DOSEN PENGAMPU :
Sairah., M.Psi. Psikolog
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul”ALAT TES YANG DIGUNAKAN DI SETTING SOSIAL”
tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah pengantar diagnostic & assessment
di Universitas Medan Area. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.
Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari banyak
pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak lupa
mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam rangka
menyelesaikan makalah ini. Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan Bahasa serta
aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu
bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi menyempurnakan
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat
dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk mengangkat berbagai
permasalahan lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah berikutnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kelompok
kami dan umumnya para pembaca makalah ini, terima kasih
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
2.1 PSIKODIAGNOSTIK
Psikodiagnostik merupakan suatu metode diagnosa untuk mengenali kepribadian seseorang
secara mendalam. Dalam kamus Psikologi, psikodiagnostik diartikan sebagai studi mengenai
kepribadian lewat penafsiran terhadap tanda-tanda tingkah laku, cara berjalan, gerak isyarat,
sikap, penampilan wajah, dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Leon H. Levy, dalam
bukunya yang berjudul “ Psychological Interpretation “, menyebutkan bahwa psikodiagnostik
adalah kegiatan deskripsi yang bertujuan untuk meletakkan dasar bagi peramalan tingkah laku
pasien dalam berbagai situasi.
Metode ini digunakan untuk memahami kondisi psikis seseorang yang akan didiagnosa.
Psikodiagnostika awalnya digunakan untuk kepentingan permasalahan di bidang klinis. Namun
seiring perkembangan zaman, metode ini tidak hanya digunakan untuk permasalahan di bidang
klinis saja, tetapi juga di bidang non-klinis seperti bidang industri, organisasi, pendidikan, dan
sosial.
Dalam ilmu psikologi, psikodiagnostika mempunyai aspek teori yang dikembangkan serta
prakteknya secara langsung. Psikodiagnostika berisi berbagai metode-metode yang akan
mengidentifikasi dan mengukur kepribadian dan karakteristik seseorang. Metode yang ada di
dalam psikodiagnostika diantaranya metode observasi, wawancara, ataupun dengan pengambilan
angket.
Dalam ilmu psikologi psikodiagnostik, ada beberapa bidang ruang lingkup, yaitu :
1. Bidang penerapan psikodiagnostik dibidang klinis dan konseling.
2. Dibidang industri dan organisasi.
3. Dalam bidang pendidikan.
4. Dalam bidang psikodiagnostik perkembangan.
5. Dalam bidang setting sosial.
2.2 PENERAPAN PSIKODIAGNOSTIK DI SETTING SOSIAL
Penerapan psikodiagnostik dalam bilang sosial adalah salah satu penerapan yang sifatnya
tergolong sangat terbuka, klasikal dan jarang yang sifatnya individual, meskipun sebenarnya
individu merupakan satuan kelompok sosial yang akan menggambarkan kondisi sosial dalam
suatu populasi. Seperti halnya dengan psikodiagnostik, maka psikodiagnostik pada setting sosial
merupakan suatu ilmu pengetahuan baru, dalam arti baru saja timbul di dalam abad modern. Ilmu
ini mulai dirintis pada tahun 1930 di Amerika Serikat, dan kemudian juga di negara- negara lain.
Psikodiagnostik pada setting sosial masih dalam tahap pembentukan meskipun masalahnya
sudah ada sejak adanya manusia. Dorongan kegiatan dihadapinya dalam masalah-masalah
praktis. Masalah-masalah itu bergerak sekitar kelompok - kelompok manusia, organisasi-
organisasi, kepemimpinan dan pengikut - pengikutnya, moral, hubungan kekuasaan dan saluran
komunikasi.
Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang
dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-
kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok,
situasi massa dan sebagainya; termasuk di dalamnya interaksi antar orang dan hasil
kebudayaannya. Interaksi ini baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok
atau kelompok dengan kelompok dapat berjalan lancar dapat pula tidak. Interaksi akan berjalan
lancar bila masing-masing pihak memiliki penafsiran yang sama atas pola tingkah lakunya,
dalam suatu struktur kelompok sosial. Masing- masing pihak telah mempelajari perangsang serta
respon mana yang harus dipilih dan dihindarkan.
Dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat kita misalnya, umum sudah memahami bahwa dua
individu yang saling berkenalan atau dua sahabat lama yang saling bertemu akan berjabat tangan.
Pola interaksi ini berjalan lancer karena memiliki persamaan dalam penafsiran. Dan pola
interaksi ini akan menjadi lain bila diantara mereka itu berasal dari lingkungan masyarakat yang
tidak mengenal jabat tangan sebagai symbol berkenalan atau keakraban. Pola tingkah laku yang
hidup dalam lingkungan masyarakat yang terbatas kemungkinan berbeda dengan pola tingkah
laku masyarakat yang lebih luas. Dalam psikodiagnostik pada setting sosial, yang menjadi objek
studinya adalah segala gerak gerik atau tingkah laku yang timbul dalam konteks sosial atau
lingkungan sosialnya.
Objek pembahasan dari pada setting ini, secara umum tidaklah berbeda dengan psikodiagnostik
pada setting lainnya. Bila objek pembahasan psikodiagnostik pada setting lain adalah manusia
dan kegiatannya, maka pada setting sosial adalah kegiatan-kegiatan sosialnya. Pada setting ini,
masalah yang dikupas adalah manusia sebagai anggota masyarakat, seperti hubungan individu
dengan ndividu yang lain dalam kelompoknya.
2.3 APLIKASI DIAGNOSTIK PADA SETTING SOSIAL
Untuk sekarang ini, penggunaan psikologi psikoadiagnostik ini sudah sangat berkembang
ditengah masyarakat. Perkembangan psikodagnstik sekarang ini menunjukkan perluasan di
berbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini ditunjukkan oleh meluasnya bidang prakter atau
pekerjaan yang dilakukan oleh para ahli psikologi dan psikolog.
Observasi yang terjadi dimana peneliti tidak terlibat dalam kegiatan observasi yang dilakukan
oleh partisipan. Kelemahan dari observasi ini adalah partisipan sudah mengetahui bahwa dirinya
sedang diobservasi sehingga kemungkinan tingkah laku yang dilakukan seakan dibuat-buat.
▫ Observasi pastisipan
Observasi yang dilakukan dimana peneliti ikut melakukan kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh pastisipan.
▫ Observasi eksperimental
Kegiatan menciptakan suatu gejala tertentu untuk dijadikan sebagai landasan melakukan
observasi.
Dalam proses observasi juga dilakukan proses lanjutan yang di dalamnya terdapat teknik
pengambilan sampel diantaranya menggunakan:
• Event sampling, dimana dalam hal ini dilakukan proses untuk pengamatan yang bisa dilakukan
dalam sebuah aspek dan juga dalam tingkah laku tertentu
• Time sampling, yang dimaksud disini adalah proses pencatatan yang dilakukan dalam
pengamatan dan juga hal- hal apa saja yang dapat dilakukan seorang individu untuk waktu
tertentu.
Proses psikodiagnostik juga mengajarkan kita bagaimana memahami mengenai proses yang
diberikan dalam proses perlakuannya, diantaranya:
1. Dalam tes yang dilakukan menggunakan perlakukan yang serupa untuk semua individu saat
akan melakukan tes
2. Dalam melakukan sebuah interaksi satu sama lainnya juga menggunakan klien dan juga
psikolog yang sudah berpengalaman
3. Sebuah kesadaran dalam melakukan tes psikodiagnostik, dimana dalam tes ini dilakukan
berdasarkan ulasan kesadaran diri mereka sendiri, untuk itu hasil tujuannya bisa mudah terlihat
4. Untuk biaya yang dilakukan masih cukup terjangkau
5. Psikolog memang sudah melakukan tes untuk seseorang yang lebih prosfesional dan juga
harus merahasikan mengenai biodata klien tersebut.
2. WAWANCARA
Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih yakni antara pewawancara dan narasumber.
Maksud dan tujuan dari wawancara sendiri adalah mendapatkan informasi dari narasumber yang
disampaikan melalui pertanyaan-pertanyaan.
Ciri-Ciri Wawancara :
4. PENGUMPULAN BAHAN
Pengumpulan bahan juga merupakan proses terpenting yang harus dilakukan, kita harus paham
betul sebenarnya apa saja yang harus dilakukan dan juga kita berikan saat akan melakukan
proses psikodiagnostik yang satu ini.
5. ALAT TES
Lembar data pribadi woodworth : intensif bidang perilaku yang lebih sempit atau khas.
Misalnya, penyesuaian di rumah, penyesuaian di sekolah, penyesuaian pekerjaan
SSCT ( Sacks Sentence Completion Test ) : adalah suatu teknik proyeksi yang digunakan
untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang dapat menampakkan diri individu dalam
hubungan interpersonal dan dalam interpretasi terhadap lingkungan. SSCT dapat
digunakan sebagai bahan awal untuk suatu wawancara eksploratif lebih dalam, karena
jika waktunya cukup kita bisa menanyakan per item.
III.PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA