Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Psikodiagnostik

Dalam psikologi psikodiagnostik adalah, alat bantu/ metode yang penting dalam mencapai
praktis psikologi.
 Secara Teoritis, Psikodiagnostik adalah studi ilmiah tentang berbagai metode untuk membuat
diagnosis psikologis, dalam tujuan supaya dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat
 Secara Praktis adalah setiap metode untuk membuat diagnosis psikologis, dalam tujuan supaya
dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat.
Kegunaan psikodiagnostik :
1. Clinical setting (R.S atau pusat kesehatan mental)
2. Legal setting (peradilan, LP/rehabilitasi)
3. Educational dan vocational selection (dilakukan dijurusan SMA)
4. Research setting
Psikodiagnostik ini muncul dilatarbelakangi oleh kebutuhan klinis, yang dieksiskan oleh
Hermann Rorschach. Dalam mendiganosa seseorang individu, Hermann membuat sebuah tes yang
dinamakan “Test Rorschach”. Test Rorschach adalah suatu tes yang berupa bercak tinta, yang
diteteskan pada kertas sehingga memunculkan bentuk gambar yang simetris. Lalu subjek/individu
yang di tes diminta untuk mengiterpretasikan gambar tersebut. Beberapa psikolog menggunakan
test ini untuk memeriksa kepribadian seseorang. Test ini banyak digunakan untuk kasus – kasus
dimana pasien tidak ingin menggambar proses terbuka.
Sejarah Tes Psikologi
Sebelum mempelajari lebih jauh mengenai psikodiagnostik, perlulah kiranya kita
mengetahui terlebih dahulu latar belakang mengenai sejarah psikodiagnostik. Menurut
Wertheimer (1975), sejarah psikodiagnostik perlu didiskusikan karena memiliki fungsi:
1. Hal ini baik untuk perkembangan individu karena menempatkan fenomena yang berbeda dalam
satu perspektif
2. Menunjukkan perbedaan aktivitas profesional dan hubungan psikodiagnostik dari waktu ke waktu,
dan
3. Adanya peringatan bahwa psikodiagnostik tidak dimulai dengan prosedur yang tua dan tidak
sukses, tetapi ada instrumen dan teorinya.
2200 SM Pemerintahan kerajaan Cina mulai mengadakan tes seleksi
penerimaan pegawai baru
Yunani Kerajaan Yunani Kuno mulai mengadakan tes untuk evaluasi proses
Kuno pendidikan
Abad Universitas di Eropa mulai menggunakan test untuk pendidikan formal
Pertengahan
1837 Seguin mempelopori pemberian pelatihan bagi penderita retardasi mental
dan memberikan perhatian pada aspek diskriminasi sensoris dan
pengembangan kendali motorik pada anak. Dasar ini kemudian menjadi
dasar dari tes inteligensi non verbal
1838 Esquirol mempublikasikan Mental Retardation (MR) berdasarkan macam
dan tingkat gangguannya
1884 Francis Galton mengadministrasikan test battery pertama untuk ribuan
orang di International Health Exhibit
1890 James McKeen Cattel menggunakan istilah tes mental di dalam
menggunakan alat tes battery yang diciptakan Galton
1897 Ebbinghaus mengembangkan tes aritmatic, memory span, dansentence
completion
1901 Clark Wissler menemukan fakta bahwa Brass Instrument tidak memiliki
korelasi dengan pencapaian nilai akademik seseorang
1905 Binet dan Simon menemukan tes kecerdasan modern pertama
1913 Robert Yerkes menciptakan Army Alpha dan Army Beta untuk merekrut
sukarelawan perang dunia pertama
1916 Lewis Terman merevisi alat tes Binet dan Simon maka lahirlah Stanford
dan Binet
1917 Robert Woodworth menciptakan Personal Data Sheet, alat tes kepribadian
yang pertama
1920 Rorschach Inkblot ditemukan oleh Herman Rorschach
1921 Psychological Corporation, peneliti utama dari alat-alat tes psikologi
didirikan oleh Cattell, Thorndike dan Woodworth
1925 Berkembangnya SAT (Scholastic Aptitude Test) oleh Bingham dan teman-
temannya dan dikembangkan kembali oleh Spearman, Thurstone, Kelly
1927 Edisi Pertama Strong Vocational Interest Blank diterbitkan
1939 Weschler Bellevue Intelegence Scale diterbitkan
1942 Minnesota Multiphasic Personality Inventory diterbitkan
1949 Weschler Intelegence Scale untuk anak-anak diterbitkan

Metode dan teknik Psikodiagnostika


Ada beberapa metode dalam psikodiagnostika, yaitu :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Tes Psikologi
4. Analisa Dokumen & Riwayat Hidup
Tes psikologi adalah serangkaian kegiatan pengukuran untuk mendeskripsikan seseorang, baik
kemampuan (ability), kepribadian, kecenderungan dan sebagainya. Berdasarkan keputusan yang
akan diambil dalam pengukuran, maka tes psikologi mempunyai fungsi sebagai berikut:
 Fungsi Seleksi
Tes psikologi berfungsi sebagai seleksi jika digunakan untuk memilih individu-individu yang
cocok/sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan.. misalnya tes masuk suatu lembaga pendidikan
atau tes seleksi jabatan tertentu. Berdasarkan hasilh-asil tes psikologis yang dilakukan, pimpinan
lembaga dapat memutuskan calon-calon pelamar yang dapat diterima dan menolak alon-calon
lainnya.
 Fungsi Klasifikasi
Yaitu mengelompokkan individu-individu dalam kelompok sejenis. Misalnya mengelompokkan siswa
yang mempunyai masalah sejenis, sehingga dapat diberi bantuan yang sesuai dengan masalahnya.
Atau mengelompokkan siswa ke dalam program khusus tertentu.
 Fungsi Deskripsi
Tes ini berfungsi untuk menjelaskan profil seseorang, baik kepribadian, tingkahlaku, kemampuan,
minat dan bakat dan sebagainya.
 Mengevaluasi Suatu Tteatment
Tes psikologi digunakan juga untuk mengavaluasisuatutreatment/tindakan yang telah dilakukan
terhadap seseorang atau sekelompok individu. Ini untuk mengavaluasi sampai tingkat mana
keberhasilan treatment yang sudah diberikan. Evalusi ini sangat membantu untuk meneruskan
tindakan selanjutnya yang akan diambil.
 Menguji Hipotesis
Tes psikologi juga bisa digunakan menguji sebuah hipotesis dan asumsi yang ada. Ini dikarenakan,
bahwa tes psikologi terbuat/disusun dari sejumlah penelitian yang ilmiah sebelumnya. Contoh
penggunaan tes psikologi untuk menguji hipotesis ini seperti membandingkan hasil eksperimen
yang sudah didapatkan dengan tes psikologi yang sudah dibakukan. Jadi hasilnya dapat
di compare (membadingkan), ataupun tes psikologi bisa langsung menguji hipotesis dengan
menurunkan indicator-indokator dari tes psikologi yang baku.

Tes Psikologi
Jenis tes dapat bermacam-macam. Penggolongan dan penggunaan tes harus dipahami
dasar sifat dan tujuannya sehingga tidak salah sasaran. Jenis tes yang sering digunakan terutama
dalam bidang pendidikan dan pekerjaan adalah:
 Tes Inteligensi
 Tes Bakat
 Tes Minat
 Tes Prestasi
Dalam kesempatan ini, saya akan membahas tentang jenis tes yang sering digunakan terutama
dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.

Tes Kecerdasan / Inteligensi (Intelligence)


Merupakan tes yang disusun dan dikembangkan untuk mengetahui kemampuan dasar individu
secara umum. Tes kecerdasan tradisional, meskipun terkadang ada yang memiliki beberapa
subtest, namun sebenarnya dirancang untuk mendapatkan angka global tunggal ukuran tingkat
perkembangan kognitif umum individu. Keluaran angka ini kemudian sering disebut sebagai
Intelligence Quotient (IQ).
Macam- Macam Test Intelligence
 IST
 CFIT
 STM
 SB
 WAIS
 WISC
1. IST
Fungsi dan Tujuan:
 Menggambarkan pola kerja tertentu
 Memahami diri dan pengembangan pribadi
 Merencanakan pendidikan dan karir
 Membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu
Subtes-subtes dalam IST
1. SE : Melengkapi kalimat
2. WA : Melengkapi kalimat
3. AN : Persamaan kata
4. GE : Sifat yang dimiliki bersama
5. RA : Berhitung
6. ZR : Deret angka
7. FA : Memilih bentuk
8. WU : Latihan balok
9. ME : Latihan symbol

2. Tes Intelegensi CFIT


CFIT mengukur Intelegensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi
pengaruh percakapan verbal, iklim budaya, tingkat pendidikan (Cattel dalam Kumara, 1989).

Tujuan CFIT
Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental
umum/kecerdasan.
1. Skala 1: Usia 4-8 tahun dan orang dengan RM
2. Skala 2: Usia 8-15 tahun untuk orang Dewasa dengan kecerdasan dibawah normal
3. Skala 3: Usia >15 tahun untuk usia sekolah lanjut atas dan orang dewasa dengan kecerdasan
tinggi.

3. STM (Standard Progressive Matrices)


Merupakan salah satu contoh bentuk skala intelegensi yang dapat diberikan secara individual
maupun kelompok.

4. SB (Skala Binet)
Klasifikasi IQ Tes Binet:
• 140 keatas à Very Superior
• 120-139 à Superior
• 110-119 à Rata-rata Atas
• 90-109 à Normal atau Rata-rata
• 80-89 à Rata-rata Bawah
• 70-79 à Borderline Deffective
• 69-kebawah à Cacat Mental (Mentally Detective)

5. WAIS
WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised) mengukur 2 aspek kemampuan potensial
subyek yaitu aspek verbal dan aspek performance.
6. WISC
WISC (The Wechsler Intelligence Scale for Children) terdiri dari 2 skala dari 12 subtes yaitu:
1. Skala Verbal, terdiri dari:
2. Informasi
3. Komprehensi
4. Aritmatik
5. Kesamaan
6. Kosakata
7. Rentang Angka

TES KEMAMPUAN KERJA


1. TES KRAEPELIN
Tes Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang Psikiater dari
Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat ini dapat tercipta atas dasar
pemikiran dari faktor – faktor yang merupakan kekhasan dari sensori sederhana, sensori motor,
perseptual dan tingkah laku.

TUJUAN:
 Tujuan dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan seperti apa tipe
performance seseorang, misalnya hasil penjualan yang rendah, dapat menggindikasi daya gejala
depresi mental.
 Selain itu tes Kraepelin juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa maximum performance
dari seseorang.
 Faktor kecepatan (speed factor) dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa
prestasi yang dicapai seseorang atau teste saat mengerjakan tes. Apabila hasil yang diperoleh
oleh teste tinggi maka arah karir yang cocok adalah bekerja di bidang perkantoran. Seperti
pekerjan yang berhubungan dengan pembuatan jadwal, grafik, dan chart.
 Faktor ketelitian (accuracy factor) Faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun
terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika teste mendapatkan jumlah kesalahan
sedikit maka teste tersebut dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi,adapun
arah karir yang cocok untuk katagori ini yaitu bekerja pada bidang manajemen, akutansi,
perpajakan, statistika, dan matematika
 Faktor keajegan (rithme factor) faktor keajegan ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam
mengerjakan tes. Untuk mengetahui keajegan atau sering disebut dengan kestabilan seseorang
maka dengan cara menskor deret tertinggi dikerjakan dikurangi deret terendah yang dikerjakan.
Jika hasil yang di peroleh teste tinggi, maka dapa ditentukan arah karir yang cocok yaitu sebagai
direktur atau pimpinan perusahaan.
 Faktor ketahanan (ausdeur factor) dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner
dalam mengerjakan tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan oleh teste tersebut.

TES PAULI
Tes Pauli dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr.Richard Pauli bersama dengan Dr.
Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss. Pada dasarnya, Richard Pauli tergolong dalam suatu aliran
yang ingin membuat psikologi menjadi bidang ilmu pasti, yaitu membuat psikologi sebagai suatu
bidang eksperimen. Di dalam penyusunan atau pembuatan test pauli ini, Richard Pauli mengambil
cara yang dipergunakan oleh Kraeplin, yaitu menggunakan suatu metode dengan cara mengerjakan
penghitungan sederhana di mana yang hendak dilihat adalah kurva kerja dari testee. Kraeplin
adalah seorang psikiater atau dokter jiwa yang menggunakan metode dengan menyuruh testee
menghitung.
 Adapun ciri dari test Pauli antara lain adalah: penjumlahan yang mengalir, angka yang ditulis hanya
satuan, hasil penjumlahan tidak dijumlahkan dengan angka berikutnya.
 Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi individu, melihat prestasi
dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap prestasi.
TUJUAN
Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli antara lain:
 Kekuatan kemauan
 Daya tahan dan keuletan
 Ketekunan dan konsentrasi
 Daya penyesuaian
 Vitalitas/energi (dengan asumsi, energi = prestasi)
 Kecermatan dan ketelitian
 Stabilitas emosi
 Sikap terhadap tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri.
TES EVALUASI BELAJAR
Fungsi Evaluasi:
1. Evaluasi sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan pengajaran
2. Evaluasi sebagai dasar untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan belajar siswa
3. Evaluasi sebagai alat untuk memotivasi belajar siswa
4. Evaluasi sebagai alat untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
5. Evaluasi sebagai balikan bagi guru dan sekolah untuk mengembangkan dan memperbaiki program
dan proses pembelajaran
Jenis Evaluasi:
1. Evaluasi penempatan: untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
2. Evaluasi psikodiagnostik: untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar
3. Evaluasi formatif: untuk memberikan balikan
4. Evaluasi sumatif: untuk memberikan nilai kemajuan dan keberhasilan siswa.
TEKNIK EVALUASI
1. Teknik tes:
Individu yang dievaluasi (testee) akan mengalami perlakuan yang sama, dalam hal perintah, bentuk
tugas, dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas. Sehingga, individu yang dites
tersebut akan memiliki skor tertentu yang dapat dijadikan sebagai gambaran atas apa yang telah
dievaluasi.
2. Teknik non tes:
3. Teknik non tes ini bisa digunakan untuk menilai psikomotorik dan afektif dari peserta didik, bukan
aspek kognitifnya. Berbagai macam teknik non-tes. Pengamatan atau observasi, skala penilaian
dan sikap, interview, studi kasus, angket atau kuesioner portofolio, dokumentasi, riwayat hidup.
Bentuk instrumen teknik tes dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tulisan, lisan, dan tindakan.
Bentuk instrumen non-test: wawancara, kuesioner, observasi, Skala sikap dan penilaian,
sosiometri.

Tes Inventori
A. PENGERTIAN TES KEPRIBADIAN
Definisi Kepribadian:
Dalam bahasa inggris, kepribadian disebut dengan personality. Istilah ini berasal dari
bahasa Yunani “persona”, yang berarti toyang sebpeng. istilah ini kemudian diadopsi oleh orang-
orang roma dan mendapatkan konotasi baru yaitu “sebagaimana seseorang nampak di hadapan
orang lain”. Konotasi ini seakan-akan menunjukan bahwa kepribadian bukanlah diri orang tersebut
yang sebenarnya. Kata kepribaian memiliki banyak arti. Banyak peneliti dan ilmuan mencoba
mendefinisikan kepribadian secara komprehensif. Definisi-definisi yang coba di paparkan oleh
para peneliti atau ilmuan antara lain:
Gordon allpport (dikatakan sebagai bapak teori kepribadian) mencoba merumuskan,
menjelaskan dan mengklasifikasi kurang lebih 50 pernyataan yang menggambarkan tentang
kepribadian. Salah satunya Allport menerangkan kepribadian merupakan “the dinamic
organization within the individual of those pshycophysial system that determinate his uniqe
adjustment to his enviroment” (organisasi yang dinamis dalam diri individu yang merupakan
rangkaian sistem psikofisik yang menentukan keunikan penyesuaian individu terhadap
lingkungannya). Kata dinamis menunjukan bahwa kepribadian bisa berubah-ubah, dan berbagai
komponen kepribadian (yaitu sistem –sistem psikofisik) terdapat hubungan yang erat. Hubungan-
hubungan itu terorganisir sedemikan rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola
prilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Raymond Cattel mendefinisikan kepribadian sebagai sesuatu yang memungkinkan kita
untuk meramal apa yang di lakukan oleh seseorang dalam situasi tertentu. Sedangkan menurut
alfred adler, kepribadian adalah gaya hidup indivudu atau cara yang khas dari individu tersebut
dalam memberikan respons terhadap masalah-masalah hidup. Jp.chaplin dalam kasus psikolgi,
yaitu integrasi dari sifat-sifat tertentu yang dalam diselidiki dan dijabarkan untuk menyatakan
kualitas yang unik dari invidu (Ahmadi, 2004). Definisi lainnya merumuskan kepribadian sebagai
kondisi yang ditampakan keluar atau perilaku yang bisa diamati; sebagai contoh Watson, 1924
(dalam Drummond&Jones, 2010) mencirikan kepribadian sebagai “the end product of our habit
system” (hasil akhir dari sistem kebiasaan).

B. PAPI (The Personality Preference Inventory)


PAPI merupakan sebuah alat ukur yang memeriksa gaya kerja yang sangat populer dan digunakan
oleh lebih dari 1000 perusahaan di lebih 50 negara. PAPI dirancang oleh Dr. Max Martin Kostick
di tahun 1960-an. Beliau bekerja di Universitas Boston , Amerika. Tes PAPI pertama kali
digunakan oleh konsultan manajemen PA consulting group pada tahun 1966. PA memiliki hak
ekskudif untuk memasarkan tester tersebut ke seluruh dunia pada tahun1979, dan banyak
perusahaan yang menggunakan dengan lisensi dibawah naungan PA.
Tujuan Tes PAPI:
- Tes ini merupakan pemeriksaan yang khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha untuk
menjelaskan serta menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian inheren. Gaya bekerja
seseorang dan melihat kemampuan seseorang dalam mengatasi dinamika dalam kelompok,
terutama karyawan dalam perusahaan.
PAPI memiliki dua format, yakni:
 PAPI-I (Ipsatif ) dimana format tersebut mengadopsisebuah format wajib memilih (forced-
choice) dan menuntut responden untuk memilih prefensi – prefensi darim90 pernyataan.
 PAPI-N (Normatif) Tes ini meminta orang-orang yang mengerjakan kuesioner untuk memberikan
tingkat sejauh mana mereka setuju dengan 126 pernyatan.
C. NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised)
NEO-PI-R adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan
cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. Mereka membedakan
masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan mengembangkan enam facet yang
sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh 8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5
faktor x 6 facet x 8 item).
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan
terhadap pengalaman baru, kecenderungan untuk tunduk pada orang lain, dan kemampuan individu
dalam berorganisasi

D.DISC ( Dominance, Influence, Steadiness, Complience)


Alat tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam penerapannya di
dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan pemikiran, baik secara profesional
maupun secara personal. Seperti umumnya alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC
pertama kali digunakan untuk kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam
proses penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II.

E. EPPS (Edward Personality Preference Schedule)


Merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini
dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus
dimiliki manusia. Edward menyiapkan beberapa butir soal sesuai dengan kebutuhan itu. Tes ini
biasanya digunakan orang-orang yang akan memasuki dunia pekerjaan. EPPS umumnya
dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Jadi,
penekanannya pada penyelesaian tugas bukan waktunya. Dalam mengerjakan tes EPPS semua item
harus dijawab, apabila ada satu item saja yang terlewatkan maka interpretasi secara akurat
tidak dapat dilakukan. Tes EPPS dapat diberikan secara individual maupun klasikal. Latar
belakang awalnya adalah untuk konseling dan orientasinya adalah untuk orang-orang yang normal
(Karmiyati & Suryaningrum, 2005).

F. MBTI
Tes MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang
dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan putrinya, Isabel
Brigss Myers. Mereka mengembangkan tes ini sejak perang dunia II (1939-1945). Mereka
percaya bahwa pengetahuan akan kepribadian dapat membantu perempuan yang akan memasuki
dunia kerja di bidang industri. Tes MBTI bertujuan secara khusus untuk mengklasifikasikan
orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai
organisasi dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala, yang
menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian yang luas. MBTI
bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif
dan sisi negatif.
Berikut empat skala kecenderungan MBTI, yaitu :
1. Ekstrovert (E) vs Introvert (I)
2. Sensing (S) vs Intuition (I)
3. Thinking (T) vs Feeling (F)
4. Judging (J) vs Perceiving (P)

Kegunaan Tes MBTI


- Bimbingan Konseling
- Pengembangan diri
- Memahami orang lain dengan cara yang lebih baik

TES GRAFIS DAN TES PROYEKTIF


Ada macam-macam tes di dalam tes grafis dan tes proyektif, yaitu WZT, DAM, BAUM, HTP, dan
GRAFOLOGI, DRAGON TEST. Kita akan membahas satu persatu utntuk lebih detail dalam tes
tersebut.
1. WZT / WARTEGG
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg dalam karyanya Gestaltung und
Character sebagai suatu outline untuk tipologi tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item
data berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya. Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi
struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, dan fungsi
realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri individu dan melihat
abnormalitas manusia.
2. DAM
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk keperluan
seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes
ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia
diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis,
adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan
testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.

PERAN DAM:
Industri dan Organisasi:Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi
karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center masih dpat
digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting dalam memberikan
informasi mengenai individu.
 Militer : seleksi, klinis, diagnosa, dll
 TK : dapat melihat kesiapan anak untuk sekolah
 SMA : Penjurusan
 Kuliah : seleksi, kesesuaian minat dan bakat.
 Psikolog : Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi

Kelebihan Kekurangan
 Tes proyeksi dapat menjangkau Tester harus memiliki
lapisan-lapisan lebih dalam dari keterampilan yang khusus dalam
kepribadian, (tidak disadari kaitannya dengan ketepatan
subyek) melakukan diagnose
 Bersifat ekonomis  Tidak se-obyektif dan seakurat
tes kognitif

 Tidak terstrukturnya rangsang


memberi kesulitan dalam
membuat penilaian

 Akibat masalah penilaian,


kebanyakan tehnik proyeksi
tidak memenuhi standar
konvensional dari validitas dan
reliabilitas.

3. BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual maupun
klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu
pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya,
untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu
pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.

4. HOUSE-TREE-PERSON TEST

Tes House Tree Person Drawings (H-T-P) atau tes Gambar Rumah Pohon Orang ini
merupakan tes yang dikembangkan oleh John Buck. Ia merasa bahwa kreativitas
merepresentasikan karakteristik kepribadian yang disalurkan melalui seni grafis. Buck percaya
bahwa dengan gambar, subjek dapat mengeluarkan kesulitan alam bawah sadar-nya melalui sketsa
dari gambaran proses primer.
 Orang
Siapakah orang ini, berapakah umurnya, apa hal yang digemari orang ini, apa yang tidak disukai,
adakah seseorang yang mencoba untuk menyakitinya, siapa yang mencari dia?
 Rumah
Siapakah yang tinggal di sana, apakah mereka bahagia, ada apa di dalamnya, seperti apa jika pada
malam hari, apakah orang-orang mengunjungi rumah tersebut, adakah yang ingin ditambahkan
oleh orang tersebut pada rumahnya?
 Pohon
Pohon jenis apakah ini, berapakah umurnya, hidup di musim apakah pohon ini, adakah seseorang
yang ingin menebangnya, tumbuhan lain apa yang hidup disekitarnya, siapa yang mengairinya,
apakah pohon tersebut mendapatkan cukup banyak cahaya?
5. GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu.
Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui
tulisannya. Grafologi ini sudah ada sejak zaman kuno.
Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan kepribadian
seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan
emosi, keadaan mental, minat dan bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan
kelemahan diri.
KONSEP: Ruang, gerak, bentuk

6. DRAGON TEST
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-
anak.

OBJEK:
· Matahari:ayah
· Rumah:ibu
· Pohon: anak
· Naga:kemarahan, oposisi, energi libido,kekuatan, kehendak, dinamika anak
· Kolam:emosi, perasaan, sensitivitas

TEST PROYEKTIF
 Test Proyektif muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan
bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole
tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek
 Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap
melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus
yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia, teknik proyektif ini kemungkinan
subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti interpretatif Teknik ini
pendekatannya menyeluruh (global approach).

ROSRACH
Metode proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat
kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu
dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam,
putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli
setuju bahwa tes Rorschach ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif.
Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan
membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang.

PENYAJIAN TEST
Rorshach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh
kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut dapat digunakan sebagai alat asesmen
kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna
putih sebagai dasarnya, kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar 17 cm. 10 kartu tersebut
dikelompokan menjadi dua yaitu:
 kartu achromatic, kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu
kartu I, IV,V,VI dan VII.
 kartu chromatic, kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah, biru, hijau
dsb. Yaitu kartu II, III,VIII, IX,dan X.
TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu
untuk mengukur aspek kepribadian individu. Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa
mengetahui alat ukur yang digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah
kesimpulan, dalam menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum. Metode dengan
menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita,
5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong. TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray
yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan
lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya
akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema.
Kesatuan tema merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa
disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.
MANFAAT:
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat
menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose.
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama
dalam psikoanalisa.

Daftar Pustaka:
http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-tes-disc-sejarah-sistem-dan-manfaat-tes-
disc.html#ixzz44loSxhWW
http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-dan-metode-tes-epps-menurut-para-
ahli.html#ixzz44lpamuNn
http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-kegunaan-dan-metode-tes-mbti-menurut-
para-ahli.html#ixzz44lrSCjzT
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39303/4/Chapter%20ll.pdf

Anda mungkin juga menyukai