Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA

“KONSEPTUAK KEPERAWATAN MODEL EXISTENSIAL “

DISUSUN OLEH :

NAMA : EVI NOVIANA NINGSI

NIM : BT 2001009

KELAS : 2A

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA

WATAMPONE

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Jiwa
dengan judul “KONSEPTUAL KEPERAWATAN MODEL EXISTENSIAL “.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Keperawatan Jiwa. Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah yang akan kami buat selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Watampone, Juni 2022

Penulis
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................

A. Pengertian konseptual model keperawatan jiwa ……………………

B. pengertian model keperawatan jiwa existensial…………..…………

C. proses terjadi terapi keperawatan jiwa model existensial……………

D. peran perawat dalam keperawatan jiwa…………………………….

BAB III PENUTUP....................................................................................... ..

A. Kesimpulan...........................................................................................

B. Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi
pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya. Model konseptual keperawatan jiwa sebagai
usaha-usaha untuk menguraikan fenomena mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan
jiwa digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan dan
model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.

Salah satu model keperawatan jiwa yaitu model keperawatan jiwa eksistensial. Model
keperawatan jiwa ini berfokus pada pengalaman individu pada saat ini model ini merupakan
perilaku atau gangguan jiwa yang terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan
tujuan hidupnya.Pada saat ini banyak sekali masalah-masalah model eksistensial terjadi
dalam hidup ini. Disinlah peran perawat dalam mengatasi permasalahan pada individu yang
mengalami gangguan prilaku atau gangguan jiwa yang terjadi pada individu tersebut.

Perawat merupakan bagian dari tim kesehatan yang memiliki lebih banyak kesempatan untuk
melakukan intervensi kepada pasien, sehingga fungsi dan peran perawat dapat
dimaksimalkan dalam memberikan asuhan keperwatan terhadap klien Oleh karena itu penulis
tertarik untuk mengangkat materi model keperawatan jiwa eksistensial dalam penulisan
makalah ini..

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan konseptual model keperawatan jiwa?
2. Apakah yang dimaksud model keperawatan jiwa existensial?
3. Bagaimana proses terapi keperawatan jiwa model existensial?
4. Bagaimanakah peran perawat dalam keperawatan jiwa?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konseptual model keperawatan jiwa.
2. Untuk mengetahui model keperawatan jiwa existensial.
3. Untuk mengetahui proses terapi keperawatan jiwa model existensial.
4. Untuk mengetahui peran perawat dalam keperawatan jiwa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konseptual Model Keperawatan Jiwa


1. Pengertian

Model adalah cara mengorganisasi pokok pengetahuan yang kompleks. Model konseptual
merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang
serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian
terhadap suatu ilmu dan perkembangannya. Model konseptual keperawatan jiwa mengurai
situasi yang terjadi dalam situasi lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang
individu berupa menciptakan perubahan yang adaktif dengan menggunakan sumber-sumber
yang tersedia. Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya menolong orang
tersebut mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif unutk
mengatasi stresor ini.

2. Tujuan dari model konseptual keperawatan:

a. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.


b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan
oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
anggota tim keperawatan.
f. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan
mempertahankan perilaku paien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem
pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas.
American nurses’ association mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu
bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebaai
ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya.

B. Model Keperawatan Jiwa Existensial

Model eksistensial menyatakan bahwa gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi apabil
individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Teori ini berfokus pada
pengalaman individu pada saat ini dan disini. Pandangan model eksistensi terhadap
penyimpangan perilaku, penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan
dirinya dan lingkungan. Keasingan akan dirinya dan lingkungan dapat terjadi karena
hambatan atau larangan pada diri individu. Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurang
kesadaran akan dirinya dan penerimaan diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan
pada hubungan dengan orang lain. Menurut pandangan eksistensialis, regresi ke cara invantil,
bukan saja merupakan gejala gangguan, tetapi sekaligus juga merupakan usaha mencari suatu
permulaan baru. Bila kemampuan tidak cukup dan harapan anak tidak terpenuhi dalam
proses pematangannya melalui saling berhubungan dengan orang lain, maka kecemasan
ekstensial dan rasa salah akan menyertainya sampai dewasa, dan mengurungnya dalam suatu
“tempurung autistik” (autistic shell) yang dikelilingi oleh kengerian tak-ada. Akan tetapi,
pada setiap perkembangan manusia, daya penyembuh unsur kasih sayang yang ada pada
dirinya akan dapat mengatasi kecemasan egosentrisitas yang defensif itu.

Martin heidegger (1889/1976) dianggap sebagai bapak pemikiran eksistensial sekarang ini.
Konsepnya “ada-di-dunia” (teing-in-the-word) mencakup polaritas yang tidak dapat
dipisahkan dari manusia dan dunia dalam “situasi kini-dan-di-sini” (here-and-now-situation).
“ada-di-situ” menimbulkan keperihatinan tentang konsep yang mencakup kecemasan dan
kasih sayang. Komponen kecemasan itu berasal dari ketakutan terhadap tidak-ada. Khusus
ketakutan terhadap kematian dilihat oleh heidegger sebagai “keaslian ada-di-situ”
(authenticity of being-there) dalam penyelesaian umtuk menerima nasibnya, menerima
kematian sebagai suatu kemungkinan yang selalu saja ada. Paul tillich (1886/1965)
menerangkan keaslian sebagai “keberanian untuk ada” (courage to be), meskipun terhadap
ancaman kemungkinan tag-ada (not to be). Tokoh: Perls, Glasser, Ellis, Rogers, Frankl.
Psikiatri eksistensial (eksistensial psychiatry atau Daseinanalysis) beranggapan bahwa pasien
berada dalam dunianya sendiri yang tidak dapat didiami sepenuhnya bersama orang lain yang
berorientasi pada patokan dan nilai pikiran sehat.

Edmund husserl (1859/1938), seorang fenomenolog pernah menganjurkan agar semua


sarjana pada waktunya melepaskan dirinya dari semua anggapannya, mengesampingkan
segala ide yang terbentuk sebelumnya untuk mendapatkan perspektif baru tentang fenomena
yang sedang diamatinya. Seorang psikiater akan mendesakkan suatu pandangan hidup
kepada pasiennya melalui khotbah atau persuasi halus, akan tetapi secara pasti akan
memancarkan pandangan hidupnya yang dipraktikannya sendiri. Terapis akan berusaha agar
kecemasan dan rasa salah yang tersembunyi pada pasien yang dihadapinya secara nyata.
Pasien itu akan merasakan kembali kesedihan yang mendalam mengenai permusuhan dalam
suatu pemberontakan terhadap nasibnya dengan perlahan-lahan ia akan menjadi yakin bahwa
ia dapat bertahan terhadap kegagalan (prustasi) yang dahulu sewaktu dia masih kanak-kanak
dirasakan terlalu besar. Melalui keinsyafan tentang keadaan yang lalu dan yang sekarang dia
dibebaskan kecemasan sehingga ia dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab
serta dapat menghadapi masa depannya.

Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu
gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan
dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya.
C. Proses Terapi

Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul
dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat
dianggap sebagai panutan (experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan
cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan
(conducted in group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik
atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control
behavior).

Proses terapi: Orang dibantu untuk mengalami hubungan yang murni. Terapi seringkali
dilakukan dalam kelompok. Pasien didorong untuk menerima diri dan mengambil kendali
perilaku. Terapis berusaha menunjukkan klien kesulitan yang dihadapi sangat berhubungan
dengan keyakinan irrasional dan menunjukkan bagaimana klien harus bersikap rasional dan
mampu memisahkan keyakinan irasional dengan rasional, setelah klien menyadari gangguan
emosi yang bersumber dari pemikiran irasional, maka terapis menunjukkan pemikiran klien
yang irasional, serta klien berusaha mengubah kepada keyakinan menjadi rasional, terapis
berusaha agar klien menghindarkan diri dari ide-ide irrasionalnya, dan konselor berusaha
menghubungkan antara ide tersebut dengan proses penyalahan dan perusakkan diri, proses
terakhir terapis adalah terapis berusaha menantang klien untuk mengembangkan filosofis
kehidupannya yang rasional, dan menolak kehidupan yang irrasional dan fiktif.

Psikoterapi memperkuat proses pembelajaran seseorang untuk sepenuhnya menjadi dirinya


sendiri. Rogers yakin bahwa penyakit jiwa terjadi akibat kegagalan mengembangkan diri
sendiri sepenuhnya sebagai manusia. Ahli terapi harus tulus dan tanpa ada yang ditutup-
tutupi ketika berhubungan dengan klien. Ahli terapis harus bersikap aktif dan
mengekspresikan perasaan serta emosinya sendiri secara langsung dan jujur. Perilaku klien
berubah kearah fungsi diri yang positif bila ahli terapinya mau menerima, menghargai dan
secara tulus berempati terhadap klien.

Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh
pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang
lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas
kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.

1. Rasional Emotif Therapy

Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien didorong untuk
menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa yang akan dilakukan.

Rasional Emotif Therapy Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap


perilakunya. Klien didorong untuk menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa
yang akan dilakukan. Konsep dasar RET yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah
sebagai berikut:

a. Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional. Reaksi emosional
yang sehat maupun yang tidak, bersumber dari pemikiran itu.
b. Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional. Dengan pemikiran
rasional dan inteleknya manusia dapat terbebas dari gangguan emosional.
c. Pemikiran irrasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan
pengaruh budaya.
d. Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan.
e. Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-simbol bahasa.
f. Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization. Yaitu mengatakan sesuatu terus-
menerus kepada dirinya.
g. Pemikiran tak logis-irrasional dapat dikembalikan pada pemikiran logis dengan
reorganisasi persepsi. Pemikiran tak logis itu merusak dan merendahkan diri melalui
emosionalnya. Ide-ide irasional bahkan dapat menimbulkan neurosis dan psikosis.
Sebuah contoh ide irasional adalah “seorang yang hidup dalam masyarakat harus
mempersiapkan diri secara kompeten dan adekuat, agar ia dapat mencapai kehidupan
yang layak dan berguna bagi masyarakat”. Pemikiran lain adalah “sifat jahat, kejam, dan
lain-lain harus dipersalahkan dan dihukum”.

RET bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir keyakinan
serta pandangan klien yang irasional menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan
diri dan mencapai realisasi diri yang optimal. Menghilangkan gangguan emosional yang
dapat merusak diri seperti: benci, takut, rasa bersalah, was-was, marah sebagai akibat
berpikir yang irasional, dan melatih serta mendidik klien agar dapat menghadapi kenyataan
hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai-nilai dan kemampuan diri.

2. Terapi Logo

Merupakan terapi orientasi masa depan (future orientated therapy). Individu meneliti arti dari
kehidupan, karena tanpa arti berarti tidak eksis. Tujuan: agar individu sadar akan tanggung
jawabnya. Atau klien akan dapat menemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta
cinta. Dengan penemuan itu klien akan dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah
tersebut. Terapi logo masih menginduk kepada aliran psikoanalisis, akan tetapi menganut
paham eksistensialisme. Mengenai teknik terapinya digunakan semua teknik yang kiranya
sesuai dengan kasus yang dihadapi. Tampaknya kemampuan menggali hal-hal yang
bermakna dari klien, amat penting.

3. Terapi realitas

Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya. Klien
didasarkan akan alternatif yang tersedia.
D. Peran Pasien Perawat dalam Keperawatan Jiwa

Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun
1950an. Weis menggambarkan beda perawatan jiwa dengan perawatan umumnya yaitu
adanya terapi. Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan
mempertahankan prilaku yang akan menyokong integritas fungsi. Yang dimaksud klien
meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat. Menurut American
Nurses Association (ANA) divisi perawatan kesehatan jiwa, mendefinisikan perawatan
kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu
prilaku manusia dan diri sendiri secara terpeutik unutk meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan jiwa klien dan meningkatkan kesehatan

1. Peran pasien perawat


a. Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu
pengalaman berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang sebenarnya
b. Terapis :
 Membantu pasien untuk mengenali diri
 Mengklarifikasi realita dari suatu situasi
 Mengenali pasien tentangperasaan tulus
 Memperluas kesadaran diri pasien


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya menolong orang tersebut


mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif unutk mengatasi
stresor ini. Macam-macam Konsep Model Keperawatan jiwa yaitu Model Psikoanalisa,
Model Interpersonal, Model Sosial, Model Eksistensi, Model Komunikasi, Model Prilaku,
Model Medikal.

Psikiatri eksistensial (eksistensial psychiatry atau Daseinanalysis) beranggapan bahwa pasien


berada dalam dunianya sendiri yang tidak dapat didiami sepenuhnya bersama orang lain yang
berorientasi pada patokan dan nilai pikiran sehat.

Model keperawatan jiwa eksistensial yaitu teori berfokus pada pengalaman individu pada
saat ini dan disini. Pandangan model eksistensi terhadap penyimpangan perilaku,
penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan.
Terdapat dua proses pada model keperawatan jiwa eksistensial yaitu Rasional Emotif
Therapy dan terapi logo.

B. Saran

Diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai macam model keperawatan
jiwa yang dapat diterapkan kepada pasien. Diharapkan dapat melayani dan menangani klien
yang mengalami gangguan psikososial maupun gangguan jiwa Diharapkan dapat
mempelajari berbagai macan model keperawatan jiwa sehingga dapat diterapkan pada
lingkungan kerja nantinya.

.
DAFTAR PUSTAKA

Nihayati, Hanik Endang dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Nurhalimah. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keparawatan: Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditma.


RANGKUMAN

Existensial ( Ellis, Rogers)

Model ekistensial menyatakan bahwa gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi apabila
individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki
kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-
imagenyaPrinsip terapinya pada model ini adalah mengupayakan individu agar memiliki
pengalaman berinteraksi dengan orang yang menjadi panutan atau sukses dengan memahami
riwayat hidup orang tsb, memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi diri (self
assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), sesrta
mendorong untuk menerima dirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang
perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior). Terapi
dilakukan melalui kegiatan Terapi aktivitas kelompok.
1. Seseorang akan mengalami gangguan perilaku atau gangguan jiwa bilaindividu
gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya, merupakan teoridari model ...
a. Sosial
b. Psychoanalitycal
c. Interpersonal
d. Medical
e. Exitensial
2. Ciri remaja yang normal menurut (WHO, 2010) adalah ...
a. Tidak dapat menerima perubahan yang dialami baik fisik maupun mental dansosial
b. Konsepsi depersonalisasi individu dalam suatu kelompok
c. Mampu mengekspresikan perasaannya dengan luwes serta mencaripenyelesaian
terhadap masalahnya
d. Terdapat gangguan jiwa yang jelas atau sakit fisik yang parah
e. Mampu mengekspresikan perasaannya dengan luwes serta tidak ingin
mencaripenyelesaian terhadap masalahnya
3. Pemahaman individu terhadap stimulus eksternal sesuai dengan kenyataanyang ada.
Persepsi individu dapat berubah jika ada informasi baru, danmemiliki empati
terhadap perasaan dan sikap orang lain. Merupakanpengertian dari ...
a. Persepsi sesuai dengan kenyataan
b. Otonomi
c. Sikap positif terhadap diri sendiri
d. Kecakapan
e. Integrasi
4. Kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya ancaman merupakan konsep jiwa
model...
a. Pyshcoanalitical
b. Interpersonal
c. Social
d. Exitensial
e. Supportive therapy
5. Adanya hambatan dalam tahap perkembangan dapat menimbulkan masalahkesehatan
jiwa bila tidak terselesaikan dengan baik. Beberapa jenis gangguan jiwa yang banyak
terjadi pada remaja yang mengarah kepada bunuh diri adalah.....
a. Gangguan cemas/ansietas
b. Gangguan mood
c. Gangguan psikotik
d. Gangguan jiwa
e. Gangguan penyalahgunaan zat
6. Remaja percaya bahwa dirinya mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan sesuatu
tanpa salah. Menyangkal kebutuhan akan peringatan atau nasehat dan menantang
orangtua pada setiap kesempatan serta komitmennya terhadap teman-teman juga
bertambah. Tahap perkembangan identitas ini termasuk dalamtahap.....
a.Tahap diferensiasi
b.Tahap penyesuaian
c.Tahap praktis.
d.Tahap konsolidasi
e.Tahap kritis
7. Menurut konsep keperawatan kesehatan jiwa model ini menjelaskan bahwagangguan
jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego atau akal tidakberfungsi dalam
mengkontrol kehendak nafsu atau insting. Termasuk dalam konseptual model
keperawatan kesehatan jiwa....
a.Psychoanalitycal
b.Interpersonal
c.Social
d.Exitensial
e.Supportive Therapy
8. karakteristik perkembagan yang normal terjadi pada remaja dalammenjalankan
tugas perkembangannya mencapai identitas diri adalah kecuali….
a. Menilai rasa identitas pribadi
b. Meningkatkan minat pada lawan jenis;Menghubungkan perubahan sekssekunder ke
dalam citra tubuh
c. Meningkatkan harga diri
d. Memulai perumusan tujuan okupasional
e. Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga
9. Menurut Kay (dalam Jahja, 2012) mengemukakan tugas- tugas perkembangan remaja
adalah sebagai berikut kecuali…
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian fisiologis dari orang tua atau figur-figur
yangmempunyai otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajarbergaul
dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individualmaupun
kolompok.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadapkemampuannya
sendiri.
10. Perubahanpsikologi pada trimester I yaitu,
a. Tubuh Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi
b. Ibu sudah dapat menerima kehamilan
c. Ibu merasa tidaks ehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya
d. Merasakan gerakan anak
e. Menuntu perhatian lebih untuk cinta

Anda mungkin juga menyukai