“ TEORI PEPLAU”
Dosen pengampu :
Ns.Nur hasanah.,S.Kep.MMR
Disusun Oleh :
Kelas 2B
Lampung
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Teori Peplau ”
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Falsafah dan Teori Keperawatan”. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Falsafah dan Teori Keperawatan Di
Tingkat Nasional Dan Internasional Dilihat Dari Pendidikan, Pelayanan Keperawatan Dan Riset
Keperawatan, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak /Ibu selaku Dosen Mata Kuliah Falsafah dan
Teori Keperawatan, Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.............................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 11 PEMBAHASAN
KESIMPULAN ………………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Hildegard E. Peplau lahir pada tahun 1909 di Reading, Pennsylvania, lulus dari program
Diploma Keperawatan tahun 1931 di Polglown, Pennsylvania. Lulus BA dalam bidang
Interpersonal Psikologi dan Peminglown College. Lulus MA dalam bidang perawatan Psikiatri
tahun 1947. Ed.D dalam pengembangan kurikulum pada tahun 1953.
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk memberi penjelasan yang lebih lengkap teori
Psychodynamic Nursing yang dikembangkan oleh Hildegard E Peplau.
Model keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard E. Peplau ini mencakup segala sesuatu
tentang diri individu itu sendiri tepatnya didalam dirinya, yaitu interpersonal, dan hal ini
mengarah pada kejiwaan seseorang. Inilah model teori yang dijadikan acuan perawat dalam
melakukan tindakan keperawatan.
Model keperawatan menurut Peplau ini juga menggunakan dasar hubungan antar manusia yang
mencakup 4 komponen sentral yaitu pasien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat
sakit (sumber kesulitan) dan proses interpersonal
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu,perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952) ; yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986 ;
Marriner-Tomey, 1994).
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan
adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn
dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat
dan klien, dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor, dan wali.
Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan
jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien,
perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian
masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal
menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori Peplau
merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu
“kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu
pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills, 1990). Ketika kebutuhan dasar telah
diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien
digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini : orientasi,
identifikasi, penjelasan, dan resolusi (Chinn dan Jacobs, 1995).
Peplau menerbitkan Buku Interpersonal Relation in Nursing pada tahun 1952 Artikel-artikel di
majalah-majalah profesional dan topik konsep-konsep interpersonal sampai pada isu-isu
keperawatan yang terbaru. Dan selanjutnya Peplau mengembangkan teori keperawatan yang
dikenal dengan Psychodynamic Nursing.
Model konsep dan teori keperawatan ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4
komponen sentral, yaitu:
1. Pasien
Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal. Sistem yang
berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal, dan kebutuhan serta
selalu berupaya agar dapat memenuhi kebutuhannya.
2. Perawat
Berdasararkan teori yang dikembangkan oleh Peplau perawat memiliki peranan untuk mengatur
tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan klien yang bersifat partisipatif, sedangkan klien
mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Dalam pelaksanaan model Peplau, perawat berperan
sebagai berikut:
a..Sebagai mitra kerja: hubungan perawat klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja
sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, mengasihi,
dan manghargai.
b.Sebagai sumber informasi: perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas,
dan rasional kepada klien dalam suasana yang bersahabat dan akrab.
c..Sebagai pendidik: perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan
pada klien/keluarganya terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
d.Sebagai pemimpin: perawat harus mampu untuk memecahkan masalah kesehatan melalui
proses kerjasama dan partisipasi aktif klien.
e.Sebagai wali/pengganti: perawat merupakan individu yang dipercaya pasien untuk berperan
sebagai orang tua, tokoh masyarakat, atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.
f.Sebagai konselor: perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien sehingga
pemecahan masalah akan lebih mudah dilakukan.
3. Ansietas
Dalam model Hidegard E. Peplau, ansietas adalah konsep yang memiliki peranan penting karena
berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas
meningkat. Oleh karena itu, perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas pasien.
Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi pasien semakin baik.
4. Proses Interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini menggambarkan metode
transformasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase, yaitu:
a.Fase orientasi: dalam fase ini terjadi proses pengumpulan data dan proses membina hubungan
saling percaya antara perawat dan klien.
b.Fase identifikasi: dalam fase ini perawat berupaya dapat memfasilitasi ekspresi perasaan klien
dan melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan kliennya.
c.Fase eksplorasi: dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d.Fase resolusi: dalam fase ini klien secara bertahap membebaskan diri dari ketergantungan
dengan tenaga professional. Ini berarti klien diberi kesempatan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
Peran Perawat
Setiap tahap dalam proses interpersonal saling berhubungan untuk selanjutnya mendapatkan
solusi. Peran-peran yang berbeda dijalani pada fase-fase yang berbeda, peran-peran tersebut
yaitu:
1. Pendidik
Perawat sebagai pendidik yaitu perawat memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada klien yang
berada dibawah tanggung jawabnya dan juga sebagai contoh dalam lingkungan tempat tinggal
2. Nara Sumber
Peran perawat sebagai nara sumber yaitu perawat memberikan informasi-informasi yang lengkap
yang dibutuhkan oleh pasien. Baik informasi mengenai administrasi rumah sakit maupun
tindakan medis yang akan dijalani oleh pasien
3. Penasehat
Peran perawat sebagai penasehat yaitu perawat memberikan nasehat-nasehat kepada pasien
utamanya yang telah merasa berputus asa dengan keadaannya. Sehingga pasien ini memiliki
kembali semangat hidup dan harapan untuk sembuh.
4. Pemimpin
Peran sebagai pemimpin yaitu perawat yang berperan sebagai ketua dalam suatu tim kerja
perawat. Yang mengatur tugas perawat-perawat yang masuk dalam timnya
5. Ahli teknik
Peran perawat sebagai ahli teknik yaitu bertugas untuk memperbaiki alat-alat keperawatan yang
rusak
6. Pengganti
Peran perawat sebagai pengganti maksudnya perawat bertugas mengganti jika saja ada perawat
yang tidak bisa melaksanakan tugasnya karena sesuatu hal.
Untuk mencapai tujuan dari hubungan interpersonal tersebut maka harus melalui penggunaan
step-step atau fase-fase sebagai berikut:
Pada fase ini perawat dan klien masih sebagai orang yang asing. Pertemuan diawali oleh
pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, perawat dan klien malakukan kontrak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data. Pada fase ini yang paling penting
adalah perawat bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarganya dalam
menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama mengenali, memperjelas dan menentukan
masalah untuk ada setelah masalah diketahui, diambil keputusan bersama untuk menentukan
tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat sebagai fasilitator dapat merujuk klien ke ahli yang
lain sesuai dengan kebutuhan
Fase ini fokusnya memilih bantuan profesional yang tepat, pada fase ini pasien merespons
secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap pasien mempunyai
respons berbeda-beda pada fase ini.
Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan profesional untuk alternatif pemecahan
masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan kebutuhan dari pasien. Pasien mulai
merasa sebagai bagian integral dari lingkungan pelayanan. Pada fase ini pasien mulai menerima
informasi-informasi yang diberikan padanya tentang penyembuhannya, mungkin berdiskusi atau
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat, mendengarkan penjelasan-penjelasan dari
perawat dan sebagainya.
Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus pada fase ini
mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase ini perlu untuk mengakhiri
hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien berusaha untuk melepaskan rasa ketergantungan
kepada tim medis dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan
secara sendiri.
Model keperawatan Hildegard E. Peplau ini banyak dipakai pada riset kesehatan mental
khususnya yang berhubungan dengan tingkat ansietas.
Perawat sebagai pendidik yaitu perawat merupakan kombinasi dari semua peranan yang lain.
Perawat harus memberikan bimbingan, pelatihan pada klien/keluarga terutama dalam mengatasi
masalah kesehatan. Contohnya perawat memberikan bimbingan pada klien agar tetap menjaga
kesehatannya.
4. Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Professional
Kontinum Peplau pada empat fase orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi dapat
dibandingkan dengan proses keperawatan seperti yang dibahas dalam (Tabel 2.1). Proses
keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas intelektual’’ yang disengaja dimana praktek
keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada banyak kesamaan antara proses keperawatan dan fase interpersonal Peplau. Fase
Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik. Keduanya bila
menemui “stress” harus menggunakan tehnik problem solving secara kolaboratif, dengan tujuan
akhir adalah menemukan kebutuhan pasien.. Keduanya menggunakan observasi, komunikasi,
dan recording sebagai alat dasar untuk praktek perawat.
Ada perbedaan juga antara fase Peplau dan proses keperawatan. Keperawatan profesional
saat ini memiliki pengertian tujuan yang lebih jelas dan memiliki area praktek yang spesifik.
Keperawatan beranjak dari peran physician’s helper ke arah consumer advocay.
1. Manusia
Manusia adalah organisme yang hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil. dipandang sebagai
suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi
yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal.
2. Lingkungan
Peplau mendefenisikan lingkungan sebagai bentuk di luar organisme dalam konteks kebudayaan,
dari sini kebudayaan dan kepercayaan diaktualisasikan. budaya dan adat istiadat merupakan
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan
3. Keperawatan
Keperawatan adalah alat pendidikan untuk kekuatannya bertujuan untuk mendukung kekuatan
seseorang dalam kreativitas langsung, produktivitas, dan sikap individual dari kehidupan
masyarakat. sebagai perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang
berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
4. Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai gerak progresif individu dan proses makhluk lain
secara terus menerus dalam kelangsungan kreativitas, produktivitas dan sikap individual dari
kehidupan masyarakat. Sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal
merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan
diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien
dan mencapai resolusi masalah.
1. Praktek Keperawatan
Grace Sills menyatakan bahwa, Peplau memberikan perspektif baru, arahan baru, teori – teori
yang dijadikan dasar praktek keperawatan untuk tindakan terapeutik dengan pasien. Ide Peplau
menjelaskan desain untuk praktek keperawatan jiwa dengan lengkap (Tomey & Alligood, 1998).
2. Pendidikan Keperawatan
Buku Peplau yang berjudul “Interpersonal Relation in Nursing” ditulis khusus untuk membantu
lulusan perawat dan mahasiswa keperawatan. Tulisan – tulisan Peplau berampak pada tokoh –
tokoh keperawatan lain yang juga menulis buku. Mereka menyatakan bahwa ide Teori Peplau,
terutama definisi terhadap keperawatan dan proses keperawatan, pengembangan dari teori
kecemasan dan pembelajaran, serta metode psikoterapeutik, menjadi bagian dari seleksi alam
dari disiplin ilmu keperawatan (Tomey & Alligood, 1998)
3. Penelitian Keperawatan
Statement Sills mengenai hasil kerja Peplau dipengaruhi oleh pekerjaannya di klinik dan hasil
studi, dimana hasil tersebut digunakan dalam penlitian sebagai alat untuk meningkatkan batang
tubuh pengetahuan keperawatan. Pada penelitian – penelitian awal mengikuti asumsi bahwa
masalah pasien terjadi pada fenomena individu dan dieksplorasi dalam hubungan perawat –
pasien. Thomas, Baker dan Estes menggunakan konsep kecemasan Peplau sebagai suatu makna
untuk memecahkan perasaan marah secara konstruktif melalui proses pembelajaran pada
hubungan perawat – pasien (Tomey & Alligood, 1998).
A.Kelebihan :
B.Kekurangan :
a. Kurangnya penekanan pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan: dinamika intra
keluarga, pertimbangan ruang individu, serta layanan sumberdaya sosial komunitas/masyarakat
juga kurang diperhatikan.
b. Teori Peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan
kebutuhannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
http://www.masbied.com/2012/08/19/teori-keperawatan-virginia-hendrson/
http://en.wikipedia.org/wiki/virginia_henderson
Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing. Missouri. Mosby Elsevier