Anda di halaman 1dari 5

Memahami Proses Assesmen dalam Psikologi Klinis

Mata Kuliah : Psikologi Klinis

Pengampu : Hikmatun Balighoh Nur Fitriyati, M. Psi, Psikolog

Kelompok 4:

Danta Ardhiyuwanto (2204046123)

Faila Sufah (2204046089)

Henggarani Ludmila (2204046121)

TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2024
Memahami Proses Assesmen dalam Psikologi Klinis

Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi yang biasanya digunakan


sebagai dasar pengambilan keputusan yang nantinya akan dikomunikasikan kepada
pihak-pihak terkait oleh pihak penilai atau asesor (Pomerantz, 2014). Asesmen klinis
adalah proses mengamati dan mengevaluasi masalah sosial dan psikologis klien,
termasuk kapabilitas dan keterbatasannya. Asesmen klinis dilakukan oleh psikolog klinis
sebagai prasyarat untuk melaksanakan terapi. Asesmen klinis adalah semua usaha yang
dilakukan klinis untuk mendapat informasi tentang diri klien dengan tujuan mengerti
kapasitas diri, kepribadian dan status mental klien yang selanjutnya digunakan untuk
menegakkan diagnosa, prognosa, serta pemberian intervensi. Asesmen klinis dapat
dilakukan secara individu, kelompok, maupun komunitas.
Dalam konteks psikologi klinis, tujuan assessment (asesmen) meliputi:
1. Pengambilan Keputusan: Salah satu tujuan utama dari proses assessment adalah untuk
membantu dalam pengambilan keputusan yang informasional dan tepat. Psikolog klinis
menggunakan data dan informasi yang dikumpulkan selama proses assessment untuk
membuat diagnosis yang akurat dan merencanakan intervensi yang sesuai. Dengan
memahami secara mendalam kondisi psikologis dan kebutuhan klien, psikolog klinis
dapat membuat keputusan yang berdasarkan bukti dan bermanfaat bagi kesejahteraan
klien.
2. Pembentukan Gambaran/Model Kerja: Assessment juga bertujuan untuk membentuk
gambaran atau model kerja tentang psikologi atau kepribadian subjek yang sedang
dinilai. Dengan mengumpulkan data tentang sejarah hidup, pola pikir, emosi, dan
perilaku klien, psikolog klinis dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam
tentang dinamika psikologis individu tersebut. Ini memungkinkan psikolog klinis untuk
merumuskan intervensi yang sesuai dan beradaptasi dengan kebutuhan klien.
3. Pengujian Hipotesis: Assessment juga digunakan untuk menetapkan dan menguji
hipotesis yang telah dibuat atau diterima. Psikolog klinis sering kali memiliki hipotesis
awal tentang kondisi atau masalah yang dihadapi oleh klien. Melalui proses assessment
yang sistematis, psikolog klinis dapat mengumpulkan bukti dan informasi untuk
mengkonfirmasi atau menyanggah hipotesis tersebut. Hal ini memungkinkan penyesuaian
dan pembentukan strategi intervensi yang lebih akurat dan efektif.
Sasaran dari asesmen psikologis, khususnya dalam psikologi klinis, adalah untuk
mengidentifikasi tiga hal penting dalam kehidupan kejiwaan subjek yang dinilai:
1. Disfungsi Psikologis Individual: Asesmen harus mampu mengidentifikasi adanya
disfungsi psikologis individual seperti abnormalitas atau kekurangan yang dialami oleh
klien. Ini berarti proses asesmen harus dapat menemukan jenis gangguan yang dialami
oleh klien, serta memahami proses terjadinya dan berkembangnya gangguan tersebut.
2. Kekuatan Klien: Selain itu, asesmen juga harus dapat mengidentifikasi kekuatan klien,
seperti kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Menemukan kekuatan klien
membantu dalam membangun intervensi yang lebih efektif, karena dapat memanfaatkan
sumber daya yang ada untuk membantu klien mencapai perubahan positif.
3. Kepribadian Klien: Asesmen juga harus mencakup pemahaman tentang kepribadian
klien, termasuk kebutuhan, motivasi, pola perilaku, serta cara atau mekanisme pertahanan
diri yang digunakan oleh klien. Ini penting untuk merancang intervensi yang sesuai
dengan karakteristik unik dan kebutuhan individual klien.
Dalam psikologi klinis ada beberapa metode assessment yang dapat
dilakukan,diantaranya:
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pemeriksaan yang paling banyak digunakan dalam
bidang klinis, dalam psikologi klinis tidak hanya berfungsi menggali informasi namun
juga membina hubungan. Metode ini memerlukan untuk menumbuhkan suasana yang
akrab, menyampaikan keprihatinan, empati, rasa hormat dan upaya untuk menciptakan
situasi yang penuh dengan kepercayaan. Wawancara klinis biasanya merupakan suatu
bentuk cerita (narrative) yang diarahkan pada pengalaman pasien.
Adapun tujuan dari wawancara:
a) untuk mendapatkan data klien dalam membuat diagnosis permasalahan dan intervensi
masalahnya.
b) Pengumpulan data kualitatif untuk memperoleh pemahaman tentang suatu fenomena
yang diteliti.
2. Observasi

Metode observasi klinis memberikan kemungkinan kontrol dengan menggunakan situasi


standar, stimuli standar (misalnya wawancara dan tes) dan pengarahan standar. Terdapat
dua metode observasi
a) Observasi Naturalistik
Metode observasi naturalistik mempunyai tujuan untuk melihat perilaku Klien dalam
lingkungannya dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku.
Observasi naturalistik memiliki 3 cara mendapatkan data, yakni :
(1) Observation by Participant Observer : observer mengikuti kegiatan klien
(2) Unobtrusive Measure: observer melakukan pengamatan dari data sekunder, seperti
video perilaku klien
(3) Hospital and clinic observation: Observasi dilakukan di rumah sakit

b) Observasi Terkontrol
Pengamatan atau observasi terkontrol disebut sebagai pengamatan perilaku analog
dimana ada perencanaan situasi yang mirip dengan kehidupan nyata sehingga muncul
perilaku yang ingin di assessment.

3. Pemberian Tes dalam Pemeriksaan Psikologi Klinis

Pemberian tes merupakan salah satu metode penting dalam pemeriksaan psikologi
klinis. Tes-tes yang umumnya digunakan meliputi tes kecerdasan umum, tes proyeksi, tes
grafis, dan inventori kepribadian. Tes-tes ini membantu psikolog klinis dalam
memperoleh pemahaman lebih dalam tentang klien mereka, baik dari segi kecerdasan,
aspek psikis, maupun kepribadian. Dengan hasil tes ini, psikolog klinis dapat membuat
diagnosis yang lebih akurat dan merancang intervensi yang sesuai untuk membantu klien
mencapai kesejahteraan mentalnya.
Daftar Pustaka

Aji, Prabu, Silviana, Melisa, Wijaya, Yohanes, dkk. (2022) Psikologi Klinis. Padang: PT. Global
Eksekutif Energi.

Sulistyowati, Anugrah. (2021) Diktat Psikologi Klinis. Jember: IAIN Jember.

Wibowo, Christin. (2009) Psikologi Klinis. Semarang: Uniersitas Katolik Soegijapranata.

Yuliandari, elly. (2018) Psikologi Klinis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai