Human mind
Mental process
BEHAVIOR
DIAGNOSTIC
Identify condition
SYMPTOM(s)
Through evALUAtion
PSYCHOLOGY sciene
Human mind
PSYCHO-
Mental process
BEHAVIOR
D IAGNOSTIC
DIAGNOSTIC
Identify condition
SYMPTOM(s)
Through evALUAtion
PENGGUNAAN ISTILAH
Diagnostic
Eropa Amerika
PENGERTIAN
Psikodiagnostik adalah keseluruhan cara, metode, dan teknik untuk menentukan ciri atau
struktur psikis individu atau kelompok individu (Stern, dalam Marnat, 1999).
→ Tugas psikodiagnostik adalah mengembangkan pengetahuan tentang variasi atau
perbedaan2 psikis serta mengembangkan metode penelitian yang dapat dipercaya.
Assessment
Perencanaan penanganan
PSIKODIAGNOSTIK DALAM PSIKOLOGI
DIFERENSIAL
Psikologi diferensial mempelajari perbedaan antar individu dan
proses yang dapat menjelaskan perbedaan tersebut
Dalam setiap penjelasan dari prinsip umum dan fungsi psikologis
umum seseorang, pasti ada kekhususan dan perbedaan
individual yang dapat melampaui penjelasan prinsip umumnya.
Membahas:
• Keturunan dan Lingkungan
• Perbedaan antar kelompok-kelompok
SEJARAH PSIKOLOGI DIFERENSIAL
Charcot tipe pemikir dan tipe penutur
Sir Francis Galton (1865)
mengembangkan pengukuran ciri-ciri fisik seseorang untuk menemukan derajat kesamaan
secara genetis laboratorium antrhopometric
Raymond Catell (1890)
“tes mental” : pengukuran fungsi intelektual melalui tes pembedaan inderawi dan waktu reaksi
(untuk mahasiswa)
Henri Binet (1905)
Pengukuran inteligensi melalui komponen judgement, pemahaman, dan penalaran uji coba
pada anak ID dan orang dewasa
Baerwald teori tentang bakat
William Stern (1900, 1911) : Bahwa manusia adalah sebuah kesatuan entitas yang unik
RESEARCH SCHEME
“INDIVIDUAL” & “ATTRIBUTES”
Eksperimen
PENGANTAR TES
PSIKOLOGI
1.
KONSEP DASAR
2
“
A test is a standardized procedure
for sampling behavior and
describing it with categories or
scores
3
Defining feature of tests:
▷ Standardized procedure
▷ Behavior sample
▷ Scores or categories
▷ Norms or standards
▷ Prediction of nontest behavior
4
Tes Psikologi
adalah seperangkat item yang dirancang
unuk mengukur karakteristik manusia yang overt
berhubungan dengan perilaku
covert
5
Pengukuran Psikologi
6
Uses of tests:
▷ Classification
Assigning a person to one category than rather : placement,
screening, certification, selection
▷ Self-knowledge
▷ Program evaluation
▷ Research
7
JENIS TES
v Tes Kepribadian
Tes yang hanya dapat diberikan Tes yang dapat dilakukan Tes yang mengukur
pada satu orang pada satu pada lebih dari satu orang kecenderungan alamiah
waktu pada satu waktu oleh seorang individu
penguji
Terstruktur Proyektif
Tes kemampuan
9
Awal Mula
Sir Francis
Galton
The Origins of Species Hereditary Genius Pencetus ide ‘tes
(1859) (1869) mental’ menilai
kemampuan mental
manusia berdasarkan
Ada perbedaan Melakukan uji
respon sensori yang
karakteristik individu eksperimental untuk
dihasilkan
pada satu spesies melihat perbedaan
yang sama, yang fungsi sensori dan
berpengaruh terhadap motorik
kemampuan
beradaptasi 1884 mendirikan
11
laboratorium
psikometri di London
Psikologi Eksperimen dan
Pengukuran Psikofisik
12
Psikologi Eksperimen dan
Pengukuran Psikofisik
13
Psikologi Eksperimen dan
Pengukuran Psikofisik
G. Whipple
Mendirikan Meneruskan
laboratorium di pemikiran Wundt
University of Leipzig;
dinobatkan sebagai
Menyelenggarakan
pendiri ilmu psikologi
sebuah seminar
yang dihadiri banyak
psikolog ternama
dan menghasilkan
dua inventori
pengukuran
14
Tes Psikologi
Modern
▷Seguin Form Board Test
(1866/1907) untuk
mengevaluasi orang
dengan cacat mental
▷ Kraeplin (1912)
mengembangkan berbagai
tes untuk orang
dengan kecacatan
emosi
15
Evolusi Tes Inteligensi dan
Tes Prestasi Terstandar
pembanding Amerika
Evolusi Tes Inteligensi dan
Tes Prestasi Terstandar
17
Evolusi Tes Inteligensi dan
Tes Prestasi Terstandar
21
Tes Kepribadian (1920-1940)
Mulai berkembang sesaat sebelum Perang Dunia II, tes yang mengukur
karakteristik yang stabil atau trait yang menjadi dasar dari perilaku
22
Perkembangan Tes Psikologi
23
Dasar Statistik
Pengukuran
Psikologi
Outline:
1. Norma dan Interpretasi
Skor
2. Reliabilitas
3. Validitas
4. Analisis Butir Item
2
NORMA DAN
1.
INTERPRETASI
SKOR TES
… the meaning of test scores
derives from the frames of
reference we use to interpret
them and from the context in
which the scores are obtained.
4
Norma menggambarkan
performa suatu kelompok
pada tes tertentu
5
Istilah Penting
RAW SCORE
Adalah angka (x) yang menunjukkan
jumlah atau gambaran beberapa
aspek dari performa seseorang yang
diukur atau diobservasi dalam
sebuah tes psikologi
6
Konsep Dasar
▪ Skor-skor pada tes psikologis paling umum
diinterpretasikan dengan acuan pada norma-norma yang
menggambarkan kinerja tes dari sampel terstandarisasi.
▪ Dalam rangka menilai lebih tepat posisi individu yang pasti
dengan mengacu pada sampel standarisasi, skor mentah
diubah menjadi ukuran relatif.
▪ Sasaran pokok metode statistik adalah untuk
mengorganisasi dan merangkum data kuantitatif dalam
rangka memudahkan pemahaman.
7
Konsep Dasar
▪ Contoh: suatu daftar skor tes yang berisi 1000 skor akan
membingungkan karena tidak banyak artinya. Namun daftar
tersebut dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
(pie chart, histogram, dll). Lalu dapat juga ditampilkan
bentuk kurva normal. Deskripsi statistik lainnya adalah
mean, modus, median, varians, dan standar deviasi.
8
KERANGKA ACUAN
Interpretasi Skor Tes
NORMA KRITERIA PERFORMA
Menggunakan performa kelompok Menggunakan prosedur, indikator
orang tertentu sebagai perilaku, dan sejumlah kriteria
informasi/standar dalam lainnya untuk mengartikan skor
mengartikan skor
Berguna untuk mengetahui tingkat penguasaan
seseorang
Berguna jika ingin membandingkan satu orang
dengan orang lain 9
NORM-REFERENCED TEST INTERPRETATION
Ordinal Scale
12
NORM-REFERENCED TEST INTERPRETATION
NORMA KELOMPOK
Ada beberapa cara mengekspresikan skor ketika menerapkan norma kelompok
Skor
Persentil
Standar
IQ Transformasi
Simpangan Nonlinear
13
Relativitas Norma
Perbandingan Antar-Tes
Sampel Normatif
Norma-norma spesifik
15
2.
RELIABILITAS
The term ‘reliability’ suggests
trustworthiness. Reliability
is based on the consistency
and precision of the results
of the measurement process
17
Definisi Reliabilitas
▪ Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh
orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes
yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan
seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang
berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
18
Standard Error of
Measurement
▪ Setiap orang memiliki skor yang sebenarnya (true score)
yang akan diperoleh bila tidak ada kesalahan dalam
pengukuran (error)
20
Interpretasi Skor-
skor Individu
▪ Kesalahan standar pengukuran dan koefisien reliabilitas merupakan cara-cara
alternatif untuk mengungkapkan reliabilitas tes
21
Interpretasi
Perbedaan Skor
▪ Berfungsi sebagai alat periksa terhadap penekanan berlebihan pada perbedaan-
perbedaan kecil antara skor-skor.
▪ Kehati-hatian diperlukan ketika membandingkan skor tes dari orang yang berbeda
dan ketika membandingkan skor individu yang sama dalam kemampuan yang
berbeda.
22
Jenis Reliabilitas
Kuder-
Richardson
Alternate- Reliability
Test-Retest Split-half Scorer
Form
Reliability Reliability Reliability
Reliability Co dan nt
efficie
Alpha
23
Jenis Reliabilitas
TEST RETEST ALTERNATE FORM SPLIT HALF
▪ Mengulang tes yang identik ▪ Orang yang sama ▪ Dari satu tes, mungkin
pada kesempatan kedua diberikan tes pada suatu didapatkan dua skor yang
▪ Sumber kesalahan : time kesempatan lalu didapat dari pembelahan
sampling ketika hal yang diberikan tes lain (yang tes menjadi dua bagian
mau diukur adalah ekuivalen dengan tes yang ekuivalen.
karakteristik yang tidak pertama) pada ▪ Terkadang skor dari tes
berubah sepanjang waktu pertama dan kedua bisa
kesempatan kedua.
▪ Error varians dapat muncul jadi tidak sama karena
▪ Sumber kesalahan : item sejumlah faktor seperti
karena fluktuasi
sampling perbedaan
kemampuan dari satu tes bentuk kedua tes kelelahan, kebosanan, efek
ke tes lain; bisa latihan, dan faktor lain
disebabkan karena kondisi ▪ Mengukur stabilitas dan yang bervariasi dari awal
atau suasana tes yang konsistensi respon hingga akhir tes.
tidak terkontrol. terhadap item yang
berbeda. 24
Jenis Reliabilitas
KUDER RICHARDSON DAN SCORER RELIABILITY
COEFFICIENT ALPHA ▪ Dapat dicapai dengan
▪ Didasarkan atas konsistensi menggunakan dua penguji untuk
respon terhadap semua item menilai tes yang sama
dalam tes.
▪ KR20 untuk item dikotomi (skor
1-0); koefisien α untuk item
skala sikap
▪ Cara lain: analisis faktor
membagi item ke dalam
subkelompok, lihat masing-
25
masing konsistensi internal
t
Questionnaire 1 Questionnaire 1
Test-Retest Reliability
Item 1 Item 1
Item 2 Item 2
Reliability as
Item 3 Internal Consistency Item 3
Questionnaire 2
Item 1
Equivalent-Forms
Reliability Item 2
Item 3
Interrater Reliability
26
3.
VALIDITAS
Validity, as applied to a
test, is a judgment or
estimate of how well a test
measures what
it purports to measure in a
particular context
28
Validitas sebuah tes
menyangkut apa yang
diukur tes dan seberapa
baik tes itu bisa mengukur.
29
Alat ukur yang valid
… menunjukkan bahwa alat ukur tersebut dapat (valid)
digunakan untuk populasi tertentu dalam satu waktu tertentu.
Tidak ada tes/pengukuran yang dapat digunakan secara
universal
30
Dua kecenderungan umum dalam usaha validasi tes:
(1) Orientasi teoretis yang makin kuat
(2) Hubungan yang erat antara teori psikologis dan verifikasi
melalui testing hipotesis empiris dan eksperimental
31
Validitas ditentukan berdasarkan tiga
kategori berikut:
• Experd
Content Judgement
• Predictive
Criterion • Concurrent
Related
• Convergent
Construct • Discriminant
32
CONTENT VALIDITY
FACE VALIDITY
→ Face validity mengukur bagaimana kesan atau penangkapan peneliti terhadap
apakah yang terlihat dapat diukur orang tersebut adalah orang yang paling Ia tertarik
Implikasi :
Masih dapat digunakan meskipun FV buruk
Kurang “menjual” di awal
33
CONTENT VALIDITY
CONTENT VALIDITY
▪ Prosedur deskripsi-isi pada dasarnya melibatkan pengujian sistematik atas
isi tes untuk menentukan apakah tes itu mencakup sampel representatif
dari domain perilaku yang harus diukur.
▪ Prosedur validasi seperti ini umumnya digunakan dalam tes-tes yang
dirancang untuk mengukur seberapa baik individu telah menguasai
keterampilan atau bidang studi tertentu.
▪ Validitas isi dibangun dalam tes sejak awal melalui pilihan soal-soal yang
tepat.
▪ Untuk beberapa tes, dalam rangka memastikan tes memiliki konten yang
tepat dapat dilakukan observasi perilaku terlebih dahulu sebelumnya agar
bisa menghasilkan item yang sesuai
34
CONTENT VALIDITY
CONTENT VALIDITY
→ Penilaian mengenai sejauh mana ketepatan antara perilaku yang
menggambarkan perilaku populasi yang mau diteliti dengan tesnya itu
sendiri
→ Sebuah tes yang valid adalah tes yang memiliki perbandingan seimbang
antara materi/bahan yang terwakitlkan dalam alat tes dengan keseluruhan
jumlah materi dalam pembahasan (imbagn)
36
CRITERIOIN-RELATED VALIDITY
CRITERION-RELATED VALIDITY
37
CONSTRUCT VALIDITY
CONSTRUCT VALIDITY
▪ Validasi konstruk sebuah tes adalah lingkup sejauh mana tes bisa
dikatakan mengukur suatu konstruk atau sifat yang teoretis. Contohnya
konstruk bakat/ kemampuan belajar dan kecemasan.
▪ Konstruk sebuah ide ilmiah yang dikembangkan atau menjadi hipotesis
untuk menjelaskan atau menggambarkan perilaku (contoh : inteligensi
adalah konstruk yang dapat menjelaskan mengapa seseorang memiliki
prestasi yang baik)
▪ Constructs are unobservable, presupposed (underlying) traits that a test
developer may invoke to describe test behavior or criterion performance.
The researcher investigating a test’s construct validity must formulate
hypotheses about the expected behavior of high scorers and low scorers
on the test. These hypotheses give rise to a tentative theory about the
nature of the construct the test was designed to measure 38
CONSTRUCT VALIDITY
CONSTRUCT VALIDITY
▪ Dalam suatu analisis atas validasi konstruk, kita harus menunjukkan bukan
hanya bahwa sebuah tes berkorelasi secara signifikan dengan variabel-
variabel lain secara teoretis, tetapi juga bahwa ia tidak berkorelasi secara
signifikan dengan variabel-variabel yang memang berbeda dari tes
tersebut. Hal ini disebut validasi konvergen dan diskriminan.
39
CONSTRUCT VALIDITY
CONSTRUCT VALIDITY
Ketika tes mengukur satu konsep Ketika mengukur konstruk yang Bila setelah mendapatkan
tunggal, isi dari tes tersebut harus dapat berubah seiring waktu, maka perlakuan tertentu ada perubahan
homogen, dengan cara melihat harusnya skor tesnya juga akan perilaku, maka korelasi skor
korelasi item/subtest dengan skor mengalami perubahan bila sebelum dan sesudah intervensi
total dilakukan tes ulang dapat menjadi bukti validasi
Future
Conceptual
behaviors
Variables
Face Validity
Predictive Validity
Other
Domain of the Measured Measured
CVs Variables Variables
(Self-Report)
Content Validity Concurrent Validity(Behavioral)
45
Item analysis, a general term for a
set of methods used to evaluate
test items, is one of the most
important aspects of test
construction. The basic methods
involve assessment of item
difficulty and item discriminability 46
Kesulitan Butir Soal
Skala
Persentase Skala
Absolut
Kelulusan Interval
Thurstone
Penyesuaian
Distribusi
dengan
Skor Tes
Tujuan Tes
47
Diskriminasi Butir Soal
= sejauh mana butir soal mampu mengukur apa yang ingin diukur
Indeks Statistik
Pilihan Kriteria Diskriminasi Butir
Soal
Analisis Sederhana
Penggunaan
dengan Kelompok
Kelompok Ekstrem
Kecil
48
Teori Respons Butir Soal
Item-Test Regression
Karakter
tester dan
testee
Sekitar 50 tahun lalu dilakukan penelitian mengukur IQ anak sekolah dengan WISC (Wechsler
Intelligence Scale for Children).
Kelompok 1: mendapat perlakukan berupa rapport yang hangat
Kelompok 2: rapport biasa saja
Hasilnya: nilai IQ kelompok 1 cenderung lebih tinggi dibanding kelompok 2 (note: masih di range IQ yang sama)
The Examiner & The Subject
Ras dariTester
Bahasa
Testee
The Examiner & The Subject
Administrasi tes biasanya meliputi instruksi, skoring, dan penyajian data (skor hasil tes).
Apabila sebelum tes dimulai semua peserta tes diberikan pengharapan yang tinggi, diduga akan
meningkatkan skor tes.
Contoh: di awal tes, tester menyebutkan: “saya yakin peserta di kelas ini pandai dan dapat menyel
esaikan tes dengan cepat.” diduga skor tes para peserta tersebut berpotensi naik.
The Examiner & The Subject
Dampak Reinforcement
Apabila di awal tes, peserta diberikan reinforcement, misalnya reinforcement positif berbentuk
token atau hadiah, maka nilai tes berpotensi meningkat.
The Examiner & The Subject
Kelebihan:
a) Sangat terstandar
b) Dapat “dijahit” sesuai kebutuhan individu
c) Manajemen waktu yang lebih baik
d) Membuat kita sebagai manusia dapat mengerjakan hal lain
e) Mengurangi bias karena minim perjumpaan antara tester dan testee
f) Menguji fokus dan kesabaran testee
Kelemahan: ???
Behavioral Assessment Methodology
Reactivity Drift
Expectancies Deception
Statistical Control
of Rating Errors
WAWANCARA DAN OBSERVASI DALAM
PSIKODIAGNOSTIK
PROSES PSIKODIAGNOSTIKA
Janis (1969) 2 proses utama dalam psikodiagnostika :
Menilai orang lain dengan cara praktis yang umum dilakukan
Proses dalam kehidupan sehari-hari
Informal Menjadi kurang objektif karena sangat tergantung pada
pengalaman dan pengetahuan masing-masing
Proses asesmen yang sistematis dan terarah dengan kontrol
Proses yang ketat
Formal Lebih objektif ; bisa dilakukan melalui pendekatan klinis atau
pendekatan objektif
TAHAPAN DALAM PROSES PEMERIKSAAN
PSIKOLOGIS
pemeriksaan
(Groth-Marnat, 1984)
METODE DALAM PSIKODIAGNOSTIK
Wawancara Observasi
Analisis
Tes Psikologi Dokumen
Pribadi
KEDUDUKAN WAWANCARA & OBSERVASI DALAM
PSIKODIAGNOSTIK
Tujuan psikodiagnostik : menjawab pertanyaan / permasalahan
Wawancara dan observasi merupakan metode yang sangat penting dalam proses
psikodiagnostik utama
Elemen :
INTERACTIONAL PROCESS PARTIES PURPOSE QUESTION
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Timing
- Kapan waktu yang tepat untuk melakukan wawancara
- Berapa lama waktu wawancara
Content of interview
- Apa yang akan ditanyakan
Manner of response
- Lihat jenis pertanyaanya, harapan jawabannya sesuai atau tidak dengan jenis pertanyaannya
- Open / closed response
Feedback
- Usaha untuk memperjelas informasi / data yang sudah diperoleh. Salah satu contohnya adalah
dengan melakukan paraphrasing dan perception checking
KETERAMPILAN WAWANCARA
Listening
Observing voice and speech
Observing non verbal behavior
Observing personal appearance OBSERVASI
Integratif observation
JENIS WAWANCARA
•
•
solution
•
and development
JENIS WAWANCARA BERDASARKAN TUJUAN
Clinical
Interview
Wawancara untuk aplikasi Wawancara untuk aplikasi klinis,
organisasi dan industri bertujuan untuk menggali
permasalahan Contoh : survey
Variasi :
Teori Catell fluid & crystallized ability
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental
Variasi :
Teori Catell fluid & crystallized ability
Variasi :
Teori Catell fluid & crystallized ability
1. AGE DIFFERENTIATION
▪ Anak yang lebih tua bisa dibedakan dari yang lebih muda
karena kemampuan mereka lebih tinggi
▪ Maka, tugas-tugas tes disusun untuk kelompok usia
▪ Mental age adalah ukuran kemampuan menyelesaikan
tugas pada kelompok usia tertentu
PRINSIP DASAR
Age diffeTentiation
Principles of General mental ability
Retained Age scale
Mental age concept
1916 scale Age range increased (3— l4- yr plus average and superior adults)
Alternate item added
Increased size of standardization sample
Introduced IQ concept
Age scale format
Returned Age differentiation
General mental ability
Rejected IQ concept
1960 scale
Added deviation IQ
David Wechsler
WECHSLER’S INTELLIGENCE TEST
Arithmeiu
Digii span
Letier-numbgr sequencing
Digit symbol—coding
Processing speed
Symbol search
TES INTELIGENSI INDONESIA
▪ 5-18 tahun
▪ 3 versi :
▫ Brief : 4 subtes
▫ Full : 8 subtes
▫ Comprehensive : 16 subtes
4
OTHER INDIVIDUAL
INTELLIGENCE TESTS
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▪ Detroit Tests of Learning Aptitude-4
▪ The Cognitive Assessment System-II
▪ Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC)
Kaufman Brief Intelligence Test-2 (KBIT-
2)
▪ Kaufman Adolescent and Adult Intelligence Test (KAIT)
▪ Differential Ability Scales (DAS)
▪ McCarthy Scales of Children‟s Abilities (MSCA)
▪ Differential Ability Scales-II (DAS-II)
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▫ Meskipun tesnya belum sempat dipublikasikan, tapi tes ini tetap terus
dirisetkan sampai yangterakhir tercatat di tahun 2011
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▪ Tes E
▫ Mengukur kemampuan/bakat mekanik
• Sekolah
• Tes Prestasi (Achievement Test)
SAT prestasi dari TK-12th (bahasa, IPA, IPS, mat)
MAT-8 punya versi alternatif : braille, cetak besar, audio
• Tes Bakat (Aptitude Test)
• Tes Inteligensi
Kekuatan Diri
Trait
Tes Kepribadian
Berstruktur
Prosedur umum yang ditanyakan kepada subjek untuk berespon
terhadap pernyataan tertulis disebut dengan terstruktur atau objektif
Rendahnya ambiguitas
Stimulus jelas dan pasti dihadirkan
Kebutuhan subjek tampak dan sensitif
Contoh item :
Ya/tidak
Sesuai/tidak
Pilih antara dua pernyataan yang paling sesuai
Strategi Pembuatan Tes
Kepribadian Terstruktur
Alasan & logika deduktif dalam memaknai jawaban Pengumpulan data & analisis statistik untuk memaknai data
Alasan & logika deduktif dalam mengembangkan tes Berangkat dr karakteristik yang sama dari sebuah kelompok
Membuat item sesuai teori dasarnya ada Menggunakan analisis faktor untuk menentukan
karakteristik apa saja untuk sebuah tipe dimensi dasar kepribadian
kepribadian
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur
STRATEGI ISI-LOGIS
116 item
(“ya”/“tidak”) dari gejala gangguan emosi
optimis
10 Core Self-Evaluation
Construction Technique
02 Subjek mengkonstruk atau membuat suatu produk (cerita), dan dari
cerita itulah keadaan psikologis klien diungkap
Completion Task
03 Melengkapi kalimat atau cerita yang sudah ada/disediakan
sebelumnya
Expressive Methods
05 Gambar, cara/metode dalam menyelesaikan sesuatu dievaluasi
Kelebihan & Kelemahan Tes Proyeksi
Rapport dan keleluasaan penggunaan
Teknik proyeksi dapat dijadikan ice breaker atau kegiatan
awal untuk membangun hubungan positif bersama klien
.
Faking
Dapat terhindar dari kecenderungan faking dibandingka
n self-report
kehidupan sehari-hari
Asher dkk (1953)
Minat : kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusatan perhatian thd
masalah/aktivitas tertentu, atau sebagai kecenderungan untuk memahami
suatu pengalaman yang akan diulang sebagai suatu rasa senang yang dihasilkan
dari adanya perhatian khusus terhadap suatu aktivitas tertentu
Whiterington (1988)
Minat : kesediaan individu terhadap suatu objek, individu, hal atau situasi yang
berhubungan dengan dirinya
Faktor
TES MINAT
Didefinisikan sebagai …
Minat pekerjaan pada individu dapat mendorong kinerja yang lebih baik,
produktivitas yang lebih besar dan kepuasan kerja yang lebih besar (Cohen &
Swerdlik, 2003)
TUJUAN
• Kepuasan hidup dan produktivitas kerja
• Menafsir minat individu dalam berbagai bidang pekerjaan
• Memberikan analisis minat dalam kurikulum pendidikan atau bidang studi
yang nantinya terkait dengan keputusan karir
RUANG LINGKUP
TES MINAT
02 Kuder
04 Self-Directed Search
05
Tokoh Edward Kellog Strong, Jr.
Tahun 1927
Tujuan Membantu orang mencocokkan minat
mereka dengan kegiatan pendidikan,
karir dan kegiatan yang potensial
Item 317 item yang dikelompokkan dalam 8
bagian
Keterangan Diturunkan dari model teoretis John
Holland ‘General Occupational Themes’
Tokoh : G. Frederic Kuder
Tahun : 1934-35
Tujuan 1) Membantu perusahaan menerima karyaw
: an baru
2) Membantu seleksi pekerjaan secara siste
matis
3) Mengukur minat berdasarkan sikap dan id
e-ide terhadap suatu pekerjaan
Waktu: 40-60 menit
Pelaksanaan : Individual / klasikal
Tokoh : G. Frederic Kuder
Tahun : 1934-35
Tujuan : 1) Membantu perusahaan menerima karya
wan baru
2) Membantu seleksi pekerjaan secara siste
matis
3) Mengukur minat berdasarkan sikap dan i
de-ide terhadap suatu pekerjaan
Waktu: 40-60 menit
Pelaksanaan : Individual / klasikal
Tokoh : G. Frederic Kuder
Tahun : 1934-35
Tujuan : 1) Membantu perusahaan menerima karya
wan baru
2) Membantu seleksi pekerjaan secara siste
matis
3) Mengukur minat berdasarkan sikap dan i
de-ide terhadap suatu pekerjaan
Waktu: 40-60 menit
Pelaksanaan : Individual / klasikal
Kuder Prerference Kuder Gerenal Interest Kuder Occupational
Record- Vocational Survey Interest Survey