KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien :
No.Register :
Ruang :
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL INTERVENSI
DX KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI
1 2 3 4 5 6
Harga diri rendah TUM:
Klien dapat meningkatkan harga
dirinya
TUK 1:
Klien dapat membina hubungan 1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjuk 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
saling percaya. rasa senang, ada kontak mata, mau mengungkapkan prinsip komunikasi
berjabat tangan, mau menyebutkan terapeutik:
nama, mau menjawab salam, klien mau a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
duduk berdampingan dengan perawat, maupun non verbal.
mau mengutarakan masalah yang b. Perkenalkan diri dengan sopan
dihadapi. c. Tanyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan
perhatian kebutuhan dasar klien.
TUK 2: 2.1 Klien mengidentifikasi kemampuan dan 2.1.1.Diskusikan kemampuan dan aspek
Klien dapat mengindentifikasi aspek positif yang dimiliki : positif yang dimiliki klien.
kemampuan dan aspek positif Kemampuan yang dimiliki klien 2.1.2.Setiap bertemu klien dihindarkan dari
yang dimiliki Aspek positif keluarga memberi penilaian negatif.
Aspek positif lingkungan yang 2.1.3.Utamakan memberi pujian yang realistik.
dimiliki klien.
TUK 3: 3.1 Klien menilai kemampuan yang dapat 3.1.1 Diskusikan dengan klien kemampuan
Klien dapat menilai kemampuan digunakan. yang masih dapat digunakan selama
yang digunakan. sakit.
3.1.2. Diskusikan kemampuan yang dapat
dilanjutkan penggunaan.
TUK 4: 4.1 Klien membuat rencana kegiatan harian. 4.1.1. Rencanakan bersama klien aktivitas
Klien dapat (menetapkan) yang dapat dilakukan setiap hari
merencanakan kegiatan sesuai sesuai kemampuan:
dengan kemampuan yang Kegiatan mandiri
dimiliki Kegiatan dengan bantuan sebagian
Kegiatan yang membutuhkan
bantuan total.
4.1.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
toleransi kondisi klien.
4.1.3.Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien lakukan.
TUK 5: 5.1 Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi 5.1.1. Beri kesempatan pada klien untuk
Klien dapat melakukan kegiatan sakit dan kemampuannya. mencoba kegiatan yang telah
sesuai kondisi sakit dan direncanakan.
kemampuannya. 5.1.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.1.3.Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan dirumah.
TUK 6 : 6.1 Klien memanfaatkan sistem pendukung 6.1.1. Beri pendidikan kesehatan pada
Klien dapat memanfaatkan yang ada di keluarga. keluarga tentang cara merawat klien
sistem pendukung yang ada. dengan harga diri rendah.
6.1.2.Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien dirawat.
6.1.3.Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah.
PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATAN
KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL / ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien :
No.Register :
Ruang :
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL INTERVENSI
DX KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI
1 2 3 4 5 6
Isolasi Sosial TUM:
Klien dapat berorientasi
dengan orang lain
TUK 1:
Klien dapat membina 1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjuk 1.1.1.Bina hubungan saling percaya dengan
hubungan saling percaya rasa mengungkapkan prinsip komunikasi
senang, ada kontak mata, mau berjabat terapeutik:
tangan, mau menyebutkan nama, mau a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
menjawab salam, klien mau duduk maupun non verbal.
berdampingan dengan perawat, mau b. Perkenalkan diri dengan sopan
mengutarakan masalah yang dihadapi. c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien.
TUK 2: 2.1 Klien dapat menyebutkan penyebab 2.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku
Klien dapat menyebutkan menarik diri yang berasal dari: menarik diri dan tanda-tandanya.
penyebab menarik diri Diri sendiri 2.1.2. Berikan kesempatan kepada klien untuk
Orang lain mengungkapkan perasaan penyebab
Lingkungan. menarik diri atau tidak mau bergaul.
2.1.3. Diskusikan bersama klien tentang
perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul.
2.1.4.Berikan pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan perasannya.
TUK 3: 3.1 Klien dapat menyebutkan keuntungan 3.1.1.Kaji pengetahuan klien tentang manfaat
Klien dapat menyebutkan berhubungan dengan orang lain dan keuntungan.
keuntungan berhubungan 3.1.2.Beri kesempatan kepada klien untuk
dengan orang lain dan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak keuntungan berhubungan dengan orang
berhubungan dengan lain.
orang lain. 3.1.3.Diskusikan bersama klien tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain.
3.1.4.Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan
orang lain.
TUK 4 : 4.1 Klien dapat mendemonstrasikan hubungan 4.1.1.Kaji kemampuan klien membina hubungan
Klien dapat melaksanakan sosial secara bertahap antara dengan orang lain.
hubungan sosial secara K. P 4.1.2.Dorong dan bantu klien untuk berhubungan
bertahap K. P – K dengan orang lain melalui tahap:
K. P – Kel K. P
K. P – Klp K. P – P lain
K P – P lain – K lain
Kel/Klp/Masy.
4.1.3.Beri reinforcement terhadap keberhasilan
yang telah dicapai.
4.1.4.Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat
berhubungan.
4.1.5.Diskusikan jadual harian yang dapat
dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu.
4.1.6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan
ruangan.
4.1.7.Beri reinforcement atas kegiatan klien
dalam kegiatan ruangan.
TUK 5: 6.1 Klien dapat mengungkapkan perasaannya 5.1.1.Dorong klien untuk mengungkapkan
Klien dapat setelah berhubungan dengan orang lain perasaannya bila berhubungan dengan
mengungkapkan untuk: orang lain.
perasaannya setelah Diri sendiri 5.1.2.Diskusikan dengan klien tentang perasaan
berhubungan dengan Orang lain manfaat berhubungan dengan orang lain.
orang lain. 5.1.3.Beri reinforcement positif atas kemampuan
klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.
TUK 3: 3.1 Klien dapat menyebutkan tindakan yang 3.1.1. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang
Klien dapat mengontrol biasanya dilakukan untuk mengendalikan dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur,
halusinasinya halusinasinya. marah, menyibukkan diri dan lain-lain)
3.2 Klien dapat menyebutkan cara baru. 3.2.1.Diskusikan cara baru untuk
memutuskan/mengontrol timbulnya
halusinasi :
a. Katakan : “saya tidak mau dengan
kamu” (pada saat halusinasi terjadi).
b. Menemui orang lain (perawat/teman/
anggota keluarga) untuk bercakap-cakap atau
mengatakan halusinasi yang didengar.
c. Membuat jadual kegiatan sehari-hari
agar halusinasi tidak sempat muncul.
d. Meminta keluarga/teman/perawat,
menyapa jika tampak bicara sendiri.
3.3 Klien dapat memilih cara mengatasi 3.3.1.Bantu klien memilih dan melatih cara
halusinasi seperti yang telah didiskusikan memutuskn halusinasi secara bertahap.
dengan klien.
3.4 Klien dapat melaksanakan cara yang telah 3.4.1.Beri kesempatan untuk melakukan cara yang
dipilih untuk mengendalikan halusinasinya. telah dilatih Evalusi hasilnya dan beri pujian
jika berhasil.
3.5 Klien dapat mengikuti terapi aktivitas 3.5.1..Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas
kelompok. kelompok, orientasi realita, stimulasi
persepsi.
TUK 4: 4.1 Klien dapat membina hubungan saling 4.1.1.Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga
Klien dapat dukungan dari percaya dengan perawat jika mengalami halusinasi
keluarga dalam mengontrol
halusinasinya. 4.2 Keluarga dapat menyebutkan 4.2.1.Diskusikan dengan keluarga (pada saat
pengertian, tanda dan tindakan untuk keluarga berkunjung/pada saat kunjungan
mengendalikan halusinasi. rumah):
Gejala halusinasi yang dialami klien
Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga
untuk memutus halusinasi
Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi
di rumah : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian bersama.
Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu
mendapat bantuan : halusinasi tidak terkontrol,
dan resiko mencederai orang lain.
TUK 5 : 5.1 Klien dan keluarga dapat menyebukan 5.1.1.Diskusikan dengan klien dan keluarga
Klien dapat memanfaatkan manfaat, dosis dan efek samping obat. tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat
obat dengan baik.
5.2 Klien dapat mendemonstrasikan 5.2.1.Anjurkan klien minta sendiri obat pada
penggunaan obat dengan benar. perawat dan merasakan manfaatnya.
5.3 Klien dapat informasi tentang manfaat dan 5.3.1.Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang
efek samping obat. manfaat dan efek samping obat yang
dirasakan
5.4 Klien memahami akibat berhentinya obat 5.4.1.Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa
tanpa konsultasi. konsultasi.
5.5 Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar 5.5.1.Bantu klien menggunakan obat dengan
penggunaan obat. prinsip 5 (lima) benar.
TUK 6: 6.1 Klien dapat mengungkapkan perasaannya 6.2.1.Dorong klien untuk mengungkapkan
Klien dapat mengungkapkan setelah berhubungan dengan orang lain perasaannya bila berhubungan dengan
perasaannya setelah untuk: orang lain.
berhubungan dengan orang Diri sendiri 6.2.2.Diskusikan dengan klien tentang perasaan
lain. Orang lain. manfaat berhubungan dengan orang lain.
6.2.3.Beri reinforcement positif atas kemampuan
klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.
TUK 4 : 4.1 Klien selalu tampak bersih dan rapi 4.1.1.Beri informasi positif jika klien berhasil
Klien dapat melakukan kebersihan diri.
mempertahankan
kebersihan diri secara
mandiri
TUK 5: 5.1 Keluarga selalu mengingat hal-hal yang 5.1.2.Jelaskan pada keluarga tentang penyebab
Klien mendapat dukungan berhubungan dengan kebersihan diri. kurang minatnya klien menjaga kebersihan
keluarga dalam diri.
meningkatkan kebersihan 5.1.3.Diskusikan bersama keluarga tentang
diri. tindakan yang telah dilakukan klien selama
di RS. dalam menjaga kebersihan dan
kemajuan yang telah dialami di RS.
5.1.4.Anjurkan keluarga untuk memutuskan
memberi stimulasi terhadap kemajuan yang
telah dialami di RS.
5.2 Keluarga menyiapkan sarana untuk 5.2.1.Jelaskan pada keluarga tentang manfaat
membantu klien dalam menjaga kebersihan sarana yang lengkap dalam menjaga
diri. kebersihan diri klien.
5.2.2.Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana
dalam menjaga kebersihan diri.
5.2.3.Diskusikan bersama keluarga cara membantu
klien dalam menjaga kebersihan diri.
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL INTERVENSI
DX KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI
1 2 3 4 5 6
Perilaku Kekerasan. TUM:
Klien tidak melakukan perilaku
kekerasan 1.1 Klien mau membalas salam 1.1.1. Beri salam/panggil nama
TUK 1: 1.2.1.Sebutkan nama perawat sambil
Klien dapat membina hubungan 1.2 Klien mau menjabat tangan jabat tangan
saling percaya.
1.3 Klien mau menyebutkan nama 1.3.1.Jelaskan maksud hubungan
1.4 Klien mau tersenyum interaksi
1.4.1.Jelaskan tentang kontrak yang
akan dibuat
1.5 Klien mau kontak mata 1.5.1.Beri rasa aman dan sikap empati
1.6 Klien mau mengetahui nama perawat. 1.6.1Lakukan kontak singkat tapi sering.
TUK 3: 3.1 Klien dapat mengungkapkan perasaan sast 3.1.1.Anjurkan klien mengungkapkan
Klien dapat mengidentifikasi marah / jengkel yang dialami dan dirasakan saat
tanda-tanda perilaku jengkel / kesal.
kekerasan. 3.2 Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda 3.2.1.Simpulkan bersama klien tanda-
jengkel / kesal yang dialami. tanda jengkel / kesal yang dialami
klien.
TUK 4 : 4.1 Klien dapat mengungkapkan 4.1.1.Anjurkan klien untuk mengungkapkan
Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. klien.
dilakukan. 4.2.1.Bantu klien bermain peran sesuai dengan
4.2 Klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
perilaku kekerasan yang biasa 4.3.1.Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara
dilakukan. yang klien lakukan masalanya bisa selesai.
TUK 5: 5.1 Klien dapat menjelaskan akibat dari 5.1.1.Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang
Klien dapat mengidentifikasi cara yang digunakan klien. dilakukan klien.
akibat perilaku kekerasan. 5.1.2.Bersama klien menyimpulkan akibat cara
yang digunakan oleh klien.
5.1.3.Tanyakan pada klien “apakah ia ingin
mempelajari cara baru yang sehat”.
TUK 6 : 6.1 Klien dapat melakukan cara 6.1.1.Tanyakan pada klien “apakah ia ingin
Klien dapat mengidentifikasi berespons terhadap kemarahan mempelajari cara baru yang sehat”.
cara konstruktif dalam secara konstruktif. 6.1.2.Berikan pujian jika klien mengetahui cara
berespons terhadap kemarahan lain yang sehat.
6.1.3.Diskusikan dengan klien cara lain yang
sehat.
a. Secar fisik: tarik nafas dalam jika
sedang kesal/memukul bantal / kasur atau
olah raga atau pekerjaan yang memerlukan
tenaga.
b. Secara verbal : katakan bahwa anda
sedang kesal / tersinggung / jengkel (saya
kesal anda berkata seperti itu; saya marah
karena mama tidak memenuhi keinginan
saya).
c. Secara sosial : lakukan dalam
kelompok cara-cara marah yang sehat,
latihan sertif. Latihan manajemen perilaku
kekerasan.
d. Secara spiritual : anjurkan klien
sembahyang, berdoa/beribadah; meminta
pada Tuhan untuk diberi kesabaran,
mengadu pada Tuhan ttg
kekerasan/kejengkelan.
TUK 7 : 7.1 Klien dapat mendemonstrasikan 7.1.1.Bantu klien memilih cara yang paling
Klien dapat cara mengontrol perilaku tepat untuk klien.
mendemonstrasikan cara kekerasan : 7.1.2.Bantu klien mengidentifikasi manfaat
mengontrol perilaku kekerasan. Fisik : tarik nafas dalam, olah cara yang telah dipilih.
raga, menyiram tanaman. 7.1.3.Bantu klien untuk menstimulasikan cara
Verbal : mengatakan secara
tersebut (role play).
langsung dengan tidak
menyakiti. 7.1.4.Beri reinforcement positif atas
Spiritual : sembahyang, berdoa keberhasilan klien menstimulasi cara
atau ibadah klien. tersebut.
7.1.5.Anjurkan klien untuk menggunakan cara
yang telah dipelajari saat jengkel atau
marah.
TUK :
1. Klien dapat 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan klien : beri salam
membina hubungan saling percaya. terapeutik (panggil nama klien), sebutkan nama perawat,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kontrak yang jelas (topik yang akan dibicarakan,
waktu dan tempat).
1.2 Jangan membantah dan mendukung waham klien :
Katakan perawat menerima keyakinan klien : “saya
menerima keyakinan anda” disertai ekspresi menerima.
Katakan perawat tidak mendukung : “sukar bagi saya
untuk mempercayainya” disertai ekspresi ragu tapi
empati.
Tidak membicarakan isi waham klien.
1.3 Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan
terlindung :
Anda berada di tempat aman, kami akan menemani
anda.
Gunakan keterbukaan dan kejujuran.
Jangan tinggalkan klien sendirian.
1.4 Observasi apakah waham klien menganggu aktifitas
sehari-hari dan perawatan diri.
2. Klien dapat 2.1 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
mengidentifikasi kemampuan yang realistis.
dimiliki. 2.2 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada
waktu lalu dan saat ini yang realistis (hati-hati terlibat
diskusi tentang waham).
2.3 Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan dengan
aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini.
2.4 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu
memperlihatkan bahwa klien penting.
4. Klien dapat 4.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri,
berhubungan dengan realistis realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).
4.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : orientasi
realitas.
4.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan
klien.
6. Klien dapat 6.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis,
menggunakan obat dengan benar. frekuensi, efek dan efek samping, akibat penghentian.
6.2 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.
6.3 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.
RENCANA KEPERAWATAN
ANSIETAS SEDANG
TUK :
1. Klien dapat menjalin dan 1.1 Jadilah pendengar yang hangat dan responsif.
mempertahankan hubungan saling 1.2 Beri waktu yang cukup pada klien untuk berespons.
percaya. 1.3 Beri dukungan pada klien untuk mengekspresikan
perasannya.
1.4 Identifikasi pola perilaku klien atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif.
1.5 Bersama klien menggali perilaku dan respons sehingga
dapat belajar dan berkembang.
2. Klien dapat mengenal 2.1 Bantu klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
ansietasnya perasaannya.
2.2 Hubungkan perlaku klien dengan perasaannya.
2.3 Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap klien.
2.4 Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari
topik yang mengancam ke hal yang berkaitan dengan
konflik.
2.5 Gunakan konfrontasi positif.
5. Klien dapat menggunakan teknik 5.1 Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol
relaksasi. dan rasa percaya diri.
5.2 Dorong klien untuk menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas.
6. Klien dapat mengidentifikasi 2.5 Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan dengan
kemampuan yang dimiliki. aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini.
2.6 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu
memperlihatkan bahwa klien penting.
8. Klien dapat berhubungan dengan 4.4 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri,
realistis realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).
4.5 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : orientasi
realitas.
4.6 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan
klien.
10. Klien dapat menggunakan obat 6.4 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis,
dengan benar. frekuensi, efek dan efek samping, akibat penghentian.
6.5 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.
6.6 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.
RENCANA KEPERAWATAN
ANSIETAS BERAT ATAU PANIK
5. Klien dapat melakukan kegiatan 5.1 Beri klien aktifitas yang bersifat mendukung dan
yang menarik dan aktifitas yang menguatkan perilaku sosial yang produktif.
terjadual. 5.2 Beri klien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnya
5.3 Bersama klien buat jadual aktifitas yang dapat
dilakukan sehari-hari.
5.4 Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung
lainnya.
RENCANA KEPERAWATAN
RISIKO MENCEDERAI DIRI : BUNUH DIRI
10. Klien dapat menggunakan obat 10.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat,
dengan benar. dosis, frekuensi, efek dan efek samping, akibat
penghentian.
10.2 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.
10.3 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.
PENINGKATAN MOBILITAS FISIK
3. Klien dapat mengungkapkan 3.1 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya. perasaannya yang menyakitkan.
3.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengutarakan
keinginannya, perasaan dan pikiran dengan
menggunakan teknik komunikasi “fokusing”.
3.3 Berikan respons empati dan menerima klien.
3.4 Bantu klien menurunkan tingkat kecemasannya.
4. Klien dapat menentukan cara 4.1 Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan untuk
penyelesaian masalah (koping) yang mengatasi perasaan kesal, marah atau sesuatu yang tidak
konstruktif. menyenangkan.
4.2 Diskusikan manfaat dari cara yang telah digunakan.
4.3 Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi
perasaan yang tidak menyenangkan.
4.4 Beri motivasi klien agar memilih cara penyelesaian masalah
yang tepat serta diskusikan konsekuensi dari cara yang
dipilih.
4.5 Anjurkan klien untuk mencoba cara tersebut.
5. Klien mendapat dukungan keluarga. 5.1 Diskusikan dengan keluarga tentang keadaan klien.
5.2 Bantu keluarga untuk memberikan asuhan yang tepat.
5.3 Bantu keluarga untuk merencanakan kegiatan yang sesuai
dengan keadaan klien.
6. Klien dapat mengidentifikasi 6.1 Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan dengan
kemampuan yang dimiliki. aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini.
6.2 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu
memperlihatkan bahwa klien penting.
8. Klien dapat berhubungan dengan 8.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri,
realistis. realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).
8.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : orientasi
realitas.
8.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan
klien.