Anda di halaman 1dari 19

TEORI MODEL KEPERAWATAN MEDELEINE LEININGER

OLEH:

Kelompok 2

RINI ASTARI
LPT.16202221
REVADILLA
LPT.16202219
RISKA ARNINDA
LPT.16202223
SRI DIAN NANDA SAPUTRI
LPT.16202227
SYIFA SALSABILAH
LPT.16202230

AKADEMI KEPERAWATAN LAPATAU BONE

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam atas

segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan

sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan

nabi Muhammad SAW. Makalah dengan judul “Teori Model Keperawatan

Medeleine Leininger” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran

“Konsep Dasar Keperawatan”. Meski telah kami susun seUntuk Mengetahuira

maksimal, akan tetapi kami sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa

makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik

dari pembaUntuk Mengetahui agar kami dapat mengambil pelajaran sehingga

hasil penulisan kami selanjutnya dapat lebih baik lagi. Demikianlah yang dapat

kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu

memberikan manfaat kepada setiap pembaca. Dan bernilai ibadah disisi Allah

SWT.

Watampone, 1 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori dan Model Konsep Keperawatan.............................. 3

B. Komponen dan Kerangka Teori Keperawatan......................................4

C. Tujuan dan Teori Keperawatan............................................................7

D. Tingkatan Teori Keperawatan...............................................................8

E. Model Keperawatan Medeleine Leininger..........................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................14

B. Saran.................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam


melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori
keperawatan yang telah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat
suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang
nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian
yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang bukti seUntuk
Mengetahuira langsung. Sedangkan yang dimaksud dengan teori keperawatan
adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu
model konsep dalam keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan
dalam menentukan model praktek keperawatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas Penulis mendapatkan beberapa


Rumusan Masalah Diantaranya :

1. Bagaimana Pengertian Teori dan Model Konsep Keperawatan?


2. Bagaimana Komponen dan Kerangka Teori Keperawatan?
3. Bagaimana Tujuan dan Teori Keperawatan?
4. Bagaimana Tingkatan Teori Keperawatan?
5. Bagaimana Model Keperawatan Medeleine Leininger?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan Rumusan masalah diatas penulis memberikan tujuan


penulisan diantaranya:

1
1. Untuk Mengetahui Pengertian Teori dan Model Konsep

Keperawatan

2. Untuk Mengetahui Komponen dan Kerangka Teori Keperawatan

3. Untuk Mengetahui Tujuan dan Teori Keperawatan

4. Untuk Mengetahui Tingkatan Teori Keperawatan

5. Untuk Mengetahui Model Keperawatan Medeleine Leininger

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori dan Model Konsep Keperawatan

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep
tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai
suatu pedoman dalam penelitian
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil
asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori keperawatan menurut
Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Menurut Newman (1979), ada tiga cara pendekatan
dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori-
teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-
teori ini kedalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam
rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan serta menciptakan
suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan.
Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan
pengetahuan yang di harapkan dapat membantu dan mengembangkan praktek
keperawatan dan pendidikan keperawatan.

3
B. Komponen dan Kerangka Teori Keperawatan
Dalam Keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari
teori-teori keperawatan atau paradigm keperawatan. Empat Komponen tersebut
meliputi: Manusia, Keperawatan, Lingkungan dan Kesehatan.
1. Konsep Manusia
Manusia adalah mahluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh,
dalam arti merupakan satu kasatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta
unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuia tingkatan
perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan,1992).
Manusia sebagai makhluk hidup (bio) memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: memiliki sekumpulan organ tubuh beserta fungsinya,
berkembangbiak dan berkembang. Manusia sebagai makhluk psiko
mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Manusia
mempunyai kemampuan berpikir, kesadaran pribadi dan kata hati (perasaan).
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari orang lain, berinteraksi
dengan orang laindan tidak dapat terlepas dari lingkungannya. Sedangkan
sebagai makhluk spiritual, manusia mempunyai hubungan dengan kekuatan di
luar dirinya, hubungan dengan Tuhannya, dan mempunyai keyakinan dalam
kehidupannya.
Abraham Maslow (1908-1970), merumuskan suatu teori tentang
kebutuhan dasar manusia yang dapat digunakan oleh perawat untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dasar
daripada kebutuhan lainnya.
2. Kesehatan
Pengertian sehat pada setiap individu berbeda-beda dan setiap orang
mempunyai konsep yang tergantung dari sudut pandang dan latar belakang
dan tingkat sosial seseorang dalam mengartikan sehat. Untuk memudahkan

4
dan memahami tentang konsep sehat sangat diperlukan memberikan arti sehat
secara luas yang sering dinamai sebagai paradigma sehat. Paradigma sehat
adalah cara pandang atau pola pikir seseorang tentang kesehatan yang bersifat
holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai
masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas
sektoral, yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan
perlindungan terhadap penyakit agar tetap sehat dan bukan hanya
penyembuhan yang sakit.
Menurut WHO (1974), sehat adalah suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Definisi sehat ini mempunyai tiga karakter yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle, 1994), yaitu:
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sedangkan pengertian sehat menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai sutu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-
unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan
bagian integral kesehatan (Depkes RI, 1992). Keadaan sehat individu dapat
dimanesfetasikan dalam dan terlihat dalam beberpa aspek sebagai berikut:
a. Kesehatan fisik: Individu merasa terbebas dari sakit atau tidak adanya
keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.
b. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,
emosional, dan spiritual. Pikiran sehat terlihat dari cara berpikir atau
jalan pikiran. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang
untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir,

5
sedih dan sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari
caramengekspresikan rasa syukur, pujian kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
c. Kesehatan sosial: seseorang mampu berhubungan baik dengan orang
lain atau kelompok lain tanpa membedakan ras, suku, agama atau
kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta
saling toleran dan menghargai.
d. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa)
produktif (mampu menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong
kehidupannya atau keluarganya secara finansial).
3. Lingkungan
Lingkungan adalah unsur keempat dariparadigm keperawatan.
Lingkungan dalam paradigma keperawatan diartikan sebagai agregat dari
seluruh kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan klien. Lingkungan secara umum dapat dibedakan menjadi dua
lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik.
a. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar
manusia. Lingkungan fisik ini meliputi banyak hal seperti cuaca,
musim, keadaan geografis, struktur geologis, dan lain-lain.
b. Lingkungan non-fisik, yaitu lingkungan yang muncul akibat adanya
interaksi antar manusia. Lingkungan non-fisik ini meliputi sosial-
budaya, norma, nilai, adat istiadat, dan lain-lain.
4. Keperawatan
Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu yang mencakup berbagai
konsep dan keterampilan yang terkait dengan berbagai disiplin ilmu. Ilmu
keperawatan digunakan untuk membantu individu dengan proses yang unik,
yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang bertujuan untuk
penyembuhan penyakit, membantu klien mendapatkan kembali kemandirian,
bahkan membantu klien mendapatkan kematian yang damai.

6
Keperawatan merupakan unsur dasar paradigma keperawatan, yang
diberikan dalam bentuk layanan kesehatan profesional. Sesuai dengan hasil
kesepakatan lokakarya keperawatan nasional tentang konsep keperawatan
yaitu, Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan
bio-psiko-sosio- spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan masyarakat (Lokakarya Keperawatan
Nasional,1983).
Layanan keperawatan sebagai bagian integral dari layanan kesehatan
memiliki kedudukan yang sama dengan profesi kesehatan lain (misal dokter)
yaitu sebagai mitra. Keadaan ini didukung dengan keilmuan keperawatan
yang memiliki batang tubuh keilmuan tersendiri, selain itu keperawatan juga
memiliki bentuk pelayanan yang khas dan unik.

C. Tujuan dan Teori Keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagin kunci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin
dicapai, diantaranya:

1.      Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan


tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik
untuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai
permasalahan dapat teratasi.
2.      Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan.

7
3.      Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4.      Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan
keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.

D. Tingkatan Teori Keperawatan.


1. Nursing Philosophy (Filosofi Keperawatan)
Mengekspresikan arti dari keperawatan dan fenomena keperawatan
Memberikan:
a. perspektif untuk praktik melalui indentifikasi fokus dan tujuan dari
praktik
b. perspektif untuk riset dengan mengidentifikasi fenomena sentral bagi
keperawatan
Contoh:
a. Nightingale’s Philosophy of Nursing Practice
b. Watson’s Philosophy and Science of Caring
c. Benner’s Philosophy of Nursing Practice
2. Conceptual Model (Model Konseptual)
Satu set konsep yang saling berhubungan satu dengan yang lain digunakan
untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi hubungan antar fenomena
,Lebih abstrak dari teori, Menggunakan symbol atau diagram untuk
merepresentasikan ide ,kemudian Menjadi pendahulu (precursor) bagi grand
theory atau middle-range theory dan Setiap Model Konseptual mendefinisikan
metaparadigma dengan cara yang berbeda-beda.
Contoh Model Konseptual Keperawatan:
a. Orem Self-Care Model
b. Roy Adaptation Model

8
c. Levine Conservation Model
d. Betty Newman System Model
e. Conceptual System Imogene King
3. Grand Nursing Theory
Untuk memahami tingkatan ini berikut poin poin penjelasan singkatnya:
a. Fokusnya luas dan umum
b. Berhubungan dengan konsep yang tidak spesifik dan relatif abstrak
c. Konsep yang ada dalam grand theory kurang didefinisikan secara
operasional
d. Grand theory tidak bisa di test/ukur secara langsung
e. Dapat digunakan pada berbagai populasi
Contoh Grand Nursing Theory
a. Culture Care Theory Leininger
b. Transitions Theory Meleis
c. Health Promotion Model Pender
d. Theory of Nursing as Caring Boykin & Schoenhofer
4. Middle Range Theory
Untuk memahami tingkatan ini berikut poin poin penjelasan singkatnya:
a. Mempunyai target fenomena atau konsep yang spesifik, seperti nyeri,
stress.
b. Lingkupnya sempit, tetapi cukup umum untuk memfasilitasi riset
c. Terkait dengan konsep yang kongkrit dan relatif operasional, bisa
diukur/di tes secara langsung
d. Teori ini sangat spesifik bagi keperawatan, relatif simpel untuk
dimengerti, dan diaplikasikan
e. Mencoba menggambarkan, menjelaskan, atau memprediksi fenomena
tertentu dalam praktik klinik

9
Contoh Middle Range Theory
a. Theory of Comfort Kolcaba
b. Theory of Caring Swanson
c. Theory of Self Transcendence Pamela Reed
d. Theory Maternal Role Attainment- Becoming A Mother Ramona
Mercer
e. Peaceful End of Life Theory Ruland & Moore

E. Model Keperawatan Medeleine Leininger


Teori ini diambil dari disiplin ilmu antropologi dan keperawatan. Ia
mendefinsikan keperawatan transkultural sebagai bagian utama dari keperawatan
yang berfokus pada studi perbandingan dan analisa perbedaan budaya serta bagian
budaya di dunia dengan tetap menghargai nilai-nilai asuhan, pengalaman sehat sakit
dan juga kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat.
1. Konsep Utama dan definisi teori Leininger.
a. Care mengacu kepeada suatu fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan
dengan pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan pemberian
pengalaman maupun perilaku kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya
dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi maupun cara hidup manusia.
b. ”Caring”, mengacu kepada suatu tindakan dan aktivitas yang ditujukan secara
langsung dalam pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan individu
lain dan kelompok didalam memenuhi kebutuhannya untuk memperbaiki
kondisi kehidupan manusia atau dalam menghadapi kematian.
c. Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis nilai,
keyakinan, norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang
memberikan arahan kepada cara berfikir mereka, pengambilan keputusan, dan
tindakkan dalam pola hidup.
d. Perawatan kultural mengacu kepada pembelajaran subjektif dan objektif dan
transmisi nilai, keyakinan, pola hidup yang membantu, mendukung,

10
memfasilitasi atau memungkinkan ndividu lain maupun kelompok untuk
mempertahankan kesjahteraan mereka, kesehatan, serta untuk memperbaiki
kondisi kehidupan manusia atau untuk memampukan manusia dalam
menghadapi penyakit, rintangan dan juga kematian.
e. Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu kepada
variabel-variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun
simbol perawatan di dalam maupun diantara suatu perkumpulan yang
dihubungkan terhadap pemberian bantuan, dukungan atau memampukan
manusia dalam melakukan suatu perawatan.
f. Cultural care universality (Kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada
suatu pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman ang
paling dominan, pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup atau simbol-simbol yang
dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan serta mereflesikan pemberian
bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh suatu cara yang memungkinkan
untuk menolong orang lain (Terminlogy universality) tidak digunakan pada
suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan.
g. Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi
keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena
perawatan manusia yang bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan,
menfasilitasi, atau memampukan individu maupun kelompok untuk
memperoleh kesehatan mereka dalam suatu cara yang menguntungkan yang
berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar mampu
menghadapi rintangan dan kematian.
h. Pandangan dunia mengacu kepada cara pandang manusia dalam memelihara
dunia atau alam semesta untuk menampilkan suatu gambaran atau nilai yang
ditegakkan tentang hidup mereka atau lingkungan di sekitarnya.
i. Dimensi struktur sosial dan budaya mengacu pada suatu pola dinamis dan
gambaran hubungan struktural serta faktor-faktor organisasi dari suatu bentuk
kebudayaan yang meliputi keagamaan, kebudayaan, politik, ekonomi,

11
pendidikan, teknologi , nilai budaya dan faktor-faktor etnohistory serta
bagaimana faktor-faktor ini dihubungkan dan berfungsi untuk mempengaruhi
perilaku manusia dalam lingkungan yang berbeda.
j. Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau
pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia,
interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial
politik, dan atau susunan kebudayaan.
k. ”Etnohistory ” mengacu kepada keseluruhan fakta-fakta pada waktu yang
lampau, kejadian-kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan
serta suatu institusi yang difokuskan kepada manusia/masyarakat yang
menggambarkan, menjelaskan dan menginterpretasikan cara hidup manusia
dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam jangka waktu yang panjang
maupun pendek.
l. Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada pembelajaran
kultural dan transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan tradisonal untuk memberikan
bantuan, dukungan atau memfasilitasi tindakan untuk individu lain, kelompok
maupun suatu institusi dengan kebutuhan yang lebih jelas untuk memperbaiki
cara hidup manusia atau kondisi kesehatan ataupun untuk menghadapi
rintangan dan situasi kematian.
m. Sistem perawatan profesional mengacu kepada pemikiran formal,
pembelajaran, transmisi perawatan profesional, kesehatan, penyakit,
kesejahteraan dan dihubungkan dalam pengetahuan dan keterampilan praktek
yang berlaku dalam institusi profesional biasanya personil multi disiplin untuk
melayani konsumen.
n. Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara
kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu
maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari,
keuntungan dan pola hidup

12
o. Mempertahankan perawatan kultural mengacu kepada semua bantuan,
dukungan, fasilitas atau pengambilan keputusan dan tindakan profesional
yang memungkinkan yang dapat menolong orang lain dalam suatu
kebudayaan tertentu dan mempertahankan nilai perawatan sehingga mereka
dapat memperthanakan kesejahteraannya, pulih dari penyakit atau
menghadapi rintangan mapun kematian.
p. Negosiasi atau akomodasi perawatan kultural mengacu pada semua bantuan,
dukungan, fasilitas, atau pembuatan keputusan dan tindakan kreatifitas
profesional yang memungkinkan yang menolong masyarakat sesuai dengan
adaptasi kebudayaan mereka atau untuk bernegosiasi dengan fihak lain untuk
mencapai hasil kesehatan yang menguntungkan dan memuaskan melalui
petugas perawatan yang profesional 
q. Restrukturisasi perawatan transkultural mengacu pada seluruh bantuan,
dukungan, fasilitas atau keputusan dan tindakan profesional yang dapat
menolong klien untuk mengubah atau memodifikasi cara hidup mereka agar
lebih baik dan memperoleh pola perawatan yang lebih menguntungkan
dengan menghargai keyakinan dan nilai yang dimiliki klien sesuai dengan
budayanya.
r. Perawatan kultural yang konggruen mengacu kepada kemampuan kognitif
untuk membantu, mendukung, menfasilitasi atau membuat suatu keputusan
dan tindakan yang dapat memperbaiki kondisi individu, atau kelompok
dengan nilai budaya, keyakinan dan cara hidup yang berbeda, yang bertujuan
untuk memperoleh kesejahteraan dan kesehatan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau
pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Dalam Keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari
teori-teori keperawatan atau paradigm keperawatan. Empat Komponen tersebut
meliputi: Manusia, Keperawatan, Lingkungan dan Kesehatan.
Adapun tujuan keperawatan adalah untuk memberikan asuhan praktik keperawatan
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat
maupun sakit untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dan mencakup proses
kehidupan manusia. Tingkatan Teori Keperawatan ada empat yakni Nursing
Philosophy (Filosofi Keperawatan), Conceptual Model (Model Konseptual), Grand
Nursing Theory dan Middle Range Theory.
Model Keperawatan Medeleine Leininger, Teori ini diambil dari disiplin ilmu
antropologi dan keperawatan. Ia mendefinsikan keperawatan transkultural sebagai
bagian utama dari keperawatan yang berfokus pada studi perbandingan dan analisa
perbedaan budaya serta bagian budaya di dunia dengan tetap menghargai nilai-nilai
asuhan, pengalaman sehat sakit dan juga kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat.

14
B. Saran

Makalah ini masih berada di bawah kata sempurna maka dari itu penulis

berharap pembaca memberikan saran maupun kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini dan demi bergunanya makalah ini di masa yang

akan dating.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC, 2008.

Carol Taylor, Carol Lillis. Fundamentals of Nursing : the art and science of nursing
care. Vol I 3ed , Philadelphia, Lippincott. 1997.

Leninger, M. diambil pada 1 November 20022 dari


http://en.wikipedia.org/wiki/Madeleine Leininger.

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKes KUSUMA HUSADA


SURAKARTA 2018, MODUL AJAR KONSEP DASAR KEPERAWATAN,
2018.

YUNIKE dkk. KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Sumatera Barat: PT GLOBAL


EKSEKUTIF TEKNOLOGI. 2022.

16

Anda mungkin juga menyukai