Anda di halaman 1dari 222

PENGANTAR PSIKODIAGNOSTIK 1

By : Inayah Wibawanti, M.Si, Psi


APA ITU PSIKODIAGNOSTIK?
PSYCHOLOGY science

Human mind
Mental process

BEHAVIOR

DIAGNOSTIC

Identify condition
SYMPTOM(s)
Through evALUAtion
PSYCHOLOGY sciene

Human mind
PSYCHO-
Mental process

BEHAVIOR
D IAGNOSTIC
DIAGNOSTIC

Identify condition
SYMPTOM(s)
Through evALUAtion
PENGGUNAAN ISTILAH

Diagnostic

Eropa Amerika
PENGERTIAN
Psikodiagnostik adalah keseluruhan cara, metode, dan teknik untuk menentukan ciri atau
struktur psikis individu atau kelompok individu (Stern, dalam Marnat, 1999).
→ Tugas psikodiagnostik adalah mengembangkan pengetahuan tentang variasi atau
perbedaan2 psikis serta mengembangkan metode penelitian yang dapat dipercaya.

Psikodiagnostik adalah suatu teknik khusus dalam metode psikologi untuk


mengungkapkan sifat dan luasnya kerusakan psikis (Kisker, 1972)
→ Istilah psikodiagnostik dikaitkan dengan bidang kedokteran: menentukan jenis
gangguan
PENGERTIAN
Psikodiagnostik merupakan kegiatan deskripsi yang bertujuan untuk meletakkan dasar
bagi peramalan tingkah laku pasien dalam berbagai situasi (Levy, 1963)

Istilah psikodiagnostik pertama kali diperkenalkan oleh Hermann Rorschach (1921),


yang diterapkan dalam setting klinis
PILAR PSIKODIAGNOSTIK
Psychodiagnostic

Psychological DIAGNOSA ; deskripsi

Assessment
Perencanaan penanganan
PSIKODIAGNOSTIK DALAM PSIKOLOGI
DIFERENSIAL
Psikologi diferensial mempelajari perbedaan antar individu dan
proses yang dapat menjelaskan perbedaan tersebut
Dalam setiap penjelasan dari prinsip umum dan fungsi psikologis
umum seseorang, pasti ada kekhususan dan perbedaan
individual yang dapat melampaui penjelasan prinsip umumnya.

Membahas:
• Keturunan dan Lingkungan
• Perbedaan antar kelompok-kelompok
SEJARAH PSIKOLOGI DIFERENSIAL
Charcot tipe pemikir dan tipe penutur
Sir Francis Galton (1865)
mengembangkan pengukuran ciri-ciri fisik seseorang untuk menemukan derajat kesamaan
secara genetis laboratorium antrhopometric
Raymond Catell (1890)
“tes mental” : pengukuran fungsi intelektual melalui tes pembedaan inderawi dan waktu reaksi
(untuk mahasiswa)
Henri Binet (1905)
Pengukuran inteligensi melalui komponen judgement, pemahaman, dan penalaran uji coba
pada anak ID dan orang dewasa
Baerwald teori tentang bakat
William Stern (1900, 1911) : Bahwa manusia adalah sebuah kesatuan entitas yang unik
RESEARCH SCHEME
“INDIVIDUAL” & “ATTRIBUTES”

Penelitian Variasi Menginvestigasi bagaimana atribut tunggal terdistribusi pada


sejumlah individual dalam suatu populasi
Studi Korelasi [perluasan dari penelitian variasi]

Menginvestigasi ko-variasi dalam mengukur dua atau lebih


atribut antar sejumlah individual dalam suatu populasi
Psikografi Mengukur satu individual dari sejumlah atribut
Penelitian Komparasi [perluasan dari psikografi]

Mengukur persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih


individual dari sejumlah atribut
RESEARCH SCHEME
“INDIVIDUAL” & “ATTRIBUTES”

Penelitian Variasi Menginvestigasi bagaimana atribut tunggal terdistribusi pada


sejumlah individual dalam suatu populasi
Studi Korelasi [perluasan dari penelitian variasi]

Menginvestigasi ko-variasi dalam mengukur dua atau lebih


atribut antar sejumlah individual dalam suatu populasi
Psikografi Mengukur satu individual dari sejumlah atribut
Penelitian Komparasi [perluasan dari psikografi]

Mengukur persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih


individual dari sejumlah atribut
METHODS
Introspektif /Retrospektif
terjadi pada diri sendiri diri sendiri berkaitan

Pengamatan Primer Pengamatan Sekunder


pengalamannya tentang
seseorang
METHODS
Ekstrospektif/ Observasi
Mengenali
keadaan di dalam diri seseorang
analogi dengan keadaan diri sendiri berdasarkan gejala yang ditampilkan
orang lain [interindividual] [intraindividual]

Bila terjadi melalui proses


langsung penyimpulan
METHODS

Eksperimen
PENGANTAR TES
PSIKOLOGI
1.
KONSEP DASAR

2

A test is a standardized procedure
for sampling behavior and
describing it with categories or
scores

3
Defining feature of tests:

▷ Standardized procedure
▷ Behavior sample
▷ Scores or categories
▷ Norms or standards
▷ Prediction of nontest behavior

4
Tes Psikologi
adalah seperangkat item yang dirancang
unuk mengukur karakteristik manusia yang overt
berhubungan dengan perilaku
covert
5
Pengukuran Psikologi

merujuk pada segala bentuk


penerapan konsep dasar tes untuk
mengevaluasi perbedaan individu
atau variasi di antara individu-
individu

6
Uses of tests:

▷ Classification
Assigning a person to one category than rather : placement,
screening, certification, selection

▷ Diagnosis and treatment planning


Determining the nature and source of a person’s abnormal
behavior and classifying the behavior pattern within an
accepted diagnostic system

▷ Self-knowledge
▷ Program evaluation
▷ Research
7
JENIS TES

v Tes Kepribadian
Tes yang hanya dapat diberikan Tes yang dapat dilakukan Tes yang mengukur
pada satu orang pada satu pada lebih dari satu orang kecenderungan alamiah
waktu pada satu waktu oleh seorang individu
penguji
Terstruktur Proyektif
Tes kemampuan

Tes Prestasi (achievement) Tes Bakat (aptitude) Tes Inteligensi


Hasil pembelajaran Tes yang mengukur potensi Tes yang mengukur potensi
yang dimiliki oleh seseorang umum yang dimiliki seseorang
(ability)

untuk mempelajari atau untuk menyelesaikan


memperoleh suatu permasalahan, menyesuaikan
keterampilan tertentu diri, berpikir abstrak, dan
memanfaatkan pengalaman
8
2.
PERSPEKTIF SEJARAH

9
Awal Mula

Dinasti Han Dunia Barat

Program pengujian Pengembangan Penggunaan tes di


seleksi wajib militer di program tes menjadi Barat banyak belajar
Cina battery test : bertahap dan dari apa yang
hukum publik, militer, berskala nasional, dilakukan di Cina
pertanian, tata dilengkapi ruang tes pada saat itu.
keuangan, geografi khusus
Inggris : 1832
Lokal provinsi Seleksi
nasional pejabat pekerjaan
negara
Amerika : 1883
Ujian untuk pekerjaan
pemerintahan 10
Perbedaan Individu

Sir Francis
Galton
The Origins of Species Hereditary Genius Pencetus ide ‘tes
(1859) (1869) mental’ menilai
kemampuan mental
manusia berdasarkan
Ada perbedaan Melakukan uji
respon sensori yang
karakteristik individu eksperimental untuk
dihasilkan
pada satu spesies melihat perbedaan
yang sama, yang fungsi sensori dan
berpengaruh terhadap motorik
kemampuan
beradaptasi 1884 mendirikan
11
laboratorium
psikometri di London
Psikologi Eksperimen dan
Pengukuran Psikofisik

1885 – menguji orang- Pada masa ini, mulai


orang dengan brain muncul pemikiran
injury bahwa karakter
seseorang dapat
Dilanjutkan dengan
dinilai dari penampilan
Conrad Rieger yang
juga mengembangkan luar dan dari strutur
battery test untuk tengkorak
kerusakan otak

12
Psikologi Eksperimen dan
Pengukuran Psikofisik

J.E. Herbart E. H. Weber G. T. Fechner

Mengembangkan Menunjukkan adanya Kekuatan sensasi


model matematis psychological treshold berkembang sesuai
dari pikiran sebagai (batas psikologis) dengan logaritma dan
dasar teori
pendidikan atau stimulus intensitas stimulus
minimum yang
diperlukan untuk
mengaktifkan sistem
sensoris

13
Psikologi Eksperimen dan
Pengukuran Psikofisik

G. Whipple

Mendirikan Meneruskan
laboratorium di pemikiran Wundt
University of Leipzig;
dinobatkan sebagai
Menyelenggarakan
pendiri ilmu psikologi
sebuah seminar
yang dihadiri banyak
psikolog ternama
dan menghasilkan
dua inventori
pengukuran

14
Tes Psikologi
Modern
▷Seguin Form Board Test
(1866/1907) untuk
mengevaluasi orang
dengan cacat mental

▷ Kraeplin (1912)
mengembangkan berbagai
tes untuk orang
dengan kecacatan
emosi

15
Evolusi Tes Inteligensi dan
Tes Prestasi Terstandar

Dipublikasikan tahun 1908 – usia mental 1911 - ada revisi


1905, terdiri atas 30 seorang anak bisa pada item; pada saat
item yang memiliki diukur; ini ide tes inteligensi
tingkat kesulitan
sudah menyebar ke
bertingkat
Menambah jumlah dunia
Dirancang untuk sampel terstadar
mengidentifikasi orang 1916 - revisi dan
dengan kecerdasan di penambahan item-
bawah normal item baru pada skala
SB dan menjadi versi
Menguji pada
yang paling
sampel terstandar,
membuat norma berkembang pesat di 16

pembanding Amerika
Evolusi Tes Inteligensi dan
Tes Prestasi Terstandar

Perang Dunia I butuh


pengukuran untuk
mengevaluasi
rekrutmen dalam
jumlah besar, tetapi
tes Binet adalah tes
individu

17
Evolusi Tes Inteligensi dan
Tes Prestasi Terstandar

Perang Dunia I Tes dengan jawaban


butuh pengukuran pilihan berganda yang
untuk mengevaluasi terstandardisasi pada
rekrutmen dalam
sampel besar
jumlah besar, tetapi
tes Binet adalah tes
individu Memungkinkan untuk
dilakukan dalam
konteks sekolah,
mudah
diadministrasi, tingkat
subjektivitas
rendah 18
Evolusi Tes Inteligensi dan
Tes Prestasi Terstandar

Howard Knox Dikembangkan oleh


mengembangkan Stanley Porteus
sebuah tes non
verbal untuk
Merupakan
memfasilitasi imigran
dengan kemampuan serangkaian mazes
bahasa inggris yang yang mana tester
terbatas harus menghindari
- Visual Comparison jalan buntu ketika
Test menelusuri jalan dari
- Cube Imitation Test
awal hingga akhir
- etc
19
Evolusi Tes Inteligensi dan
Tes Prestasi Terstandar

Perang Dunia I Tes dengan jawaban 1930an


butuh pengukuran pilihan berganda - Revisi terhadap
untuk mengevaluasi yang terstandardisasi skala Binet dengan
rekrutmen dalam
pada sampel besar memperbanyak
jumlah besar, tetapi
tes Binet adalah tes sampel
individu Memungkinkan untuk - Dikembangkan
dilakukan dalam WBIS dengan
konteks sekolah, hasil bukan hanya
mudah diadministrasi, skor tunggal
tingkat subjektivitas melainkan
rendah beberapa skor;
termasuk skor 20
performa
Tes Kepribadian (1920-1940)
Mulai berkembang sesaat sebelum Perang Dunia II, tes yang mengukur
karakteristik yang stabil atau trait yang menjadi dasar dari perilaku

Dikembangkan Merupakan tes Tes proyeksi yang


selama PD I dan proyeksi pertama lebih terstruktur
dipublikasikan setelah yang dipublikasikan
perang tes (1921) Dikembangkan oleh
kelompok, paper &
Henry Murray &
pencil, dan terstruktur
1932 – mulai Christina Morgan
Kritik : mengartikan dilanjutkan (1930)
respon benar salah penelitiannya oleh
secara eksplisit Sam Beck

21
Tes Kepribadian (1920-1940)
Mulai berkembang sesaat sebelum Perang Dunia II, tes yang mengukur
karakteristik yang stabil atau trait yang menjadi dasar dari perilaku

1943 – tes kepribadian Akhir 1940-an,


terstruktur dalam diperkenalkan oleh R.
bentuk inventori; B. Catell ; berbasis
menggunakan metode
model analisis faktor
empiris untuk
menentukan makna
dari sebuah respon

22
Perkembangan Tes Psikologi

Pada tahun 1950an-1970an, pengukuran


psikologi mengalami penurunan baik dalam
penggunaan maupun pengembangannya
karena peran psikolog klinis tidak bisa
banyak

Selama tahun 1980an sampai sekarang, banyak


muncul cabang terapan psikologi yang
berkembang sehingga fungsi tes pun kembali
hidup

23
Dasar Statistik
Pengukuran
Psikologi
Outline:
1. Norma dan Interpretasi
Skor
2. Reliabilitas
3. Validitas
4. Analisis Butir Item
2
NORMA DAN
1.
INTERPRETASI
SKOR TES
… the meaning of test scores
derives from the frames of
reference we use to interpret
them and from the context in
which the scores are obtained.

4
Norma menggambarkan
performa suatu kelompok
pada tes tertentu

5
Istilah Penting
RAW SCORE
Adalah angka (x) yang menunjukkan
jumlah atau gambaran beberapa
aspek dari performa seseorang yang
diukur atau diobservasi dalam
sebuah tes psikologi

6
Konsep Dasar
▪ Skor-skor pada tes psikologis paling umum
diinterpretasikan dengan acuan pada norma-norma yang
menggambarkan kinerja tes dari sampel terstandarisasi.
▪ Dalam rangka menilai lebih tepat posisi individu yang pasti
dengan mengacu pada sampel standarisasi, skor mentah
diubah menjadi ukuran relatif.
▪ Sasaran pokok metode statistik adalah untuk
mengorganisasi dan merangkum data kuantitatif dalam
rangka memudahkan pemahaman.
7
Konsep Dasar
▪ Contoh: suatu daftar skor tes yang berisi 1000 skor akan
membingungkan karena tidak banyak artinya. Namun daftar
tersebut dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
(pie chart, histogram, dll). Lalu dapat juga ditampilkan
bentuk kurva normal. Deskripsi statistik lainnya adalah
mean, modus, median, varians, dan standar deviasi.

8
KERANGKA ACUAN
Interpretasi Skor Tes
NORMA KRITERIA PERFORMA
Menggunakan performa kelompok Menggunakan prosedur, indikator
orang tertentu sebagai perilaku, dan sejumlah kriteria
informasi/standar dalam lainnya untuk mengartikan skor
mengartikan skor
Berguna untuk mengetahui tingkat penguasaan
seseorang
Berguna jika ingin membandingkan satu orang
dengan orang lain 9
NORM-REFERENCED TEST INTERPRETATION

Developmental Norms Within-Group Norms

Ordinal Scale

Mental Age Scores Normative Sample

Grade Equivalent Score


10
NORM-REFERENCED TEST INTERPRETATION
NORMA PERKEMBANGAN
Salah satu cara untuk menempelkan arti pada skor-skor tes adalah dengan
mengindikasikan sejauh mana seorang individu telah maju sepanjang jalur perkembangan
yang normal.
▪ Skala Ordinal bisa berdasarkan teori atau tahapan perkembangan
Contoh : pemeriksaan kemampuan motorik bayi usia 6 bulan apakah sudah melewati
angkat kepala–berguling–duduk ? Atau apakah kemampuan kognitif anak
sesuai dengan teori Piaget?
▪ Usia Mental skor yang menunjukkan tingkatan level kemampuan seseorang yang
diterjemahkan ke dalam usia anak yang memiliki kemampuan setara
▪ Ekuivalen Kelas
Contoh : prestasi seorang anak di kelas bisa saja disebut ekuivalen kelas tujuh untuk
membaca, ekuivalen kelas delapan untuk berhitung, dst.
11
NORM-REFERENCED TEST INTERPRETATION
NORMA KELOMPOK
Merupakan cara mengevaluasi performa seseorang dengan cara membandingkannya
dengan performa dari satu atau lebih kelompok yang dijadikan referensi. Kelompok yang
dijadikan pembanding disebut dengan normative sample

▪ Subgroup Norms ketika sampel yang besar dikumpulkan untuk merepresen-


tasikan populasi yang besar, norma dapat dipecah-pecah ke dalam kelompok kecil
atau yang lebih spesifik
▪ Local Norms ketika peneliti ingin mengevaluasi skor berdasarkan kelompok yang
dibentuk dari setting institusional atau letak geografis tertentu
▪ Convinience Norms norma yang dibuat denga nmenggunakan kelompok orang
yang (kebetulan) tersedia pada saat tes dibuat

12
NORM-REFERENCED TEST INTERPRETATION
NORMA KELOMPOK
Ada beberapa cara mengekspresikan skor ketika menerapkan norma kelompok

Skor
Persentil
Standar

IQ Transformasi
Simpangan Nonlinear
13
Relativitas Norma
Perbandingan Antar-Tes

Sampel Normatif

National Anchor Norms

Norma-norma spesifik

Kelompok rujukan tetap

Item Response Theory 14


Komputer dan Interpretasi Skor Tes
▪ Komputer memiliki dampak yang besar atas setiap fase
testing, mulai dari penyusunan tes sampai pada
administrasi, skoring, pelaporan, dan interpretasi.
▪ Keuntungan: kecepatan analisis.
▪ Kemungkinan bahaya: kesalahan interpretasi.

15
2.
RELIABILITAS
The term ‘reliability’ suggests
trustworthiness. Reliability
is based on the consistency
and precision of the results
of the measurement process

17
Definisi Reliabilitas
▪ Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh
orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes
yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan
seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang
berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.

18
Standard Error of
Measurement
▪ Setiap orang memiliki skor yang sebenarnya (true score)
yang akan diperoleh bila tidak ada kesalahan dalam
pengukuran (error)

▪ Menggunakan simpangan baku kesalahan sebagai


pengukuran dasar kesalahan (SEM)
19
Standard Error of
Measurement
Interpretation of Individual Scores

Interpretation of Score Differences

20
Interpretasi Skor-
skor Individu
▪ Kesalahan standar pengukuran dan koefisien reliabilitas merupakan cara-cara
alternatif untuk mengungkapkan reliabilitas tes

21
Interpretasi
Perbedaan Skor
▪ Berfungsi sebagai alat periksa terhadap penekanan berlebihan pada perbedaan-
perbedaan kecil antara skor-skor.
▪ Kehati-hatian diperlukan ketika membandingkan skor tes dari orang yang berbeda
dan ketika membandingkan skor individu yang sama dalam kemampuan yang
berbeda.

22
Jenis Reliabilitas

Kuder-
Richardson
Alternate- Reliability
Test-Retest Split-half Scorer
Form
Reliability Reliability Reliability
Reliability Co dan nt
efficie
Alpha

23
Jenis Reliabilitas
TEST RETEST ALTERNATE FORM SPLIT HALF
▪ Mengulang tes yang identik ▪ Orang yang sama ▪ Dari satu tes, mungkin
pada kesempatan kedua diberikan tes pada suatu didapatkan dua skor yang
▪ Sumber kesalahan : time kesempatan lalu didapat dari pembelahan
sampling ketika hal yang diberikan tes lain (yang tes menjadi dua bagian
mau diukur adalah ekuivalen dengan tes yang ekuivalen.
karakteristik yang tidak pertama) pada ▪ Terkadang skor dari tes
berubah sepanjang waktu pertama dan kedua bisa
kesempatan kedua.
▪ Error varians dapat muncul jadi tidak sama karena
▪ Sumber kesalahan : item sejumlah faktor seperti
karena fluktuasi
sampling perbedaan
kemampuan dari satu tes bentuk kedua tes kelelahan, kebosanan, efek
ke tes lain; bisa latihan, dan faktor lain
disebabkan karena kondisi ▪ Mengukur stabilitas dan yang bervariasi dari awal
atau suasana tes yang konsistensi respon hingga akhir tes.
tidak terkontrol. terhadap item yang
berbeda. 24
Jenis Reliabilitas
KUDER RICHARDSON DAN SCORER RELIABILITY
COEFFICIENT ALPHA ▪ Dapat dicapai dengan
▪ Didasarkan atas konsistensi menggunakan dua penguji untuk
respon terhadap semua item menilai tes yang sama
dalam tes.
▪ KR20 untuk item dikotomi (skor
1-0); koefisien α untuk item
skala sikap
▪ Cara lain: analisis faktor
membagi item ke dalam
subkelompok, lihat masing-
25
masing konsistensi internal
t
Questionnaire 1 Questionnaire 1
Test-Retest Reliability
Item 1 Item 1
Item 2 Item 2

Reliability as
Item 3 Internal Consistency Item 3

Questionnaire 2
Item 1
Equivalent-Forms
Reliability Item 2

Item 3
Interrater Reliability
26
3.
VALIDITAS
Validity, as applied to a
test, is a judgment or
estimate of how well a test
measures what
it purports to measure in a
particular context
28
Validitas sebuah tes
menyangkut apa yang
diukur tes dan seberapa
baik tes itu bisa mengukur.

29
Alat ukur yang valid
… menunjukkan bahwa alat ukur tersebut dapat (valid)
digunakan untuk populasi tertentu dalam satu waktu tertentu.
Tidak ada tes/pengukuran yang dapat digunakan secara
universal

30
Dua kecenderungan umum dalam usaha validasi tes:
(1) Orientasi teoretis yang makin kuat
(2) Hubungan yang erat antara teori psikologis dan verifikasi
melalui testing hipotesis empiris dan eksperimental

31
Validitas ditentukan berdasarkan tiga
kategori berikut:

• Experd
Content Judgement
• Predictive
Criterion • Concurrent
Related

• Convergent
Construct • Discriminant
32
CONTENT VALIDITY
FACE VALIDITY
→ Face validity mengukur bagaimana kesan atau penangkapan peneliti terhadap
apakah yang terlihat dapat diukur orang tersebut adalah orang yang paling Ia tertarik

→ Lebih membahas apakah pengukurannya tampak baik/bagus dan sesuai dengan


orang yang mengisi dan sejauh mana relevansinya dengan apa yang diukur

Implikasi :
Masih dapat digunakan meskipun FV buruk
Kurang “menjual” di awal

33
CONTENT VALIDITY
CONTENT VALIDITY
▪ Prosedur deskripsi-isi pada dasarnya melibatkan pengujian sistematik atas
isi tes untuk menentukan apakah tes itu mencakup sampel representatif
dari domain perilaku yang harus diukur.
▪ Prosedur validasi seperti ini umumnya digunakan dalam tes-tes yang
dirancang untuk mengukur seberapa baik individu telah menguasai
keterampilan atau bidang studi tertentu.
▪ Validitas isi dibangun dalam tes sejak awal melalui pilihan soal-soal yang
tepat.
▪ Untuk beberapa tes, dalam rangka memastikan tes memiliki konten yang
tepat dapat dilakukan observasi perilaku terlebih dahulu sebelumnya agar
bisa menghasilkan item yang sesuai
34
CONTENT VALIDITY
CONTENT VALIDITY
→ Penilaian mengenai sejauh mana ketepatan antara perilaku yang
menggambarkan perilaku populasi yang mau diteliti dengan tesnya itu
sendiri
→ Sebuah tes yang valid adalah tes yang memiliki perbandingan seimbang
antara materi/bahan yang terwakitlkan dalam alat tes dengan keseluruhan
jumlah materi dalam pembahasan (imbagn)

→ Cara : konsultasi dengan ahli (expert judgement)


→ Kuantifikasi : Content Validity Ratio atau Content Validity Index
Intinya menghitung derajat kesetujuan antar penilai
35
CRITERION-RELATED VALIDITY
CRITERION-RELATED VALIDITY
▪ Prosedur validasi prediksi-kriteria menunjukkan efektivitas sebuah tes
untuk memprediksi kinerja seseorang dalam aktivitas-aktivitas tertentu.
Ukuran kriteria yang menjadi tolok ukur validasi skor-skor tes divalidasikan
bisa diperoleh pada saat yang hampir sama dengan pemberi skor tes atau
setelah suatu interval ditetapkan.
▪ Penggunaan validitas ini misalnya ketika sebuah perusahaan ingin
mengevaluasi sebuah tes untuk menyeleksi para pelamar kerja di
perusahaannya atau ketika sebuah perguruan tinggi ingin menentukan
bagaimana sebuah tes bakat akademik dapat memprediksi kinerja mata
kuliah mahasiswa-mahasiswanya

36
CRITERIOIN-RELATED VALIDITY
CRITERION-RELATED VALIDITY

CONCURRENT VALIDITY PREDICTIVE VALIDITY


Derajat kesesuaian skor tes dengan kriteria Derajat kemampuan skor tes memprediksi
yang diukur pada saat itu juga kriteria yang diukur

 Contoh aplikasi : tes potensi akademik,


 Contoh aplikasi : psikodiagnostik sejauh mana dapat memprediksi
(merancang tes dalam rangka keberhasilan belajar di tingkat
memberikan diagnosis) pendidikan selanjutnya

37
CONSTRUCT VALIDITY
CONSTRUCT VALIDITY
▪ Validasi konstruk sebuah tes adalah lingkup sejauh mana tes bisa
dikatakan mengukur suatu konstruk atau sifat yang teoretis. Contohnya
konstruk bakat/ kemampuan belajar dan kecemasan.
▪ Konstruk sebuah ide ilmiah yang dikembangkan atau menjadi hipotesis
untuk menjelaskan atau menggambarkan perilaku (contoh : inteligensi
adalah konstruk yang dapat menjelaskan mengapa seseorang memiliki
prestasi yang baik)
▪ Constructs are unobservable, presupposed (underlying) traits that a test
developer may invoke to describe test behavior or criterion performance.
The researcher investigating a test’s construct validity must formulate
hypotheses about the expected behavior of high scorers and low scorers
on the test. These hypotheses give rise to a tentative theory about the
nature of the construct the test was designed to measure 38
CONSTRUCT VALIDITY
CONSTRUCT VALIDITY
▪ Dalam suatu analisis atas validasi konstruk, kita harus menunjukkan bukan
hanya bahwa sebuah tes berkorelasi secara signifikan dengan variabel-
variabel lain secara teoretis, tetapi juga bahwa ia tidak berkorelasi secara
signifikan dengan variabel-variabel yang memang berbeda dari tes
tersebut. Hal ini disebut validasi konvergen dan diskriminan.

39
CONSTRUCT VALIDITY
CONSTRUCT VALIDITY

CONVERGENT EVIDENCE DISCRIMINANT EVIDENCE


Bukti validasi yang diperoleh apabila skor Bukti validasi yang diperoleh apabila skor
tes yang dibuat untuk mengukur suatu tes yang dibuat menunjukkan korelasi yang
konstruk memiliki korelasi yang baik kecil (statistically insignificant) dengan skor
dengan skor tes lain yang sudah valid yang tes lain atau variabel lain yang secara
juga mengukur hal yang sama teoretis seharusnya tidak berhubungan
dengan konstruk yang sedang divalidasi

 Contoh : ketika membuat Marital  Contoh : ketika mengembangkan


Satisfaction Scale (1981) dikorelasikan Marital Satisfaction Scale dikorelasikan
dengan Marital Adjustment Test (1959) dengan Marlowe-Crowne Social
Desirebility Scale (1964)
40
CONSTRUCT VALIDITY
Pada dasarnya validasi ini tidak hanya bisa diperoleh dari dua sumber pembuktian
(konvergen-diskriminan), melainkan ada beberapa sumber pembuktian lainnya yang
dapat dijadikan acuan:

Ketika tes mengukur satu konsep Ketika mengukur konstruk yang Bila setelah mendapatkan
tunggal, isi dari tes tersebut harus dapat berubah seiring waktu, maka perlakuan tertentu ada perubahan
homogen, dengan cara melihat harusnya skor tesnya juga akan perilaku, maka korelasi skor
korelasi item/subtest dengan skor mengalami perubahan bila sebelum dan sesudah intervensi
total dilakukan tes ulang dapat menjadi bukti validasi

Mengujikan tes kepada kelompok Sebuah prosedur matematis untuk


yang diduga memiliki karakteristik mengidentifikasi atribut,
yang berbeda dengan kelompok karakteristik atau dimensi yang
yang kita ukur menyusun alat ukur yang mungkin
berbeda pada setiap orang 41
time

Future
Conceptual
behaviors
Variables

Face Validity
Predictive Validity

Other
Domain of the Measured Measured
CVs Variables Variables

(Self-Report)
Content Validity Concurrent Validity(Behavioral)

Similar Items-Scales Items-Scales Other Items-Scales


Convergent Validity Discriminant Validity
42
Kondisi-kondisi yang Mempengaruhi Koefisien
Validitas

▪ Hakikat kelompok: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dll.


▪ Heterogenitas sampel: semakin lebar rentang skor, semakin tinggi
korelasinya.
▪ Praseleksi: misal tes kinerja karyawan, seharusnya yang
menjawab tes adalah semua karyawan, namun pada faktanya
yang menjawab adalah para karyawan superior yang sudah
diseleksi sebelumnya.
▪ Bentuk hubungan antara tes dan kriteria.
▪ Heteroscedasticity.
43
4.
ANALISIS BUTIR
SOAL
ITEM ANALYSIS
▪ Membantu proses evaluasi tes

▪ Dapat dilakukan secara kualitatif [isi dan bentuk] maupun


kuantitatif [ciri statistik]

▪ Validitas dan Reliabilitas suatu alat tes bergantung


pada ciri-ciri butir soal tesnya

45
Item analysis, a general term for a
set of methods used to evaluate
test items, is one of the most
important aspects of test
construction. The basic methods
involve assessment of item
difficulty and item discriminability 46
Kesulitan Butir Soal

Skala
Persentase Skala
Absolut
Kelulusan Interval
Thurstone

Penyesuaian
Distribusi
dengan
Skor Tes
Tujuan Tes
47
Diskriminasi Butir Soal

= sejauh mana butir soal mampu mengukur apa yang ingin diukur

Indeks Statistik
Pilihan Kriteria Diskriminasi Butir
Soal

Analisis Sederhana
Penggunaan
dengan Kelompok
Kelompok Ekstrem
Kecil

48
Teori Respons Butir Soal

Item-Test Regression

Item Response Theory (IRT)


49
Administrasi dan
Penyelenggaraan Tes
Psikologi
Psikodiagnostik 1 (Pengantar) - 2018
Cakupan Materi:

Standar pelaksanaan tes psikologi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tes psikologi


Validitas
Reliabilitas
Situasi tes

Karakter
tester dan
testee

... maka diperlukan Administrasi


Tes yang tepat guna mendukung
Skor akhir yang didapat individu
pencapaian tujuan yang maksim
al.
The Examiner & The Subject

Hubungan antara Tester dan Testee


Rapport

 Sejauh mana rapport harus dibangun antara tester dan testee?

 Sekitar 50 tahun lalu dilakukan penelitian mengukur IQ anak sekolah dengan WISC (Wechsler
Intelligence Scale for Children).
Kelompok 1: mendapat perlakukan berupa rapport yang hangat
Kelompok 2: rapport biasa saja
Hasilnya: nilai IQ kelompok 1 cenderung lebih tinggi dibanding kelompok 2 (note: masih di range IQ yang sama)
The Examiner & The Subject

Ras dariTester

 Ras dari tester diduga berpengaruh terhadap pencapaian skor testee 


Namun argumen ini belum pernah sepenuhnya terbukti
 Sampai saat ini, tetap perlu disadari bahwa perbedaan ras antara tester
dan testee tetap berpotensi menjadi bias.
The Examiner & The Subject

Bahasa

 Penyelenggaraan tes akan lebih mudah apa


bila contohnya alat tes XYZ sudah diadapta
si dengan baik ke dalam Bahasa Indonesia,
dan juga tester dan testee sama-sama
Alat tes Tester berbahasa ibu berupa Bahasa Indonesia

Testee
The Examiner & The Subject

Pelatihan untuk Administrator Tes

 Administrasi tes biasanya meliputi instruksi, skoring, dan penyajian data (skor hasil tes).

 Interpretasi wajib hanya bisa dilakukan oleh Psikolog.

 Pelatihan diperlukan guna memastikan akurasi dari:


1) Instruksi yang tepat dari suatu tes
2) Teknik skoring yang tepat dari suatu tes
The Examiner & The Subject

Expectancy Effects atau Rosenthal Effects

Ditemukan oleh Robert Rosenthal

Apabila sebelum tes dimulai semua peserta tes diberikan pengharapan yang tinggi, diduga akan
meningkatkan skor tes.

Contoh: di awal tes, tester menyebutkan: “saya yakin peserta di kelas ini pandai dan dapat menyel
esaikan tes dengan cepat.”  diduga skor tes para peserta tersebut berpotensi naik.
The Examiner & The Subject

Dampak Reinforcement

Apabila di awal tes, peserta diberikan reinforcement, misalnya reinforcement positif berbentuk
token atau hadiah, maka nilai tes berpotensi meningkat.
The Examiner & The Subject

Administrasi Tes Berbasis Komputer

Kelebihan:
a) Sangat terstandar
b) Dapat “dijahit” sesuai kebutuhan individu
c) Manajemen waktu yang lebih baik
d) Membuat kita sebagai manusia dapat mengerjakan hal lain
e) Mengurangi bias karena minim perjumpaan antara tester dan testee
f) Menguji fokus dan kesabaran testee

Kelemahan: ???
Behavioral Assessment Methodology

Reactivity Drift

Expectancies Deception

Statistical Control
of Rating Errors
WAWANCARA DAN OBSERVASI DALAM
PSIKODIAGNOSTIK
PROSES PSIKODIAGNOSTIKA
 Janis (1969) 2 proses utama dalam psikodiagnostika :
Menilai orang lain dengan cara praktis yang umum dilakukan
Proses dalam kehidupan sehari-hari
Informal Menjadi kurang objektif karena sangat tergantung pada
pengalaman dan pengetahuan masing-masing
Proses asesmen yang sistematis dan terarah dengan kontrol
Proses yang ketat
Formal Lebih objektif ; bisa dilakukan melalui pendekatan klinis atau
pendekatan objektif
TAHAPAN DALAM PROSES PEMERIKSAAN
PSIKOLOGIS

pemeriksaan

(Groth-Marnat, 1984)
METODE DALAM PSIKODIAGNOSTIK

Wawancara Observasi

Analisis
Tes Psikologi Dokumen
Pribadi
KEDUDUKAN WAWANCARA & OBSERVASI DALAM
PSIKODIAGNOSTIK
 Tujuan psikodiagnostik : menjawab pertanyaan / permasalahan

 Wawancara dan observasi merupakan metode yang sangat penting dalam proses
psikodiagnostik utama

 Saling melengkapi satu sama lain, dilakukan secara paralel


 Hasil dari wawancara dan observasi dielaborasi sebagai satu kesatuan informasi
WAWANCARA DAN OBSERVASI
 Sebagai metode psikodiagnostik, wawancara dan
observasi memiliki fungsi:
 Information gathering
 Understanding the information
 Integration the information
 Intervention to solve the problem
METODE OBSERVASI
DEFINISI OBSERVASI
Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan
informasi tentang perilaku secara sistematis untuk tujuan
membuat keputusan
(Cartwright & Cartwright, 1984)

Observasi adalah mengamati dengan tujuan untuk mendapat data


tentang suatu masalah sehingga diperoleh pemahaman sebagai
alat untuk membuktikan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.
OBSERVASI DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
 Memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul,
dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut
 Tidak hanya dilakukan secara langsung, namun juga pengamatan
tidak langsung (melalui kuesioner atau tes)

 Sebagai alat untuk mengukur perilaku yang tidak terukur melalui


metode lainnya – terutama pada anak-anak
OBSERVASI SEBAGAI METODE ILMIAH
 Memiliki tujuan-tujuan yang telah dirumuskan
What
 Direncanakan secara sistematik, bukan terjadi secara … yang akan diamati

tidak teratur How Who


 Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan … yang diamati
proporsi-proporsi yang lebih umum, tidak hanya
dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu semata- Why When
mata pengamatan dilakukan
 Dapat dicek dan dikontril validitas, reliabilitas, dan Where
ketelitiannya sebagaimana data ilmiah lainnya
TUJUAN OBSERVASI
 Mendeskripsikan setting yang dipelajari
 Mendeskripsikan aktivitas-aktivitas yang berlangsung
 Menjelaskan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas
 Makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian
yang diamati tersebut
-------------------
 Pre-session assessment : dilakukan di awal, di luar ruang pemeriksaan
 Pemantauan perkembangan klien
 Laporan deskripsi dan informasi status mengenai klien
TARGET OBSERVASI
 Penampilan
 Reaksi emosi, ekspresi wajah
 Cara bicara
 Pola respon
 Gerak tubuh, gestur
 Aktivitas yang dilakukan
LANGKAH-LANGKAH OBSERVASI
 Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.
 Mengetahui/memperoleh pengetahuan yang akan diobservasi.
 Jawab 5W+1H
 Membuat tata cara observasi (metode apa, alatnya apa).
 Membatasi dengan tegas hal-hal yang akan diobservasi.
 Melakukan observasi dengan secermat-cermatnya.
 Membuat hasil catatan-catatan/observasi.
 Memahami pencatatan dan penggunaan alat.
METODE WAWANCARA
DEFINISI WAWANCARA
An interview is a conversation directed to a definite purpose
other than the satisfaction in the conversation itself
(Bingham & Moore, 1959)

An interview is a conversation encounter between two


individuals encompassing bith verbal and non verbal
interaction
(Pope, 1979)
DEFINISI WAWANCARA
An interview is an interactional communication process
between two parties, at least one of whom has a
predetermined and serious PURPOSe, and usually involves the
asking and answering of QUEStion
(Stewart & Cash, 2006)

Elemen :
INTERACTIONAL PROCESS PARTIES PURPOSE QUESTION
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Timing
- Kapan waktu yang tepat untuk melakukan wawancara
- Berapa lama waktu wawancara

Content of interview
- Apa yang akan ditanyakan

Manner of response
- Lihat jenis pertanyaanya, harapan jawabannya sesuai atau tidak dengan jenis pertanyaannya
- Open / closed response

Feedback
- Usaha untuk memperjelas informasi / data yang sudah diperoleh. Salah satu contohnya adalah
dengan melakukan paraphrasing dan perception checking
KETERAMPILAN WAWANCARA
 Listening
 Observing voice and speech
 Observing non verbal behavior
 Observing personal appearance OBSERVASI
 Integratif observation
JENIS WAWANCARA


solution


and development
JENIS WAWANCARA BERDASARKAN TUJUAN

Clinical
Interview
Wawancara untuk aplikasi Wawancara untuk aplikasi klinis,
organisasi dan industri bertujuan untuk menggali
permasalahan Contoh : survey

Contoh : wawancara riwayat


keluhan, riwayat hidup
ANAMNESA
 Wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai proses perkembangan
keluhan dan/atau kondisi klien dalam jangka panjang yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu dalam kehidupannya

 Alloanamnesa : mewawancari orang tua, kerabat, atau significant others


 Autoanamnesa : mewawancarai klien langsung

 Dalam melakukan wawancara klinis, psikolog harus mampu menelusuri tema-tema


hidup klien, menelusuri penyebab gangguan/masalah, serta menelusuri dugaan
atau prediksi dari masalah
ANAMNESA
Beberapa hal yang dapat digali pada saat melakukan anamnesa antara lain :
1. Mengidentifikasi data diri
2. Alasan menjalani pemeriksaan
3. Kondisi saat ini
4. Masalah lain yang berkaitan (biasanya keluarga)
5. Hal yang berkaitan dengan kehamilan, kehamilan serta perkembangan pada
masa bayi
6. Riwayat perkembangan (fisik, kognitif dan bahasa, psikosisosial)
7. Kesehatan
8. Riwayat pendidikan , dll.
STRATEGI MELAKUKAN WAWANCARA
Membangun rapport  menunjukkan ketertarikan, mengatasi
kecemasan
Memotivasi interviewee
Memfasilitasi komunikasi  menggunakan respon natural dari
itee, menggunakan kosakata yang tepat, mengklarifikasi
istilah2 itee
Memformulasikan pertanyaan yang tepat 
Mencatat dan merekam (tape recording)
TES KEMAMPUAN
MENTAL DAN
INTELIGENSI
1
DEFINING INTELLIGENCE

Before we start the


discussion about the test, we
must define it
first
BINET

Intelligence is “the tendency to


take and maintain a definite
direction; the
capacity to make adaptations for
the purpose of attaining a
desired end, and the
power of autocriticism”
SPEARMAN

Intelligence is “the ability to


educe either relations or
correlates”
INTELLIGENCE
▪ Adjustment or ▪ Ability to resolve genuine
adaptation of the problems or difficulties as
individual to his total they are encountered
environment (Gardner)
▪ Ability to learn and
to carry ▪ Mental activities involved in
on abstract thinking purposive adaptation
(Freeman) to, shaping of, and selection of
real- world environments
relevant to one‟s life
▪ Ability to plan and structure
(Sternberg)
one‟s behavior with an end
in view (Das)
2
MENTAL ABILITY TEST

Discussions start here!


ISTILAH YANG HARUS DIKETAHUI

Kemampuan Mental (mental ability)


▪ bisa diartikan sebagai inteligensi umum
dan kemampuan lain atau ‘bakat’ dalam
bidang tertentu (numerik, spasial, dsb)

▪ Yang termasuk ke dalam tes kemampuan


mental adalah tes inteligensi dan tes bakat
khusus (aptitude)
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental

1. Spearman (Two Factor Theory) Kemampuan Mental

terdiri dari satu


faktor umu dan sejumlah faktor
m
khusus yang dependen terhadap
faktor umu
m
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental

1. Spearman (Two Factor Theory)


 Tes yang sejalan dgn teori Spearman : Tes PM dan versi
pertama dari tes Binet

 Variasi :
Teori Catell fluid & crystallized ability
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental

1. Spearman (Two Factor Theory)


 Tes yang sejalan dgn teori Spearman : Tes PM dan versi
pertama dari tes Binet

 Variasi :
Teori Catell fluid & crystallized ability

ability to find meaning in confusion and solve new problems. It


is the ability to draw inferences and understand the relationships
of various concepts, independent of acquired knowledge
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental

1. Spearman (Two Factor Theory)


 Tes yang sejalan dgn teori Spearman : Tes PM dan versi
pertama dari tes Binet

 Variasi :
Teori Catell fluid & crystallized ability

the ability to use skills, knowledge, and experience. It should


not be equated with memory or knowledge, but it does rely on
accessing information from long-term memory.
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental

2. Thurstone (Multiple Factor Theory)

▪ Menganggap mental ability sebagai kesatuan dari


sejumlah faktor yang independen satu dengan
lainnya.

▪ Tes yang disusun sejalan dengan teori ini antara lain


adalah Diferrential Aptitude Test dan WBIS (WAIS &
WISC)
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental

3. Hierarchical Factor Theory

▪ Memandang mental ability sebagai sistem yang bersifat


hirarkis dengan G factor pada hirarki pertama. Pada saat
sekarang ada berbagai versi teori yang bersifat hirarklits
(antara lain Vernon)
2
BINET’S INTELLIGENCE TEST
PRINSIP DASAR

▪ Disusun dengan pemikiran bahwa inteligensi


tercermin melalui judgement, attention,
dan reasoning

▪ Melibatkan 2 konsep utama yang sekaligus


menjadi prinsip pengukuran inteligensi
yaitu:
▫ PRINSIP AGE DIFFERENTIATION
▫ KONSEP GENERAL MENTAL ABILITY
PRINSIP DASAR

1. AGE DIFFERENTIATION
▪ Anak yang lebih tua bisa dibedakan dari yang lebih muda
karena kemampuan mereka lebih tinggi
▪ Maka, tugas-tugas tes disusun untuk kelompok usia
▪ Mental age adalah ukuran kemampuan menyelesaikan
tugas pada kelompok usia tertentu
PRINSIP DASAR

2. GENERAL MENTAL ABILITY


▪ Dalam menyusun tugas (memilih item) Binet bertujuan
mengukur General Mental Ability, yaitu total produk dari
berbagai elemen inteligensi yang bervariasi dan terpisah

▪ Tidak melakukan identifikasi masing- masing elemen


atau aspek inteligensi
KRITIK TERHADAP SBIS

▪ Skala Binet kurang cocok untuk


orang dewasa
▪ Semata-mata bersifat verbal
▪ Lebih menekankan speed sehingga bisa
merupakan hambatan bagi orang dewasa lanjut
PERKEMBANGAN SKALA BINET
1905 1908

▪ Pengukuran inteligensi pertama ▪ Mempertahankan prinsip


▪ Tes individu, terdiri dari 30 item perbedaan usia
yang disusun berdasarkan derajat ▪ Menggunakan format skala usia
kesulitan kelompok item berdasarkan level
usia
▪ Menentukan level kekurangan
▪ Memperkenalkan konsep
intelektual dan batas item yang
mental age
menentukan levelnya

▪ Limitasi : skala usia tidak dapat


▪ Limitasi : norma 50 anak normal,
mendiferensiasi kemampuan
dokumentasi validitas, unit
anak dengan baik, skor tungal
pengukuran
yang punya titik berat pada area
verbal
PERKEMBANGAN SKALA BINET
1916 1937

▪ Dilakukan oleh L.M. Terman ▪ Menambah rentang usia (2 th-22


▪ Mempertahankan 4 konsep dasar th 10 bln)
yang ada pada versi sebelumnya ▪ Ada form alternatif (2 form: L
▪ Memperluas rentang usia (3-14 dan M)
tahun + dewasa normal & ▪ Standar skoring &
superior) interpretasi diperbaiki
▪ Kalkulasi IQ melalui MA dan CA ▪ Mulai ada item
performance

▪ Limitassi : ▪ Memperluas penormaan ke


▫ Max CA= 16 tahun, 11 negara bagian AS
▫ Max MA= 19.5 tahun
▪ Masalah :
▫ Reliabilitas
PERKEMBANGAN SKALA BINET
1960 2003 - FIFTH

▪ Menggabungkan form L dan M jadi ▪ Mulai menggunakan model


satu instrumen hirarki dengan lima faktor yang
▪ Tabel IQ baru secara imbang mengukur aspek
verbal dan non verbal

▪ Perkembangan revisi versi L-M:


▫ 1972 : menambah sampel norma
termasuk kulit hitam
▫ 1986 : menghapus format skala
usia, diganti jadi skala poin
30 items in increasing oTder of difficulty
Idiot
1905 scale Used outmoded terms Imbecile

Provided first major measuTe of human intelligence


Measuring unit
Problems Normative data
Validity documentation

Retained principle of age diffcTcntiation


1908 scale Used age scale format
Introduced concept of mental age

Age diffeTentiation
Principles of General mental ability
Retained Age scale
Mental age concept

1916 scale Age range increased (3— l4- yr plus average and superior adults)
Alternate item added
Increased size of standardization sample
Introduced IQ concept
Age scale format
Returned Age differentiation
General mental ability
Rejected IQ concept
1960 scale
Added deviation IQ

Combined forms L and M


Made several mirror improvements
3
WECHSLER’S INTELLIGENCE
TEST
▪ Disusun dengan keyakinan bahwa faktor
non-inteligensi ikut mempengaruhi hasil tes
▪ Kritik terhadap Binet : hanya bisa digunakan pada
anak-anak, sehingga dibuatlah tes yang dapat
digunakan pada orang dewasa
▪ Terdiri dari sejumlah sub-scale untuk mengukur
bukan hanya general intelligence
▪ Memperkenalkan adanya ‟point scale‟ dan
„performance scale‟
Itew have content validity for adults
Does not handicap older adulp
adulp
Cowidgrs intellectual deterioration with age

Credir received for each item passed


'*' Point scale Itew grouped @ content
xale Yields multiple scores

No nverbal meanire of inRlUgence


Performance
scak No nverbal/pedormance tasks grouped together
“Intelligence is the capacity to
act purposefully, think
rationally and deal effectively
with the environment."

David Wechsler
WECHSLER’S INTELLIGENCE TEST

WB WAIS WISC WPPSI


▪ Mula-mula (1939) ▪ Dipergunakan ▪ Mula-mula (1967)
distandarisasi pertama kali disusun untuk anak
dengan sampel tahun 1949 4- 6,5 tahun
sejumlah 1081 ▪ Merupakan
orang ▪ Direvisi tahun 1985
perluasan WB
jadi WPPSI-R dengan
▪ Dikembangkan dewasa untuk
kelompok anak- model serupa
menjadi WAIS pada dengan WAIS-R dan
anak dan disusun
tahun 1955 dan WISC III
dengan konsep yang
direvisi menjadi sama dengan WAIS-
WAIS – R (1981) R
▪ Revisi 1 : 1974
WISC-R
▪ 1991 : WISC
III, (6th-16th
11bl 30 hr)
SKALA WECHSLER

▪ Dibuat untuk orang dewasa


▫ Content validity untuk orang dewasa
▫ Tidak menyulitkan untuk orang yang lebih tua
▫ Mempertimbangkan penurunan kemampuan di usia
lanjut

▪ Berbasiskan point scale


▫ Penilaian dilakukan per item
▫ Item dikelompokkan berdasarkan kesamaan isinya
▫ Menghasilkan multiple score

▪ Mengandung skala performance


▫ Mengukur inteligensi non verbal
SKALA WECHSLER

TABLE 10.1 €ore Wechsler Subtests

Ma@r function measured @ various


Subtest subtests
Vocabubry Vocabubry level
Simila#ñes Abs&act thinéng
Añthmeñc Concen&ation
Digit span Immedbte memory, anxiety
InDrmañon Range of knowledge
Coding Visual-+notor %nctioning
Block design Nonverbal easoning
Maoix reasoning Inducéve easoning
Visual puzzles Perceptual reasoning
Symbol search Information-processing speed
PERHITUNGAN SKALA WECHSLER

▪ Masing-masing subtes menghasilkan raw


score = total poin jawaban benar
▪ Raw score diubah menjadi standard score
berdasarkan acuan yang ada

▪ Totalkan SS dari masing-masing subtes dalam


kelompok sehingga mendapatkan 4 index score

▪ Full scale IQ (FSIQ) diperoleh dari


menjumlahkan SS dari 4 index skor kompositnya
Verbal compg&vion

Mmp o nzaion Black design

Arithmeiu

Digii span

Letier-numbgr sequencing

Digit symbol—coding
Processing speed
Symbol search
TES INTELIGENSI INDONESIA

▪ AJT COGTEST / 2018


▪ Dasar teori : CHC theory

▪ 5-18 tahun
▪ 3 versi :
▫ Brief : 4 subtes
▫ Full : 8 subtes
▫ Comprehensive : 16 subtes
4
OTHER INDIVIDUAL
INTELLIGENCE TESTS
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▪ Detroit Tests of Learning Aptitude-4
▪ The Cognitive Assessment System-II
▪ Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC)
Kaufman Brief Intelligence Test-2 (KBIT-
2)
▪ Kaufman Adolescent and Adult Intelligence Test (KAIT)
▪ Differential Ability Scales (DAS)
▪ McCarthy Scales of Children‟s Abilities (MSCA)
▪ Differential Ability Scales-II (DAS-II)
OTHER TEST OF INTELLIGENCE

▪ Detroit Tests of Learning


Aptitude-4
▫ 1999, berdasarkan versi 1935
▫ 6-17 tahun
▫ 10 subtes yang menghitung 16
komposit, termasuk general
intelligence (menjumlah 10 SS
subtes), optimal level (highest 4 SS),
dan 14 lainnya
OTHER TEST OF INTELLIGENCE

▪ The Cognitive Assessment


System-II (CAS-II)
▫ 5-17 tahun
▫ Disusun berdasarkan Das‟s PASS
(Planning, Attention, Simultaneous, Successive)
Theory of Intelligence
▫ 12 subtes, ± 60 menit
▫ Short version : 8 subtes, kurang
direkomendasi
▫ Menghasilkan SS untuk 4 proses
dan full scale
▫ Sudah diujicoba pada anak ADHD
OTHER TEST OF INTELLIGENCE

▪ Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC-II)


▫ 2004, versi terbaru dari yang pertama :1980an
▫ 3-18 tahun
▫ 18 subtes yang dikelompokkan dalam 5 skala global :
sequential processing, simultaneous processing,
learning, planning, & knowledge
▫ Memungkinkan sebagai alat evaluasi psikoedukasional
pada anak-anak dengan kesulitan belajaruntuk perencanaan & penempatan
belajar
OTHER TEST OF INTELLIGENCE

▪ Kaufman Brief Intelligence Test-2 (KBIT-


2)
▫ Dirancang berdasarkan evaluasi durasi penyelesaian
tes inteligensi terdahulu (SB, W, KABC) yang bisa 1-
2 jam dan butuh pelatihan administrasi sebelumnya
▫ 2004 : 4-90 tahun, ± 20 menit administrasi
▫ 2 skala : Verbal/Crystallized Scale (Verbal
Knowledge & Riddle) dan Nonverbal/Fluid Scale (Matrices) + combined score
▫ Merupakan “screening test” yang berguna untuk
mendeteksi kebutuhan pemeriksaan tambahan yanglebih komprehensif
OTHER TEST OF INTELLIGENCE

▪ McCarthy Scales of Children‟s Abilities (MSCA)


▫ Awal 1970an : 2-8 tahun
▫ Total 18 subtes, general cognitive index (GCI)
diperoleh dari kombinasi 15 subtes
▫ GCI merefleksikan sebaik apa anak mampu
mengintegrasikan pengalaman belajar sebelumnyadan mengaplikasikannya
sesuai permintaan setiap skala

▫ Meskipun tesnya belum sempat dipublikasikan, tapi tes ini tetap terus
dirisetkan sampai yangterakhir tercatat di tahun 2011
OTHER TEST OF INTELLIGENCE

▪ Differential Ability Scales-II (DAS-I


▫ 1990 2007
▫ 3 batteries :
■ Early Years Battery (lower level) : 2.6 – 3.5
■ Early Years Battery (upper level) : 3.6 – 6.11
■ School-Age Battery : 7.0 – 17.11
▫ 10 subtes utama [kemampuan kognitif] dan 10 subtes
diagnostik [kesiapan sekolah dan pemrosesan
informasi] (tidak semua anak diberikan 20 subtes)

▫ Keterbatasan : tidak ada penelitian yang terpublikasi menggunakan tes ini


5
INDIVIDUAL TEST OF
ACHIEVEMENT
▪ Achievement tests adalah tes yang
dirancang untuk mengetahui apa saja yang
sudah dipelajari seseorang di sekolah atau
melalui pembelajaran lainnya

▪ Salah satu contoh tesnya adalah Kaufman


Test of Educational
Achievement-II (KTEA-II)
KAUFMAN TEST OF EDUCATIONAL
ACHIEVEMENT-II (KTEA-II)
▪ 4 ½ - 25 tahun
▪ Ada 2 versi :
▫ Brief 3 subtes, bisa digunakan sampai
usia 90+
▫ Comprehensive 8 subtes untuk 4 area : reading,
math, written, oral
▪ Untuk keperluan diagnostik, ada beberapa subtes
suplemen untuk evaluasi kemampuan membaca
scr lbh detail
WIDELY USED ACHIEVEMENT TEST

▪ Diagnostic Achievement Battery-3 (DAB-


3)/2001
▫ 6-14 Tahun
▫ 14 subtes – 8 komposit : Listening,
Speaking, Reading, Writing, Mathematics, Spoken
Language, Written Language, and Total Achievement
▫ More comprehensive : ± 2 jam

▪ Mini-Battery of Achievement (MBA)/1994


▫ 4-90+ tahun
▫ 4 area besar: reading,writing, mathematics, factual
knowledge (± 30 menit)
WIDELY USED ACHIEVEMENT TEST

▪ Peabody Individual Achievement Test-


RevisedNormative Update (PIAT-R/NU)/1997
▫ 5-22 tahun
▫ 6 subtes : general information, reading recognition,
reading comprehension, mathematics, spelling,
written expression
▫ Dapat diadministrasikan oleh guru kelas yang dilatih

▪ Wechsler Individual Achievement Test-III


(WIAT-III)/2009
▫ 4-50 tahun
▫ 16 subtes : 7 komposit Oral Language, Total
Reading, Basic Reading, Reading Comprehension and
Fluency, Written Expression, Mathematics, Math
Fluency, +Essay Composition (± 90 menit)
WIDELY USED ACHIEVEMENT TEST

▪ Woodcock-Johnson III Tests of Achievement


(WJ III)/2011
▫ 2 th – dewasa
▫ Paling lengkap dan komprehensif 5 area : reading,
oral language, math, written language, and academic
knowledge

▪ Wide Range Achievement Test-4 (WRAT-


4)/2006
▫ 5-94 tahun
▫ Biasa digunakan sebagai instrumen screening
▫ 4 subtes : word reading, sentence comprehension,
spelling, math computation
▫ Brief ± 15-25 menit
6
APTITUDE TEST
▪ Perbedaan mendasar antara
achievement test dan aptitude
test :
▫ Ach fokus pada hasil belajar dari
sumber yang lebih terstruktur
▫ Apt fokus pada pembelajaran informal dan
pengalaman hidup
▪ Aptitude tests also referred to as
prognostic tests make
prediction
▫ Readiness to enter elementary school
▫ Readiness to successfully complete certain level of
school
CONTOH APTITUDE TESTS

▪ The Metropolitan Readiness Tests


(MRTs)
▫ Reading and math skills
▫ Level 1 : early-mid kindergarten, Level 2
: end kindergarten-1st grade

▪ Scholastic Aptitude Test (SAT)


▫ High school & college students
▫ Reasoning (critical reading, math, writing) & subject
test

CONTOH APTITUDE TESTS

▪ The Miller Analogies Test (MAT)


▫ 100 item pilihan ganda
▫ Mengukur kemampuan melihat hubungan antar ide, juga melihat
general intelligence, vocabulary & academic
learning

▪ Seashore Measures of Musical


Talents
▫ Mengukur bakat musik pada seseorang
CONTOH APTITUDE TESTS

▪ Tes E
▫ Mengukur kemampuan/bakat mekanik

▪ Tes Kreativitas Figural dan Verbal


▫ Mengukur kreativitas seseorang pada saat menghadapi
stimulus figural (visual) dan verbal
▫ Aspek yang dilihat : kelancaran
menghasilkan ide, keluasan ragam ide
TES KELOMPOK
TES INDIVIDU VS KELOMPOK

INDIVIDUAL TEST GROUP TEST


• Membutuhkan jumlah pemeriksa • Satu pemeriksa untuk sejumlah subjek
sejumlah subjek • Subjek yang mencatat responnya sendiri
• Pemeriksa mencatat respon subjek
• Tidak ada jaminan apakah hasil yang
• Pemeriksa bertanggung jawab penuh diperoleh dari pemeriksaan optimal atau
untuk memastikan proses pengambilan tidak; tidak ada intervensi dari pemeriksa
data optimal untuk memastikan hal tersebut
• (+) Informasi menyeluruh dan mendalam • (+) lebih murah dan efisien
TES KELOMPOK
• Alat yang dibutuhkan :
• kertas/buklet/buku soal
• lembar jawaban
• manual tes
• kunci jawaban dan norma
• alat tulis

• Bisa berbentuk pilihan ganda maupun respon bebas (essay)


CATATAN DALAM PENGGUNAAN TES KELOMPOK

• GUNAKAN HASIL SECARA HATI-HATI


• Skor tes jangan digunakan secara terpisah atau berdiri sendiri. Hindari melakukan interpretasi
berlebihan. Jangan beri atribut berlebihan pada skor tes

• WASPADAI SKOR TES YANG RENDAH


• Skor tes rendah dapat memberikan gambaran salah ttg peserta. Pelaksana tes harus yakin
bahwa peserta tes mengetahui tujuan tes, diperlakukan adil, dan bebas dari masalah emosional.

• TELITI KEMBALI HASIL YANG INKONSISTEN


• Perhatikan dengan jeli bila terdapat hasil yang timpang atau inkonsisten dengan hasil tes yang
lain

• KONSULTASIKAN PADA AHLI JIKA HASIL TES MERAGUKAN


PENGGUNAAN TES KELOMPOK

• Sekolah
• Tes Prestasi (Achievement Test)
SAT prestasi dari TK-12th (bahasa, IPA, IPS, mat)
MAT-8 punya versi alternatif : braille, cetak besar, audio
• Tes Bakat (Aptitude Test)
• Tes Inteligensi

• Tes masuk perguruan tinggi


• Tes masuk militer
CONTOH TES KELOMPOK

• Raven Progressive Matrices


• Ada 3 bentuk : Coloured (5-11), Standard, dan Advanced (Nonverbal)
• Prediktor kecerdasan umum

• Goodenough-Harris Drawing Test (G-HDT)


• Gambar orang dihitung kecerdasan
• The Culture Fair Intelligence Test
• Estimasi kecerdasan : 3 level = 4-8, 8-12, SMA dan dewasa
• Bebas budaya dan cenderung bersahabat dari segi bahasa
TES KEPRIBADIAN
Pengukuran Kepribadian
adalah pengukuran dan evaluasi terhadap …

Kekuatan Diri
Trait

State Sikap & Pandangan

Dinamika Motivasi Gaya Berpikir atau


bertindak

Gejala distres Karakteristik lain yang


terkait
Pengukuran Kepribadian
Terdiri dari dua kelompok

Subjek diminta untuk merespon pernyataan tertulis yang dis


usun rapi dan jelas

TES KEPRIBADIAN TERSTRUKTUR

TES KEPRIBADIAN PROYEKSI

Subjek diminta untuk merespon stimulus yang ambigu


Tes Kepribadian
Didefinisikan sebagai …

“ Pengukuran dan evaluasi terhadap trait, state, nilai,


minat, sikap, pandangan, akulturasi, identitas personal,
selera humor, gaya berpikir dan bertindak, dan/atau
karakteristik individu yang terkait

(Cohen & Swerdlik, 2009)


Tes Kepribadian
Berstruktur
Tes Kepribadian Berstruktur
Didefinisikan sebagai …

“ Prosedur lapor diri yang menyediakan sejumlah


pertanyaan untuk dijawab subjek dengan ‘benar’ atau
‘salah’, atau memilih karakteristik yang paling
menggambarkan dari dua atau lebih alternatif
Tes Kepribadian Berstruktur
… mengevaluasi …

Sifat Kepribadian Aspek lain Kepribadian


Pembawaan yang relatif berlangsung Aspek lain dari kepribadian seperti
lama; kecendrungan untuk berbuat, konsep diri, dll
berpikir, dan merasa melalui cara
tertentu pada situasi tertentu yang A B
dapat membedakan individu satu
dengan individu lainnya
C D

Tipe Kepribadian Situasi Kepribadian


Deskripsi umum individu, seperti tipe Reaksi emosional yang terjadi pada
menghindar, memiliki ketertarikan berbagai situasi.
sosial yang rendah, dll
Sejarah Tes Kepribadian Berstruktur

Minnesota Multiphasic Sixteen Personality


Personality Inventory Factor Questionnaire
(MMPI) (16PF)

Kelompok Kriteria Analisis Faktor

1920 1943 1954 1995 2018


Woodworth Personal Edwards Personal …
Data Sheet Preference Schedule
(EPPS)
Isi Logis
Teoretis
Konsep Dasar

Tes Kepribadian
Berstruktur
Prosedur umum yang ditanyakan kepada subjek untuk berespon
terhadap pernyataan tertulis disebut dengan terstruktur atau objektif

Rendahnya ambiguitas
Stimulus jelas dan pasti dihadirkan
Kebutuhan subjek tampak dan sensitif

Contoh item :
 Ya/tidak
 Sesuai/tidak
 Pilih antara dua pernyataan yang paling sesuai
Strategi Pembuatan Tes
Kepribadian Terstruktur

Strategi Deduktif Strategi Empiris

Alasan & logika deduktif dalam memaknai jawaban Pengumpulan data & analisis statistik untuk memaknai data

Strategi Isi-Logis Strategi Kelompok Kriteria

Alasan & logika deduktif dalam mengembangkan tes Berangkat dr karakteristik yang sama dari sebuah kelompok

Strategi Teoretis Strategi Analisis Faktor

Membuat item sesuai teori dasarnya ada Menggunakan analisis faktor untuk menentukan
karakteristik apa saja untuk sebuah tipe dimensi dasar kepribadian
kepribadian
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur
STRATEGI ISI-LOGIS

01 02 03 04 WOODWORTH PERSONAL DATA SHEET


Tujuan :

Money Problem Checklis…t


Bernreuter Personality Inventory
Bell Adjustment Inventory
Woodworth Personal Data Sheet

Identifikasi calon tentara yang mungkin


mengalami ‘break down’ saat perang

116 item
(“ya”/“tidak”) dari gejala gangguan emosi

Kesuksesan tes woodworth adalah dalam


memecahkan masalah penyaringan massal,
merangsang perkembangan kehadiran tes
terstruktur dengan tujuan pengukuran
karateristik kepribadian.
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur
STRATEGI ISI-LOGIS

01 02 03 04 BELL ADJUSTMENT INVENTORY

Money Problem Checklis…t


Bernreuter Personality Inventory
Bell Adjustment Inventory
Woodworth Personal Data Sheet

Penyesuaian diri dalam berbagai area

BERNREUTER PERSONALITY INVENTORY

Dapat digunakan bagi subjek


sampai usia 13 tahun dan
meliputi item yang berhubungan dengan
enam kepribadian.
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur
STRATEGI ISI-LOGIS

01 02 03 04 MONEY PROBLEM CHECKLIST

Money Problem Checklis…t


Bernreuter Personality Inventory
Bell Adjustment Inventory
Woodworth Personal Data Sheet

Terdiri dari deretan masalah yang terjadi


berulang kali dalam data sejarah kasus klinis.
Tes ini menyerupai TesWoodworth bahwa
subjek yang memberi tanda pada sejumlah
besar item yang dianggap mengalami
kesulitan.

Prosedur intrepetasi utamanya adalah


dengan mengansumsikan validitas tampilan
dari jawaban tes. Jadi, apabila subjek
memberi tanda pada item yang berkaitan
dengan keuangan, maka pemberi tes
mengansumsikan bahwa orang tersebut
memliki kesulitan keuangan.
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur
STRATEGI KELOMPOK KRITERIA

Minnesota Multiphasic Minnesota Multiphasic California Psychological


Personality Inventory Personality Inventory-2 Inventory

MMPI MMPI2 CPI Strategi kelompok


Kuesioner lapor- Mengevaluasi
diri benar & salah kepribadian karakteristik
Pembaharuan
yang berupa individu dengan kelompok/gejala
MMPI, perbaikan
perunjukan diri item & skala, penyesuaian diri
dengan model yang normal dan
Bertujuan yang sama lebih banyak
membedakan dengan aslinya digunakan dalam
kelompok normal lingkungan
& abnormal konseling
Your Text Here
Edwards Personal Preference Schedule
(EPPS) Contoh Tes
 Berangkat dari Teori Kebutuhan Murray bahwa manusia Kepribadian
memiliki 20 kebutuhan Berstruktur
 Menilai setiap item dari keinginan sosial
Strategi
 Dibuat dalam bentuk forced choice sebagai solusi untuk
masalah bias Teoretis

 Tidak ada jawaban benar atau salah


Positive Personality Measurement NEO Personality Inventory

• Melihat karakteristik positif • Bertujuan memprediksi minat,


Contoh Tes
individu dalam rangka perilaku sehat, kesejahteraan Kepribadian
memahami sumber daya yang psikologis dan gaya coping
dianugerahi dan bagaimana Berstruktur
anugerah tersebut berpengaruh • Memiliki 3 domain luas :
pada perilaku serta 1) Neurotisisme
kesejahteraannya 2) Ekstraversi
3) Keterbukaan Strategi
Kombinasi
Pengukuran Sifat Kepribadian Positif
01 Roosenberg Self Esteem Scale

menggunakan populasi yang luas

02 General Self Efficacy Scale

03 Ego Reiliancy Scale

04 Dispositional Resilience Scale

sebagai situasi yang bermakna


Pengukuran Sifat Kepribadian Positif
05 HOPE Scale

06 Life Orientation Test-Revised

optimis

07 Satisfaction with Life Scale

08 Positive and Negative Affect Schedule


Mengukur dua dimensi ortogonal dari afek
Pengukuran Sifat Kepribadian Positif
09 Coping Intervention for Stressfull Situation

10 Core Self-Evaluation

neurotisisme, dan locus of control


Tes Kepribadian
Proyeksi
Hipotesis Proyektif

“ Interpretasi sebuah stimulus ambigu mencerminkan


kebutuhan, perasaan, pengalaman, proses berpikir,
penyebab kondisi, dll dari subjek

kebebasan untuk mengekspresikan dirinya


Klasifikasi Tes Proyeksi
Associative Technique
01 Subjek menjawab stimulus dengan perkataan, gambar, atau ide yang
pertama kali muncul

Construction Technique
02 Subjek mengkonstruk atau membuat suatu produk (cerita), dan dari
cerita itulah keadaan psikologis klien diungkap

Completion Task
03 Melengkapi kalimat atau cerita yang sudah ada/disediakan
sebelumnya

Choice or Ordering Devices


04 Mengatur kembali gambar, mencatat referensi atau semacamnya

Expressive Methods
05 Gambar, cara/metode dalam menyelesaikan sesuatu dievaluasi
Kelebihan & Kelemahan Tes Proyeksi
 Rapport dan keleluasaan penggunaan
Teknik proyeksi dapat dijadikan ice breaker atau kegiatan
awal untuk membangun hubungan positif bersama klien
.
 Faking
Dapat terhindar dari kecenderungan faking dibandingka
n self-report

 Variabel tester dan situasi


Lemah standardisasi administrasi maupun skoring

 Norma dan Reliabilitas


Akan berpengaruh pada objektivitas interpretasi ketika
data pendahulu kurang lengkap
TES MINAT
MINAT
Didefinisikan sebagai …

“ Kesukaan, perhatian, keingintahuan, keterarahan tujuan,


motivasi, fokus; menuju pada perhatian, ada keinginan
untuk memperhatikan, ada ketertarikan-rasa suka-
kemauan.

kehidupan sehari-hari
Asher dkk (1953)
Minat : kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusatan perhatian thd
masalah/aktivitas tertentu, atau sebagai kecenderungan untuk memahami
suatu pengalaman yang akan diulang sebagai suatu rasa senang yang dihasilkan
dari adanya perhatian khusus terhadap suatu aktivitas tertentu

Crow & Crow (1973)


Minat : kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan
perhatian terhadap objek

Whiterington (1988)
Minat : kesediaan individu terhadap suatu objek, individu, hal atau situasi yang
berhubungan dengan dirinya

Doyles Fryer (dalam Nurkencana, 1993)


Minat : gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang
menstimulasi perasaan senang pada individu
• Minat erat hubungannya dengan kebutuhan
• Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak akan menjadi
faktor pendorong bagi anak melaksanakan usahanya

• Faktor terkait munculnya minat :

Faktor Kejadian yang dialami diri sendiri yang


mendorong munculnya minat tehadap
Intrinsik suatu hal

Faktor
TES MINAT
Didefinisikan sebagai …

“ Jenis instrumen tes yang disusun atau digunakan dalam


melakukan penilaian terhadap minat individu dalam
berbagai jenis kegiatan
KONSEP DASAR TES MINAT
Pertanyaan dan kekhawatiran tentang pilihan yang cocok sebagian besar
menempati pikiran individu dalam masa transisi dari siswa ke anggota kerja
(Collins, 1998; Murphy et al, 2006).

Minat pekerjaan pada individu dapat mendorong kinerja yang lebih baik,
produktivitas yang lebih besar dan kepuasan kerja yang lebih besar (Cohen &
Swerdlik, 2003)

TUJUAN
• Kepuasan hidup dan produktivitas kerja
• Menafsir minat individu dalam berbagai bidang pekerjaan
• Memberikan analisis minat dalam kurikulum pendidikan atau bidang studi
yang nantinya terkait dengan keputusan karir
RUANG LINGKUP
TES MINAT

Konseling Karir Konseling Pekerjaan


Membantu membuka wawasan siswa Memastikan konsistensi antara tugas
mengenai bidang pekerjaan yang ada yang telah dijalani dengan pilihan
sebagai upaya memilih jurusan pekerjaan yang disukai;
pendidikan tinggi; Digunakan untuk meningkatkan
Membantu yang putus sekolah untuk efisiensi perusahaan dan kepuasan
menemukan pekerjaan yang tepat/ kerja

Penjurusan Siswa Perencanaan Bacaan Pendidikan


Penempatan siswa pada jurusan atau Menentukan konten bacaan yang
program studi yang tersedia (IPA/IPS); disukai oleh anak dalam upaya
Data komplementer dari tes meningkatkan prestasi belajar
inteligensi dan tes bakat
Ragam Tes Minat
01 The Strong Interest Inventory

02 Kuder

03 Career Assessment Inventory

04 Self-Directed Search

05
Tokoh Edward Kellog Strong, Jr.
Tahun 1927
Tujuan Membantu orang mencocokkan minat
mereka dengan kegiatan pendidikan,
karir dan kegiatan yang potensial
Item 317 item yang dikelompokkan dalam 8
bagian
Keterangan Diturunkan dari model teoretis John
Holland ‘General Occupational Themes’
Tokoh : G. Frederic Kuder
Tahun : 1934-35
Tujuan 1) Membantu perusahaan menerima karyaw
: an baru
2) Membantu seleksi pekerjaan secara siste
matis
3) Mengukur minat berdasarkan sikap dan id
e-ide terhadap suatu pekerjaan
Waktu: 40-60 menit
Pelaksanaan : Individual / klasikal
Tokoh : G. Frederic Kuder
Tahun : 1934-35
Tujuan : 1) Membantu perusahaan menerima karya
wan baru
2) Membantu seleksi pekerjaan secara siste
matis
3) Mengukur minat berdasarkan sikap dan i
de-ide terhadap suatu pekerjaan
Waktu: 40-60 menit
Pelaksanaan : Individual / klasikal
Tokoh : G. Frederic Kuder
Tahun : 1934-35
Tujuan : 1) Membantu perusahaan menerima karya
wan baru
2) Membantu seleksi pekerjaan secara siste
matis
3) Mengukur minat berdasarkan sikap dan i
de-ide terhadap suatu pekerjaan
Waktu: 40-60 menit
Pelaksanaan : Individual / klasikal
Kuder Prerference Kuder Gerenal Interest Kuder Occupational
Record- Vocational Survey Interest Survey

KPR-V KGIS KOIS


10 kelompok
bidang pekerjaan :
100 item tentang
outdoor, mekanik, 168 item, ragam aktivitas
komputasi, ilmiah, ditujukan untuk dari yang paling
persuasif, artistik, anak usia 6-12 disukai sampai
sastra, musik, tahun untuk yang tidak disukai;
pelayanan sosial, melihat ragam
klerikal aktivitas yang Versi terakhirnya
disukai dan tidak terdiri dari 10
3 pernyataan
kelompok minat
yang harus dipilih
salah satunya
Tokoh : Charles B. Johansson
Tahun : 1975
Tujuan :
Waktu: 40-60 menit

Pelaksanaan : Individual / klasikal

Anda mungkin juga menyukai