman terhadap diri sendiri ditandai dengan …
a. Mampu mengatasi berbagai perasaan: rasa marah, rasa takut, cemas, iri, rasa bersalah,
rasa senang, cinta mencintai, dll.
b. Mampu mengatasi kekecewaaan dalam kehidupan.
c. Benar semua
d. Mempunyai Harga Diri yang wajar.
6. Menurut WHO individu yang sehat jiwa memiliki ciri-ciri sebagai berikut …
a. Benar semua
b. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
c. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima
d. Individu mampu menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun
kenyataan itu buruk baginya.

7. Komponen dalam paradigma keperawatan jiwa meliputi …


a. Manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.
b. Manusia, keperawatan, lingkungan dan psikologis
c. Manusia, keprawatan, kesehatan dan kekeluargaan
d. Manusia, lingkungan, kesehatan dan kegembiraan
8. Surat, chart, Koran dan majalah termasuk jenis media komunikasi …..
a. Visual
b. Audio
c. Video
d. Interpersonal
9. Suatu alat yang digunakan untuk mempermudah penyampaian informasi dari seseorang
kepada orang lain untuk mencapai tujuan yang di tentukan disebut …..
a. Media komunikasi
b. Ciri komunikasi
c. System komunikasi
d. Saluran komunikais
10. Pesan yang sifatnya memaksa dengan menerapkan sanksi-sanksi apabila pesan tidak
dilaksanakan dinamakan pesan …..
a. Impulsif
b. informatif
c. persuasive
d. koersif

Anda mungkin juga menyukai