Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

Dosen:

Nama :

NIM:

STIKes BHAKTI KENCANA BANDUNG


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehinnga penyusunan makalah yang
berjudul “Model Konseptual Keperawatan Kesehatan Jiwa” dapat diselesaikan
tanpa kesulitan yang besar.
Adapun penyusunan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa. Penulis dapat menyelesaikan ini dengan melakukan pencarian.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan. Untuk itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak demi perbaikan penyusunan makalah ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang ada. Semoga
makalah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i     


HALAMAN PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C.       Tujuan Penulisan............................................................................................... 2
D.      Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A.      Pengertian Model konseptual keperawatan jiwa .............................................. 3
1.      Model konseptual ............................................................................................. 3
2.      Model konseptual dalam keperawatan.............................................................. 3
3.      Keperawatan jiwa ............................................................................................. 4
B.       Beberapa model konseptual keperawatan jiwa................................................. 8
1.      Model psikoanalisa.............................................................................................8
2.      Model perilaku.................................................................................................. 9
3.      Model eksistensi............................................................................................... 10
4.      Model interpersonal...........................................................................................11
5.      Model medikal................................................................................................. 12
6.      Model komunikasi.............................................................................................12
7.      Model keperawatan.......................................................................................... 13
8.      Model sosial .................................................................................................... 14
9. Teori Betty Neuman
BAB III PENUTUP
A.      Simpulan.......................................................................................................... 15
B.       Saran................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori
keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu
kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata.
Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan
suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan
perawat didalamnya.
Model konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk
menguraikan fenomena mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa
digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan
dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan.
Model konseptual keperawatan jiwa terdiri dari beberapa pendekatan salah
satunya model prilaku. Model prilaku sebagai suatu proses perubahan tingkah
laku sebagai akibat adanaya interaksi antara stimulus dengan respons yang
menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman baru.

B.       Rumusan Masalah
Dalam makalah ini membahas tentang :
1.    Bagaimana konsep model Psikoanalisa?
2.    Bagaimana konsep model Perilaku?
3.    Bagaimana konsep model Eksistensi?
4.    Bagaimana konsep model Interpersonal?
5.    Bagaimana konsep model Medikal?
6.    Bagaimana konsep model Komunikasi?
7.    Bagaimana konsep model Keperawatan?
8.    Bagaimana konsep model Sosial?
C.      Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa di harapkan mampu memahami
model konseptual keperawatan jiwa.
2.    Tujuan Khusus
Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami
tentang :
a.    Model Psikoanalisa
b.    Model Perilaku
c.    Model Eksistensi
d.   Model Interpersonal
e.    Model Medikal
f.     Model Komunikasi
g.    Model Keperawatan
h.    Model Sosial

D.      Manfaat
Untuk mengetahui konsep model keperawatan jiwa yang terdiri dari Model
Psikoanalisa, Model Perilaku, Model Eksistensi, Model Interpersonal, Modal
Medikal, Modal Komunikasi, Modal Keperawatan, dan Modal Sosial.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.      Pengertian Model Konseptual Keperawatan Jiwa


1.    Model Konseptual
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang
fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan
symbol dan diafragma, dan Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks
terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan
pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model
konsepadalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang
menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan
mencerminkan masalah. (Hidayat, 2006, hal.42)
Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema
yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya.
Model konseptual memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan
menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi
suatu pertanyaan untuk menanyakan tentang fenomena dan menunjukkan
pemecahan masalah (Christensen & Kenny, 2009, hal. 29).

2.    Model Konseptual dalam Keperawatan


Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu
saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan (Brockopp, 1999, dalam Hidayati, 2009).
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai
pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya
merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi
individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan
tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal.
Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya
sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien) (Marriner-Tomey, 2004, dalam Nurrachmah, 2010)

Tujuan dari model konseptual keperawatan (Ali, 2001, hal. 98) :


a. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.

Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai


mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan
kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus
penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama
lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau
aspek komplementer (Marriner-Tomey , 2004, dalam Nurrachmah, 2010).

3.    Keperawatan Jiwa
a. Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa( Yosep, 2010, hal. 1-2 )
1) Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri
sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada
(American Nurses Associations).

2)   Menurut WHO
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi
dan management, bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang
bersangkutan.

3)   Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966


Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional
secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain.

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan


pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus
kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh
gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi
keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan
kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan,
mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien
(individu, keluarga, kelompok komunitas ).Keperawatan jiwa adalah proses
interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku
sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia (Sulistiawati dkk , 2005, hal.
5).

b.    Komponen Paradigma Keperawatan Jiwa


Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan(Sulistiawati dkk,  2005, hal. 5-6)
1)   Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan
bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai
kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri
dan martabat. Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai
aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubahdan
keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas
koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana
perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.

2)   Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam
dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam
berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping
yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan
dapat menghasilkan perubahan diri individu.
3)   Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap
individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui
perawatan yang adekuat.
4)   Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa
adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal
dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan.
Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri
dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus
yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang
merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa bertujuan untuk mememberian asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien, merupakan proses
terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1989
dikutip oleh Keliat,1991).
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk
dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat
dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak
unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik,
saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika
keadaan klien klien berubah. Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling
bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika data
pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama
perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari
peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien
lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai.
Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan
terpenuhi dan / atau masalah teratasi. (Keliat, 2006, hal.1-3)

c.    Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa


Prinsip-prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa menurut (Yosep, 2010, hal.6)
1) Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi
keperawatan jiwa : yang kompeten).
2) Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara
perawat dengan klien).
3) Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).
4) Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi
dalam keperawatan jiwa).
5) Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis
dalam keperawatan jiwa).
6) Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis
dalam keperawatan jiwa).
7) Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial
budaya dalam keperawatan jiwa).
8) Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
lingkungan dalam keperawatan jiwa).
9) Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika
dalam keperawatan jiwa).
10) Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses
keperawatan : dengan standar- standar perawatan).
11) Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards
(aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar
professional).

B.       Beberapa model konsep keperawatan jiwa:


1.    Model Psikoanalisa
a.    Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud
yang meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan
pada perkembangan pada anak. Setiap fase perkembangan mempunyai tugas
perkembangan yang harus di capai. Gejala yang nampak merupakan simbul dari
konflik.
b.    Proses terapi
1) Memakan waktu yang lama
2) Menggunakan tehnik asosiasi bebas dan analisa mimpi”
menginterpretasikan perilaku, menggunakan transferens untuk
memperbaiki masa lalu ,mengidentifikasi area masalah.
c.    Peran pasien dan terapis
1) Pasien : mengungkapkan semua pikiran dan mimpi
2) Terapis:mengupayakan perkembangan transferens menginterpretasikan pikiran
dan mimpi pasien dalam kaitannya dengan konflik.
Kelebihan :
a)      Dasar teori yang kuat 
b)      Lebih fokus dalam mengetahui menghadapi masalah klien
c)      Dapat membuat klieen masalah apa yang selama ini tidak disadarinya
Kekurangan :
a)      Biaya yang banyak yang dikeluarkan oleh klien
b)      Memakan waktu yang lama
c)      Klien menjadi jenuh akibat waktu yang lama
d)     Dibutuhkan terapis yang benar benar sudah terlatih

2.    Model Perilaku
a. Konsep
Dikembangkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini
menyakini bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan avektif.
b. Proses terapi
1)   Desenlisasi / pengalihan
2)   Teknik relaksasi
3)   Asertif training
4)   Reforcemen/memberikan penghargaan
5)   Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,self observasi
, self evaluasi , self reforcemen.

c.    Peran pasien dan terapis


1)   Pasien :
a)    Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan
rumah
b)   Penggalakan latihan

2)   Terapis :
a)    Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku
b)   Membantu mengembangkan hirarki perilaku
c)    Menguatkan perilaku yang diinginkan

Kekurangan :
a)      Kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi
b)      Hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati

Kelebihan :
a)      Tidak dianjurkan hukaman dalam proses terapi penyembuhan

3.    Model Eksistensi
a.    Konsep
Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika individu
putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dan
lingkungan dapat terjadi karena hambatan pada diri individu. Individu merasa
putus asa,sedih,sepi,kurang kesadaran diri yang mencegah partisipasi dan
penghargaan pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah kehilangan/tidak
mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada eksistensinya.

b.    Proses terapi
1)   Rational emotive therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien
didorong menerima dirinya sebagai mana adanya bukan karena apa yang
dilakukan.
2)   Terapi logo
Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan , karena tanpa
arti berarti eksis. Tujuannya agara induvidu sadar akan tanggung jawabnya.
3)   Terapi realitas
Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya.
Klien didasarkan akan alternatif yang tersedia
c.    Peran pasien perawat
1)   Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu
pengalaman berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang sebenarnya
2)   Terapis :
a)    Membantu pasien untuk mengenali diri
b)   Mengklarifikasi realita dari suatu situasi
c)    Mengenali pasien tentangperasaan tulus
d)   Memperluas kesadaran diri pasien

Kelebihan :
a)      Memiliki 3 proses terapi ( terapi rational emotive, terapi logo, terapi realitas )
Kekurangan :
a)      Susah menerima masukan dari orang lain
b)      Klien kehilangan atau tidak mungkin menemukan nilai nilai yang memberi arti
eksetensi

4.    Model Interpersonal
a.    Konsep
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan
Peplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori ini menyakini
bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal.
Menurut Sulivan indivdu memadang orang lain sesuai dengan apa yang ada
pada dirinya , maksudnya kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang
lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses
intrepersonal perawat klien dan masalh kecemasan yang terjadi akibat sakit.

Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :


1)   Orientasi
Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi proses
pengumpulan data
2)   Identivikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan askep
3)   Eksplorasi
Perawat memberi gambaran kondisi klien
4)   Resolusi
Perawat memandirikan klien

b.    Proses terapi
1)   Mengeksplorasi proses perkembangan
2)   Mengoreksi pengalaman interpersonal
3)   Reduksi 
4)   Mengembangkan hubungan saling percaya

c.    Peran pasien dengan terapis


1)   pasien : menceritakan ansietas dan perasaan
2)   terapis : menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan menggunakan empati
dan menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman interpersonal korektif.
Kelebihan :
a)      Perawat memiliki wewenang untuk mengembangkan hubungan antara perawat
dan klin dimana perawat bertugas sebagai narasumber/SDM/konsultan/wali bagi
klien
b)      Klien mendapat keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhannya
Kekurangan :
a)      Kritik yang berlebihan akan mengembangkan sistem diri yang negatif

5.    Model Medikal
a.    Konsep
Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP. Dicurigai
bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls neural serta
gangguan sinap yaitu masalh biokimia . faktor sosial dan lingkungan
diperhitungkan sebagai faktor pencetus.
b.    Proses terapi
1)   Pengobatan : jangka panjang , jangka pendek
2)   Terapi suportif
3)   Insight oriented terapi yaitu belajar metode mengatasi stressor

c.    Peran pasien dan terapis


1)   Pasien : pasien mempraktekkan regimen terapi dan melaporkan efek terapi
2)   Terapis :
a) Mengguanakan kombinasi terapi somatik dan interpersonal
b) Menegakkan diagnosa penyakit PPDGJ
c) Menentukan pendekatan terapeutis

Kekurangan :
a)      Berfokus pada diagnosa penyakit sehingga pengobatan didasarkan pada
diagnosa itu
Kelebihan :
a)      Model medikal terus mengeksplorasi penyebab gangguan jiwa secara ilmiah
b)      Fungsi model medikal mengobati yang sakit dan proses pengobatan pada fisik
tidak menyalahkan perilaku kliennya

6.    Model Komunikasi
a.    Konsep
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak
dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan
dapat pula tersampaikanmungkin tidak selaras.

Fase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.


b.    Proses terapi
1)   Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah
2)   Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif
3)   Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif
4)   Melakukan analisa proses interaksi

c.    Peran pasien terapis


1)   Pasien : memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja untuk
mengklarifikasi komunikasinya sendiri , memvalidasi peran dari oarang lain.
2)   Terapis : menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan mengajarklan
prinsip komunikasi yang baik.

Kelebihan :
a) Memberi alternatif korektif untuk komunikasi yang tidak
efektif
b) Mengubah persepsi klien sehingga mereka berupaya
meningkatkan aktifitas dalam pencegahan penyakit
Kekurangan :
a) Klien kadang sulit menerima pesan yang diterima

7.    Model Keperawatan
a.    Konsep
Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon
individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial dengan model
pendekatan berdasarkan teori sistem , teori perkembangan , teori interaksi ,
pendekatan holistik dan teori keperawatan.

Fokus pada :
1) Rentang sehat sakit
2) Teori dasar keperawatan
3) Tindakan keperawatan
4) Hasil tindakan

b.    Proses terapi
1) Proses keperawatan
2) Terapi keperawatan : terapi modalitas
c.    Peran pasien dan terapis
1) Pasien : mengemukakan masalah
2) Terapis : memfasilitasi dan membantu menyelesaikan
Kelebihan :
a) Pendekatan yang dilakukan dapat didasarkan pada bermacam-macam teori
Kekurangan :
a) Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan

8.    Model Social
a.    Konsep
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa . teori ini
mengemukakan pandangan sosial terhadap perilaku bahwa faktor sosial dan
lingkungan menciptakan stress yang menyebabkan ansietas yang menimbulkan
gejala perilaku menyimpang.
b.    Proses terapi
1) Pencegahan primer
2) Manipulasi lingkungan
3) Intervensi krisis
c.    Peran pasien dan terapis
1) Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama dengan
terapis untuk menyelesaikan masalahnya
2) Terapis :
a) Menggali sistem sosial pasien
b) Membantu pasien menggali sumber yang tersedia
c) Menciptakan sumber baru
Kelebihan :
a) Perawat mampu menganalisa faktor utama yang menyebabkan
klien mengalami gangguan jiwa
b) Klien dapat membina hubungan baik dengan perawat sehingga
lebih mudah dalam proses pemulihan
c) Menggunakan sistem pendukung
        Kekurangan :
a)      Membutuhkan waktu yang lama
b)      Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan

BETTY NEUMAN

1. Biografi Betty Neuman dan Latar Belakang Teori

Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang petani dan
ibunya seorang ibu rumah tangga. Dengan rasa cintanya pada tanah kelahirannya, beliau
bermaksud untuk membangun desanya, Ohio. Beliau pertama kali memperoleh
pendidikan di People Hospital School of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi
General Hospital Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947. Kemudian beliau pindah ke Los
Angeles untuk tinggal dengan keluarganya di California. Beliau memegang jabatan
penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di California. Beliau melanjutkan
pendidikannya di University of California dengan jurusan psikologi. Beliau
menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahu 1957. Pada tahun 1966 beliau mendapat
gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan kesehatan masyarakat di University of
California, beliau melanjutkan program administrasi pendidikan tinggi di Ohio
University.

Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapatkan diantaranya menjadi dosen
keperawatan jiwa, konsultan, pemimpin konseling model Whole Person Approach serta
beliau telah membuat sebuah sistem model keperawatan di UCLA dan memfokuskan
sistem tersebut dalam masalah keperawatan. Model Whole Person
Approachdipublikasikan pada tahun 1972, A model of teaching total person approach to
patient problem dalam riset keperarawatan. Publikasi edisi I (Conceptual Models For
Nursing Practice) tahun 1974, edisi II tahun 1980 dan tahun 1986 The Neuman Systems
Model.

2. Dasar Perkembangan Teori Neuman

Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah System Model, yaitu berdasarkan


pendekatan perorangan total untuk memandang masalah pasien disekolah perawat di
University of California, Los Angeles. Sistem yang digunakan adalah sistem terbuka
sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis. Variabel interaksi mencakup semua aspek
yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Sistem Neuman
terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang berinteraksi secara
konstan dengan stressor di lingkungan secara dimensional. Model fokus pada klien
terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi).

Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan sistem yang unik dengan
respon yang berbeda. Kurang pengetahuan, perubahan lingkungan dapat merubah
stabilitas individu (fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual).
Individu dalam memberikan respon harus mempunyai koping yang stabil terhadap
stressor, karena lingkungan internal dan eksternal dapat menyebabkan stress. Mekanisme
koping adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain,
memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas
konstruktif. Untuk itu individu akan bereaksi terhadap stressor dari lingkungan dengan
mekanisme pertahanan diri.

Pencegahan primer berdasarkan teori sistem Neuman yaitu mengidentifikasi faktor resiko
dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dan aktifitas pendidikan
kesehatan. Pencegahan sekunder yaitu inisiatif dalam bentuk intervensi jika terjadi
masalah. Perawat berperan sebagai Early Case Finding, pengobatan setelah pasien
terdiagnosa mengidap suatu penyakit. Pencegahan tersier yaitu mempertahankan
kesehatan, perawat membantu adaptasi dan reduksi untuk mencegah komplikasi.

Asuhan keperawatan ditujukan untuk mencegah dan mengurangi reaksi tubuh akibat
stressor dengan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pola pengembangan ilmu
keperawatan menurut teori sistem Neuman bertujuan untuk stabilitas sistem. Hal ini dapat
dilukiskan sebagai cincin dengan satu pusat yang mengelilingi inti. Cincin paling dalam
mewakili garis pertahanan untuk elawan stressor seperti sistem pertahanan tubuh dan
defens mekanism. Cincin terluar merupakan garis pertahanan yang mewakili keadaan
normal pasien. Defens mekanism tersebut adalah mekanisme bertahan koping.

3. Sumber-Sumber Teori Betty Neuman

Teori Betty Neuman mempunyai kesamaan dengan teori Gestalt. Teori Gestalt
mempertahankan bahwa cara hemoestatic adalah suatu cara yang mana tubuh
mempertahankan keseimbangan dan sebagai akibat dari kesehatan mengubah kondisi
sehat atau sakit. Teori model Betty Neuman juga menerapkan ide dari teori sistem umum
tentang sifat dasar kehidupan yaitu sistem terbuka yang merupakan gabungan semua
elemen yang berinteraksi dalam struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman
juga memilah G. Kaplan tentang tingkatan tindakan pemecahan.

4. Konsep Utama dan Definisi Teori Neuman

Betty Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan yang


termasuk dalam konsep mayor menurutnya :

1. Tekanan :

Rangsangan yang timbul yang diakibatkan kondisi sekitar pandangan Neuman. tentang
tekanan yaitu :

1) Intra personal : Secara individu atau perorangan, misalnya emosi dan perasaan
2) Inter personal : Antara individu satu dengan individu yang lain lebih dari satu,
misalnya harapan peran
3) Ekstra personal : Diluar individu, misalnya pekerjaan atau tekanan keuangan. 

2. Struktur pokok sumber energi :

Merupakan penggerak untuk melakukan aktifitas

3. Tingkat ketahanan :

Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan

4. Garis pertahanan :

Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di batas normal.


Terdapat tiga bagian dari garis pertahanan, yaitu :

1. GARIS FLEKSIBEL PERTAHANAN

Garis pertahanan fleksibel adalah hambatan luar atau bantal ke garis pertahanan normal,
garis perlawanan, dan struktur inti. Jika garis pertahanan fleksibel gagal untuk
memberikan perlindungan yang memadai terhadap garis pertahanan normal, garis
perlawanan menjadi aktif. Para garis pertahanan fleksibel bertindak sebagai bantal dan
digambarkan sebagai akordeon seperti sejalan dengan berkembangnya menjauh dari atau
kontrak lebih dekat dengan garis pertahanan normal. Pada garis pertahanan fleksibel
bersifat dinamis dan dapat berubah / diubah dalam waktu yang relatif singkat waktu.

2. NORMAL PERTAHANAN

Garis normal mewakili garis pertahanan stabilitas sistem dari waktu ke waktu. Hal ini
dianggap sebagai tingkat biasa stabilitas sistem. Garis normal pertahanan dapat berubah
dari waktu ke waktu sebagai respons untuk mengatasi atau menanggapi lingkungan.
Contohnya adalah kulit, yang stabil dan cukup konstan, tetapi dapat menebal menjadi
kalus dari waktu ke waktu.
3. LINES OF RESISTANCE-GARIS PERTAHANAN

Garis-garis perlawanan melindungi struktur dasar dan menjadi aktif ketika tekanan
lingkungan yang menyerang garis pertahanan normal. Contoh: aktivasi respon kekebalan
setelah invasi mikroorganisme. Jika garis resistensi yang efektif, sistem ini dapat
menyusun kembali dan jika garis resistensi yang tidak efektif, kehilangan energi yang
dihasilkan dapat mengakibatkan kematian.

a. Gangguan pertahanan :

Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan. 

b. Tingkat reaksi :

Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.

c. Intervensi :

Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.

d. Tingkat-tingkat pencegahan : 
1. Pencegahan primer (sebelum terjadi tindakan)

Mengidentifikasikan faktor-faktor resio, berusaha mengeliminasi stressor dan fokus pada


pengaman kubu pertahanan normal dan penguatan kubu pertahanan fleksibel. Suatu
reaksi belum lagi terjadi, namun tingkat resiko telah diketahui.

2. Pencegahan sekunder (ketika terjadi tindakan)

Berhubungan dengan intervensi adalah penyembuhan aktif yang dimulai setelah gejala-
gejala yang telah terjadi. Fokusnya adalah penguatan kubu-kubu resistensi internal.
Mereduksi reaksi dan meningkatkan faktor resistansi.

3. Pencegahan tersier (adaptasi pada tindakan)


Mengarah pada intervensi yang menyertai intervensi dalam tahap sekunder. Hal ini
terfokus pada readaptasi dan stabilitas serta mengamankan pemulihan kembali pada
keafiatan yang menyertai penyembuhan.Perawat menekankan pendidikan klien dalam
penguatan resistansi terhadap stressor dan cara-cara pertolongan pencegahan kambuhnya
reaksi atau rekresi.

4. Penyesuaian kembali :

Adaptasi dari tindakan yang beasal dari sekitar baik secara inter personal, intra personal
dan ektra personal. Faktor yang perlu diperhatikan adalah:

1. Fisiologi individu, fisika merujuk dari struktur dan fungsi tubuh


2. Psikologi individu, mengacu pada proses mental dan emosi
3. Sosial kultural, mengacu pada hubungan sosial / budaya
4. Perkembangan individu, merujuk kepada mereka yang terkait dengan proses
pembangunan selama usia
5. Spiritual, mengacu pada pengaruh keyakinan spiritual.

5. Asumsi Teori Betty Neuman

Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap
tekanan yaitu :

1. Manusia

Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan
merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikolois, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual.

2. Lingkungan

Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar
klien atau sistem klien.
3. Kesehatan

Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat yang merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau
mengatasi stressor.

6. Bentuk Logika Teori Betty Neuman

Bentuk logika teori Betty Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam
mengembangkan teori modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty
Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga
merupakan hasil pengamatan dan pengalaman selama bekerja dipusat kesehatan mental
keperawatan. Teori Betty Neuman pertama kali dipublikasikan tahun 1972. Model
keperawatan menurut Betty Neuman disebut The Neuman Health Care System yaitu
model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada
penekanan diri secara fleksibel (flexible line of difense) adalah dinamis dan dapat secara
cepat berubah pada periode singkat waktu atau normal (normal line of difense)
mempresentasikan kondisi kesetimbangan personal / kondisi adaptasi yang
dikembangkan atau dikelola tiap waktu dan dianggap normal oleh personal tersebut
maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.

Pada tahun 1989 Betty Neuman berpendapat bahwa ”Stressor mempengaruhi


keseimbangan homeostatis jika keseimbangan ini terganggu maka energi dikeluarkan
untuk mengatasinya”. Untuk membuat kehidupan menjadi seimbang, maka rangkaian
sistem tersebut harus menjadi interaksi antara sesama manusia. Interaksi ini akan
membuat seseorang meningkatkan ketahanan dalam kehidupannya. Dalam kehidupan
sehari-hari individu selalu berusaha mempertahankan dan memenuhi kebutuhan biologi,
psikologi dan sosial kultural. Adanya stress sebagai penyakit menyebabkan seseorang
bereaksi untuk mempertahankan kesehatannya melalui mekanisme pemecahan masalah
atau koping tertentu. Penyebab stressor dapat berasal dari diri sendiri, dari luar individu
atau karena interaksi dengan cara lain. Pada hubungan individu dengan stres, reaksinya
atas stres, dan faktor-faktor pemulihan kembali yang dinamis secara alamiah. Pemulihan
kembali (rekonstitusi) adalah kondisi adptasi terhadap pengidap stress. Model
keperawatan Betty Neuman yang diterima secara luas adalah komunitas keperawatan,
secara nasional atau internasional.

7. Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas Atau Keluarga

Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan
cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan
keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :

A. Intervensi yang bersifat promosi

Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat
fleksibel yang berupa :

1. Pendidikan kesehatan.
2. Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien
dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.

B. Intervensi yang bersifat prevensi

Dilakukan apabila garis pertahanan normal yang terganggu :

1. Deteksi dini gangguan kesehatan, Misalnya deteksi tumbuh kembang balita,


keluarga dll
2. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling
pra nikah.

C. Intervensi yang bersifat kuratif

Dilakukan apabila garis pertahanan yang terganggu.

D. Intervensi yang bersifat rehabilitatif

Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang
terganggu.
Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif untuk gagguan pada garis pertahanan
resisten dapat berupa:

1. Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat. Misal:


melatih klien duduk atau berjalan
2. Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah.
3. Melakukan kerja sama  lintas program  dan  lintas sektor untuk penyelesaian
masalah.
4. Melakukan rujukan keperawatan atau  non keperawata bisa lintas program dan
lintas sektor.

8. Aplikasi Penerapan Model Konseptual Betty Neuman

Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu komunitas
yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang
terdiri dari lima tahapan :

A. Pengkajian

Yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok adalah :

1. Care atau inti


2. Delapan sub sistem yang mempengaruhi komunitas, yaitu :
3. Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk.
4. Pendidikan komunitas. Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuannya.
5. Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
6. Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup menunjang
sehingga memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan.
7. Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
8. Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan di komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan penyakit.
9. Sistem ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan upah minimum  regional, dibawah atau diatas sehingga upaya pelayanan
ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi
masing-masing.
10. Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah terjangkau komunitas
atau tidak.

B. Diagnosis keperawatan komunitas dan kelompok

Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen :

1. P (problem atau masalah)


2. E (etilogi atau penyebab)
3. S (symptom atau menifestasi/ data penunjang)

C. Perencanaan

Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :

1. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskuler


2. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi
3. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler melalui
pemeriksaan tekanan darah
4. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang
berisiko
5. Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk
memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila menjadi penyebab stressor
6. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan

D. Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
sifatnya :

1. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler di


komunitas
2. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan
peningkatan kesehatan
3. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
kardiovaskuler
4. Sebagai advokat komunitas yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.

E. Evaluasi dan penilaian

1. Menilai respons verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi


2. Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.

9. Mengintegrasikan Model Sistem Neuman dengan Konsep Duka Cita

Model Sistem Neuman (1982) dapat digunakan untuk menjelaskan kerangka konsep duka
cita. Variabel yang tidak bisa dipisahkan dalam sistem klien, yaitu : fisiologis, psikilogis,
rohani, perkembangan, dan sosial budaya, dapat digunakan untuk menguraikan atribut
dari duka cita. Kehilangan di masa lalu dapat dijelaskan sebagai sebuah stressor, dan
akibat dari duka cita diartikan sebagai suatu proses yang serupa dengan konsep Neuman
yaitu rekonstitusi. Intervensi untuk membantu klien dalam menghadapi pengalaman duka
cita dapat dikatagerikan sebagai upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier
(Reed,2003).

Penggunaan terminologi dari teori Neuman untuk menguraikan konsep duka cita dimulai
dengan terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul
sebelumnya. Dalam terminologi Neuman, kejadian di masa lalu merupakan stressor, dan
dalam kasus duka cita, stressor adalah perasaan kehilangan. Perasaan kehilangan mugkin
bersifat intra-personal (misalnya : kehilangan salah satu anggota badan. Kehilangan peran
atau fungsi), interpersonal (misalnya : berpisah dengan pasangannya, anak, atau
orangtua), atau ekstra-personal (misalnya : hilangnya pekerjaan, rumah, atau hilangnya
limgkungan yang dikenal).Neuman (1995) menyatakan bahwa dampak dari stressor dapat
didasarkan pada dua hal, yaitu : kekuatan stressor dan banyaknya stressor.

Modifikasi terhaap respon duka cita diidentifikasi sebagai kombinasi dari beberapa
pengalaman yang bersifat individual dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdiri dari
hubungan antara orang yang berduka dengan objek yang hilang, sifat alami dari
kehilangan, dan kehadiran sistem pendukung (support system). Faktor-faktor lain
memiliki efek yang kuat pada perasaan duka cita, seeperti penglaman individu yang sama
sebelumnya,kepercayaan spiritual dan budaya yang dianut. Penjelasan mengenai
modofikasi respon duka cita sama halnya dengan gagasan Neuman mengenai interaksi
antar variabel (fisik, psikologis, sosial budaya, perkembangan , dan rohani). Kombinasi
beberapa variabel yang unik pada diri seseorang (pengalaman sebelumnya dengan duka
cita, nilai-nilai, kepercayaan spiritual, status fisiologis, batasan sosial budaya, dan yang
lainnya) dapat dibandingkan dengan variabel-variabel yang menyusun garis pertahanan
normal (normal lines of defense) dan garis perlawanan. Masing-masing garis pertahanan
dan garis perlawanan memodifikasi pada tingkatan tertentu dimana stressor mempumyai
efek yang negatif pada diri seseorang. Garis pertahanan normal membantu sistem klien
untuk menyeduaikan dengan stres akibat kehilangan ; garis perlawanan bertindak sebagai
kekuatan untuk membantu klien kembali ke kondisi yang stabil. Faktor yang lain, seperti
pengalaman individu sebelumnya dengan perasaan kehilangan dan duka cita, budaya, dan
kepercayaan religius menjadibagian dari struktur dasar individu. Garis pertahanan dan
perlawanan melindungi struktur dasar dari gangguan stres yang menimpa individu (Reed,
1993).

10. Analisa
a. Analisis Internal

1. Asumsi didefinisikan sebagai dalil yang diterima tanpa harus dibuktikan,


beberapa tipe asumsi, tetapi asumsi dengan banyak kesesuaian antara implisit dan explicit
. secara garis besar asumsi diidentifikasi Neuman sebagai berikut :
2. Setiap orang adalah individual unik dengan range respon yang normal.
Beberapa tipe stressor mungkin dalam garis keseimbangan individual ( garis   pertahanan
normal ). Stressor alamiah mungkin berdampak keluar yang mana seseorang mungkin
menggunakan garis pertahanan yang flexible.
suatu waktu manusia dalam respon normal yang mana mereka dalam garis pertahanan
normal.
3. Garis pertahanan flexible adalah system reaksi yang digunakan untuk pertahanan
stressor, ketika garis pertahanan flexible tidak dapat digunakan untuk pertahanan stressor,
stressor mempengaruhi keseimbangan seseorang.
4. Garis pertahanan internal individu stabil dan menghasilkan individu yang normal.
Kesakitan adalah hubungan yang dinamis antara fisiologi, psikologi, sosio budaya dan
perkembangan status.
5. Pencegahan utama/primer adalah mengidentifikasi dan semua faktor resiko
berhubungan dengan stressor.
6. Pencegahan sekunder berhubungan dengan gejala dan stretegi intervensi.
7. Pencegahan tersier berhubungan dengan adaptasi atau hasil rekontruksi.

Asumsi direfleksikan dalam element dasar pada modul ini. System klien dalam intraksi
dengan lingkungan. Dalam perawatan kesehatan professional dapat dari sebuah model
yan spesifik yang mana intervensi antara stressor dan klien, contoh seorang terapi fisik
mungkin mengindentifikasi stressor akan mempengaruhi otot atau tolong maka intervensi
spesifik akan diatur dari pengetahuan.

Beberapa implikasi dapat diasumsikan lebih baik, contoh individu klien mempunyai nilai
dan usaha stabilitas atau kesehatan yang prima. Kesehatan professional klien lebih baik
mempunyai respon yang besar untuk status kesehatan ini. Tambahan, perawatan
kesehatan professional adalah dapat membantu klien mencapai dan bertahan dalam
kondisi sehat.

Komunitas dan keluarga yang direferensikan Neuman, tetapi dapat diasumsikan hanya
untuk klien. Neuman mempunyai pernyataan walaupun mengasumsikan konssep yang
original dalam terminology klien. Dia berharap akan meluaskan. Dia percaya mereka
menampilkan yang lebih baik dalam system yang lain. Asumsi untuk system perawatan
kesehatan yang lebih besar yaitu komunitas atau keluarga menjadi petunjuk, contoh
neuman melaporkan dari Ontorio Canada dan propinsi Manitoba mempunyai kreteria
dasar untuk praktek perawatan kesehatan masyarakat dalam system model Neuman, yang
mana sukses dalam implementasi ( Neuman, kominikasi personal ).
b. Analisis Konsep Keperawatan menurut Neuman

Keperawatan memperhatikan semua hal dan stressor-stressor pontensial kaitannya dengan


penggunaan pengaruh dan potensial dampak stressor lingkungan.
Tujuan Keperawatan adalah menjaga stabilitas system klien, membantu klien untuk
mengurus diri yang mana hal – hal sebagai persyaratan untuk mencapai tahap kesehatan
yang optimum. Memfasilitasi kesehatan yang optimum untuk pasien melalui memperkuat
atau memelihara stabilitas system klien.

Sehat Adalah keadaan baik. Sehat adalah suatu titik yang bergerak pada rentang
negentrophy paling besar ke entrophy maksimum. Saat semua bagian pada klien berada
dalam keadaan harmonis atau seimbang ketika semua dibutuhkan untuk bertemu,
kesehatan optimal tercapai. kesehatan adalah juga energi.

Manusia terdiri dari Fisiologi, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.


Diwakili untuk struktur sentral, garis pertahanan dan garis perlawanan.
Klien adalah manusia yang diancam atau diserang oleh stressor lingkungan.

Lingkungan adalah semua faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi klien dan
system klien. Tiga type lingkungan yang telah diidentifikasi ; internal, eksternal dan ,
lingkungan yang diciptakan. Stressor adalah bagian dari lingkungan, lingkungan internal
berisi dalam batas system klien. Lingkungan eksternal berisi kekuatan-kekuatan diluar
system klien. Lingkungan yang diciptakan merupakan mobilisasi yang tidak disadari
klien terdiri dari struktur komponen-komponen sebagai faktor energi, stabilitas dan
integritas.

Masalah keperawatan merupakan kesehatan system klien yang terancam atau manifestasi
aktual respon terhadap stressor

Proses Keperawatan Neuman menggambarkan 3 langkah fokus : diagnosa keperawatan,


tujuan keperawatan dan hasil.
Intervensi keperawatan adalah intervensi yang diidentifikasi oleh Neuman, yaitu tiga
komponen tipologi intervensi : tahap pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Rekontitusi merupakan bagian dari tahap pencegahan tersier

c. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Konsep

1. Kekuatan
2. Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan dalam semua  
penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik. Diagram ini
mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan tantangan – tantangan untuk
pertimbangan.
3. Model system Neuman lebih flexible bias digunakan pada area keperawatan,
pendidikan dan pelatihan keperawatan
4. Kelemahan
5. Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, sehingga
untuk profesi keperawatan menjadi tidak spesifik.
6. Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal masih
dirasakan belum ada perbedaan yang jelas.
7. Model system Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat –klien,
padahal hubungan perawat klien merupakan domain penting dalam Asuhan Keperawatan

11. Paradigma Keperawatan menurut Betty Neuman (System Model)

1. Manusia :

Fokus model Neuman ini didasarkan pada philosophy bahwa manusia dipandang secara
total sebagai suatu sistem yang multidimensional. 5 variabel subsistem manusia adalah :

1. Fisiologi : merupakan struktur fisik dan biokimia serta fungsi tubuh manuasia
2. Psikologis : adalah proses mental dan emosional manusia
3. Sosio kultural : hubungan antara manusia, culture yang mendasari dan
mempengaruhi aktivitas manusia
4. Spiritual : kepercayaan
5. Perkembangan : segala sesuatu proses yang berhubungan dengan perkembangan
manusia sepanjang siklus kehidupannya
6. Lingkungan :

Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun
eksternal, dimana di dalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia
meliputi intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi
stabilitasnya sebagai suatu sistem. Neuman mengidentifikasi 3 jenis lingkungan :

1. Lingkungan internal : adalah yang terdapat di dalam diri masing-masnig individu


2. Lingkungan eksternal : segala sesuatu yang berada di lluar diri individu
3. Created environment (lingkungan yang diciptakan ) diartikan sebagai lingkungan
yang terbentuk dan berkembang tanpa disadari oleh klien dan merupak simbol sistem
secara keseluruhan
4. Kesehatan :

Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat keserasian
pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien. Menurutnya, sistem klien akan
bergeser ke arah sakit dan kematian ketika banyak energi yang dibutuhkan tidak
terpenuhi, sedangkan sistem akan begeser ke arah kesehatan apabila energi yang
dibutuhkan terpenuhi (Neuman, 1995).

1. Keperawatan :

Neuman memandang keperawatan sebagai suatu profesi yang unik yang


konsentrasi/perhatiannya adalah terhadap semua variabel dalam diri klien disertai respon
individu saat menghadapi suatu stressor.

Keperawatan didefenisikan sebagai suatu tindakan untuk membantu individu, keluarga


dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (tercapainya stabilitas
sistem individu untuk menurunkan stressor melalui serangkaian tindakan keperawatan
BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi
dan management, bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang
bersangkutan.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu
saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan.
Model konseptual keperawatan kesehatan jiwa terdiri dari 8 model yang
terdiri dariModel Psikoanalisa, Model Perilaku, Model Eksistensi, Model
Interpersonal, Model Medikal, Model Komunikasi, Model Keperawatan, dan
Model Sosial.

B.       SARAN
1.    Mahasiswa
Makalahinisangatbagusuntukdibacasebagaipedomankitadalammemahamiteo
ripeplau mengenai konseptual model keperawatan jiwa
interpersonal,Sehinggakedepannantikitabisaberkerjadenganbaik,danhubungan
interpersonal yang kitalakukanbaik.Sehinggakita bisa memberikankeperawatan 
yangbaikkepadapasien.

2.    Perawat
Diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai macam
model keperawatan jiwa yang dapat diterapkan kepada pasien.
3.    Pelayanan kesehatan
Diharapkan dapat melayani dan menangani klien yang mengalami gangguan
psikososial maupun gangguan jiwa
DAFTAR PUSTAKA

Stuart Gail. 2007 . buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:EGC


Suliswati dkk. 2005. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:EGC
Isaacs ann. 2005.panduan belajar keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatri edisi 3.
Jakarta:EGC

Yosep Iyus. 2009.keperawatan jiwa.bandung:Refika aditama


Stuart dan sundeen’s.1998.principle practice of psychiatric nursing sixth edition.  St
Louis, missour:mosby-year book

Stuart dan larai.2001.principles and practice of psychiatric nursing. St Louis mossour :


westline industrial drive

Budi Anna Keliat, dkk 1998. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:EGC


Christensen,P. J. dan Kenney, J.W. (2009), Proses keperawatan Aplikasi Model
Konseptual, Ed.4, Jakarta, EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika

Zaidin, Ali. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

Anda mungkin juga menyukai