Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA


TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN JIWA

Oleh :

1. Putu Candra Pradnyasari P07120216041


2. Ni Putu Rika Umi Krismonita P07120216042
3. Komang Sutha Jaya P07120216043

PROFESI NERS

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya

sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami

mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun

materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar

makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 29 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3

A. Perspektif Keperawatan Jiwa........................................................................3

B. Trend dan Issu Keperawatan Jiwa................................................................6

BAB III SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................13

A. Simpulan.....................................................................................................13

B. Saran............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori perspektif banyak perspektif teoritis pada keluarga yang tersedia

untuk membimbing masyarakat praktik keperawatan keluarga dan komunitas.

Tidak mengejutkan, model keperawatan bagi keluarga mencerminkan dua

pemikiran dalam komunitas atau keperawatan ( kesehatan) masyarakat hari

ini. Beberapa pandangan mendukung bahwa keluarga ialah unit perawatan,

dan masyarakat ialah konteks, sedangkan yang lain fokus pada komunitas

sebagai klien dan melihat keluarga sebagai subunit. Zerwekh (1991) Model

Keluarga sebagai pemberi perawatan merupakan Perawatan

Kesehatan yang menguraikan kerangka kerja yang mendukung untuk

menyediakan perawatan keluarga dalam sebuah masyarakat. Sedangkan

Model kesehatan masyarakat sebagai fungsi yaitu memberikan panduan dalam

penyediaan perawatan bagi keluarga dan pandangan keluarga sebagai klien

dalam masyarakat dan keluarga sebagai bagian dari masyarakat klien

Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang

signifikan di dunia. Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta

orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 27 orang

terkenaskizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Tren ini juga

terjadi diIndonesia. Melihat dari berbagai faktor biologis, psikologis

dan sosialdengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus

gangguan jiwaterus bertambah yang berdampak pada penambahan

1
beban Negara danpenurunan produktivitas manusia untuk jangka

panjang.Data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi gangguan

mentalemosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan

kecemasanuntuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang

atau 6% darijumlah penduduk di Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan

jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau

sebanyak 1,7%per 1.000 penduduk. Kesehatan jiwa menurut undang-

undang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Perspektif dari Keperawatan Jiwa?
2. Bagaimanakah Trend Dan Issue Keperawatan Jiwa?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Perspektif Keperawatan Jiwa

2. Untuk mengetahui Trend Dan Issue Keperawatan Jiwa

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perspektif Keperawatan Jiwa


1. Pengertian Keperawatan Jiwa
Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya untuk
meningkatkan dan mempertahankan fungsi yang terintegrasi. Keperawatan
jiwa merupakan bidang spesialisasi praktik keperawatan yg menerapkan teori
perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik sebagai kiatnya (ANA).
Menurut Dorothy , Cecilia : keperawatan kesehatan jiwa merupakan
“proses dimana perawat membantu individu / kelompok dalam
mengembangkan konsep diri yang positif , meningkatkan pola hubungan
antar pribadi yang lebih harmonis serta agar lebih berproduktif di
masyarakat.”
Menurut Stuart Sundeen : keperawatan mental ialah “ proses interpersonal
dalam meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada
fungsi integrasi. Pasien tersebut bisa individu, keluarga,kelompok,organisasi
atau masyarakat. Tiga area praktik keperawatan mental yaitu perawatan
langsung , komunikasi , management.”

2. Model-Model Keperawatan Jiwa


a. Model Psikoanalisa
1. Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud
yang meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan
pada perkembangan pada anak.
2. Proses terapi
a. Memakan waktu yang lama
b. Memanfaatkan tehnik asosiasi bebas dan analisa mimpi”
3. Peran pasien dan terapis

3
b. Model Interpersonal
1. Konsep
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan
Peplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Dalam proses
interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :
a) Orientasi
b) Identivikasi
c) Eksplorasi
d) Resolusi

2. Proses terapi

a) Mengeksplorasi proses perkembangan

b) mengoreksi pengalaman interpersonal

c) reduksi

d) mengembangkan hubungan saling percaya

3. peran pasien dengan terapis

a) pasien : menceritakan ansietas dan perasaan

b) terapis : menjalin hubungan akrab dengan pasien


denganmemanfaatkan empati

c. Model Eksistensi

1. Konsep

Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika


individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya.

2. Proses terapi

a) Rational emotive therapy

b) Terapi logo

c) Terapi realitas

4
3. Peran pasien perawat

a) Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan


serta dalam suatu pengalaman berarti untuk mempelajari tentang
dirinya yang sebenarnya

b) Terapis :

1. Membantu pasien untuk mengenali diri

2. Mengklarifikasi realita dari suatu situasi

3. Mengenali pasien tentangperasaan tulus

4. Memperluas kesadaran diri pasien

4. Model Komunikasi

1. Konsep

Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan


tidak dikomunikasikan dengan jelas.

2. Proses terapi

a) Memberi umpan balik dan klarifikasi kasus

b) Memberi penguatan untuk komunikasi yg efektif

c) Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yg tidak efektif

d) Melakukan analisa proses interaksi

3. Peran pasien terapis

a) Pasien :

memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja untuk


mengklarifikasi komunikasinya sendiri , memvalidasi peran dari
oarang lain.

b) Terapis :

5
menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan
mengajarklan prinsip komunikasi yang baik.

5. Model Keperawatan

1. Konsep

Teori ini mempunyai pandangan bahwa asuhan keperawatan berfokus


pada respon individu terhadap kasus kesehatan yang actual dan potensial
denagan model pendekatan berlandaskan teori sistem , teori perkembangan
, teori interaksi , pendekatan holistik & teori keperawatan. Fokus pada :

a) Rentang sehat sakit

b) Teori dasar keperawatan

c) Tindakan keperawatan

d) Hasil tindakan

2. Proses terapi

a) Proses keperawatan

b) Terapi keperawatan : terapi modalitas

3. Peran pasien & terapis

a) Pasien : mengemukakan kasus

b) Terapis : memfasilitasi & membantu menyelesaikan

B. Trend dan Issue Keperawatan Jiwa

1. Definisi Trend dan Issu


a. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sanat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambar ataupun informasi
yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan
masayarakat.Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak
orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Beberpa contoh trend
pada kesehatan jiwa, antara lain :

6
1. Penggunaan Narkoba bagi generasi muda
Banyak alasan mengapa narkoba diantaranya agar dapat diterima oleh
lingkungan, mengurangi stres, mengurangi kecemasan, agar bebas dari
murung, mengurangi keletihan, dan mengatasi masalah pribadi. Akan tetapi,
terlepas dari semua itu, remaja memakai narkoba karena narkoba membuatnya
merasa nikmat, enak, dan nyaman pada awal pemakaian. Alasan remaja
memakai narkoba dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Anticipatory beliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba,
orang akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan
sebagainya.
b. Relieving beliefs, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan
untuk mengatasi ketegangan, \cemas, dan depresi akibat stresor
psikososial.
c. Facilitative atau permissive beliefs, yaitu keyakinan bahwa pengguna
narkoba merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman
atau perubahan nilai, sehingga dapat diterima.
Jadi, penggunaan narkoba berawal dari persepsi, anggapan, atau keyakinan
keliru yang tumbuh di masyarakat. Maka tidak mau memahami atau tidak mau
menerima kenyataan dan fakta yang dapat dibuktikan secara ilmiah dan sah
menurut hukum.
Mengapa Remaja Menyalahgunakan Narkoba ?
1. Budaya Mencari Kenikmatan Sesaat (Hedonistik)
Dewasa ini masyarakat cenderung mudah memakai obat untuk mengubah
suasana hati, sehingga pemakaian jenis narkoba diterima dengan tangan
terbuka. Contoh : rokok, alkohol, dan juga obat penghilang rasa nyeri yang
mudah dibeli. Pesta ulang tahun atau akhir pekandilalui dengan minuman
beralkohol, rokok, ganja, ekstasi, yang didukung pula faktor kemudahan untuk
memperolehnya.
Remaja mempunyai pola serupa dengan orang dewasa. Umumnya
penyalahgunaan narkoba pada remajabersifat hedonistik, yakni bertujuan
mencari kesenangan. Alasan yang sering dikemukakan adalah ingin tahu dan
ingin mencari kesenangan atau kenikmatan.

7
2. Kepribadian Remaja
Masa romantisme remaja dan nostalgia orang dewasa terhadap masa itu
berada sekitar ekspoitasi masa remaja yang mengandung resiko. Contoh :
berselancar, ngebut, dan mencoba narkoba. Remaja berada diantara masa
kanak – kanak dan dewasa, baik secara biologis maupun psikologis. Di satu
pihak, remaja memiliki kemampuan orang dewasa, tetapi di lain pihak belum
memiliki kewenangan untuk manggunakan kemampuan itu.
Keterbatasan perspektif remaja menyebabkan remaja sulit menunda
pemuasan keinginan seketika, sehingga remaja lebih mirip anak kecil yang
berbadan besar daripada orang dewasa. Penyalahgunaan narkoba
memperburuk keadaan. Narkoba memperlemah kemauan, mendorong
pemuasan keinginan segera, dan melemahkan daya pikir ke depan.
Narkoba memberikan pemuasan keinginan segera, melemahkan
kemampuan untuk berpartisipasi terhadap bahaya dan kemampuan untuk
menangkal kenikmatan sesaat. Remaja yang terlalu dikendalikan dengan orang
tua akan gagal memenuhi fungsi kemandirian orang dewasa, sehingga ia tidak
mampu menghargai dirinya sebagai individu yang mendiri. Berlainan dengan
penampilan luarnya, remaja ini sangat rawan terhadap tekanan kelompok
sebaya. Mereka akan menyerahkan diri terhadap tuntutan orang lain. Mereka
akan mevcari kebebasan semu dan kepribadian semu pada teman sebayanya
untuk menggantikan fungsi orang tua.
3. Tekanan Kelompok Sebaya
Tekanan kelompok sebaya berpengaruh kuat terhadap terjadinya
penyalahgunaan narkoba. Semua orang pasti merasan cemas jika ditolak oleh
lingkungan sehingga berusaha mencari persetujuan kelompoknya. Konflik
orang tua dan remaja sebenarnya adalah konflik loyalitas, yaitu loyalitas
terhadap orang tua dengan loyalitas terhadap teman sebaya.
Remaja sangat peka terhadap nilai – nilai kelompok sebaya dalam
penampilan, perilaku, dan sikap. Jarang seorang remaja yang memiliki
kemauan ego kuat berdiri teguh, terpisah dari nilai – nilai kelompok
sebayanya. Suasana hatinya sebagian besar berasal dari perjuangan terus –
menerus untuk memenangkan peperangan itu dan untuk berada dalam

8
persetujuan dengan kelompok sebaya. Di kalangan remaja, penyalahgunaan
narkoba digunakan untuk maksud rekreasi atau bersenang – senang sebagai
kegiatan sosial yang diterima remaja. Karena itu, remaja rawan terhadap
penyalahgunaan narkoba.
4. Keterasingan Remaja
Keterasingan adalah adanya hubungan antar remaja dan nilai orang tua dan
masyarakat secara cita – cita , tradisi, dan kerohanian. Keterasingan dapat
diartikan sebagai dimensi spiritual, karena meliputi penolakan terhadap nilai –
nilai yang berharga, yang memotivasi atau memimpin sesorang melalui
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ada juga komponen emosional pada
keterasingan. Remaja yang terasing adalah remaja yang marah, yang secara
tidak sadar meluapkan perasaan dikhianati karena merasa nilai – nilainya
ditolak. Dengan perkataan lain, remaja yang terasing adalah remaja yang
diabaikan atau tidak dipedulikan oleh keluarga atau masyarakat. Dari
keterasingan itu, remaja memilih jalan untuk mencoba – coba berteman
dengan narkoba.
5. Steres
Banyak sekali sumber stres. Pengalaman terhadap stres itu sendiri
merupakan interaksi faktor luar sebagai penyebab stres (disebut stresor) dan
faktor dalam yang disebut keterampilan mengatasi masalah (coping skills).
Orang dengan sejumlah besar stresor, seperti kehilangan, penyakit, dan trauma
dikatakan mengalami banyak stres. Di lain pihak, seseorang yang kurang
terampil mengatasi masalah menganggap dirinya ‘sangat stres’ dibandingkan
orang lain yang lebih terampil mengatasi masalah. Gejala stres termasuk
gelisah dan cemas, mudah tersinggung dan teragitasi, sulit tidur atau
mengalami gangguang tidur, sulit berkonsentrasi, mengalami gangguan dalam
selera makan, dan penyalahgunaan narkoba.
Penelitian membuktikan bahwa lingkungan keluarga yang tidak berfungsi
baik dan kejadian – kejadian yang membuat stres, berkaitan erat dengan
penyalahgunaan narkoba. Penelitian pada sejumlah siswa penyalahguna yang
mengikuti perawatan terapi, menunjukkan tingkat stres yang tinggi, penilaian
diri yang rendah, keluarga yang mereka nilai sebagai ‘penuh permusuhan dan

9
kebencian’, serta orang tua yang kurang komunitkatif dan terlalu banyak
menuntut.
Tidak semua penyalahguna narkoba datang dari keluarga yang tidak
berfungsi baik. Namun, faktor stres dirumah tidak boleh diabaikan. Umumnya
remaja memakai narkoba guna menghilangkan stres, sebagai cara untuk
mengatasi masalah yang kronis dan tidak ada jalan keluarga.
6. Rasa Tidak Aman dan Penilaian Diri Rendah
Penilaian diri negatif dipengaruhi oleh penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya,
penilaian diri rendah mendorong terjadinya penyalahgunaan narkoba. Proses
yang menyebabkan seseorang memiliki penilaian diri rendah adalah dinamika
yang dibangun sejak usia dini. Penilaian diri dibangun karena keberhasilan
seseorang mengatasi masalah dan memenangkan tantangan dalam
kehidupannya. Seperti halnya individuasi, motivasi terbentuknya penilaian diri
berasal dari dalam. Orang tua berperang penting dalam membangun penilaian
diri. Bimbingan, intruksi, dan bantuan orang tua yang efektif dan melibatkan
diri dalam kehidupan anak, akan mendukunga terbentuknya penilaian diri

b. Definisi Issue
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter,
social, politik, hokum, pembanguanan nasional, bencana alam, hari kiamat,
kematian ataupun tentang krisis.Issu adalah suatu yang sedang di bicarakan
oleh banyak namun belum jelas faktanya atau buktinya. Beberapa contoh issu
dalam keperawatan jiwa di antaranya, yaitu :
1. Menjadikan kesehatan jiwa sebagai prioritas global dengan cara
meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa melalui advokasi dan aksi
masyarakatPerkembangan teknologi digital membuat dunia terasa semakin
sempit, informasi dari berbagai belahan dunia mampu di akses dalam
waktu yang sangat cepat, perkembangan pengetahuan, perkembangan
terapi menjadi sebuah media perubahan dalam proses penatalaksanaan
gangguan jiwa, berdasarkan isu diatas maka advokasi dan aksi masyarakat

10
menjadi salah satu langkah awal untuk menekan penderita gangguan jiwa
di indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.
2. Dua tindakan nyata diatas menjadi tanggung jawab kita semua, tuntutan
material, tuntutan hedonisme dan kesenangan duniawi mampu membuat
beberapa orang mengalami goncangan dalam kehidupannya, ketika agama
tidak lagi menjadi pegangan, ketika nafsu duniawi menjadi tuhan maka
akan banyak perilaku tidak wajar yang muncul, tekanan ekonomi, tekanan
sosial, tekanan psikologis dan tekanan – tekanan yang lain mampu
membuat ego defence mechanisme seseorang menjadi terganggu.
Seseorang pada intinya ingin dianggap penting, perilaku agar dianggap
atau terlihat penting ini yang terkadang merusak integritas pribadinya
sendiri, contoh : “agar kelihatan kaya melakukan hutang dengan beban
angsuran diluar kemampuan, akhirnya harus gerilya dengan debt collector,
setiap debt collector datang harus bersembunyi atau bahkan melarikan diri
agar hutangnya tidak ditagih, jika perlu pindah rumah kontrakan”. Kejaran
dari debt collector bisa membuat seseorang menjadi tertekan secara
psikologis.
Pemasungan penderita gangguan jiwa .
Pemasungan penderita gangguan jiwa adalah tindakan masyarakat terhadap
penderita gangguan jiwa (biasanya yang berat) dengan cara dikurung, dirantai
kakinya dimasukan kedalam balok kayu dan lain-lain sehingga kebebasannya
menjadi hilang. Pasung merupakan salah satu perlakuan yang merampas
kebebasan dan kesempatan mereka untuk mendapat perawatan yang memadai
dan sekaligus juga mengabaikan martabat mereka sebagai manusia. Di Indonesia,
kata pasung mengacu kepada pengekangan fisik atau pengurungan terhadap
pelaku kejahatan, orang-orang dengan gangguan jiwa dan yang melakukan tindak
kekerasan yang dianggap berbahaya (Broch, 2001, dalamMinas & Diatri, 2008).
Pengekangan fisik terhadap individu dengan gangguan jiwa mempunyai riwayat
yang panjang dan memilukan.
Alasan seseorang malkukan pemasungan, yaitu :
1. Ketidaktahuan pihak keluarga, rasa malu pihak keluarga, penyakit yang tidak
kunjung sembuh, tidak adanya biaya pengobatan, dan tindakan keluaga untuk
mengamankan lingkungan merupakan penyebab keluarga melakukan
pemasungan (Depkes, 2005).

11
2. Perawatan kasus psikiatri dikatakan mahal karena gangguannya bersifat
jangka panjang (Videbeck, 2008). Biaya berobat yang harus ditanggung
pasien tidak hanya meliputi biaya yang langsung berkaitan dengan pelayanan
medik seperti harga obat, jasa konsultasi tetapi juga biaya spesifik lainnya
seperti biaya transportasi ke rumah sakit dan biaya akomodasi lainnya
(Djatmiko, 2007)
Dampak dari pemasungan, yaitu :
Salah satu bentuk pelanggaran hak asasi tersebut adalah masih adanya praktek
pasung yang dilakukan keluarga jika ada salah satu anggota keluarga yang
mengidap gangguan jiwa. Pasung merupakan suatu tindakan memasang
sebuah balok kayu pada tangan atau kaki seseorang, diikat atau dirantai lalu
diasingkan pada suatu tempat tersendiri di dalam rumah ataupun di hutan.
Secara tidak sadar keluarga telah memasung fisik dan hak asasi penderita
hingga menambah beban mental dan penderitaannya.Tindakan tersebut
mengakibatkan orang yang terpasung tidak dapat. Tindakan tersebut
mengakibatkan orang yang terpasung tidak dapat menggerakkan anggota
badannya dengan bebas sehingga terjadi atrofi.Tindakan ini sering dilakukan
pada seseorang dengan gangguan jiwa bilaorang tersebut dianggap berbahaya
bagi lingkungannya atau dirinya sendiri (Maramis, 2006).

12
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Trend adalah hal yang sanat mendasar dalam berbagai pendekatan

analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambar ataupun informasi

yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan

masayarakat.Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak

orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Issu adalah suatu peristiwa

atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa

mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, social, politik, hokum,

pembanguanan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian ataupun

tentang krisis.Issu adalah suatu yang sedang di bicarakan oleh banyak

namun belum jelas faktanya atau buktinya

B. Saran

Hasil penulisan makalah ini memberikan informasi mengenai perspektif

keperawatanjiwa dan trend serta issue keperawatan jiwa. Sehingga asuhan

keperawatan kepada lansia dapat dimaksimalkan. Jika ditemukan

artikel/jurnal/sumber yang terbaru dengan kualitas penelitian yang lebih baik

maka makalah ini dapat di upgrade sebagai jurnal dalam ilmu keperawatan

jiwa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Effendy. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. (edisi


2).Jakarta: EGC.
Friedman. (1998). Keperawatan Keluarga,Teori dan Praktek Edisi 3. Jakarta: EGC
Frisch & Frisch. (2002). Psychiatric Mental Health Nursing. (2nd ed). New
York:n Thomson Learning, Inc
Yosep Iyus, S.Kp, M.Si. 2009. Keperawatan Jiwa,Edisi Revisi.Bandung. PT.
Refika Aditama.

14

Anda mungkin juga menyukai