Anda di halaman 1dari 26

RINGKASAN MATERI

KETERAMPILAN KEPERAWATAN DASAR

Disusun Oleh:

NAMA : EVI NOVIANA NINGSIH

NIM : BT2001009

TINGKAT : 2A

AKADEMI KEPERAWATAN BATARITOJA


WATAMPONE
2022
1) Kebutuhan Oksigen

Bernapas membawa udara ke paru, dimana terjadi pertukaran gas. Udara masuk ke paru
melalui saluran pernapasan. Organ saluran pernapasan atas terdiri dari mulut, hidung, dan
pharing. Ketiganya dihubungkan dengan nasopharing, yang membawa udara melalui mulut dan
hidung ke pharing. Organ saluran pernapasan bawah terdiri dari trakhea, lobus bronkhus,
segmen bronkhus, dan paru. Bronkhus berlanjut ke bronkhiolus, yang menghubungkan jalan
napas dengan parenkhim paru. Pertukaran gas di paru terjadi di alveoli. Struktur epitel
berdinding tipis dihubungkan dengan kapiler. Oksigen masuk alveoli menembus epitel, masuk
darah menuju jantung dan dari jantung ke jaringan tubuh. Bernafas adalah pergerakan udara
dari atmosfir ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 darisel tubuh ke luar tubuh. Proses pernafasan
mencakup ventilasi, difusi, transportasi danperfusi. 1. Ventilasi Ventilasi adalah proses masuk
dan ke luarnya udara di paru sehingga pertukaran gas terjadi. Ventilasi mencakup kegiatan
bernafas atau inspirasi dan ekspirasi. Selama inspirasi, diafragma dan otot intercostal eksternal
berkontraksi, sehinggamemperbesar volume thorak dan menurunkan tekanan intrathorak.
Pelebaran dinding dadamendorong paru ekspansi, menyebabkan tekanan jalan napas turun di
bawah tekananatmosfir, dan udara masuk paru.Pada saat ekspirasi, diafragma dan otot
intrcostal relaksasi, menyebabkan thorakkembali bergerak ke atas ke ukuran lebih kecil.
Tekanan dada meningkat menyebabkanudara mengalir keluar dari paru 2. Difusi Gas Difusi
adalah proses dimana molekul (gas/partikel lain) bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi
ke daerah yang bertekanan rendah.

Oksigen dan karbon dioksida berdifusi diantara alveoli dan darah. Bernapas secara
kontinyu menambah supply oksigen paru, sehingga tekanan partial oksigen (PO2) di alveoli
relatif tinggi. Sebaliknya bernapas mengeluarkan karbon dioksida dari paru, sehingga tekanan
partial karbon dioksida (PCO2) di alveoli rendah. Oksigen berdifusi dari alveoli ke darah
karena PO2 lebih tinggi di alveoli daripada di darah kapiler. Karbon dioksida berdifusi dari
darah ke alveoli. 3. Transportasi dan Perfusi Gas Oksigen ditransportasikan dari membrane
kapiler alveoli paru ke darah kemudian ke jaringan dan karbondioksida ditransportasikan dari
jaringan ke paru kembali. Oksigen diangkut dalam darah melalui hemoglobin. Metabolisme
meningkat maka akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen. Jumlah oksigen yang
disampaikan ke sel disebut perfusi gas.
 Jenis Pernapasan

Pernafasan Eupnoe : pernafasan normal, tenang danteratur. Modul Keperawatan Dasar


2018/2019 30 ii.

Pernafasan Kussmau l : Pernafasan kadang-kadang cepat dan kadang-kadang lambat


sehingga frekuensi tidakteratur iii.

Pernafasan Cheyene stokes : Pernafasan kadang-kadang apnoe (berhenti), frekuensi


pernafasan di bawah20x/menit iv.

Pernafasan Biot: Pernafasan yang tidak teratur iramanya dan kadang-kadang


diikutiapnoe.

 Faktor yang mempengaruhi pernafasan

Posisi tubuh berdiri atau duduk tegak menyebabkan ekspansi (pelebaran) paru paling
besar.Diafragma dapat naik turun secara leluasa karena organ abdominal tidak
menekan/mendorong diafragma.Pernapasan lebih kuat saat berbaring karena isi abdomen
mendorong diafragma. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, pernapasan meningkat dan
sulit pada posisi berbaring karena janin mendorong diafragma.Lingkungan,ketinggian tempat
tempat lebih tinggi mempunyai tekanan oksigen lebih rendah,sehingga darah arteri mempunyai
tekanan oksigen yang rendah.Akibatnya orang di dataran tinggi mempunyai pernafasan dan
denyut nadi yang meningkat dan peningkatan kedalaman napas.Polusi udara polutan
(hidrokarbon, oksidan) bercampur dengan oksigen membahayakan paru.Karbon monoksida
menghambat ikatan oksigen dalam hemoglobin. Polutan menyebabkan peningkatan produksi
mukus, bronkhitis dan asma.Alergen Alergen (pollen, debu, makanan) menyebabkan jalan
napas sempit akibat udem, produksi mukus meningkat, dan bronkhospasme.Hal ini
menyebabkan kesulitan bernapas sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen.Suhu Panas
menyebabkan delatasi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan aliran darah ke kulit dan
meningkatkan sejumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh.Vasodilatasi kapiler
menurunkan resistensi atau hambatan aliran darah. Respons jantung meningkatkan output
untuk mempertahankan tekanan darah.Peningkatan cardiac output membutuhkan tambahan
oksigen sehingga kedalaman napas meningkat.Lingkungan yang dingin menyebabkan kapiler
perifer kontriksi,sehingga meningkatkan tekanan darah yang menurunkan kerja jantung dan
menurunkan kebutuhan oksigen.
2) Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Cairan tubuh di distribusi dalam dua kompartemen, yaitu cairan ekstra sel(CES),cairan
interstitial (CI)cairan diantara sel,sekitar 15% berat tubuh.Cairan intra vaskular (CIV)terdiri
dari plasma (cairan limfe) dan darah, menyusun 5% berattubuh.Cairan intra sel (CIS) cairan
dalam membran sel, membentuk 40% berattubuh.Komposisi cairan tubuh elektrolit senyawa
yang jika larut dalam air akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik.Kation
elektrolit yang mempunyai muatan positif.Anion elektrolit yang mempunyai muatan
negative,elektrolit penting untuk fungsi neuromuskular dan keseimbangan asam basa.
Elektrolit diukur dalam mEq/L.Mineral senyawa jaringan dan cairan tubuh,berfungsi dalam
mempertahankan proses fisiologis sebagai katalis dalam respons saraf,kontraksi otot,dan
metabolisme zat gizi,mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormon, menguatkan
struktur tulang.Selunit fungsional dasar dari jaringan tubuh, contohnya eritrosit
danleukosit.Pergerakan cairan tubuh difusi yaitu proses dimana partikel berpindah dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah, sehingga distribusi partikel dalam
cairan merata atau melewati membran sel yang permeabel.Contoh gerakan oksigen dari alveoli
paru ke darah kapiler pulmoner.Osmosis Yaitu perpindahan pelarut melalui membran
semipermeabel dari larutan dengan zat pelarut (solut) konsentrasi rendah ke larutan dengan
solut konsentrasi tinggi. Kecepatan osmosis bergantung pada konsentrasi solut, suhu larutan,
muatan listrik solut, dan perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan larutan.

Tekanan osmotik merupakan tekanan dengan kekuatan untuk menarik air dan tekanan
ini bergantung pada jumlah molekul di dalam larutan. Tekanan osmotik dipengaruhi oleh
protein, khususnya albumin yang menghasilkan osmotik koloid atau tekanan onkotik.
Konsentrasi larutan (osmolalitas) diukur dalam osmol yang mencerminkan jumlah substansi
dalam larutan yang berbentuk molekul, ion, ataukeduanya.Larutan yang osmolalitasnya sama
dengan plasma darah disebut isotonik, akan mencegah perpindahan cairan dan elektrolit dari
kompartemen intrasel. Hipotonik adalah larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih rendah
dari plasma, akan membuat air berpindah ke dalam sel. Hipertonik adalah larutan yang
memiliki konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma, akan membuat air keluar dari sel.Filtrasi
yaitu proses gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik tinggi ke area
dengan tekanan hidrostatik rendah.Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dibuat oleh berat
cairan. Filtrasi penting dalam mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler.
Transpor aktif memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk
menggerakkan berbagai materi guna menembus membran sel dari daerah konsentrasi rendah
atau sama ke daerah konsentrasi sama atau lebih besar. Contoh: pompa natrium kalium, natrium
dipompa keluar dari sel dan kalium dipompa masuk ke dalam sel.Asupan cairan diatur melalui
mekanisme rasa haus, yang berpusat di hipotalamus. Air dapat diperoleh dari asupan makanan
(buah, sayuran, dan daging, serta oksidasi bahan makanan selama proses pencernaan). Sekitar
220 ml air diproduksi setiap hari selama metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
berlangsung.Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal. Pada
orang dewasa, ginjal setiap menit menerima sekitar 125 ml plasma untuk disaring dan
memproduksi urine. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dipengaruhi oleh hormon antideuretik
(ADH) dan aldosteron.Kehilangan air melalui kulit diatur oleh saraf simpatis, yang
mengaktifkan kelenjar keringat.Hormon utama yang memengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit adalah ADH dan aldosteron. ADH menurunkan produksi urine dengan cara
meningkatkan reabsosrbsi air oleh tubulus ginjal dan air akan dikembalikan ke
dalamvolumedarahsirkulasi.Aldosteron mengatur keseimbangan natrium dan kalium,
menyebabkan tubulus ginjal mengekskresi kalium dan mengabsorbsi natrium,akibatnya air
akan direabsorbsi dan dikembalikan ke volume darah. Glukokortikoid memengaruhi
keseimbangan cairan dan elektrolit.

Keseimbangan asam basa tercapai jika kecepatan tubuh memproduksi asam/basa sama
dengan kecepatan tubuh mengekskresikan asam/basa tersebut. Keseimbangan ini
menghasilkan stabilnya konsentrasi hidrogen di dalam cairan tubuh, yang dinyatakan sebagai
nilai pH. pH merupakan skala untuk mengukur keasaman atau alkali (basa) suatu cairan. Nilai
pH arteri normal 7,35-7,45. Nilai pH 7 berarti netral, pH < 7 berarti asam dan pH > 7 berarti
basa.Ekskresi hidrogen dikendalikan oleh ginjal.Protein (albumin, fibrinogen, dan protrombin)
dan gama globulin dapat melepaskan atau berikatan dengan hidrogen untuk memperbaiki
asidosis atau alkalosis. Hidrogen memiliki muatan positif dan harus ditukar dengan ion lain yang
bermuatan positif,sering kali ion yang digunakan adalah kalium.Karbondioksida berdifusi ke dalam
eritrosit dan membentuk asam karbonat, asam karbonat membelah menjadi hidrogen dan bikarbonat,
hidrogen terikat pada hemoglobin.Apabila konsentrasi hidrogen berubah, paru-paru bereaksi untuk
memperbaiki ketidakseimbangan dengan mengubah frekuensi dan kedalaman pernapasan. Ginjal
mengabsorbsi bikarbonat jika terjadi kelebihan asam dan mengekskresikannya jika terjadi kekurangan
asam.
3) Kebutuhan Aktivitas dan Istirahat Tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal.
Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,
istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang, berjalan-jalan di taman jugabisa dikatakan sebagai suatu bentukistirahat.
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal,
tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons
terhadap stimulus eksternal. Tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah
seharian beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan
kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari- hari. Kesempatan untuk
istirahat dan tidur sama pentingnya dgn kebutuhan makan, aktivitas maupun kebutuhan dasar
lainnya.Istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali, tapi juga kondisi yang
membtuhkan ketenangan. Terkadang, jalan-jalan di taman, nonton tv, dan sebagainya juga
dapat dikatakan sebagai bentuk istirahat. Keadaan istirahat berarti berhenti sebentar untuk
melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan untuk melepaskan diri
dari segala hal yang membosankan, menyullitkan bahkan menjengkelkan (Alimul, 2006).

Terdapat beberapa karakteristik istirahat, misalnya Narrow (1967), yang dikutip Perry
dan Potter 1993, (dalam Alimul 2006), mengemukakan ada 6 karakteristikmerasakan bahwa
segala sesuatunya dapatdiatasimerasaditerimamengetahui apa yang sedangterjadi,bebas dari
gangguanketidaknyamanan,mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang
mempunyai tujuan,mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan. Banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan untuk memperoleh istirahat yang cukup. Dalam kesehatan
komunitas dan rumah, perawat membantu klien mengembangkan perilak istirahat dan
relaksasi. Hal ini mencakup saran-saran perubahan lingkungan atau kebiasaan gaya hidup
tertentu. Sebagai contoh: perhatian yang tidak mencukupi terhadap kebutuhan tidur diantara
pekerja dewasa adalah masalah utama dalam masyarakat kita. Status perubahan kesadaran
ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkunan menurun.
Tidur juga dikatakan merupakan keadaan tidak sadar dimana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986 dalam Alimul 2006), atau
juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan
penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang,
dengan ciri adanya aktivitas yang minimum, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat
perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu: Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas batang
otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba serta emosi dan
proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur
terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. (Hidayat, 2008). Setiap makhluk hidup memiliki
bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan
disesuaikan dengan faktor lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus
elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi
siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature,
sekresi hormon, metabolism dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme
sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi
sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya.
Individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur
pada saat ritme tersebut paling rendah.

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur, di antaranya


adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan dan alkohol,
diet, merokok, dan motivasi. Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat
menyebabkan gangguan tidur. Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak
penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi,
namun banyak juga penyakit yang menjadikan klien kurang atau bahkan tidak bisa tidur,
misalnya nyeri habis operasi. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak
daripada biasanya di samping itu, siklus bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami
gangguan. Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak
adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus dapat menghambat upaya tidur.
4) Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh

Keseimbangan antara panas yang diproduksi tubuh dengan panas yang hilang dari
tubuh.Jenis-jenis suhu tubuh.Suhu inti yaitu suhu jar.tubuh bagian dalam ex: cranium, thorax,
rongga perut,rongga pelvis.Yang kedua uhu permukaan yaitu suhu pada kulit,jar.subkutan,
meningkat/menurun sesuai dgn temperatur lingkungan.Suhu tubuh adalah keseimbangan
antara panas yang dihasilkan dan panas yang dikeluarkan (Ernawati, 2012).Suhu tubuh bersifat
hampir konstan.Suhu tubuh terendah terdapat pada pagi hari dan meningkat pada siang atau
malam hari.Semakin rendah jika semakin dekat dengan permukaan tubuh itulah yang
diukur.Suhu dipusat tubuh (body care) lebih tinggi daripada permukaan suhu tubuh.
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku.Agar suhu tubuh
tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi panas dan pengeluaran
panas harus dipertimbangkan.Menurut (Chris Brooker, 2008) suhu tubuh pada manusia dibagi
menjadi 2 jenis yaitu core temperatur (Suhu inti) dan surface temperature. Suhu tubuh pada
manusia, nilai normal untuk suhu tubuh oral adalah 370C, tetapi pada sebuah penelitian
terhadap orang-orang muda normal, suhu oral pagi hari rata - rata adalah 36,70C dengan
simpang baku 0,20C.Dengan demikian, 95% orang dewasa muda diperkirakan memiliki suhu
oral pagi hari sebesar 36,3 -37,10C.Berbagai bagian tubuh memiliki suhu yang berlainan, dan
besar perbedaan suhu antara bagian-bagian tubuh dengan suhu lingkungan
bervariasi.Ekstremitas umumnya lebih dingin dari pada bagian tubuh lainnya.
Prinsip dari termoregulasi kontrol neural dan vascular yaitu hipotalamus yang terletak
antara hemisfer serebral, mengontrol suhu tubuh sebagaimana kerja thermostat dalam rumah.
Suhu yang nyaman adalah pada set point dimana sistem panas beroperasi.Hipothalamus
merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh.Hipothalamus anterior mengontrol pengeluaran
panas, dan hipothalamus posterior mengontrol produksi panas.Lesi atau trauma pada
hipothalamus atau korda spinalis,yang membawa pesan hipothalamus, dapat menyebabkan
perubahan yang serius pada kontrol suhu. Panas diproduksi di dalam tubuh melalui
metabolisme, yang merupakan reaksi kimia pada semua sel tubuh. Makanan merupakan
sumber bahan bakar utama bagi metabolisme.Termoregulasi membutuhkan fungsi normal dari
proses produksi panas. Reaksi kimia sel membutuhkan adenosine trifosfat (ATP). Aktivitas
yang memerlukan tambahan reaksi kimia meningkatkan laju metabolic. Bila metabolisme
meningkat, panas tambahan akan diproduksi.Ketika metabolisme menurun, panas yang
diproduksi sedikit.
Pengeluaran panas dan produksi panas terjadi secara simultan atau secara bersamaan.
Struktur kulit dan paparan terhadap lingkungan secara konstan, pengeluaran panas secara
normal melalui radiasi,konduksi,konveksi,evaporasi dan diaphoresis.Peran kulit pada regulasi
suhu meliputi insulasi (isolasi) tubuh, vasokonstriksi (yang mempengaruhi aliran darah dan
kehilangan panas pada kulit), sensasi suhu. Kulit, jaringan subkutan dan lemak menyimpan
panas di dalam tubuh.Ketika aliran darah antara lapisan kulit berkurang, kulit itu sendiri adalah
insulator paling baik. Manusia secara sadar bertindak untuk mempertahankan suhu tubuh yang
nyaman ketika terpajan pada suhu ekstrimKemampuan untuk mengontrol suhu tubuh
tergantung pada derajat ekstrim suhu,kemampuan individu untuk merasakan kenyamanan atau
ketidaknyamanan,proses pikir atau emosi dan imobilitas atau kemampuan individu untuk
melepaskan atau menambahkan pakaian. Menurut (W.F.Ganong, 2002), dalam tubuh manusia,
panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi makanan, dan oleh semua proses vital yang
berasal dari dalam tingkat metabolisme.Sistem yang mengatur suhu tubuh ada 3 bagian utama
yaitu,sensor pada kulit,inti integrator dalam hypothalamus,sistem efektor yang mengatur
produksi dan pembuangan panas.Sebagian besar sensori atau penangkap sensori ada di kulit.
Kulit lebih menangkap respon dingin daripada panas. Adapun panca indra kulit mendeteksi
dingin lebih efesien dari panas. Untuk merasakan perubahan suhu tubuh dan suhu sekitarnya,
thermoreseptor ditempatkan sebagian besar di kulit dan otak, dimana neuron thermosensitif
didalam Preoptik – Anterior Hypotalamus (PO-AH) merasakan suhu dalam darah yang
melewati daerah yang banyak terdapat pembuluh darahnya.

Suhu tubuh diatur hampir seluruhnya oleh mekanisme persyarafan umpan balik, dan
hampir semua mekanisme ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak
dihipothalamus. Agar mekanisme umpan balik ini dapat berlangsung, harus juga tersedia
pendetektor suhu untuk menentukan kapan suhu tubuh menjadi sangat panas atau sangat dingin
(Gayton, 2000). Diana Weedman (2004) juga menjelaskan tentang peranan Reticulo Formation
sebagai tempat bertemunya inti dalam batang otak yang menerima bermacam-macam input
dari sumsum tulang belakang, diantaranya adalah informasi tentang temperatur kulit yang
dilanjutkan kepada hipothalamus.Menurut (Chris Brooker, 2008),berpendapat bahwa
gangguan pengaturan suhu tubuh manusia yaitu pireksia dan hiperpireksia, hipertermia dan
hipotermia.Untuk mempertahankan kontrol perubahan, misal pada suhu, maka sistem kontrol
harus mempunyai respon untuk membawa perubahan didalam variabel.Respon jaringan itu
disebut efektor.Kontrol pada efektor dicapai dengan komponen system kontrol kedua yang
disebut integrator atau Integrating Center (IC).
5) Kebutuhan Aman dan Nyaman

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan
aman dan tentram (Potter& Perry,2006).Perubahan kenyamanan adalah keadaan di mana
individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu
rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual,2000). Kebutuhan akan keselamatan atau
keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap
keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan
bakteriologis. Kebutuhan akan ke aman terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan
interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan
kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (misalnya: penyakit, nyeri,
cemas, dan sebagainya).Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak
faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan
memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami
orangorang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat
perasaan cemas dan tidak aman (Asmadi, 2005).

Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau


mengeluarkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit,
kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin
rentan terhadap komplikasi seperti infeksi, oleh karena itu bergantung pada profesional dalam
sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan. Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik
kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis.
Misalnya,seorang perawat perlu melindungi klien dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur
sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Potter & Perry, 2005), di
sini perawat memasang pelindung klien.Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang
manusia harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan
profesional pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengetahui apa yang diharapkan
dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap
orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan
yang tidak dikenal (Potter & Perry, 2005).Orang dewasa yang sehat secara umum mampu
memenuhi kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profesional
pemberi perawatan kesehatan.
Bagaimanapun, orang yang sakit atau cacat lebih renta untuk terancam kesejahteraan
fisik dan emosinya, sehingga intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk membantu
melindungi mereka dari bahaya (Potter & Perry, 2005). Keselamatan psikologis justru lebih
penting dilakukan oleh seorang perawat karena tidak tampak nyata namun memberi dampak
yang kurang baik bila tidakdiperhatikan.Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan
psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup
klien. Di sini menyangkut kebutuhan fisiologis juga. Teman-teman pasti masih ingat kebutuhan
fisiologis kita, itu lho.. yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,kelembaban yang
optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi kemampuan seseorang.
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu fisik,
berhuungan dengan sensasi tubuh.Sosial,berhubungan dengan hubungan interpersonal,
keluarga,dan sosial.

Psikospiritual,berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang


meliputi harga diri, seksualitas, dan maknakehidupan).Lingkungan,berhubungan dengan latar
belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur
alamiah lainnya.Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan (Donahue, 1989)
dalam Alimul, 2006, meringkaskan “melalui rasa nyaman dan tindakan untuk mengupayakan
kenyamanan...”. Perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan dan
bntuan. Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien
yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan mempunyai
subjektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial,
spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan
dan merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten
pada pengalaman subjektifklien. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum
dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas
dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia.
6) Kebutuhan Seksual

Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering
disebut jenis kelamin (Ing: sex).Sedangkan seksual menyangkut berbagai dimensi yang sangat
luas, yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural.Seksualitas dari dimensi biologis
berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan
dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual. Berdasarkan dari
pengertian di atas maka dapat di simpulkan seks adalah kata yang di gunakan untuk
membedakan jenis kelamin antara laki - laki dan perempuan, sedangkan Seksualitas adalah
gambaran yang di gunakan secara luas mengenai kesehatan organ reprouksi manusia. Perilaku
seksual sangat bervareasi bentuknya, tergantung oleh adanya pengalaman - pengalaman yang
diperoleh selama masa perkembangan seserta pengaruh internal.Menurut Any
Muryati,perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual atau adanya
kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku. Berdasarkan dari
pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku seksual adalah segala bentuk
tingkah laku yang dapat menimbulkan rangsangan dengan tujuan mencari kenikmatan atau
kepuasan seksual.Jadi penyimpangan perilaku seksual merupakan masalah yang serius dengan
akibat yang signifikan bagi para korbannya, pelaku dan masyarakat sosial.Gangguan
penyimpangan seksual merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh seseorag pada
masa sekarang.

Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk


mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan
oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya
kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari
lingkungan pergaulan, dan faktor genetik. Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh
perasaan kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha
atau tindakan. Dari segala macam kebutuhan adapun kebutuhan yang paling mendasar yang
harus di penuhi oleh setiap individu, adapun 5 kebutuhan mendasar itu yakni,kebutuhan
Keamanan (Safety Needs),kebutuhan Seks (Sex Needs),kebutuhan Ekonomi (Economical
Needs),kebutuhan Rohani (Spritual Needs),kebutuhan Inovasi (Innovation Needs).Dari kelima
kebutuhan mendasar tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya sehingga semua
kebutuhan dasar tersebut harus terpenuhi dengan semestinya.
Salah satu kebutuhan mendasar yang kita ketahui adalah kebutuhan seksual karena
kebutuhan seksual merupakan yang harus benar - benar terpenuhi dan apabila kebutuhan
seksual ini tidak terpenuhi semestinya maka akan terjadi suatu penyimpangan seksual.
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang
individu secara pribadi yang saling menghargai memperhatikan, dan menyayangi sehingga
terjadi hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut. Seks merupakan suatu kebutuhan
yang juga menuntut adanya pemenuhan yang dalam hal penyalurannya manusia
mengekspresikan dorongan seksual ke dalam bentuk perilaku seksual yang sangat bervariasi.
Upaya pencegahan adalah proses, cara, perbuatan mencegah penegahan; penolakan: usaha
pemusnahan sedapat mungkin dilakukan terhadap faktor yg dapat menimbulkan
komplikasi.Dari pengertian di atas dapat di artikan upaya pencegahan adalah usaha
pemusnahan untuk mencegah hal-hal atu faktor yang dapat menimbulkan masalah atau
komplikasi.

Perkembangan Seksual Masa pranatal dan bayi Fase kanak-kanak Masa pubertas Masa
dewasa muda dan pertengahan umur Oral (0-1 th) Anal (1-3 th) Oedipal (3-5 th) Laten (5-13
th) Genital (12 th) Puncak (18-30 th).Masa pranatal dan bayi Masa ini komponen fisik atau
biologis sudah mulai berkembangnya organ seksual maupun merespon rangsangan, seperti
adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya peluamas vagian pada wanita. Thp Oral (0-1 th)
Thp Anal (1-3 th) Kepuasan, kesenagan, atau kenikmantan dapat dicapi dengan menghisab,
menggit mengunyah, atau bersuara. Kepuasan pada saat ini terjadi pada saat pengeluaran feses.
Anak mulai menujukan keakuanya, sikapnya sangat narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan
egois, anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya.Fase kanak-kanak Oedipal (3-5 th) Laten
(5-13 th) rangsangan terjadi pada otoerotis yaitu meraba- raba bagian erogenya, mulai
menyukai lawan jenis. Anak laki-laki cenderung menyukai ibunya sedangkan anak perempuan
sebaliknya,pada masa ini mulai memasuki masa puberitas dan berhadapan langsung pada
tuntutan social.Masa pubertas Masa ini sudah mencapi kematangan fisik dan aspek sosial, dan
akan terjadi kematangan psikologis. Tejadi perubahan ditandai denga adanya citra tubuh,
perhatian yang sengat besar terhadap perubahan fungsi tubuh, pembelajaran tentang prilaku,
kondisi sosial. Tahap genital terjadi pada umur 12 tahun tahap ini merpakan tahap suka pada
lawan jenis sudah matang.Masa dewasa muda dan pertengahan umur Pada tahap ini
perkembangan fisik sudah cukup dan ciri seks sekunder mencapai puncaknya yaitu pada usia
18-30 tahun.Dari perkembangan psikososial sudah mulai terjadi hubungan intim antara lawan
jenis dan proses pernikahan.
7) Kebutuhan Rasa Memiliki

Apabila kebutuhan-kebutuhan Faali (fisiologi) dan keselamatan cukup terpenuhi, maka


akan muncul kebutuhan-kebutuhan akan cinta, rasa kasih, dan rasa memiliki, dan seluruh jalur
yang telah di gambarkan diulangi kembali dengan menempatkan hal-hal ini sebagai titik pusat
yang baru.Maka sekarang, dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan
tiadanya kawan-kawan, atau kekasih, atau istri, atau anak-anak. Ia haus akan hubungan yang
penuh rasa dengan orang-orang pada umumnya, yakni akan suatu tempat dalam kelompok atau
keluarganya, dan ia akan berikhtiar lebih keras lagi untuk mencapai tujuan ini. Ia akan
bermaksud mendapatkan tempat seperti itu lebih daripada lainnya di dunia ini, dan mungkin
dengan melupakan bahwa, ketika lapar, ia pernah mencemoohkan cinta sebagai sesuatu yang
tidak nyata, atau tidak perlu atau tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya
rasa kesepian itu, pengucilan sosial,penolakan,tiadanya keramahan, keadaan yang tak
menentu.Sedikit sekali informasi yang kita miiliki mengenai rasa memiliki itu, meskipun ini
merupakan tema yang umumdalam ceritera-ceritera roman, riwayat-diri, syair, dan sandiwara-
sandiwara serta juga dalm kepustakaan sosisologi yang mutakhir dari ceritera-ceriter aini kita
mengetahui secara umum efek yang merisakbila anak-anak terlalu sering berpindah-pindah
tempat; karena disorientasi; karena mobilitas yang berlebih-lebihan yang umumnya dipaksakan
oleh industrialisasi; karena keadaan yang tidak menentu, atau karena adanya rasa.Benci
terhadap asal-usul seseorang, kelompok seseorang; karena terenggut dari rumah dan keluarga,
teman-teman serta para tetangga; karena menjadi penduduk sementara atau pendatang baru dan
bukan penduduk setempat.

Kita sering mengecilkan arti lingkungan tetangga, wilayah, golongan, kelas, kumpulan,
teman-teman kerja seseorang. Bahwa besarnya jumlah dan laju pertambahan kelompok-
kelompok-T dan kelompok perkembangan pribadi dan masyarakat-masyarakat lainnya yang
mempunyai maksud tertentu sebagian memotifkan kekhausan yang belum dipenuhi akan
hubungan ini, akan keakraban, akan rasa saling memilikidan kebutuhan untuk mnegatasi
perasaan alienasi, tersendiri, keadaan uang asing, dan kesepian yag makin meluas, yang makin
diperburuk oleh mobilitas kita, hancurnya pengelompokan tradisional, cerai-berainya
keluiarga, senjang generasi, urbanisasi dan hilangnya keterburukan desa yang terus
berlangsung, dan kedangkalan persahabatan di Amerika sebagai akibat daripada semunya itu.
Setiap masyarakat yang baik, bagaimanpun caranya, harus memenuhi kebutuhan ini, jika ingin
bertahan dan sehat.
Sebagai makhluk sosial, menjalin hubungan dengan orang lain menjadi kebutuhan
dasar bagi manusia. Sigmun Freud, seorang psikoanalisis bahkan pernah menyebut,bahwa
manusia perlu menjalin hubungan serta menjadi bagian dari suatu kelompok sosial. Dalam
hierarki kebutuhan yang dipaparkan Abraham Maslow juga dijelaskan,bahwa rasa memiliki
adalah bagian dari salah satu kebutuhan,utamanya yang memotivasi perilaku manusia. Hierarki
kebutuhan Maslow digambarkan sebagai piramida,dengan kebutuhan yang lebih mendasar
berada di bawah dan kebutuhan yang lebih kompleks lebih ke puncak. Kebutuhan akan cinta
dan kepemilikan terletak di tengah piramida sebagai bagian dari kebutuhan sosial. Dalam
masyarakat kita rintangan terhadap pemenuhan kebutuhan ini merupakn inti yang paling sering
diketemukan dalam berbagai kasus yang menunjukkan kegagalan untuk menyesuaikan diri dan
patologi yang lebih gawat lagi. Cinta dan kasih sayang, demikian pula kemungkinan
pengungkapannya dalam seksualitas, umumnya di pandang ambivalen dan biasanya di pagari
dengan banyak pembatasan dan larangan.

Hampir semua teoritis psikapatologi menekankan rintangan terhadap kebutuhan untuk


bercinta seebagai sebab utama dari kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri.Satu hal
yang harus di tekankan mengenai hal ini bahwa cinta tidaklah sinonim sex. Sex dapat diteaah
sebagai sutu kebutuhan fisik yang murni. perilaku seksual biasa di tentukan oleh banyak hal,
yakni, bukan hanya di tentukan oleh kebutuhan-kebutuhan seksual tetapi juga oleh kebutuhan-
kebutuhan lainnya, dalam hal man yang paling utama ialah kebutuhan-kebutuhan akan cinta
dan kelembutan hati. Yang juga tidak boleh di lupakan adalah bahwa kebutuhan-kebutuhan
akan cinta mencangkup baik yang memberi maupun yang menerima.Menurut Maslow, cinta
menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap
saling percaya. Dalam hubungan yang sejati tidak akam ada rasa takut,sedangkan berbagai
bentuk pertahanan pun akan runtuh sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa
takut kalau-kalau kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya terungkap. Seseorang
yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik
waktu menolak cinta.Dia akan memiliki keyakinan luhur bahwa dirinya akan diterima orang-
orang yang memang penting untuk dirinya.Ketika aci orang lain menolak dirinya, dia tidak
akan merasa hancur.Untuk Maslow,cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih
mesra selang dua orang, termasuk sikap saling percaya.Sering kali cinta diwujudkan menjadi
rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-
kesalahannyaMaslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta mencakup cinta yang
memberi dan cinta yang menerima.
8) Kebutuhan Harga Diri

Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai peran penting dan
berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu. Menurut Coopersmit bahwa “Harga
diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama
sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan,
keberartian, kesuksesan, keberhargaan”.Secara singkat, harga diri adalah “Personal judgment”
mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu
terhadap dirinya”.Stuart dan Sundeen mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal
dirinya. Dapat disimpulkan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut
menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan,keberartian,berharga,dan
kompeten.Baron dan Byrne menyebutkan harga diri sebagai penilaian terhadap diri yang
dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki orang lain dalam menjadi pembanding.3
Sedangkan Harper memberikan pengertian tentang harga diri adalah penilaian diri yang
dipengaruhi oleh sikap, interaksi, penghargaan dan penerimaan orang lain terhadap individu.
Shahizan mengungkapkan bahwa harga diri merupakan evaluasi positif dan negative tentang
diri sendiri yang dimiliki seseorang.

Evaluasi ini memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya sendiri dan diakui
atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang diperolehnya. Penilaian tersebut terlihat dari
penghargaan mereka terhadap keberadaan dan keberartian dirinya.Gecas dan Rosenberg
mendefinisikan harga diri sebagai evaluasi positif yang menyeluruh tentang dirinya.Kreitner
dan kinicki mengungkapkan bahwa “Harga diri adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri
berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Orang dengan harga diri yang tinggi memandang
diri mereka sendiri berharga, mampu dan dapat diterima. Orang dengan harga diri yang rendah
memandang diri mereka sendiri dalam pemahaman yang negative. Mereka tidak merasa baik
dengan diri mereka sendiri dan dipenuhi dengan rasa sangsi akan dirinya sendiri”.Menurut
Maslow,melihat harga diri sebagai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia.
Kebutuhan akan rasa harga diri ini oleh Maslow dibagi menjadi dua bagian,yaitu Penghormatan
atau penghargaan dari diri sendiri yang mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa
percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian dan kebebasan. Individu ingin
mengetahui atau yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam
hidupnya.
Penghargaan dari orang lain, antara lain prestasi. Dalam hal ini individu butuh
penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya disini individu akan berusaha memenuhi
kebutuhan akan harga diri, apabila kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memilikinya telah
terpenuhi atau terpuaskan. Menurut Coopersmith terdapat empat aspek kekuatan,signifikan,
kebajikan dan kompetensi,kompetensi diartikan sebagai memiliki usaha yang tinggi untuk
mendapatkan prestasi yang baik, sesuai dengan tahapan usianya. Misalnya, pada remaja putra
akan berasumsi bahwa prestasi akademik dan kemampuan atletik adalah dua bidang utama
yang digunakan untuk menilai kompetensinya, maka individu tersebut akan melakukan usaha
yang maksimal untuk berhasil di bidang tersebut. Apabila usaha individu sesuai dengan
tuntutan dan harapan, itu berarti invidu memiliki kompetensi yang dapat membantu
membentuk harga diri yang tinggi. Sedangakn Menurut Maslow ada dua aspek utama yang
mempengaruhi harga diri individu, yaitu penghargaan dari diri sendiri dan penghargaan dari
orang lain.Harga diri seorang tergantung bagaimana dia menilai tentang dirinya yang dimana
hal ini akan mempengaruhi perilau dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian individu ini
diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat tinggi dan negative. Harga diri mulai
terbentuk setelah anak lahir, ketika anak berhadapan dengan dunia luar dan berinteraksi dengan
orang-orang di lingkungan sekitarnya. Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan,
penerimaan peran yang saling tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak bicara.
Interaksi menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas, dan pemahaman tentang
diri.

Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa
yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan didalam
dunia ini. Contoh: seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup tinggi, dia akan yakin
dapat mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya, keyakinan itu Akan
memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan. Remaja
yang memiliki harga diri rendah akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak
berharga. Disamping itu remaja dengan harga diri rendah cenderung untuk tidak berani mencari
tantangan - tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang sudah
dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung
tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung
takut menghadapai respon dari orang lain, tidak mampu membina 27 komunikasi yang baik
dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia.
9) Kebutuhan Aktualisasi Diri

Maslow (1954) Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self


actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow (1970)
dalam Arianto (2009:139) menjelaskan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik.Menurut Maslow (2014) seorang
individu siap untuk bertindak sesuai kebutuhan pertumbuhan jika dan hanya jika kebutuhan
kekurangan terpenuhi, konseptualisasi awal Maslow hanya mencakup satu kebutuhan
pertumbuhan - aktualisasi diri. Organisme manusia mencaku semua pengalaman yang tersedia
pada saat tertentu, baik sadar maupun tidak sadar (Rogers 1959). Seiring perkembangan
sebagian bidang ini menjadi berbeda dan ini menjadi "diri" seseorang, diri adalah konstruksi
sentral, ini berkembang melalui interaksi dengan orang lain dan melibatkan kesadaran akan
keberadaan dan fungsi (Hall & Lindzey, 1985; Rogers, 1959). Bentuk psikologis yang jelas
dari kecenderungan aktual yang terkait dengan diri ini adalah kecenderungan aktualisasi diri,
ini melibatkan aktualisasi dari bagian pengalaman yang dilambangkan dalam diri (Rogers,
1959).

Hal ini dapat dilihat sebagai dorongan untuk mengalami diri sendiri dengan cara yang
konsisten dengan pandangan seseorang tentang beberapa hal (Maddi, 1996). Manusia yang
beraktualisasi dimotivasi oleh metakebutuhan yang berorientasi pada penyesuaian kehidupan
individu dengan kecenderungan-kecenderungan aktualisasi diri yang unik dan ditujukan untuk
meningkatkan pengalaman yang mengarah pada pertumbuhan dalam diri, kreativitas adalah
kualitas menonjol di aktualisasi diri, bahwa orang-orang yang mengaktualisasikan diri dan
kebutuhan yang digambarkan pada hierarki piramidal nya deskriptif, sebagai lawan secara
eksplisit 15 dinyatakan dalam hal bagaimana pemenuhan manusia muncul (Maslow 1987).
Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang,ketika mencapai
usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke
psikologis.Dalam proses aktualisasi diri dibutuhkan kerja keras, kesabaran,dan komitmen yang
tinggi dari individu tersebut, Banyak faktor yang mempengaruhi individu dalam memahami
aktualisasi diri. Faktor kedua dalam aktualisasi diri adalah tentang kebutuhan – kebuthan yang
timbul dari dalam diri individu.Walaupun ada keinginan yang kuat untuk mempertahankan
keadaan tetap seperti adanya, orang ingin tetap belajar dan berubah.Penerimaan diri ini
merupakan akibat dari pengalaman kepuasaan, dimana seseorang akan mampu menerima
kelemahan dirinya namun tetap berusaha melakukan yang terbaik.
Orang yang mengaktualisasikan diri mampu melepaskan diri dari kebergantungan yang
berlebihan terhadap lingkungan sosial dan fisik. Pemuasaan motif – motif pertumbuhan dating
dari dalam diri sendiri melalui pemanfaatan penuh bakat dan potensinya (Goble, 1987 dalam
Matthew & Hergenhahm, 2013).Menurut Anari (dalam Putri,2007) orang yang mempunyai
aktualisasi diri selalu menjalin komunikasi dengan berbagai pihak. Meski individu menyadari
bahwa ada perbedaan – perbedaan dengan orang lain tetapi individu dapat menerima semua
orang tanpa memperhatikan tingkat pendidikan dan kelas sosial.Maslow (Jaenudin, 2015)
seseorang yang mempunyai aktualisasi diri memiliki karakter demokrasi yang baik. Individu
mampu belajar dari siapa saja yang bisa mengajar tanpa memandang adanya perbedaan.
Menurut Maslow (1943) mengembangkan sebuah teori untuk menggambarkan motivasi
manusia untuk menjadi orang yang sepenuhnya 24 teraktualisasikan, seseorang yang menjadi
semua yang dapat dia capai.Carl Rogers (1959) mendukung gagasan bahwa aktualisasi diri
adalah jalan untuk mencapai potensi penuh seseorang, aktualisasi adalah proses untuk selalu
berubah dan berubah, bukan keadaan akhir, manusia yang berfungsi penuh dianggap memiliki
nilai yang semakin meningkat dalam memahami dan menerima orang lain, keterbukaan
terhadap pengalaman dan kepercayaan baru dan hubungan yang mendalam dengan orang lain.

Menurut Alwisol (2008) aktualisasi diri dapat diartikan sebagai keinginan untuk
memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri, menyadari semua potensi dirinya untuk menjadi
sosok yang sesuai dengan harapannya dan menjadi kreatif dalam mencapai puncak prestasinya.
Pada dasarnya masalah yang dihadapi para penyandang disabilitas berpengaruh pula pada
usaha mengembangkan dan memanfaatkan bakat dan potensi yang dimiliki, atau dengan kata
lain terhambat dalam proses aktualisasi diri. Kehidupan para penyandang disabilitas
mencerminkan adaptasi penyandang disabilitas terhadap keadaan yang diciptakan oleh
masyarakat. Menurut DePauw (2000) penyandang disabilitas didefinisikan sebagai konstruksi
sosial, oleh karena itu, ketidakaktifan penyandang disabilitas dipandang sebagai hasil dinamika
psikososial (model minoritas sosial) yang dapat menjadikan aktivitas fisik tidak diinginkan,
dan bukan sebagai hasil ketidakmampuan seseorang. Dalam penelitiannya Zahra (2014)
menjelaskan bahwa aktualisasi diri menghasilkan suatu pandangan seberapa pentingnya
penyandang disabilitas melakukan aktualisasi diri dalam konteks wirausaha. Konteks untuk
aktualisasi diri dapat dimulai dengan bisnis, yang mencerminkan faktor-faktor yang saling
terkait seperti hubungan keluarga dan variabel ekonomi.
I. FORMAT PENGKAJIAN KEBUTUHAN RASA MEMILIKI
PERILAKU KEKERASAN PADA Tn.S
DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH SURAKARTA
Pada tanggal 05 April 2012 jam 08.40 WIB seorang klien inisial Tn.S yang berusia 32
tahun, jenis kelamin laki - laki, beragama Islam status klien belum kawin, pendidikan terakhir
adalah SMP, bertempat tinggal di Derak 05/ 06 Guworejo Karang Malang Sragen. Klien masuk
RSJD Surakarta sejak tanggal 22 Februari 2012, keluarga yang bertanggung jawab atas klien
adalah Ny.L yang merupakan kakak tertua dari klien yang tinggal serumah dengan klien yang
berusia 54 tahun yang bertempat tinggal di Derak 05/ 06 Guworejo Karang Malang Sragen.
Alasan masuk klien dibawa ke IGD RSJD Surakarta oleh kakaknya pada tanggal 22
Februari 2012 karena klien mengamuk, memecah kaca rumah tetangga, dan marah - marah.
Sebelumnya klien penah masuk RSJD lima kali dengan kasus yang sama, klien sering kali
mengamuk tiba-tiba jika mendegar keributan.
1. Apakah klien pernah mengalami masalah kejiwaan : (Ya/Tidak) : Ya, klien
mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ sudah lima
kali.
2. Apakah klien rutin minum obat atau rutin konsultasi ke dokter : (Ya/Tidak)Tidak,
pengobatan klien sebelumya kurang berhasil karena tidak mau minum obat dan tidak
mau kontrol teratur.
3. Apakah klien pernah mengalami kekerasan dan dibuli di masa lalu : ( Ya/Tidak)Ya,
Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan fisik yaitu pada waktu SMP
ditampar oleh orang tuanya karena klien marah - marah ketika minta dibelikan sepeda
motor. Klien pernah diejek, dilecehkan oleh warga karena penyakitnya dan karena tuli.
4. Apakah di keluarga klien ada yang mengalami masalah kejiwaan : (Ada/Tidak
ada)Tidak ada, Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa.
5. Bagaimana hubungan sosial klien ?Sebelum sakit klien ikut dalam kegiatan karang
taruna tapi semenjak dia sakit sudah tidak ikut lagi. Klien mengatakan merasa malu
untuk keluar karna ada sebagian warga yang mengejek dia.
6. Bagaimana cara berpakaian klien ?Klien selama di RSJ berpakain rapi, rambut cukup
tertata, kebersihan cukup, nafas agak bau dan mandi dua kali sehari
7. Apakah cara bicara klien jelas atau tidak ?Dari pembicaraan klien intonasi bicara cukup
jelas tapi kadang kata - katanya diulang - ulang tetapi sesuai dengan topik pembicaraan.
8. Bagaimana aktifitas motorik klien ?Aktifitas motorik klien terlihat gelisah dan mondar
- mandir karena habis minum obat dan efek samping dari obat yang diminunya yaitu
ngantuk.
9. Bagaimana persepsi klien saat ini?Klien merasa sedih karena saat ini tidak bisa
berkumpul dengan kakaknya. Dan klien seringkali mengalami halusinasi.
10. Bagaimana interaksi klien saat di wawancara ?Interaksi selama wawancara, klien
kooperatif, kontak mata cukup saat wawancara, klien tidak mudah tersinggung ketika
ditanya tentang hal - hal yang menyebabkan klien dibawa ke RSJ dan tentang masa
lalunya

II. FORMAT PENGKAJIAN : KEBUTUHAN HARGA DIRI


ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. Q DENGAN HARGA
DIRI RENDAH DI RUANG BANGAU RUMAH SAKIT JIWA
DR.RADJIMAN WEDIODININGRAT
LAWANG MALANG
Keluarga Tn Q. mengatakan bahwa dirinya selalu dihina oleh temanya dan dijauhi sejak
masih smp. Tn.Q orang terdekatnya adalah ayahnya, semenjak ayahnya meninggal dua tahun
yang lalu dikarenakan kebakaran rumah. Sehingga Tn.Q merasa sangat kehilangan sosok orang
yang paling dekat denganya. Semenjak kejadian itu Tn.Q mengalami perubahan sikap mulai
dari; BAB sembarangan, menyendiri, tidak mau diajak bicara. Data objektif: Tn.Q menyendiri,
melamun, bingung, tidak mau bersalaman dengan orang yang baru dikenal, tidak ada kontak
mata, selalu melihat kebawah ketika berkomunikasi dengan seseorang, dan ekspresi wajah
sedih.
1. Keluhan Utama Saat Pengkajian : Klien mengatakan sedikit bingung dan susah untuk
berinteraksi dengan orang lain, klien menghindar dari perawat, klien mengatakan tidak
ada harapan punya teman. Ekspresi wajah malu, sering menunduk saat berinteraksi.
2. Riwayat Penyakit Sekarang (Faktor Presipitasi) : Keluarga pasien mengatakan klien
sering BAB sembarangan menarik diri atau tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
Sehingga menyebabkan depresi
3. Riwayat Penyakit Dahulu (Faktor Predisposisi) :
a) Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu ? “Tidak” Klien mengatakan tidak
pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu.
b) Faktor Penyebab/Pendukung :
 Riwayat Trauma Keluarga? pasien mengatakan pada saat SD sampai SMP
mendapatkan penolakan dari teman-temannya. Pasien merasa dikucilkan karena
pasien tidak memiliki uang, sehingga pasien menjadi depresi dan tidak mau
berinteraksi dengan orang lain.
 Pernah melakukan upaya/percobaan/bunuhdiri ? Klien mengatakan tidak pernah
melakukan bunuh diri. Klien tampak menyendiri, dan tampak murung.
 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian,
perpisahan) ? Ibu pasien mengatakan pasien pernah mengalami duka cita yang
mendalam ketika ayahnya meninggal dunia, yang disebabkan kebakaran rumah 2
tahun yang lalu. Sehingga klien mengalami depresi, karena klien sangat dekat dengan
ayahnya.
 Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang) ? “Tidak”
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit fisik apapun.
 Riwayat Penggunaan NAPZA ? Klien mengatakan tidak pernah minum alkohol dan
pasien tidak pernah terlibat dengan kasus NAPZA.
c) Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya : Keluarga klien
mengatakan klien dengan kondisi tersebut belum pernah berobat ke siapapun klien
langsung dibawah ke Rumah sakit jiwa.
d) Anggota keluarga yang gangguan jiwa? Keluarga klien mengatakan tidak ada
keluarga yg mengalami gangguan jiwa
4. Pengkajian Psikososial (Sebelum Dan Sesudah Sakit) :
Klien mengatakan bahwa ia adalah anak kembar yang berjenis kelamin laki-laki dan
saudaranya perempuan, klien tinggal bersama ibu dan adik sepupunya. Klien di tinggal
ayahnya 2 tahun lalu karena kebakaran dirumahnya.
a. Pola Asuh: Klien di asuh oleh orang tuanya
b. Pola komunikasi: keluarga mangatakan klien sering menyendiri dikamar saat dirumah
c. Pengambilan keputusan : pola pengambilan keputusan adalah ayahnya, semenjak
ayahnya meninggal keputusan digantikan oleh ibunya
5. Bagaimana Konsep Diri ?
a. Citra tubuh: Klien mengatakan merasa puas dan nyaman terhadap bentuk, ukuran,
fungsi tubuhnya.
b. Identitas: Klien mengatakan namanya Tn. Q, umur 28th, bekerja sebagai petani, Klien
adalah seorang anak dari kedua orang tuanya dianggota masyarakat klien tidak mau
berinteraksi dengan orang lain, karena klien malu dan takut ditolak oleh masyarakat.
c. Peran: selama dirumah klien berperan sebagai anak, berbakti dengan orang tua, ketika
di Rumah sakit jiwa berperan sebagai salah satu pasien di ruang bangau Rumah sakit
jiwa lawang.
d. Ideal diri: Klien mengatakan ingin segera sembuh dari gangguan jiwa dan segera
pulang.
e. Harga diri: Klien mengatakan merasa tidak percaya diri, menarik diri karena takut
ditolak oleh temen-temennya.
6. Bagaimana Hubungan Sosial?
a. Orang yang berarti/terdekat ? Saat dirumah mengatakan dekat dengan ayahnya,
sedangkan saat ini ayahnya sudah meninggal karena kebakaran rumahnya saat di RS
klien mengatakan tidak mempunyai teman dekat dikamar dan pasien tidak pernah
berinteraksi atau mengobrol dengan teman sekamarnya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial Saat di rumah ?
klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok atau masyarakat di
lingkungan. Saat di RS klien mengikuti kegiatan harian seperti: senam, bersihbersih
7. Bagaimana Spiritual?
a. ilai dan Kenyakinan ?Klien mengatakan beragama islam, klien berada dilingkungan
perpondokan klien melakukan ibadah sholat 5 waktu dan mengikuti seluruh kegiatan
keagamaan bersama masyarakat atau keluarganya saat di Rumah sakitjiwa klien
mengatakan jarang melakukan ibadah sholat karena lupa.
b. Kegiatan Ibadah ? Klien mengatakan jarang beribadah

8. Bagaimana Status Mental?


a. Penampilan (Penampilan usia, cara perpakaian, kebersihan) Kurang rapi klien kotor
Klien mengaku berusia 18 tahun, klien bersikap labil, cara berpakaian, bau menyengat,
kuku klien kotor, timbul kerak dikuku klien, dan makan blepotan.
b. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter) Klien berbicara lambat, volume
pelan, jumlah sedikit karakternya katakata bersambung, klien gagap ketika berbicara.
b. Aktifitas motorik/Psikomotor Kelambatan: Hipokinesia, hipoaktifitas, katalepsi, sub
stupor katatonik.
Klien tidak mau berinteraksi, banyak diam, dan menyendiri reaksi pasien terhadap
lingkungan berkurang, gerakan dan aktifitas lambatpasien mempertahankan posisi
badan secara kaku. Peningkatan: Klien tampak jarang menunjukkan perhatian pada
lingkungan dan muka tanpa mimik.
9. Mood dan Afek
a. Mood: Depresi dan kesepian Klien mengatakan sering menangis, wajah pasien tampak
murung, makan harus dipaksa dan klien mengatakan kehilangan sosok orang yang dekat
dengan klien yaitu ayahnya.
b. Afek: labil Karena saat pengkajian mood klien sering berubah-ubah terkadanag membaik
dan tidak bisa diajak berinteraksi.
c. Interaksi Selama Wawancara: kontak mata kurang Klien selama interaksi kontak mata
kurang, klien tidak mampu memulai pembicaraan, klien tidak menatap lawan bicaranya
d. Persepsi Sensorik Klien mengatakan tidak mengalami halusinasi
10. Bagaimana Proses Pikir?
1. Arus Pikir: koheran, blocking, afasia Klien berbicara sesuai dengan yang terjadi,
pembicaraan klien terhenti secara tiba-tiba tanpa ada faktor eksternal, kemudian
beberapa lama kemudian melanjutkan kembali pembicaraannya dank lien sukar
berbicara dengan orang lain.
2. Isi Pikir: pikiran rendah diri, pesimisme Klien merasa tidak cocok bergaul dengan
orang lain dan klien merasa merendah terhadap hal-hal yang pernah dilakukan atau
pun belum pernah dilakukan.
3. Bentuk pikir: realistikKlien mengatakan sesuai realia yang terjadi pemikiran yang
logis atau masuk akal berdasarkan kenyataan
11. Bagaiman Kesadaran ?
a. Waktu: Klien mengetahui tanggal, bulan dan tahun
b. Tempat: klien mengetahui bahwa saat ini berada di rumah sakit jiwa
c. Orang: klien mampu mengenal dirinya dan susah mengenal orang lain
12. Bagaimana Memori? Klien mengatakan mengingat keluarganya klien mengatakan
bahwa dia berada dirumah sakit jiwa dan klien mengingat kejadian kejadian awal
dibawa dirumah sakit jiwa
13. Bagaiman Tingkat Konsentrasi dan Berhitung?
1) Konsentrasi Konsentrasi klien tidak mudah beralih
2) Berhitung Klien mampu berhitung 1 - 20.
Mampu berhitung penjumlahan misalnya 2+2=4, 5+5=10. Mampu menghitung perkalian
misalnya 2x1=2, 3x1=3.
14. Bagaimana Kemampuan Penilaian ?Klien mengatakan ketika ia ditolak oleh
lingkungan klie langsung terdiam diri dikamar.
15. bagaimana Daya Tilik Diri ? Klien mengatakan bahwa ia menyadari penyakit yang
diderita dimana klien mengatakan bahwa penyakitnya adalah gangguan jiwa yang
menyebabkan klien tidak ingin bergaul dengan orang lain
III. FORMAT PENGKAJIAN AKTUALISASI DIRI
Klien mengatakan dirinya kurang bergaul dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya
lebih suka untuk menyendiri. Klien juga suka berbicara sendiri, dan tertawa sendiri, suka
mondar-mandir karena gelisah. Klien juga sering mendengar suara yang berisik memanggil
namanya. Klien juga mengeluhkan susah untuk tidur dan sering terbangun dimalam hari.
1) Apa Penyebabnya: Isolasi social
2) Hal-hal yang Memperbaiki Keadaan : Klien bisa tenang jika minum obat.
3) Bagaimana yang dirasakan: Klien mengatakan dirinya merasa tidak berguna bagi orang
lain karena pernah memakai narkoba. Klien tampak cemas dan gelisah, karena
mendengar suara-suara yang mengganggu.
4) Bagimana dilihat: Klien tampak gelisah, mondar-mandir, ekspresi tampak sedih dan
murung.
5) Bagaimana pola tidur klien: Klien mengatakan suara-suara yang di dengar sangat
mengganggu dirinya sehingga dia kesulitan untuk tidur siang terutama pada malam
hari.
6) Apakah klien pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya:Klien mengatakan dirinya
di masa lalu juga pernah mengalami gangguan jiwa karena sering bicara-bicara sendiri,
gelisah, suka mondar-mandir, dan mempunyai riwayat memakai narkoba. Bahkan
delapan tahun yang lalu pasien pernah di Rawat di RSJ Provinsi Sumatera Utara dengan
riwayat yang sama dan juga karena pasien tidak teratur makan obat sehingga gejala
gangguan jiwa semakin meningkat.
7) Obatan apa saja yang telah diberikan dan tindakan apa yang dilakukan:Klien
mengatakan dirinya diberikan obat THP, Haloperidol, CPZ, dan pernah dilakukan
tindakan ECT.
8) Apa yang menyebabkan sehingga pola tidur klien terganggu:Klien mengatakan dirinya
mendengar suara-suara ketika mau tidur pada malam hari dan siang hari ketika istirahat
dan pada saat sendirian.
9) Apakah dalam keluarga klien pernah mengalami penyakit yang sama dengan
klien:Klien mengatakan kedua orang tuanya tidak pernah ada riwayat mengalami
gangguan jiwa dan klen mengatakan semua saudara kandungnya sehat. Dan tidak ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
10) Konsep Diri – Gambaran diri: Klien mengatakan dirinya menyukai seluruh anggota
tubuhnya. – Ideal diriApa yang klien harapkan: Klien mengatakan dirinya ingin cepat
sembuh, supaya bisa berkumpul lagi dengan keluarganya, bisa membiayai kehidupan
keluarganya lagi. Klien juga mengatakan dirinya ingin bekerja dan ingin
membahagiakan istri dan anak-anaknya.
11) Bagaimana harga diri yang klien rasakan: Klien mengatakan dirinya merasa rendah diri
karena mengalami gangguan jiwa.
12) Bagaimana keadaan emosi klien: Klien merasa depresi, tampak gelisah, cemas dengan
suara-suara yang sering muncul mengganggu pikirannya, dan tampak khawatir dengan
keadaan dirinya.
13) Bagaimana hubungan klien dengan
- Keluarga: Klien sering menganggap rendah dirinya karena merasa tidak berguna di
dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.
- Orang lain: Klien mengatakan hubungannya dengan orang lain kurang baik dan
kurangsuka bergaul apalagi setelah mengalami gangguan jiwa.
14) Apa sebenarnya hambatan yang menyebabkan klien sulit untuk menjalin hubungan
dengan orang lain: Klien mengatakan dirinya merasa minder karena terkadang sering
diasingkan oleh lingkungannya, dan merendahkan dirinya
15) Bagaimana penampilan klien: Penampilan klien tampak rapi baik cara berpakaian,
dalam hal makan, mandi, dan toileting.
16) Bagaimana pembicaraan klien apakah jelas atau tidak: Klien berbicara kurang jelas,
nada suara lembut dan pelan. Serta klien selalu merasa ketakutan karena halusinasi yang
masih sering muncul, klien juga merasa menyesal dengan semua kejadian hidup yang
dia alami. Klien juga mengalami gangguan pada afek, yaitu afek tumpul karena klien
selalu tampak mrung dan sedih.
17) Bagaimana interaksi selama wawancara: Klien kurang kooperatif, kurang mau diajak
bicara, kontak mata pasien saat dilakukan pengkajian kurang baik, klien kurang mau
menatap lawan bicara, klien tidak mudah tersinggung, tidak curiga pada lawan bicara.
18) Bagaimana persepsi klien terhadap penyakitnya: Klien mengalami persepsi
pendengaran berupa suara-suara berisik yang memanggil namanya.

Anda mungkin juga menyukai