Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAKIKAT KONSELING, TUJUAN KONSELING DAN SITUASI


HUBUNGAN KONSELING PSIKOANALISIS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konseling Psikodinamik yang dibina oleh Devy
Probowati, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Eka Sinta Okhtafia 210111600045


2. Krisnaldy Firdaus 210111600051
3. Nabila Maulidya 210111600073
4. Vinensia Diana Salsabila 210111600110

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami

dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Hakikat Konseling, Tujuan Konseling

dan Situasi Hubungan Konseling Psikoanalisis" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk

memenuhi tugas Mata Kuliah Konseling Psikodinamik. Semoga makalah ini dapat

dipergunakan sebagai sumber belajar, petunjuk dan pedoman bagi pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat tulis harapkan untuk

perbaikan makalah mendatang. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan

memenuhi harapan berbagai pihak.

Malang, 20 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................................. i

Kata Pengantar................................................................................................................. ii

Daftar Isi.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latarbelakang.........................................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................................

C. Tujuan.....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Konseling…………………………………………………………....

B. Tujuan Konseling…………………………………………………………….

C. Sikap, Peran, dan Tugas Konselor………………………………………….

D. Sikap, Peran, dan Tugas Konseli……………………………………………

E. Situasi dan Hubungan Konseling…………………………………………...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................

B. Saran……………………………………………………………………………….

C. Daftar Pustaka…………………………………………………………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling merupakan sebuah layanan yang diberikan konselor


terhadap konseli, baik yang sedang mengalami masalah ataupun belum mengalami
masalah. Dalam proses konseling seorang konselor perlu mengetahui semua informasi
yang berkaitan dengan permasalahan konseli dengan berbagai macam teori-teori
psikologi, salah satu contohnya adalah psikoanalisis.

Psikoanalisis merupakan sebuah metode yang menekankan proses mental


bawah sadar dan terkadang digambarkan sebagai “psikologi mendalam”. Istilah
psikoanalisis awalnya hanya digunakan pada hal-hal yang berhubungan dengan Freud
saja, sehingga psikoanalisis dan psikoanalisis Freud memiliki arti yang sama.
Psikoanalisis juga merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis
dengan cara-cara fisik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat konseling psikoanalisis?


2. Apa tujuan dari konseling psikoanalisis?
3. Bagaimana sikap, peran, dan tugas konselor dalam konseling psikoanalisis?
4. Bagaimana sikap, peran dan tugas konseli dalam konseling psikoanalisis?
5. Bagaimana situasi hubungan konseling psikoanalisis?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui hakikat konseling psikoanalisis


2. Untuk mengetahui tujuan dari konseling psikoanalisis
3. Untuk mengetahui sikap, peran dan tugas konselor dalam konseling psikoanalisis
4. Untuk mengetahui sikap, peran dan tugas konseli dalam konseling psikoanalisis
5. Untuk mengetahui situasi hubungan konseling psikoanalisis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Konseling
Konseling berasal dari bahasa latin “Consilium” yang berarti “dengan” atau
“bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami. Konseling adalah suatu
proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan
untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut
dapat terjadi setiap waktu. Konseling juga merupakan proses yang dinamis, dimana individu
dibantu untuk mengembangkan dirinya, mengembangkan kemampuan-kemampuannya dalam
mengatasi masalah yang dihadapi. Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami masalah, agar
individu dapat mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Berdasarkan uraian di atas dapat
dapat dikatakan bahwa konseling merupakan jantung hatinya bimbingan. (Bukhori, 2014).

Pendekatan psikoanalisis menganggap bahwa tingkah laku abnormal disebabkan oleh


faktor-faktor intrapsikis (konflik tidak sadar, represi, dan kecemasan) yang dapat
mengganggu penyesuaian diri. Menurut Freud, esensi pribadi seseorang bukan terletak pada
apa yang ia tampilkan secara sadar, melainkan apa yang tersembunyi dalam ketidak
sadarannya. Freud beranggapan bahwa gangguan jiwa pada orang dewasa, pada umumnya
berasal dari pengalaman pada masa kanak-kanak. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik
kesimpulan terapi psikoanalisis (psychonalysis teraphy) adalah teknik atau metode
pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman
yang disembunyikan selama masa kecil serta memunculkan dorongan-dorongan yang tidak
disadarinya selama ini.

Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri dari id, ego, dan
superego. Dalam pendekatan psikoanalisis, konseling dilakukan agar individu mengetahui
ego dan memiliki ego yang kuat, yaitu menempatkan ego pada tempat yang benar yaitu
sebagai pihak mampu memilih secara rasional dan menjadi mediator antara Id dan Superego.
Konseling dalam pandangan psikoanalisis adalah sebagai proses mengedukasi kembali (re-
edukasi) terhadap ego menjadi lebih realistik dan rasional.

B. Tujuan Konseling

Tujuan utama psikoanalisa adalah untuk membentuk kembali struktur karakter


individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar dalam diri klien. Proses konseling
dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.
Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisis, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk
merekonstruksi kepribadian.

Menurut Corey (2005:53), tujuan konseling psikoanalisa adalah untuk membentuk


kembali struktur karakter individu, dengan cara merekonstruksi, membahas, menganalisa,
dan menafsirkan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau, yang terjadi di masa kanak-
kanak. Membantu konseli untuk membentuk kembali struktur karakternya dengan
menjadikan hal-hal yang tidak disadari menjadi disadari oleh konseli. Secara spesifik,
membawa konseli dari dorongan-dorongan yang ditekan (ketidaksadaran) yang
mengakibatkan kecemasan kearah perkembangan kesadaran intelektual, menghidupkan
kembali masa lalu konseli dengan menembus konflik yang ditekan, memberikan kesempatan
kepada konseli untuk menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya".

Sumber konflik adalah materi-materi yang tertekan pada alam ketidaksadaran,


terutama yang terjadi pada awal kehidupannya. Untuk itu, konselor harus dapat membantu
dan memotivasi klien agar mampu menghayati dan mengekspresikan pengalaman-
pengalaman masa lampaunya secara terbuka, untuk selanjutnya ditata, didiskusikan,
dianalisa, dan ditafsirkan dengan tujuan utama untuk merekontruksikan kepribadiannya.
Dalam arti konseli diarahkan kembali untuk mengingat kejadian-kejadian yang telah berlalu
di masa lampau. Untuk memberi penstrukturan kembali kepribadian yang jauh lebih baik dari
pengalaman masa lalu konseli, dengan tidak memaksa konseli mengingat hal-hal yang tidak
ingin diingat.

Menurut Alwisol ( 2006 : 42), tujuan konseling psikoanalisa bukan semata-mata


untuk menghilangkan sindrom yang tidak dikehendaki, tetapi bertujuan memperkuat ego
sehingga mampu mengontrol impuls insting, dan memperbesar kapasitas individu untuk
mencintai dan berkarya. Konseli belajar bagaimana mensublimasikan impuls agresi dan
impuls seksual, belajar bagaimana mengarahkan keinginan dan bukan malah diarahkan oleh
keinginan”. Pengalaman masa lampau manusia sangat penting dan sangat berpengaruh sekali
terhadap masa perkembangan manusia, kemampuan diri individu dalam membentuk
kepribadian manusia dapat terjadi dari cerita masa lalu manusia, yang dapat mengontrol id,
ego dan superego. (Taufik, 2009 : 37). “Setelah pengungkapan materi yang tidak disadari dan
mengganggu itu, kemudian konselor berusaha merasionalkan kesan–kesan itu, sehingga
konseli menyadari bahwa kesan yang dibawanya tersebut tidaklah sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya”.

Untuk itu, dalam prosesnya rintangan-rintangan harus dapat diatasi, walaupun


memerlukan waktu yang cukup lama, sulit, dan mungkin menyakitkan. Sedangkan agar
berhasil, penting untuk melibatkan emosi sebagai bagian dari proses konseling serta
menjadikan pemahamannya sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dirinya
dengan mengoreksi terhadap pengalaman-pengalaman emosionalnya.

C. Sikap, Peran, dan Tugas Konselor


Peran utama konselor dalam konseling ini adalah membantu klien dalam
mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan hubungan pribadi yang lebih

efektif dalam menghadapi kecemasan melalui cara-cara yang realistis.

Tugas konselor dalam konseling ini, diantaranya:


· Konselor membangun hubungan kerja sama dengan klien dan kemudian
melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
· Konselor memberikan perhatian kepada resistensi klien. Fungsinya adalah
mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam
ketidaksadaran.
· Konselor membangun hubungan kerja sama dengan konseli dan kemudian
melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
· Konselor juga memberikan perhatian kepada resistensi konseli untuk
mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam
ketidaksadaran.
Sementara konseli berbicara, konselor berperan mendengarkan dan kemudian
memberikan tafsiran-tafsiran terhadap informasi konseli, konselor juga harus peka
terhadap isyarat-isyarat non verbal dari konseli. Salah satu fungsi utama konselor
adalah mengajarkan proses arti proses kepada konseli agar mendapatkan
pemahaman terhadap masalahnya sendiri, mengalami peningkatan kesadaran atas
cara-cara berubah, sehingga konseli mampu mendapatkan kendali yang lebih
rasional atas hidupnya sendiri.
Sekalipun dalam psikoanalisa konselor hendaknya bersikap anonim, namun
dalam prosesnya sejak awal konselor harus dapat membina hubungan baik dengan
klien. Konselor juga harus dapat mendorong klien agar mampu menyatakan
dirinya secara bebas, membantu apabila klien melakukan penolakan (resistensi),
menyambut baik pernyataan pengalihan (tranferensi), serta berusaha untuk
membimbing klien ke arah kesadaran penuh dan ke arah integrasi sosial secara
memuaskan.

D. Sikap, Peran, dan Tugas Konseli

Konseli harus bersedia terlibat dalam proses konseling secara intensif, dan melakukan
asosiasi bebas dengan melakukan atau mengatakan segala sesuatu yang terlintas dalam
pikirannya, karena produksi verbal konseli merupakan esensi dan kegiatan konseling
psikoanalisis.

5. Situasi Hubungan Konseling


Dalam konseling psikoanalisis terdapat 3 bagian hubungan konselor dengan
klien, yaitu aliansi, transferensi, dan kontratransferensi.

a) Aliansi
Aliansi yaitu sikap klien kepada konselor yang relatif rasional, realistik, dan
tidak neurosis (merupakan prakondisi untuk terwujudnya keberhasilan
konseling).

b) Transferensi
1) pengalihan segenap pengalaman klien di masa lalunya terhadap
orang-orang yang menguasainya, yang ditujukan kepada konselor.
2) merupakan bagian dari hubungan yang sangat penting untuk
dianalisis
3) membantu klien untuk mencapai pemahaman tentang bagaimana
dirinya telah salah dalam menerima, menginterpretasikan, dan
merespon pengalamannya pada saat ini dalam kaitannya dengan
masa lalunya.
4)

c) Kontratransferensi

Kontratransferensi yaitu kondisi dimana konselor mengembangkan


pandangan-pandangan yang tidak selaras dan berasal dari konflik-konfliknya
sendiri. Kontratransferensi bisa terdiri dari perasaan tidak suka, atau justru
keterkaitan atau keterlibatan yang berlebihan, kondisi ini dapat menghambat
kemajuan proses konseling karena konselor akan lebih terfokus pada
masalahnya sendiri. Konselor harus menyadari perasaannya terhadap klien dan
mencegah pengaruhnya yang bisa merusak. Konselor diharapkan untuk
bersikap relatif obyektif dalam menerima kemarahan, cinta, bujukan, kritik,
dan emosi-emosi kuat lainnya dari konseli.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bimbingan dan Konseling merupakan sebuah layanan dengan berbagai macam teori-
teori psikologi, salah satu contohnya adalah psikoanalisis. Tujuan utama psikoanalisis sendiri
adalah untuk mengurangi symptom psikopatologi dengan memunculkan pikiran dan perasaan
- perasaan yang tertekan atau depresi ke dalam alam kesadarannya. Serta tujuan lain Menurut
Corey (2005:53), tujuan konseling psikoanalisa adalah untuk membentuk kembali struktur
karakter individu, dengan cara merekonstruksi, membahas, menganalisa, dan menafsirkan
kembali pengalaman-pengalaman masa lampau, yang terjadi di masa kanak-kanak.

3.2 Saran

Demikian pembahasan makalah ini mengenai hakikat konseling, tujuan konseling,


dan situasi hubungan konseling psikoanalisis. Semoga dapat menambah wawasan
bagi kita semua. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan makalah
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
(Walters & Corey, 1980)Walters, L. H., & Corey, G. (1980). Theory and Practice of
Counseling and Psychotherapy. Family Relations, 29(1), 133.
https://doi.org/10.2307/583738

Bukhori, B. (2014). Dakwah Melalui Bimbingan dan Konseling Islam. KONSELING


RELIGI: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 5(1), 1–18.

Sunardi, Permanarian, M. A. (2008). Teori-Teori Konseling: Adaptasi untuk Anak


Berkebutuhan Khusus. Pbl Fip Upi, 1–52.

Walters, L. H., & Corey, G. (1980). Theory and Practice of Counseling and
Psychotherapy. Family Relations, 29(1), 133. https://doi.org/10.2307/583738

Anda mungkin juga menyukai