Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadia Nur Wahidah

Kelas : BK 22D
NIM : 22010014153

Tes Eysenck
Tes Eysenck Personality Inventory atau EPI Merupakan alat ukur kepribadian yang
digunakan untuk menggolongkan individu kedalam dua tipe kepribadian yaitu Introvet dan
Ekstrovet. Esyenk juga berargumen bahwa kecanggihan psikometri tidak cukup untuk
mengukur struktur kepribadian manusia serta dimensi kepribadian yang didapatkan dari
metode analisis faktor yang bersifat steril dan tidak bermakna, kecuali dia suda mempunyai
bukti ekstensi biologis. Dengan asumsi tersebut, Esyenk membuat daftar empat kriteria dalam
mengidentifikasi satu faktor:
1. Bukti psikometrik untuk eksistensi faktor harus ditentukan. Kesimpulan dari kriteria
ini adalah bahwa faktor harus reliabel dan dapat direplikasi. Peneliti lainnya, dari
laboratorium terpisah, juga harus dapat menemukan faktor tersebut, dan secara
konsisten mengidentifikasikan ekstraversi, neurotisme, dan psikotik yang ditemukan
oleh Eysenck.
2. Faktor harus mempunyai keterwarisan (herbility) dan harus sesuai dengan model
genetis yang sudah dikenal sebelumnya. Kriteria ini mengeliminasi karakteristik yang
dipelajari, seperti kemampuan untuk mengimitasi suara-suara dari orang-orang
terkenal atau keyakinan agama ataupun politik.
3. Faktor harus masuk akal saat dipandang dari segi teoretis. Eysenck menggunakan
metode deduktif dalam melakukan investigasi, dimulai dengan satu teori, kemudian
mengumpulkan data yang konsisten secara logis dengan teori tersebut.

Untuk eksistensi suatu faktor adalah bahwa faktor harus mempunyai relevansi sosial, yaitu
harus ditunjukkan bahwa faktor yang didapatkan secara matematika harus mempunyai
hubungan (tidak harus hubungan kasual) dengan variabel sosial yang relevan, seperti
kecanduan obat-obatan, kerentanan akan cedera yang tidak disengaja, performa cemerlang
dalam olahraga, perilaku psikotik, kriminalitas, dan lain-lain.

Menurut Eysenck,kepribadian adalah jumlah total pola tindakan aktual atau potensial
organisme yang ditentukan oleh hereditas dan lingkungan. Kepribadian itu sendiri
terbentuk dan berkembang melalui adanya interaksi fungsional empat faktor yaitu:
1. faktor kognitif (Intelligence)
2. Faktor konatif (Character)
3. Faktor afektif (Temperament)
4. Faktor somatik (Konstitusi)
Corak yang khas pada pendapat Eysenck ini adalah kata “faktor somatik”. Perhatian
terhadap faktor konstitusional ini muncul dari pengalaman praktis, dimana dalam
tugasnya, Eysenck sering menggunakan tubuh sebagai variabel kepribadian yang relevan.

Struktur Kepribadian
Menurut Eysenck, kepribadian tersusun dalam suatu hierarki yang memiliki 4
tingkatan berdasarkan tingkat keumumannya, yaitu :
1. Type
2. Trait (sifat) kumpulan dari habitual response, kemunculannya lebih konsisten.
Misalnya, orang yang pesta tadi, ia selalu terlihat berkumpul bersama
orang-orang, maka bisa dihipotesakan ia memiliki trait sosialis.
3. Habitual Response erupakan kumpulan dari specific response dimana tindakan atau
respon yang dilakukan bisa terulang kembali pada saat-saat tertentu. Misalnya,
kebiasaan seseorang untuk membeli makanan dan minuman maupun mengundang
teman bila mengadakan pesta
4. Specific Response merupakan kumpulan tindakan atau respon yang paling tidak
umum, yang terjadi sesekali saja. Misalnya, membeli barang, menelepon teman,
memindahkan perabot.

Eysenck mngembangkan empat inventori kepribadian yang mengukur superfaktor yang


digagasnya, yaitu:
•Maudsley Personality Inventory(MPI)
•Eysenck Personality Inventory(EPI)
•Eysenck Personality Questionnaire(EPQ)
•Eysenck Personality Questionnaire-Revised, revisi dari EP

Tes SSCT
Tes kepribadian SSCT atau Sacks Sentence Completion Test Merupakan tes yang
menggunakan Teknik proyrktif. Maksudnya, tes psikologi yang mengkategorikan kepribadian
indivifu berdasarkan stimuli ambigu. Menurut karisma Riskinanti, M.Psi., Psi. Tes SSCT
merupakan Teknik proyeksi yang digunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian, dapat
menampakkan diri individu dalam hubungan interpersonal dan interprestasi terhadap
lingkungan.
Tes ini dibuat oleh Joseph M. Sacks, Sidney Levy berssama beberapa psikolog lainnya dari
New York Veterans Administration Mental Hygiene Service. Berbentuk kalimat-kalimat
yang tidaak sempurna dan akan disempurnakan oleh subjek agar menjadi kalimat sempurna.
Cara kerja tes ini yaitu melihat bagaimana subjek memproyeksikan apa yang ada dalam
dirinya untuk menyempurnakan kalimat yang disajikan. Kalimat yang tidak sempurna ini
merupakan perangsang bagi subjek agar bisa memproyeksikan dirinya dengan baik. Tes ini
digunakan untuk mengungkap individu adjustment dan struktur kepribadian seseorang. Tes
ini juga diberikan kepada orang dewasa.

Aspek Tes kepribadian SSCT


a. Keluarga
b. Seks
c. Hubungan antar manusia
d. Konsep diri
Manfaat Tes SSCT

1. Gambaran sikap individu


Kita dapat mengetahui bagaimana sikap individu tersebut kepada hal-hal penting
dalam hidupnya yang berkaitan dengan penyesuaian diri.
2. Gambaran keadaan psikis
Keadaan psikis tidak dapat dilihat dari kasat mata, sehingga penggunaan tes ini dapat
menjadi sarana untuk mengetahui keadaan psikis seseorang.
3. Gambaran masalah
4. Mengungkap gangguan mental
5. Bahan awal wawancara eksploratif

Anda mungkin juga menyukai