Psikologi Pendidikan adalah bagian dari psikologi umum pada mulanya, psikologi pendidikan, dikenalkan oleh Aristoteles secara filsafat. Namun demikian, pemikiran Aristoteles tersebut belum bisa dikatakan sebagai psikologi pendidikan. Kemudian, upaya- upaya bersifat semi ilmiah pun muncul, diantaranya dipelopori oleh para pendidik, seperti Pestalozzi, Herbar dan Frobel. Lalu pada akhir abad 19, penelitian psikologi pendidikan semakin maju, seperti di Eropa, Ebbinghaus, yang mempelajari aspek daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan. Selanjutnya , pada awal abad 20, mulailah bermunculan tokoh-tokoh psikologi pendidikan, seperti di Prancis, ada Alfred Binct, Theodore Simon, dan juga di Amerika Serikat, ada Charles H. Judd, E. L. Thorndike dan B. F. Skinner. Dan ruang lingkup psikologi pendidikan itu sendiri adalah: 1. Hereditas dan Lingkungan. 2. Pertumbuhan dan Perkembangan. 3. Potensialitas dan Karakteristik tingkah laku. 4. Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap individu yang bersifat personal dan social. 5. Higiene mental dan Pendidikan 6. Evaluasi hasil Pendidikan. Kemudian dari pada itu, terdapat pula metode-metode dalam psikologi pendidikan yang fungsinya adalah sebagi cara atau jalan yang digunakan untuk mencapai tujuan dari Psikologi Pendidikan. Metode-metode tersebut adalah: 1. Metode Observasi Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku anak didik dalam situasi yang wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontinyu dan sistematik, serta diikuti dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap. Dengan sifat wajar, berarti bahwa anak didik itu dalam keadaan tidak dibuat-buat dan tidak mengetahui anak didik itu sedang di observasi. Berencana berarti bahwa sebelum observasi dilaksanakan harus ada persiapan yang matang tentang aspek-aspek tingkah laku yang akan di observasi. Dengan kontinyu berarti bahwa dalam melaksanakan observasi harus bersambungan antara periode yang satu dengan periode yang lain. 2. Metode Experimen dan Test Experimen merupakan metode psikologi yang paling umum. Biasanya digunakan untuk mencari hubungan antar variabel. Ciri utama dari metode ini adalah peneliti bias mengubah-ubah situasi sesuai dengan tujuan penelitian. Jadi situasi dalam eksperimen sengaja dibuat. Metode ini biasanya digunakan untuk mencari hukum- hukum saja mengenai berbagai tingkah laku dan kurang memperhatiakan perbedaan individu. 3. Metode Kuesioner dan Interview Kuesioner sering disebut juga angket (Prancis : enquete). Berupa daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada subjek untuk dikerjakan (dijawab). Jawaban-jawaban itu kemudian dianalisis dan disimpulkan. Pada umumnya jawaban itu sudah tersedia, sehingga subjek tinggal memilih jawaban yang tepat untuk setiap item. Ditinjau dari segi penjawab, dapat dibedakan atas dua macam, yaitu langsung (direct) dan tak langsung (indirect). Disebut langsung jika yang harus menjawab adalah subjek itu sendiri, dan disebut tak langsung jika yang menjawab harus menjawab adalah orang yang mengetahui hal-ikhwalnya subjek itu. 4. Metode Wawancara Wawancara adalah Tanya jawab antara si pemeriksa dan orang yang diperiksa dengan tujuan orang tersebut mau mengungkapkan pendapat, pandangan, dan isi hatinya. 5. Metode Ilmiah Merupakan prosedur yang sistematik dalam memecahkan permasalahan dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk dikritik, dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh penelitian berikutnya. Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perilaku yang lebih kompleks harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 6. Metode Diferensial Digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang terdapat di antara anak didik. Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran (contoh: tes, angket, dsb) serta menggunakan statistik untuk menganalisis 7. Metode Klinis Pada mulanya, metode penyelidikan klinis hanya digunakan oleh para psikiater. Dalam metode ini terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara-cara memberikan perlakuan pemulihan terhadap kelainan jiwa tersebut. Metode ini biasa digunakan bagi anak yang mengalami penyimpangan psikologi dan perilaku. Oleh karena itu penggunaan sarana dan alat-alat yang digunakan harus memperhatikan batas kesanggupan siswa, dengan tetap menjaga ketelitian. Sasaran metode ini adalah adalah memastikan sebab timbulnya ketidak normalan perilaku seseorang siswa atau sekelompok kecil siswa. Kemudian berdasarkan kepastian faktor penyebab itu penelitian berupaya memilih dan menentukan cara yang tepat mengatasi penyimpangan tersebut.