Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX.

KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien :
No.Register :
Ruang :

NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL INTERVENSI
DX KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI
1 2 3 4 5 6
Harga diri rendah TUM:
Klien dapat meningkatkan harga
dirinya
TUK 1:
Klien dapat membina hubungan 1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjuk 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
saling percaya. rasa senang, ada kontak mata, mau mengungkapkan prinsip komunikasi
berjabat tangan, mau menyebutkan terapeutik:
nama, mau menjawab salam, klien mau a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
duduk berdampingan dengan perawat, maupun non verbal.
mau mengutarakan masalah yang b. Perkenalkan diri dengan sopan
dihadapi. c. Tanyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan
perhatian kebutuhan dasar klien.
TUK 2: 2.1 Klien mengidentifikasi kemampuan dan 2.1.1.Diskusikan kemampuan dan aspek
Klien dapat mengindentifikasi aspek positif yang dimiliki : positif yang dimiliki klien.
kemampuan dan aspek positif  Kemampuan yang dimiliki klien 2.1.2.Setiap bertemu klien dihindarkan dari
yang dimiliki  Aspek positif keluarga memberi penilaian negatif.
 Aspek positif lingkungan yang 2.1.3.Utamakan memberi pujian yang realistik.
dimiliki klien.
TUK 3: 3.1 Klien menilai kemampuan yang dapat 3.1.1 Diskusikan dengan klien kemampuan
Klien dapat menilai kemampuan digunakan. yang masih dapat digunakan selama
yang digunakan. sakit.
3.1.2. Diskusikan kemampuan yang dapat
dilanjutkan penggunaan.
TUK 4: 4.1 Klien membuat rencana kegiatan harian. 4.1.1. Rencanakan bersama klien aktivitas
Klien dapat (menetapkan) yang dapat dilakukan setiap hari
merencanakan kegiatan sesuai sesuai kemampuan:
dengan kemampuan yang  Kegiatan mandiri
dimiliki  Kegiatan dengan bantuan sebagian
 Kegiatan yang membutuhkan
bantuan total.
4.1.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
toleransi kondisi klien.
4.1.3.Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien lakukan.

TUK 5: 5.1 Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi 5.1.1. Beri kesempatan pada klien untuk
Klien dapat melakukan kegiatan sakit dan kemampuannya. mencoba kegiatan yang telah
sesuai kondisi sakit dan direncanakan.
kemampuannya. 5.1.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.1.3.Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan dirumah.

TUK 6 : 6.1 Klien memanfaatkan sistem pendukung 6.1.1. Beri pendidikan kesehatan pada
Klien dapat memanfaatkan yang ada di keluarga. keluarga tentang cara merawat klien
sistem pendukung yang ada. dengan harga diri rendah.
6.1.2.Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien dirawat.
6.1.3.Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah.
PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATAN
KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL / ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien :
No.Register :
Ruang :

NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL INTERVENSI
DX KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI
1 2 3 4 5 6
Isolasi Sosial TUM:
Klien dapat berorientasi
dengan orang lain
TUK 1:
Klien dapat membina 1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjuk 1.1.1.Bina hubungan saling percaya dengan
hubungan saling percaya rasa mengungkapkan prinsip komunikasi
senang, ada kontak mata, mau berjabat terapeutik:
tangan, mau menyebutkan nama, mau a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
menjawab salam, klien mau duduk maupun non verbal.
berdampingan dengan perawat, mau b. Perkenalkan diri dengan sopan
mengutarakan masalah yang dihadapi. c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien.

TUK 2: 2.1 Klien dapat menyebutkan penyebab 2.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku
Klien dapat menyebutkan menarik diri yang berasal dari: menarik diri dan tanda-tandanya.
penyebab menarik diri  Diri sendiri 2.1.2. Berikan kesempatan kepada klien untuk
 Orang lain mengungkapkan perasaan penyebab
 Lingkungan. menarik diri atau tidak mau bergaul.
2.1.3. Diskusikan bersama klien tentang
perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul.
2.1.4.Berikan pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan perasannya.
TUK 3: 3.1 Klien dapat menyebutkan keuntungan 3.1.1.Kaji pengetahuan klien tentang manfaat
Klien dapat menyebutkan berhubungan dengan orang lain dan keuntungan.
keuntungan berhubungan 3.1.2.Beri kesempatan kepada klien untuk
dengan orang lain dan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak keuntungan berhubungan dengan orang
berhubungan dengan lain.
orang lain. 3.1.3.Diskusikan bersama klien tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain.
3.1.4.Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan
orang lain.

3.2.1.Kaji pengetahuan klien tentang kerugian


3.2 Klien dapat menyebutkan kerugian tidak bila tidak berhubungan dengan orang lain.
berhubungan dengan orang lain. 3.2.2.Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.

TUK 4 : 4.1 Klien dapat mendemonstrasikan hubungan 4.1.1.Kaji kemampuan klien membina hubungan
Klien dapat melaksanakan sosial secara bertahap antara dengan orang lain.
hubungan sosial secara K. P 4.1.2.Dorong dan bantu klien untuk berhubungan
bertahap K. P – K dengan orang lain melalui tahap:
K. P – Kel K. P
K. P – Klp K. P – P lain
K P – P lain – K lain
Kel/Klp/Masy.
4.1.3.Beri reinforcement terhadap keberhasilan
yang telah dicapai.
4.1.4.Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat
berhubungan.
4.1.5.Diskusikan jadual harian yang dapat
dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu.
4.1.6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan
ruangan.
4.1.7.Beri reinforcement atas kegiatan klien
dalam kegiatan ruangan.
TUK 5: 6.1 Klien dapat mengungkapkan perasaannya 5.1.1.Dorong klien untuk mengungkapkan
Klien dapat setelah berhubungan dengan orang lain perasaannya bila berhubungan dengan
mengungkapkan untuk: orang lain.
perasaannya setelah  Diri sendiri 5.1.2.Diskusikan dengan klien tentang perasaan
berhubungan dengan  Orang lain manfaat berhubungan dengan orang lain.
orang lain. 5.1.3.Beri reinforcement positif atas kemampuan
klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.

TUK 6 : 7.1. Keluarga dapat : 6.1.1.Bina hubungan saling percaya dengan


Klien dapat  Menjelaskan keluarga
memberdayakan sistem perasaannya  Salam perkenalan diri
pendukung atau keluarga  Menjelaskan cara  Sampaikan tujuan
mampu mengembangkan merawat klien menarik diri  Buat kontrak
kemampuan klien untuk  Mendemonstrasik  Ekslorasi perasaan
berhubungan dengan an cara perawatan klien menarik diri. keluarga.
orang lain.  Berpartisipasi 6.1.2.Diskusikan dengan anggota keluarga
dalam perawatan klien menarik diri. tentang :
 Perilaku menarik diri
 Penyebab perilaku
menarik diri
 Akibat yang akan terjadi
jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
 Cara keluarga
menghadapi klien menarik diri.
6.1.3. Dorong anggota keluarga secara rutin dan
bergantian menjeguk klien minimal satu
kali seminggu.
6.1.4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin
dan bergantian menjenguk klien minimal
satu kali seminggu.
6.1.5.Beri reinforcement atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga.
PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATAN
PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien :
No.Register :
Ruang :
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL INTERVENSI
DX KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI
1 2 3 4 5 6
Perubahan Sensori TUM:
Persepsi: Klien tidak mengalami
Halusinasi........ halusinasi
TUK 1:
Klien dapat membina 1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjuk 1.1.1.Bina hubungan saling percaya dengan
hubungan saling percaya. rasa mengungkapkan prinsip komunikasi
senang, ada kontak mata, mau berjabat terapeutik:
tangan, mau menyebutkan nama, mau a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
menjawab salam, klien mau duduk maupun non verbal.
berdampingan dengan perawat, mau b. Perkenalkan diri dengan sopan
mengutarakan masalah yang dihadapi. c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien
apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien.
TUK 2: 2.1 Klien dapat menyebutkan waktu, isi, 2.1.1.Adakan kontak sering dan singkat secara
Klien dapat mengenal frekuensi timbulnya halusinasi. bertahap.
halusinasinya 2.1.2.Observasi tingkah laku klien terkait dengan
halusinasinya: bicara dan tertawa tanpa
stimulus, memandang ke kiri / ke kanan / ke
depan seolah-olah ada teman bicara.
2.1.3.Bantu klien mengenal halusinasinya :
a. Jika menemukan klien yang sedang
halusinasi, tanyakan apakah ada suara yang
didengar.
b. Jika klien menjawab ada, lanjutkan
apa yang dikatakan.
Katakan bahwa perawat percaya klien
c. mendengar suara itu, namun
perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan
nada bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi).
d. Katakan bahwa klien lain juga ada
seperti klien.
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien.
2.1.4.Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan/tidak
menimbulkan halusinasi.
b. Waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang, sore dan malam atau jika
sendiri, jengkel/sedih).

TUK 3: 3.1 Klien dapat menyebutkan tindakan yang 3.1.1. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang
Klien dapat mengontrol biasanya dilakukan untuk mengendalikan dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur,
halusinasinya halusinasinya. marah, menyibukkan diri dan lain-lain)

3.2 Klien dapat menyebutkan cara baru. 3.2.1.Diskusikan cara baru untuk
memutuskan/mengontrol timbulnya
halusinasi :
a. Katakan : “saya tidak mau dengan
kamu” (pada saat halusinasi terjadi).
b. Menemui orang lain (perawat/teman/
anggota keluarga) untuk bercakap-cakap atau
mengatakan halusinasi yang didengar.
c. Membuat jadual kegiatan sehari-hari
agar halusinasi tidak sempat muncul.
d. Meminta keluarga/teman/perawat,
menyapa jika tampak bicara sendiri.

3.3 Klien dapat memilih cara mengatasi 3.3.1.Bantu klien memilih dan melatih cara
halusinasi seperti yang telah didiskusikan memutuskn halusinasi secara bertahap.
dengan klien.

3.4 Klien dapat melaksanakan cara yang telah 3.4.1.Beri kesempatan untuk melakukan cara yang
dipilih untuk mengendalikan halusinasinya. telah dilatih Evalusi hasilnya dan beri pujian
jika berhasil.
3.5 Klien dapat mengikuti terapi aktivitas 3.5.1..Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas
kelompok. kelompok, orientasi realita, stimulasi
persepsi.

TUK 4: 4.1 Klien dapat membina hubungan saling 4.1.1.Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga
Klien dapat dukungan dari percaya dengan perawat jika mengalami halusinasi
keluarga dalam mengontrol
halusinasinya. 4.2 Keluarga dapat menyebutkan 4.2.1.Diskusikan dengan keluarga (pada saat
pengertian, tanda dan tindakan untuk keluarga berkunjung/pada saat kunjungan
mengendalikan halusinasi. rumah):
 Gejala halusinasi yang dialami klien
 Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga
untuk memutus halusinasi
 Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi
di rumah : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian bersama.
 Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu
mendapat bantuan : halusinasi tidak terkontrol,
dan resiko mencederai orang lain.

TUK 5 : 5.1 Klien dan keluarga dapat menyebukan 5.1.1.Diskusikan dengan klien dan keluarga
Klien dapat memanfaatkan manfaat, dosis dan efek samping obat. tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat
obat dengan baik.
5.2 Klien dapat mendemonstrasikan 5.2.1.Anjurkan klien minta sendiri obat pada
penggunaan obat dengan benar. perawat dan merasakan manfaatnya.

5.3 Klien dapat informasi tentang manfaat dan 5.3.1.Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang
efek samping obat. manfaat dan efek samping obat yang
dirasakan
5.4 Klien memahami akibat berhentinya obat 5.4.1.Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa
tanpa konsultasi. konsultasi.

5.5 Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar 5.5.1.Bantu klien menggunakan obat dengan
penggunaan obat. prinsip 5 (lima) benar.
TUK 6: 6.1 Klien dapat mengungkapkan perasaannya 6.2.1.Dorong klien untuk mengungkapkan
Klien dapat mengungkapkan setelah berhubungan dengan orang lain perasaannya bila berhubungan dengan
perasaannya setelah untuk: orang lain.
berhubungan dengan orang  Diri sendiri 6.2.2.Diskusikan dengan klien tentang perasaan
lain.  Orang lain. manfaat berhubungan dengan orang lain.
6.2.3.Beri reinforcement positif atas kemampuan
klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.

TUK 7 : 7.1. Keluarga dapat : 7.2.1.Bina hubungan saling percaya dengan


Klien dapat memberdayakan  Menjelaskan keluarga
sistem pendukung atau perasaannya Salam perkenalan diri
keluarga mampu  Menjelaskan cara Sampaikan tujuan
mengembangkan merawat klien menarik diri Buat kontrak
kemampuan klien untuk  Mendemonstrasika Ekslorasi perasaan keluarga.
berhubungan dengan orang n cara perawatan klien menarik diri. Diskusikan dengan anggota keluarga
lain.  Berpartisipasi tentang :
dalam perawatan klien menarik diri. Perilaku menarik diri
Penyebab perilaku menarik diri
Akibat yang akan terjadi jika perilaku
menarik diri tidak ditanggapi
Cara keluarga menghadapi klien menarik
diri.
Dorong anggota keluarga secara rutin dan
bergantian menjeguk klien minimal satu
kali seminggu.
Anjurkan anggota keluarga secara rutin
dan bergantian menjenguk klien minimal
satu kali seminggu.
Beri reinforcement atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga.
PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI : KEBERSIHAN DIRI DAN PAKAIAN/BERHIAS
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien :
No.Register :
Ruang :
TGL NO DIAGNOSA PERENCANAAN INTERVENSI
DX KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI
1 2 3 4 5 6
Defisit perawat TUM:
diri: berpakaian/ Klien dapat meningkatkan
berhias; minat atau motivasinya dan
kebersihan diri; mempertahankan
makan; aktifitas kebersihan diri 1.1 Klien dapat menyebutkan kebersihan diri 1.1.1.Diskusikan bersama klien pentingnya
sehari-hari; TUK 1: dalam waktu 2 kali pertemuan. kebersihan diri dengan cara menjelaskan
toileting Klien dapat mengenal  Tanda-tanda bersih pengertian tentang arti bersih dan tanda-
tentang pentingnya  Badan tidak bau tanda bersih.
kebersihan diri.  Rambut rapi, bersih dan tidak bau 1.1.2.Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5
 Gigi bersih dan tidak bau mulut tanda kebersihan diri.
 Baju rapi dan tidak bau.
1.2.1.Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan
1.2 Klien mampu menyebutkan kembali menggali pengetahuan klien terhadap hal
kebersihan untuk kesehatan, yaitu : yang berhubungan dengan kebersihan diri.
 Mencegah penyakit 1.2.2.Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan
diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.
 Memberi perasaan segar dan nyaman,
1.3.1.Beri reinforcement positif setelah klien
mencegah kerusakan gigi dan menjaga
mampu mengungkapkan arti kebersihan
kebersihan mulut.
diri.

1.3 Klien dapat menjelaskan cara merawat diri


1.3.2.ngatkan klien untuk memelihara kebersihan
antara lain :
diri seperti :
 Mandi 2 kali sehari dengan sabun
 Mandi 2 kali pagi dan sore
 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari
 Sikat gigi minimal dua kali sehari (sesudah
setelah makan dan akan tidur.
makan dan akan tidur)
 Mencuci rambut 2-3 kali seminggu dan
 Keramas dan menyisir rambut
memotong kuku bila panjang
 Gunting kuku bila panjang.
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan
TUK 2: 2.1 Klien berusaha untuk memelihara 2.1.1.Motivasi klien untuk mandi :
Klien dapat melakukan kebersihan diri, yaitu :  Ingatkan caranya, evaluasi hasilnya dan beri
kebersihan diri dengan  Mandi pakai sabun dan disiram dengan umpan balik.
bantuan perawat. air sampai bersih.  Bimbing klien dengan bantuan minimal
 Mengganti pakaian bersih sehari sekali  Jika hasilnya kurang, kaji hambatan yang ada.
dan merapikan penampilan.
2.1.2.Bimbing klien untuk mandi. Beri kesempatan
klien untuk mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri yang benar.
 Ingatkan dan anjurkan untuk mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun.
 Anjurkan klien untuk meningkatkan cara mandi
yang benar.

2.1.3.Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap


hari:
 Anjurkan klien untuk mempertahankan dan
meningkatkan penampilan diri setiap hari.
 Dorong klien untuk mencuci pakaiannya sendiri.
 Demonstrasikan cara mencuci pakaian yang
benar dengan sabun dan dibilas.

2.1.4.Kaji keinginan klien untuk memotong kuku


dan merapikan rambut:
 Beri kesempatan pada klien untuk melakukan
sendiri.
 Ingatkan potong kuku dan keramas.

2.1.5.Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk


pengelolaan fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti mandi dan
kebersihan kamar mandi.
2.1.6.Bekerjasama dengan keluarga untuk
mengadakan fasilitas kebersihan diri
seperti odol, sikat gigi, shampo, pakaian
ganti, handuk dan sandal.
TUK 3: 3.1 Setelah satu minggu klien dapat melakukan 3.1.1.Monitor klien dalam melaksanakan
Klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan kebersihan diri secara teratur. Ingatkan
kebersihan perawatan diri teratur tanpa anjuran : untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi,
secara mandiri  Mandi pagi dan sore ganti baju, dan pakai sandal.
 Ganti baju setiap hari
 Penampilan bersih dan rapi

TUK 4 : 4.1 Klien selalu tampak bersih dan rapi 4.1.1.Beri informasi positif jika klien berhasil
Klien dapat melakukan kebersihan diri.
mempertahankan
kebersihan diri secara
mandiri

TUK 5: 5.1 Keluarga selalu mengingat hal-hal yang 5.1.2.Jelaskan pada keluarga tentang penyebab
Klien mendapat dukungan berhubungan dengan kebersihan diri. kurang minatnya klien menjaga kebersihan
keluarga dalam diri.
meningkatkan kebersihan 5.1.3.Diskusikan bersama keluarga tentang
diri. tindakan yang telah dilakukan klien selama
di RS. dalam menjaga kebersihan dan
kemajuan yang telah dialami di RS.
5.1.4.Anjurkan keluarga untuk memutuskan
memberi stimulasi terhadap kemajuan yang
telah dialami di RS.

5.2 Keluarga menyiapkan sarana untuk 5.2.1.Jelaskan pada keluarga tentang manfaat
membantu klien dalam menjaga kebersihan sarana yang lengkap dalam menjaga
diri. kebersihan diri klien.
5.2.2.Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana
dalam menjaga kebersihan diri.
5.2.3.Diskusikan bersama keluarga cara membantu
klien dalam menjaga kebersihan diri.

5.3.1.Diskusikan dengan keluarga mengenai hal-


5.3 Keluarga membantu dan membimbing klien hal yang dilakukan misalnya :
dalam menjaga kebersihan diri.  Mengingatkan klien pada waktu mandi
 Sikat gigi, keramas, ganti baju dll
 Membantu klien apabila mengalami hambatan.
Memberi pujian atas keberhasilan klien.
PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATAN
PERILAKU KEKERASAN
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien :
No.Register :
Ruang :

NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL INTERVENSI
DX KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI
1 2 3 4 5 6
Perilaku Kekerasan. TUM:
Klien tidak melakukan perilaku
kekerasan 1.1 Klien mau membalas salam 1.1.1. Beri salam/panggil nama
TUK 1: 1.2.1.Sebutkan nama perawat sambil
Klien dapat membina hubungan 1.2 Klien mau menjabat tangan jabat tangan
saling percaya.
1.3 Klien mau menyebutkan nama 1.3.1.Jelaskan maksud hubungan
1.4 Klien mau tersenyum interaksi
1.4.1.Jelaskan tentang kontrak yang
akan dibuat
1.5 Klien mau kontak mata 1.5.1.Beri rasa aman dan sikap empati
1.6 Klien mau mengetahui nama perawat. 1.6.1Lakukan kontak singkat tapi sering.

TUK 2: 2.1 Klien mengungkapkan perasaannya. 2.1.1.Beri kesempatan untuk


Klien dapat mengidentifikasi mengungkapkan perasaannya .
penyebab perilaku kekerasan. 2.2 Klien dapat mengungkapkan penyebab 2.2.1.Bantu klien untuk mengungkapkan
perasaan jengkel / kesal (dari diri sendiri, penyebab perasaan jengkel
dari lingkungan / orang lain). /kesal.

TUK 3: 3.1 Klien dapat mengungkapkan perasaan sast 3.1.1.Anjurkan klien mengungkapkan
Klien dapat mengidentifikasi marah / jengkel yang dialami dan dirasakan saat
tanda-tanda perilaku jengkel / kesal.
kekerasan. 3.2 Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda 3.2.1.Simpulkan bersama klien tanda-
jengkel / kesal yang dialami. tanda jengkel / kesal yang dialami
klien.
TUK 4 : 4.1 Klien dapat mengungkapkan 4.1.1.Anjurkan klien untuk mengungkapkan
Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. klien.
dilakukan. 4.2.1.Bantu klien bermain peran sesuai dengan
4.2 Klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
perilaku kekerasan yang biasa 4.3.1.Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara
dilakukan. yang klien lakukan masalanya bisa selesai.

4.3 Klien dapat mengetahui cara yang


biasa dapat menyelesaikan masalah
atau tidak.

TUK 5: 5.1 Klien dapat menjelaskan akibat dari 5.1.1.Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang
Klien dapat mengidentifikasi cara yang digunakan klien. dilakukan klien.
akibat perilaku kekerasan. 5.1.2.Bersama klien menyimpulkan akibat cara
yang digunakan oleh klien.
5.1.3.Tanyakan pada klien “apakah ia ingin
mempelajari cara baru yang sehat”.
TUK 6 : 6.1 Klien dapat melakukan cara 6.1.1.Tanyakan pada klien “apakah ia ingin
Klien dapat mengidentifikasi berespons terhadap kemarahan mempelajari cara baru yang sehat”.
cara konstruktif dalam secara konstruktif. 6.1.2.Berikan pujian jika klien mengetahui cara
berespons terhadap kemarahan lain yang sehat.
6.1.3.Diskusikan dengan klien cara lain yang
sehat.
a. Secar fisik: tarik nafas dalam jika
sedang kesal/memukul bantal / kasur atau
olah raga atau pekerjaan yang memerlukan
tenaga.
b. Secara verbal : katakan bahwa anda
sedang kesal / tersinggung / jengkel (saya
kesal anda berkata seperti itu; saya marah
karena mama tidak memenuhi keinginan
saya).
c. Secara sosial : lakukan dalam
kelompok cara-cara marah yang sehat,
latihan sertif. Latihan manajemen perilaku
kekerasan.
d. Secara spiritual : anjurkan klien
sembahyang, berdoa/beribadah; meminta
pada Tuhan untuk diberi kesabaran,
mengadu pada Tuhan ttg
kekerasan/kejengkelan.
TUK 7 : 7.1 Klien dapat mendemonstrasikan 7.1.1.Bantu klien memilih cara yang paling
Klien dapat cara mengontrol perilaku tepat untuk klien.
mendemonstrasikan cara kekerasan : 7.1.2.Bantu klien mengidentifikasi manfaat
mengontrol perilaku kekerasan.  Fisik : tarik nafas dalam, olah cara yang telah dipilih.
raga, menyiram tanaman. 7.1.3.Bantu klien untuk menstimulasikan cara
 Verbal : mengatakan secara
tersebut (role play).
langsung dengan tidak
menyakiti. 7.1.4.Beri reinforcement positif atas
 Spiritual : sembahyang, berdoa keberhasilan klien menstimulasi cara
atau ibadah klien. tersebut.
7.1.5.Anjurkan klien untuk menggunakan cara
yang telah dipelajari saat jengkel atau
marah.

TUK 8 : 8.1 Keluarga klien dapat : 8.1.1.Identifikasi kemampuan keluarga dalam


Klien mendapat dukungan  Menyebutkan cara merawat merawat klien dari sikap apa yang telah
keluarga dalam mengontrol klien yang berperilaku dilakukan keluarga terhadap klien
perilaku kekerasan. kekerasan. selama ini.
 Mengungkapkan rasa puas 8.1.2.Jelaskan peran serta keluarga dalam
dalam merawat klien. merawat klien.
8.1.3.Jelaskan cara-cara merawat klien :
 Terkait dengan cara mengontrol perilaku
marah secara konstruktif.
 Sikap tenang, bicara tenang dan jelas.
 Membantu klien mengenal penyebab marah.
8.1.4.Bantu keluarga mendemonstrasikan cara
merawat klien.
8.1.5.Bantu keluarga mengungkapkan
perasaannya setelah melakukan
demonstrasi.
TUK 9 : 9.1 Klien dapat menyebutkan obat-obat 9.1.1Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum
Klien dapat menggunakan obat yang diminum dan kegunaannya klien pada klien dan keluarga.
dengan benar (sesuai program (jenis, waktu, dosis dan efek). 9.1.2.Diskusikan manfaat minum obat dan
pengobatan) kerugian berhenti minum obat tanpa
seizin dokter.
9.1.3.Jelaskan prinsip benar minum obat (baca
nama yang tertera pada botol obat, dosis
obat, waktu dan cara minum).
9.2 Klien dapat minum obat sesuai program 9.2.1.Anjurkan klien minta obat
pengobatan. dan minum obat tepat
waktu.
9.2.2.Anjurkan klien melaporkan
pada perawat / dokter jika
merasakan efek yang tidak
menyenangkan.
9.2.3.Beri pujian jika klien minum
obat dengan benar.
RENCANA KEPERAWATAN
WAHAM

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) TINDAKAN KEPERAWATAN
1 2 3 4 5
Waham.............. TUM :
Klien dapat berorientasi dengan realita

TUK :
1. Klien dapat 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan klien : beri salam
membina hubungan saling percaya. terapeutik (panggil nama klien), sebutkan nama perawat,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kontrak yang jelas (topik yang akan dibicarakan,
waktu dan tempat).
1.2 Jangan membantah dan mendukung waham klien :
 Katakan perawat menerima keyakinan klien : “saya
menerima keyakinan anda” disertai ekspresi menerima.
 Katakan perawat tidak mendukung : “sukar bagi saya
untuk mempercayainya” disertai ekspresi ragu tapi
empati.
 Tidak membicarakan isi waham klien.
1.3 Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan
terlindung :
 Anda berada di tempat aman, kami akan menemani
anda.
 Gunakan keterbukaan dan kejujuran.
 Jangan tinggalkan klien sendirian.
1.4 Observasi apakah waham klien menganggu aktifitas
sehari-hari dan perawatan diri.

2. Klien dapat 2.1 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
mengidentifikasi kemampuan yang realistis.
dimiliki. 2.2 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada
waktu lalu dan saat ini yang realistis (hati-hati terlibat
diskusi tentang waham).
2.3 Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan dengan
aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini.
2.4 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu
memperlihatkan bahwa klien penting.

3. Klien dapat 3.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari


mengidentifikasi kebutuhan yang tidak 3.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik
terpenuhi selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa takut,
ansietas, marah).
3.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya
waham.
3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien
dan memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih
bersama klien, jika mungkin buat jadual).
3.5 Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.

4. Klien dapat 4.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri,
berhubungan dengan realistis realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).
4.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : orientasi
realitas.
4.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan
klien.

5. Klien dapat 5.1 Diskusikan dengan keluarga tentang :


dukungan keluarga  Gejala waham
 Cara merawatnya
 Lingkungan keluarga
 Follow-up dan obat
5.2 Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1. dengan bantuan
perawat.

6. Klien dapat 6.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis,
menggunakan obat dengan benar. frekuensi, efek dan efek samping, akibat penghentian.
6.2 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.
6.3 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.
RENCANA KEPERAWATAN
ANSIETAS SEDANG

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) TINDAKAN KEPERAWATAN
1 2 3 4 5
Ansietas Sedang TUM : Tingkat kecemasan klien menurun
sampai pada tingkat ansietas ringan

TUK :
1. Klien dapat menjalin dan 1.1 Jadilah pendengar yang hangat dan responsif.
mempertahankan hubungan saling 1.2 Beri waktu yang cukup pada klien untuk berespons.
percaya. 1.3 Beri dukungan pada klien untuk mengekspresikan
perasannya.
1.4 Identifikasi pola perilaku klien atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif.
1.5 Bersama klien menggali perilaku dan respons sehingga
dapat belajar dan berkembang.

2. Klien dapat mengenal 2.1 Bantu klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
ansietasnya perasaannya.
2.2 Hubungkan perlaku klien dengan perasaannya.
2.3 Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap klien.
2.4 Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari
topik yang mengancam ke hal yang berkaitan dengan
konflik.
2.5 Gunakan konfrontasi positif.

3.1 Bantu klien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat


3. Klien dapat memperluas segera menimbulkan ansietas.
kesadarannya terhadap 3.2 Bersama klien meninjau kembali penilaian klien terhadap
perkembnagan ansietas. stressor yang dirasakan mengancam dan menimbulkan
konflik.
3.3 Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan
pengalaman masa lalu klien yang relevan.
4. Klien dapat menggunakan 5.1 Gali cara klien mengurangi ansietas dimasa lalu.
mekanisme koping yang adaptif. 5.2 Tunjukkan akibat mal adaptif dan destruktif dari
respons koping yang digunakan.
5.3 Dorong klien untuk menggunakan respons koping
adaptif yang dimilikinya.
5.4 Bantu klien untuk menyusun kembali tujuan hidup,
memodifikasi tujuan, menggunakan sumber dan mencoba
koping yang baru.
5.5 Latih klien dengan menghadapi ansietas ringan.
5.6 Beri aktifitas fisik untuk menyalurkan energinya.
5.7 Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber
dan dukungan.

5. Klien dapat menggunakan teknik 5.1 Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol
relaksasi. dan rasa percaya diri.
5.2 Dorong klien untuk menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas.
6. Klien dapat mengidentifikasi 2.5 Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan dengan
kemampuan yang dimiliki. aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini.
2.6 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu
memperlihatkan bahwa klien penting.

7. Klien dapat mengidentifikasi 3.6 Observasi kebutuhan klien sehari-hari


kebutuhan yang tidak terpenuhi 3.7 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik
selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa takut,
ansietas, marah).
3.8 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya
waham.
3.9 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien
dan memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih
bersama klien, jika mungkin buat jadual).
3.10 Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.

8. Klien dapat berhubungan dengan 4.4 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri,
realistis realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).
4.5 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : orientasi
realitas.
4.6 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan
klien.

9. Klien dapat dukungan keluarga 5.3 Diskusikan dengan keluarga tentang :


 Gejala waham
 Cara merawatnya
 Lingkungan keluarga
 Follow-up dan obat
5.4 Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1. dengan bantuan
perawat.

10. Klien dapat menggunakan obat 6.4 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis,
dengan benar. frekuensi, efek dan efek samping, akibat penghentian.
6.5 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.
6.6 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.
RENCANA KEPERAWATAN
ANSIETAS BERAT ATAU PANIK

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) TINDAKAN KEPERAWATAN
1 2 3 4 5
Ansietas Berat atau Panik TUM : Tingkat kecemasan klien menurun
sampai pada tingkat cemas ringan
-

TUK : 1.1 Temani klien.


1. Klien dapat membina hubungan 1.2 Perkenalkan diri perawat
saling percaya dan terhindar dari 1.3 Dorong dan dengarkan klien mengungkapkan
bahaya. perasaannya.
1.4 Bersikap terbuka
1.5 Selalu siap menerima klien
1.6 Langsung jawab pertanyaan klien
1.7 Terima perasaan positif maupun negatif termasuk
perkembangan ansietasnya.

2.1 Beri klien obat yang membantu menurunkan ansietas


(kolaborasi dengan dokter).
2. Klien dapat meningkatkan 2.2 Amati efek samping obat dan berikan penyuluhan
kesehatan fisik dan psikologis kesehatan yang relevan.

3.1 Tunjukkan sikap yang tenang


3.2 Ciptakan situasi lingkungan yang tenang
3. Klien dapat mengidentifikasi dan 3.3 Batasi interaksi klien dengan lingkungan untuk
berusaha menurunkan situasi yang mengurangi rangsangan yang dapat menimbulkan
dapat menimbulkan ansietas. ansietas.
3.4 Identifikasi dan modifikasi situasi yang menyebabkan
ansietas klien.
3.5 Berikan bantuan terapi fisik seperti mandi hangat dan
pijat.
4. Klien dapat meyakini tentang 4.1 Terima klien apa adanya dan jangat menentang
manfaat mekanisme koping. keyakinannya.
4.2 Kenalkan realitas nyeri yang berhubungan dengan
mekanisme koping klien, dengan tidak memfokuskan
pada rasa cemas, takut atau keluhan fisik lainnya.
4.3 Beri klien umpan balik tentang perilaku, stressor,
penilaian stressor, dan sumber koping.
4.4 Kuatkan ide-ide bahwa kesehatan fisik berhubungan
dengan kesehatan emosional.
4.5 Pada saat yang tepat beri batasan perilaku yang
maladaptif dengan cara yang mendukung.

5. Klien dapat melakukan kegiatan 5.1 Beri klien aktifitas yang bersifat mendukung dan
yang menarik dan aktifitas yang menguatkan perilaku sosial yang produktif.
terjadual. 5.2 Beri klien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnya
5.3 Bersama klien buat jadual aktifitas yang dapat
dilakukan sehari-hari.
5.4 Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung
lainnya.
RENCANA KEPERAWATAN
RISIKO MENCEDERAI DIRI : BUNUH DIRI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) TINDAKAN KEPERAWATAN
1 2 3 4 5
Risiko Mencederai Diri : Bunuh TUM :
Diri. Klien tidak mencederai diri : bunuh diri

Data Penunjang : TUK :


Fisiologis : 1. Klien dapat membina hubungan 1.1 Kenalkan diri pada klien.
 Anoreksia saling percaya 1.2 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak
 Penurunan berat badan Kriteria evaluasi : menyangkal.
 Kurang berenergi  Menjawab salam 1.3 Bicara dengan tegas, jelas dan jujur.
 Lebih banyak tidur.  Kontak mata 1.4 Bersifat hangat dan bersahabat
Emosional :  Menerima perawat 1.5 Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat
 Inkompeten  Berjabatan tangan. 1.6 Jauhkan klien dari benda-benda yang membahayakan
 Terjebak (seperti : pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain-lain)
 Tidak berdaya
 Tidak ada kemujuran, 2. Klien dapat mengekspresikan 2.1 Dengarkan keluhan yang klien rasakan.
keberuntungan atau perasaannya : 2.2 Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan,
kemurahan hati dari Tuhan. Kriteria evaluasi : ketakutan dan keprihatinan.
 Perasaan kosong atau  Menceritakan penderitaan secara 2.3 Beri dorongan pada klien untuk mengungkapkan mengapa
hampa terbuka dan konstruktif dengan dan bagaimana harapan, karena harapan adalah hal yang
 Perasaan kehilangan orang lain. penting dalam kehidupannya.
 Kurang mempunyai arti 2.4 Beri klien waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti
dan tujuan dalam hidup penderitaan, kematian dan sekarat.
 Tidak bersemangat 2.5 Beri dorongan pada klien untuk mengekspresikan tentang
dengan diri dan orang lain mengapa harapan tidak pasti dan dalam hal-hal diman
 Tegang, merasa tidak harapan mempunyai kegagalan.
karuan
 Kehilangan penghargaan
dari peran dan hubungan 3. Klien dapat meningkatkan harga 3.1 Bantu klien untuk memahami bahwa ia dapat mengatasi
sesama. diri aspek-aspek keputusan dan memisahkannya dari aspek-
Kognitif : Kriteria evaluasi : aspek harapan.
 Kehilangan persepsi  Mengenang dan meninjau kembali 3.2 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu
masa lalu, sekarang dan kehidupan secara positif. (autonomi, mandiri, rasional, pemikiran kognitif, fleksibilitas,
masa akan datang.  Mempertimbangkan nilai-nilai dan spiritualitas)
 Penyimpangan persepsi arti kehidupan. 3.3 Bantu klien mengidentifikasi sumber-sumber harapan
dan asosiasi pikir. (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk
 Bingung bunuh diri.  Mengekspresikan perasaan- diselesaikan).
 Tidak mampu membuat perasaan yang optimis tentang 3.4 Bantu klien mengembangkan tujuan-tujuan realistis jangka
rencana, mengorganisasi yang ada. panjang dan jangka pendek (beralih dari yang sederhana
atau membuat keputusan. ke yang lebih kompleks; dapat menggunakan suatu
 Penurunan kemampuan “poster tujuan” untuk menandakan jenis dan waktu untuk
memecahkan masalah dan pencapaian tujuan-tujuan spesifik)
kemampuan pengambilan
keputusan. 4.1 Ajarkan klien untuk mengantisipasi pengalaman-
 Berpikiran kaku (ya atau 4. Klien dapat menggunakan koping pengalaman yang dia senang melakukannya setiap hari
tidak sama sekali). yang konstruktif. (misal: berjalan, membaca buku favorit, menulis surat)
 Penurunan kemampuan Kriteria evaluasi : 4.2 Bantu klien untuk mengenali hal-hal yang dicintai, yang ia
untuk mengingat masa lalu.  Mengekspresikan perasaan sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain
tentang hubungan yang positif mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.
Penampilan individu : dengan orang terdekat. 4.3 Beri dorongan pada klien untuk berbagai keprihatinan pada
 Pasif, kurang  Mengekspresikan percaya diri orang lain yang mempunyai suatu masalah dan/atau
mempunyai keterlibatan dengan hasil yang diinginkan. penyakit yang sama dan yang telah mempunyai
dalam perawatan.  Mengekspresikan percaya diri pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut
 Penurunan afek dengan diri dan orang lain. dengan koping yang efektif.
 Kurang mempunyai  Menetapkan tujuan-tujuan yang
ambisi, inisiatif dan minat. realistis.
 Penurunan 5.1 Kaji dan kerahkan sumber-sumber eksternal
pengungkapan 5. Klien dapat menggunakan individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan,
 Kontak mata buruk; dukungan sosial. kelompok pendukung, agama yang dianutnya).
memalingkan wajah dari Kriteria evaluasi : 5.2 Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai,
pembicara.  Sumber tersedia (keluarga, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan
 Apatis lingkungan dan masyarakat) agama)
 Patah semangat  Keyakinan makin meningkat. 5.3 Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal: konseling,
 Menghela nafas pemuka agama).
 Menarik diri dari
lingkungan sosial
6. Klien dapat mengidentifikasi 6.1 Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan
kemampuan yang dimiliki. dengan aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian
anjurkan untuk melakukannya saat ini.
6.2 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya,
dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat
perlu memperlihatkan bahwa klien penting.
7. Klien dapat mengidentifikasi 7.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari
kebutuhan yang tidak terpenuhi 7.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa takut,
ansietas, marah).
7.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan
timbulnya waham.
7.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi
kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga
(aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat
jadual).
7.5 Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.
8. Klien dapat berhubungan dengan 8.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas
realistis (realitas diri, realitas orang lain, realitas tempat dan
realitas waktu).
8.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok :
orientasi realitas.
8.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang
dilakukan klien.
9. Klien dapat dukungan keluarga 9.1 Diskusikan dengan keluarga tentang :
 Gejala waham
 Cara merawatnya
 Lingkungan keluarga
 Follow-up dan obat
9.2 Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1. dengan
bantuan perawat.

10. Klien dapat menggunakan obat 10.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat,
dengan benar. dosis, frekuensi, efek dan efek samping, akibat
penghentian.
10.2 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.
10.3 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.
PENINGKATAN MOBILITAS FISIK

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) TINDAKAN KEPERAWATAN
1 2 3 4 5

Peningkatan Mobilitas Ffisik. TUM :


Klien tidak akan mengalami cidera fisik
selama dirawat

TUK : 1.1 Kenalkan diri pada klien


1. Klien dapat membina hubungan saling 1.2 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak
percaya. menyangkal.
1.3 Bicara dengan tegas, jelas dan simpati
1.4 Bersifat hangat dan bersahabat.
1.5 Temani klien saat agitasi muncul dan hiperaktifitasnya
meningkat.

2.1 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat


2. Klien dapat mengendalikan aktifitas menurunkan aktifitas motorik.
motorik. 2.2 Diskusikan dengan klien manfaat pemberian obat.
2.3 Ciptakan ruangan tenang dan tidak banyak rangsangan,
seperti musik yang lembut, penataan ruangan tidak banyak
peralatan.
2.4 Beri kegiatan yang dapat diselesaikan oleh klien, misalnya
mandi, makan, dan lain-lain.
2.5 Beri “reinforcement positif” bila pekerjaan/kegiatan tersebut
dapat diselesaikan.
2.6 Bersama klien membuat jadual kegiatan/aktifitas fisik untuk
menyalurkan energinya, seperti menyapu, mengepel, olah
raga.
2.7 Beri “reinforcement positif” bila klien dapat melakukan
kegiatan tersebut.
2.8 Tetapkan batasan yang konstruktif terhadap tingkah laku
yang negatif.
2.9 Lakukan pendektan yang konsisten oleh seluruh anggota
tim kesehatan
2.10Pertahankan komunikasi terbuka dan membagi persepsi
diantara anggota tim kesehatan.
2.11Kuatkan perilaku pendendalian diri dan perilaku positif
lainnya.

3. Klien dapat mengungkapkan 3.1 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya. perasaannya yang menyakitkan.
3.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengutarakan
keinginannya, perasaan dan pikiran dengan
menggunakan teknik komunikasi “fokusing”.
3.3 Berikan respons empati dan menerima klien.
3.4 Bantu klien menurunkan tingkat kecemasannya.

4. Klien dapat menentukan cara 4.1 Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan untuk
penyelesaian masalah (koping) yang mengatasi perasaan kesal, marah atau sesuatu yang tidak
konstruktif. menyenangkan.
4.2 Diskusikan manfaat dari cara yang telah digunakan.
4.3 Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi
perasaan yang tidak menyenangkan.
4.4 Beri motivasi klien agar memilih cara penyelesaian masalah
yang tepat serta diskusikan konsekuensi dari cara yang
dipilih.
4.5 Anjurkan klien untuk mencoba cara tersebut.

5. Klien mendapat dukungan keluarga. 5.1 Diskusikan dengan keluarga tentang keadaan klien.
5.2 Bantu keluarga untuk memberikan asuhan yang tepat.
5.3 Bantu keluarga untuk merencanakan kegiatan yang sesuai
dengan keadaan klien.
6. Klien dapat mengidentifikasi 6.1 Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan dengan
kemampuan yang dimiliki. aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini.
6.2 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu
memperlihatkan bahwa klien penting.

7. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan 7.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari


yang tidak terpenuhi. 7.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik
selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa takut,
ansietas, marah).
7.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya
waham.
7.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien
dan memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih
bersama klien, jika mungkin buat jadual).
7.5 Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.

8. Klien dapat berhubungan dengan 8.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri,
realistis. realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).
8.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : orientasi
realitas.
8.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan
klien.

9. Klien dapat dukungan keluarga. 9.1 Diskusikan dengan keluarga tentang :


 Gejala waham
 Cara merawatnya
 Lingkungan keluarga
 Follow-up dan obat
9.2 Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1. dengan bantuan
perawat.
10. Klien dapat menggunakan obat dengan 10.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat,
benar. dosis, frekuensi, efek dan efek samping, akibat
penghentian.
10.2 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.
10.3 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.

Anda mungkin juga menyukai