Anda di halaman 1dari 3

10 Macam Macam Asesmen Dalam Psikologi Klinis

written by Arby Suharyanto

Tidak jauh berbeda dengan artikel sebelumnya, pada kesempatan atau pada artikel kali
ini penulis juga masih akan membahas seputar psikologi ya sobat, karena seperti yang
sudah kita ketahui bersama aspek psikologi tersebut sangatlah luas cakupannya.

Namun untuk pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai macam-macam
asesmen dalam psikologi klinis. Apakah sobat semua sebelumnya sudah mengetahui
hal ini? Jika belum sebaiknya sobat semua menyimak ulasan berikut ini dengan
seksama.

Adapun yang dimaksud dengan psikologi klinis adalah sebuah cabang dari ilmu psikolgi
yang merupakan bentuk psikologi terapan untuk menentukan kapasitas dan
karakteristik tingkah laku individu dengan menggunakan metode-metode pengukuran
asesmen, analisa dan observasi serta uji fisik dan riwayat sosial agar dapat diperoleh
saran dan rekomendasi untuk membantu penyesuaian diri individu secara tepat.

Atau dengan kata lain, psikologi klinis tersebut diartikan juga sebagai bidang dalam ilmu
psikologi yang meliputi riset, pelayanan, metode-metode dan prosedur aplikasi untuk 
memahami, menduga dan mengurangi kesalahan, ketidaknyaman dan ketidak
mampuan, serta diterapkan pada populasi klien dalam rentang yang luas.

Asesmen klinis merupakan sebuah proses yang digunakan psikologis klinis untuk
mengamati dan mengevaluasi masalah sosial dan psikologis klien, baik menyangkut
keterbatasan maupun kapabilitasnya. Asesmen ini juga memberikan kontribusi
terhadap riset klinis, antara lain dengan menyediakan landasan ilmah untuk
mengevaluasi terapi dan membangun  teori-teori pemungsian dan disfungsi manusia.
Dalam menjalankan tugasnya tersebut, ada macam macam asesmen dalam psikologi
klinis. Adapun asesmen yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Asesmen Pemungsian Intelektual


Yaitu sebuah asesmen yang dianggap paling spektakuler dimasa yang lalu, yang
dianggap sebagai pembangkit kapasitas global individu untuk bertindak bertujuan,
berpikir rasional, dan bisa berhubungan efektif dengan lingkungannya. (Baca juga
mengenai pendekatan behavioral dalam psikologi klinis)

2. Asesmen Kepribadian
Yaitu sebuah asesmen yang mengupayakan untuk menemukan pola perilaku dan pola
pikiran atau penyesuaian diri seseorang secara khas dalam lingkungannya. Salah satu
yang bersifat khas dari laporan kepribadian adalah bahwa satu-satunya yang dianggap
memada adalah laporan yang bersifat dinamis yang menggambarkan interaksi
komponen dalam kepribadian sehingga melahirkan suatu pola perilaku yang tentunya
juga akan bersifat khas. (Baca juga mengenai peranan psikologi klinis dalam
masyarakat)
3. Asesmen Pemungsian Neuropsikologis
Yaitu sebuah asesmen yang melibatkan pengukuran tanda-tanda perilaku yang
mencerminkan kesehatan atau kekurangan dalam fungsi otak. Terdapat tiga kegiatan
psikologis klinis dalam aasesmnet neuropsikologis ini, yakni menyangkut fokus
perhatian asesmen, sejumlah alat tes neuropsikologi yang utama, dan bukti – bukti riset
yang menyangkut fokus perhatian asesmnet tersebut, serta bukti-bukti riset yang
menyangkut reabilitas dan validalitas tes untuk melakukan asesmen neuropsikologis
tersebut. (Baca juga mengenai strategi kelompok dalam psikologi klinis)

4. Asesmen Perilaku
Yaitu sebuah asesmen yang terpusat pada pengidentifikasian perilaku klien secara
spesifik atau sistem lingkungan yang mungkin memerlukan perubahan. Asesmen
perilaku ini merupakan pendekatan situasi spesifik, dimana variasi spesifik dalam
keadaan lingkungan dengan teliti dalam pemeriksaan untuk menentukan peranan
mereka dalam pemungsian klien dalam asesmen klinis tersebut. (Baca juga
mengenai terapi humanistik dalam psikologi klinis)

5. Asesmen Objektif
Asesmen objektif ini merupakan bagian dari asesmen kepribadian yang kedua hal
tersebut sangatlah memiliki keterkaitan. Adapun asesmen obektif ini adala sebuah
asesmen yang melakukan usaha secara ilmiah dan berusaha untuk menggambarkan
karakteristik atau sifat-sifat individu dalam kelompok sebagai alat untuk memprediksi
perilaku. (peran psikologi klinis dalam psikologi komunitas)

6. Asesmen Projektif
Asesmen projectif ini juga merupakan bagian dari asesmen kepribadian. Dimana dalam
asesmen projektif ini menggunakan alat proyeksi, yaitu alat yang dianggap memiliki
sensitivitas yang khusus untuk aspek perilaku yang tertutup dan tidak sadar, yang mana
didalamnya memungkinkan atau menggali varietas respon subjek yang luas, sagat
multidimensional, dan menggali sumber repon yang sangat kaya dan bersenyawa
dengan kesadaran subjek yang minimum yang menyangkut dari tujuan dari tes yang
dilakukan.

7. Asesmen Perencanaan Dalam Prosedur Pengambilan Data


Yaitu sebuah asesmen yang dilakukan dalam prosedur pemeriksaan dalam psikologi
klinis yang pada umumnya terdiri atas observasi, wawancara dan tes yang sudah dipilih
sesuai dengan pertanyaan yang harus diajwab. Untuk melakukan efesiensi dalam
perencanaan ini, biasanya digunakan cara-cara yang dapat memberi informasi dengan
keleluasaan dan kedalaman yang cukup.

8. Asesmen Pengumpulan Data


Setelah melakukan asesmen perencanaan, kemudian asesmen yang dilakukan
berikutnya adalah pengumpulan data melalui metode wawancara, onbservasi dan tes.
Adapun wawancara itu sendiri bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dan
dianggap sangat fleksibel. Kemudian untuk observasi dilakukan dengan cara melihat
langsung apa yang dilakukan oleh si subjek yang merupakan sasaran dari dilakukannya
asesmen tersebut. Sedangkan untuk tes, bisa dilakukan dengan mudah dan ekonomis
dan dapat pula dilakukan oleh banyak orang, asalkan terstandarisasi.

9. Asesmen Pengolahan Data


Yaitu sebuah asesmen yang apabila data yang dicari telah terkumpul, pemeriksa dapat
memberi maka atau menginterpretasi sesuai dengan tujuan (klasifikasi, deskripsi dan
prediksi) dan yang paling utama adalah orientasi teoritiknya.

10. Asement Pembuatan Atau Pembentukan Hipotesis


Setelah melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya yang dilakukan untuk
melengkapi penelitian dalam sebuah objek klinis berikutnya adalah pembentukan
hipotesis. Apabila data mentah dari hasil observasi, wawancara, dan tes diubah
menjadi sebuah kesimpulan, namun harus dapat dibedakan dalam tingkatan
abstraksinya ( dapat bersifat sangat abstrak, atau lebih konkret ) begitupun dengan
orientasi teoritiknya harus saling berkaitan dengan tujuan diadakannya asesmen
tersebut.

Adapun tujuan dilakukannya asesmen dalam psikologi klinis ini adalah untuk
mendapatkan data berupa informasi yang jauh lebih relevansi untuk pengambilan
sebuah keputusan, sehingga cara umum perilaku dari orang atau klien yang sedang
anda asesmen akan terlihat dengan jelas dari klasifikasi perilakunya.
Oke sobat semua, sekian informasi mengenai macam-macam asemen dalam psikologi
klinis yang dapat penulis share pada kesempatan kali ini. Terima kasih bagi sobat
semua yang sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini. Tentunya penulis
berharap artikel ini dapat menambah wawasan dan informasi anda. Sampai jumpa
diartikel selanjutnya, salam hangat, salam psikologi klinis.

Anda mungkin juga menyukai