Anda di halaman 1dari 12

Rencana Keperawatan

Nama : Nn. S

Ruang : Kenanga

Diagnosa Perencanaan
No Tgl Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1. 26 Kerusakan TUM :
Dese komunikasi
Klien dapat
mber verbal
melakukan
2023 berhubungan
komunikasi verbal
dengan waham
TUK :
1.1. Klien dapat 1.1.1. Bina hubungan saling 1.1.1.Hubungan saling percaya sebagai
1.Klien dapat
mengungkapkan percaya dasar interaksi yang terapeutik
membina hubungan
perasaannya dan  Salam terapeutik
saling percaya.
keadaan saat ini  Perkenalkan diri
secara verbal.  Jelaskan tujuan interaksi
 Ciptakan lingkungan yang
tenang
 Buat kontrak yang jelas
 Tepati waktu
1.1.2.Meningkatkan orientasi realita
1.1.2. Jangan membantah dan
klien dan rasa percaya klien
dukung waham klien

1
 Katakan perawat menerima
dan yakin
 Katakan perawat tidak
mendukung 1.1.3.Waham harus dikenal terlebih
1.1.3. Observasi apakah waham dahulu oleh perawat agar intervensi
klien mengganggu aktivitas efektif.
sehari-hari

2.Klien dapat Klien dapat 2.1.1.Memberikan hal yang positif atau


2.1.1. Beri pujian pada penampilan pengakuan akan meningkatkan
mengidentifikasi menunjukkan
dan kemampuan klien yang harga diri klien.
kemampuan yang kemampuan
realitas. 2.1.2.Meningkatkan/mengingatkan
dimiliki yang
dimilikinya. kembali pengetahuan dan kemauan
Klien dapat klien
2.1.2. Diskusikan dengan klien
menyebutkan 2.1.3.Untuk mengetahui sampai dimana
kemampuan yang dimiliki
kelemahan yang kebutuhan waham klien
pada waktu lalu dan saat ini
ada pada dirinya. yang realistis.
2.1.3. Jika klien selalu bicara
tentang wahamnya,
dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada.

2
3.Klien dapat 3.1. Klien dapat 3.1.1.Observasi kebutuhan klien 3.1.1.Untuk mengetahui apa kebutuhan
mengidentifikasi menjelaskan sehari-hari. klien.
kebutuhan yang semua 3.1.2.Untuk mengidentifikasi apa yang
tidak terpenuhi kebutuhan yang menjadi kebutuhan klien dan
3.1.2.Diskusikan kebutuhan yang
tidak terpenuhi. pemecahan masalahnya.
tidak terpenuhi baik selama di
3.1.3.Agar waham klien tidak
rumah maupun di rumah
meningkat.
sakit.
3.1.3.Atur situasi agar klien tidak
mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.

4.1.1.Untuk menghindari waham


4.1.1. Berbicara dengan klien
4.1. Klien dapat dalam konteks realitas.
4.Klien dapat
bercerita/sesuai 4.1.2. Sertakan klien dalam terapi 4.1.2.Agar klien dapat berorientasi
berhubungan
dengan realitas. aktivitas kelompok
dengan realitas dengan realitas.
4.1.3. Berikan pujian terhadap 4.1.3.Meningkatkan harga diri klien
tindakan positif yang sehingga berani bergaul dengan
dilakukan oleh klien. lingkungannya.

5.1. Setelah 2 kali 5.1.1.Diskusikan dengan keluarga


3
5.Klien dapat pertemuan klien tentang : 5.1.1.Untuk mencegah terjadinya
dukungan dari dapat membina  Gejala waham kembali waham.
keluarga hubungan dan  Cara merawatnya
dukungan dari  Lingkungan keluarga,
keluarga follow up

6.1. Klien dapat Diskusikan dengan 6.1.1.Untuk mencegah terjadinya


6.Klien dapat minum obat tepat keluarga/klien tentang obat, kesalahan dalam pemberian obat.
menggunakan obat waktu, dan dosis. dosis, frekuensi, efek dan efek 6.1.2.Untuk mengetahui bagaimana
dengan benar samping. reaksi obat terhadap tubuh klien.
Diskusikan perasaan klien
setelah minum obat

2 26 Perubahan TUM :
Dese proses pikir
Klien mampu
mber waham somatik
berhubungan dengan
2023 berhubungan
orang lain tanpa
dengan harga
merasa rendah diri
diri rendah
kronis

1.1. Klien dapat 1.1.1. Diskusikan dengan klien 1.1.1. Mengidentifikasi hal-hal positif
4
TUK : menyebutkan kelebihan yang ada pada yang dimiliki klien
kemampuannya dirinya.
1. Klien dapat 1.1.2. Menghadirkan realitas yang ada
yang ada setelah
memperluas 1.1.2.Beritahu klien bahwa pada diri klien
1x pertemuan.
kesadaran diri manusia tidak ada yang
1.2. Klien dapat
2. Klien dapat sempurna, semua memiliki
menyukai
menyelidiki dirinya kelebihan dan kekurangan.
kelemahan pada
3. Klien dapat
dirinya dan 1.1.3.Anjurkan klien untuk lebih
mengevaluasi 1.1.3. Memberi kesempatan berhasil
menjadi halaman meningkatkan kelebihan yang
dirinya. lebih tinggi.
untuk mencapai ada pada dirinya.
4. Klien dapat
keberhasilannya.
membuat rencana
yang realistis
5. Klien mendapat 2.1.Klien dapat 2.1.1.Diskusikan dengan klien ideal
dirinya, apa harapan selama 2.1.1. Untuk mengetahui sampai
dukungan dari menyebutkan
di rumah sakit, rencana klien dimana realitis dari harapan klien
keluarga untuk cita-cita dan
meningkatkan harapan yang setelah pulang dan apa cita-
harga dirinya. sesuai dengan cita yang ingin dicapai.
kemampuan 2.1.2. Membantu klien membentuk
2.1.2.Bantu klien mengembangkan
setelah 1 x harapan yang realistis
antara kemampuan yang
pertemuan.
dimilikinya. 2.1.3. Memberi penghargaan terhadap
perilaku positif.
2.1.3.Beri reinforcement positif
terhadap keberhasilan yang
telah dicapai.

3.1. Klien dapat 3.1.1.Bantu klien


5
menyebutkan mengidentifikasikan atau 3.1.1. Mengingatkan klien bahwa ia
keberhasilan keinginan yang berhasil tidak selalu gagal.
yang pernah dicapainya.
3.1.2. Memberi kesempatan untuk
dialaminya.
3.1.2.Kaji bagaimana perasaan menilai dirinya sendiri.
3.2. Klien dapat
klien dengan keberhasilannya
menyebut 3.2.1. Mengetahui sejauh mana
tersebut.
kegagalan yang kegagalan tersebut mempengaruhi
pernah 3.2.1.Bicarakan kegagalan yang klien.
dialaminya. pernah dialami klien dan
3.2.2. Mengetahui koping yang
sebab-sebab terjadinya
selama ini yang digunakan oleh
kegagalan.
klien
3.2.2.Kaji bagaimana respon klien
terhadap kegagalan tersebut
dan cara mengatasi.

4.1. Klien dapat


4.1.1. Bantu klien untuk
menyebutkan
merumuskan tujuan yang
tujuan yang ingin 4.1.1. Klien tetap realistis terhadap
ingin dicapai.
dicapai setelah 1 kemampuan yang dimilikinya.
4.1.2. Diskusikan dengan klien
kali pertemuan.
tujuan yang ingin dicapai. 4.1.2. Mempertahankan klien untuk
4.1.3. Bantu klien memilih prioritas tetap realistis
tujuan yang akan dicapai.
4.1.3. Agar prioritas yang dipilih
sesuai kemampuan

5.1 Keluarga dapat


6
berespon dan 5.1.1. Anjurkan pada keluarga
memperlakukan untuk memberi kesempatan
5.1.1. Memberikan kesempatan pada
klien secara berhasil pada klien.
klien untuk sukses.
tepat. 5.1.2. Anjurkan keluarga untuk
menerima klien apa adanya. 5.1.2. Membantu meningkatkan harga
5.1.3. Anjurkan keluarga untuk diri
melibatkan klien setiap
pertemuan dalam keluarga. 5.1.3. Meningkatkan interaksi klien
dengan keluarga klien

7
No.
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Dx

8
26 Desember TUK I 1. Salam terapeutik “Selamat siang pak” (tersenyum) S : Nama saya A, saya suka dipanggil H
2023  Memperkenalkan diri
 Berjabat tangan O : Suara pelan
09.00  Duduk bersebelahan Bicara spontan
 Membuat kontrak
 Menunjukkan sikap empati Ekspresi tenang
Nama saya, mahasiswa STIKES Hang Tuah Surabaya,
praktek di sini selama satu minggu. A : Adanya hubungan saling percaya

P : Pertemuan berikutnya klien dapat


mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki.

30//2023
2. Salam terapeutik S : Saya adalah seorang tempat konsultan
14.00-15.00  Mengingat kontrak, topik, waktu dan tempat apakah masalah pertanian dan saya bekerja di
Bapak masih ingat pertemuan kita yang kemarin, perusahaan karet dan pertamina, saya di
pertemuan sekarang kita akan membicarakan apa ? sini lagi menunggu sebuah mobil baru
 Mengevaluasi kemampuan TUK 1 apakah Bapak datang.
mengingat salah ?
 Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang O : Bicara spontan
dimilikinya. Pelan
Apa contoh keberhasilan yang telah Bapak raih ?
Inkoheren terkadang
 Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
untuk bercerita. Ekspresi tenang
 Memberi pujian kepada klien atas ungkapan selama
interaksi, bagus bapak sudah banyak bercerita tentang Kontak mata lama
diri Bapak. A : Waham klien telah diketahui dan
 Menyimpulkan kemampuan selama interaksi mengidentifikasi apa yang menjadi
 Tadi Bapak mengatakan bahwa Bapak adalah sebagai kemampuan klien
seorang tempat konsultan masalah pertanian, bapak
9
P : Pertemuan berikutnya klien dapat
10
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/ penuh, atau kehilangan

minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang dilakukan pada waktu lalu ditandai dengan

gangguan fungsi sosial/okupasi.

Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-ide pikiran yang

tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan logika/bukti-bukti yang nyata.

4.2 Saran

Agar dapat memberikan dukungan mental dan seoptimal pada pasien dalam proses penyembuhan dan

mampu merawat pasien di rumah agar tidak kambuh lagi hari ini. Dikarenakan keluarga sangat besar

pengaruhnya dalam memotivasi pasien untuk cepat sembuh dan meningkatkan harga diri pasien serta

kepercayaan pasien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.

Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Budi Ana Keliat, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga.


Jakarta : PT. Fajar Interpratama.

Carpenito,J. Lynda. 2012. BukuSaku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai