Nim : 11118037
Semester : V (Lima)
MK : Asesmen Psikologis
1. Wawancara
Para ahli psikologi (atau mungkin selain ahli psikologi) menganggap utama
bahwa wawancara, dan juga observasi, merupakan alat asesmen pada umunya. para
ahli berpendapat bahwa alat tes itu pada dasrnya adalah alat bantu. Dengan alat tes
psikolog umunya “hanya” sampai pada kecenderungan atau kemungkinan besar
penyakit yang dapat diderita pasien, tidak menetukan sakit apa. Melalui wawancara
penyakit seorang klien bisa diketahui, setidaknya dapat disampaikan. Menurut
Goldenberg (1983), wawancara merupakan pertemuan yang bersifat percakapan
yang diinisiasikan dengan penuh pertimbangan antara dua atau lebih orang,
melibatkan komunikasi verbal maupun non verbal di mana seseorang berusaha
mendapatkan informasi tentang orang lain. Tujuan dari wawancara ini adalah 1)
memperoleh informasi, misalnya mendapat data atas dasar riwayat gangguan, 2)
menilai secara jujur (to impart) informasi, seperti menentukan jurusan berdasar
informasi nilai prestasi berdasarkan raport sekolah, 3) mengakses seseorang,
misalnya menetukan status mental pasien, 4) mempengaruhi, mengubahperilak
yang diwawancarai, seperti psikoterapi membangun hubungan profesional dengan
pasien. Terdapat tiga tipe wawancara klinis, ialah 1) Intake interview, 2)
Diagnostick Interview, 3) Crisis Interveiw (Goldenberg, 1983).
2. Angket
3. Observasi
4. Sosiometri
Sosiometri berasal dari bahasa latin socius (soscial) dan metrum (pengukuran)
yang kemudian dikembangkan oleh psikiater Jacob Levi Moreno. Sosiometri adalah
metode pengukuran kelompok sosial yang mempelajari hubungan sosial antar
individu atau antar kelompok.