Anda di halaman 1dari 5

MODEL KUALITATIF DAN KUANTITAFI DALAM PSIKOLOGI ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Islam

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. H. Moh. Sholeh, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Ahmad Willyansyah A (J91219084)

2. Amanda Eka A (J91219088)

3. Xena Puspita Putri S. (J71219080)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Psikologi Islam sebagai suatu aliran baru dalam bidang psikologi yang diharapkan
mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung, memajukan, dan
mensejahterakan umat manusia. Maka dari itu, toeri-teori yang nantinya lahir diharapkan
mampu menjawab berbagai pertanyaan dan tantangan yang dihadapi oleh manusia. Salah
satu tema penting dalam kajian psikologi islam yang banyak mendapat sorotan dari
berbagai pihak adalah tentang model-model penelitian yang digunakan dalam
merumuskan suatu teori maupun mengungkap sebuah fakta. Suatu teori akan teruji
kevaliditasannya jika mampu mengenali dan memahami realitas yang terjadi di lapangan.
Maka dari itu diperlukan metode atau model penelitian yang mampu melakukan peran
tersebut.
Berkaitan dengan metode penelitian yang mengkaji psikologi, sekurang-
kurangnya terdapat dua pandangan berbeda yaitu pandangan pentama beranggapan
bahwa seluruh ilmu pengetahuan harus menggunakan metode ilmu pengetahuan modern
yakni metode ilmiah atau scientific method. Pandangan kedua menyebutkan bahwa
manusia merupakan mahluk yang unik sehingga diperlukan metode yang beragam untuk
memahaminya. Metode ilmiah meruapakan salah satu metode yang dapat digunakan.
Disamping itu, masih terdapat banyak metode lain yang dapat digunakan untuk
memahami manusia.

1.2.Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan metode atau model penelitian?
b. Apa yang dimaksud dengan metode atau model penelitian dalam Psikologi
Islam?
c. Apa saja model penelitian dalam Psikologi Islam?

1.3.Tujuan
Makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih dalam apa itu model penelitian dalam
Psikologi Islam serta berbagai jenisnya

1.4.Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang mendalam dan akurat
mengenai model penelitian dalam Psikologi Islam serta menambah kajian dalam bidang
Psikologi Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
2.2.Model Penelitian
Metode ilmiah merupakan salah satu metode dalam psikologi diartikan sebagai
suatu pendekatan dalam memahami suatu fenomena dengan menggunakan kaidah-kaidah
keilmuan. Ukuran kebenaran dalam metode ilmiah dikembalikan pada ukuran objektif,
rasional dan empiris, karena itu pola pikir yang dirujuk adalah berfikir induktif yang
dalam praktek penelitiannya dipakai dalam pendekatan kuantitatif, dan pola pikir
deduktif yang dalam praktek penelitiannya dipakai dalam pendekatan kualitatif. Baik
pendekatan kuantitatif maupun kualitatif, keduanya mengkaji fenomena atau fakta yang
bersifat kasat- mata (observable).
Diantara jenis penelitian yang biasa dilaksanakan dalam penelitian psikologi dan
dianggap sebagai sebagai bagian dari metode ilmiah adalah: Penelitian deskriptif,
korelasional, komparatif, eksperimen, Quasi-eksperimen, studi kasus, etnografi dan lain
sebagainya. Kesemua jenis penelitian tersebut menggunakan kaidah-kaidah ilmiah yang
telah disepakati dan objek kajiannya menekankan pada sesuatu yang kasat-mata, padahal
dalam kehidupan ini banyak sekali fenomena yang memerlukan penjelasan lebih dari
sekedar ilmiah, karena memang fenomena tersebut tidak dalam wilayah observable, tapi
ada pada wilayah conceivable atau bahkan ada dalam wilayah unconceivable. Disinilah
terdapat keterbatasan metode ilmiah sehingga diperlukan metode yang lain. (Amiq, 2017)

2.1.Model Penelitian Psikologi Islam


Suatu penelitian dalam psikologi islami setidaknya harus memperhatikan dua hal,
yaitu masalah teori dan masalah metode. Secara ideal, teori yang digunakan semestinya
adalah teori yang didasarkan pada pandangan dunia islam, hal ini sejalan dengan
pendapat sardar3 yang menyatakan bahwa islamisasi harus berangkat dari pandangan
dunia (world view) yang Islami dan paradigma keilmuannya karena itu teori yang
dibangun harus sejalan dengan ajaran-ajaran islam. Sedangkan masalah metode yang
digunakan dalam penelitian psikologi islami, yang mana diharapkan sesuai dengan objek
kajian psikologi namun tetap dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Karena itu
diperlukan banyak metode sesuai dengan objek kajiannya, selain dari metode ilmiah.
Menurut Nashori, Suatu penelitian dapat disebut penelitian psikologi islami bila
teorinya berangkat dari pandangan dunia islam atau setidaknya teori tersebut telah
mengalami proses islamisasi yaitu suatu upaya untuk menghubungkan kembali antara
teori-teori barat dengan ajaran-ajaran islam, karena keduanya adalah merupakan dari
ayat-ayat Tuhan, karena itu suatu penelitian dengan menggunakan teori barat tidak dapat
dipandang sebagai penelitian psikologi islami sekalipun subjeknya ialah orang islam, bila
sebelumnya teori tersebut tidak mengalami proses islamisasi. Berikut jenis penelitian
dalam psikologi :

a. Metode deskriptif
Metode deskriptif yang digunakan dalam metode ilmiah adalah observasi,
riset korelasi, kuesioner dan wawancara. Pada tingkat intervensi pengamat,
observasi terbagi dua. Pertama, obsevasi tanpa intervensi mirip dengan telaah
naturalistik, di mana pengamat lebih berperan sebagai pencatat pasif tentang
rentetan peristiwa yang terjadi. Kedua, observasi dengan intervensi terbagi
dua, yaitu observasi partisipan di mana pengamat turut aktif berperan dalam
situasi tingkah laku yang diamati, dan observasi terstruktur di mana pengamat
mengadakan intervensi dengan maksud untuk melihat rentetan peristiwa yang
terjadi setelah ada intervensi, Eksprerimen lapangan, di mana pengamat
memanipulasi satu atau beberapa variabel dalam setting natural pada tingkah
laku. Observasi dengan intervensi memungkinkan pembauran dengan nuansa
alamiah dengan suatu intervensi dalam upaya menguji suatu teori. Adapun
riset korelasi digunakan bila peneliti bertujuan meng-identifikasi hubungan
prediktif melalui ukuran kovarian di antara berbagai variabel.
Kuesioner/pertanyaan tertulis dan wawancara/pertanyaan langsung digunakan
untuk mengumpulkan data dan informasi yang lebih banyak dan mendalam
secara langsung. Kelebihan metode ini adalah bahwa jawaban dapat diperoleh
dengan cepat dan hasilnya dapat dijadikan dokumen seseorang. Sedang
kelemahannya adalah bahwa jawaban terikat pada pertanyaan, sulitnya
membuat pertanyaan dengan tingkat relevansi yang tinggi, bisa salah
penafsiran, tidak semua pertanyaan sesuai untuk semua orang dan perlunya
kerjasama antara penanya dengan responden
b. Metode Fenomenologi
Metode sangat tepat untuk meneliti obyek yang mengarah kepada kondisi
dan pengalaman rohani. Penelitian ini terkait dengan peristiwa, kejadian,
pengalaman baik dalam perkataan ataupun fakta. Kebenaran fakta bersifat
faktis bukan proporsional
c. Metode eksperimental
Metode eksperimental adalah metode ilmiah yang digunakan untuk
melihat sebab akibat dengan prosedur kerja yang berhubungan dengan
variabel independen dan variabel dependen. Metode observasi dan eksperimen
pernah dilakukan oloeh Malik B. Badri ketika melakukan studi banding antara
proses tafakur dengan hukum-hukum alam dalam buku beliau Tafakur
Persepektif Psikologi Islam
d. Riset Korelasional
Riset korelasional yaitu riset identifikasi hubungan prediktif antara dua
variabel, mengungkap perbedaan alat ukur yang dignakan berbentuk alat tes
atau skala.

Pada dasarnya, metode-metode yang ditawarkan oleh para ahli di atas, tidak lepas
dari pendekatan yang pernah dilakukan oleh para pemikir Islam di dalam mengkaji ilmu-
ilmu keislaman, termasuk ilmu-ilmu tentang kejiwaan. Menurut Hanna Djumhana
Bastaman, metode ilmiah yang lazim dipergunakan dalam psikologi (kuantitatif dan
kualitatif) dengan teknik-tekniknya seperti wawancara, tes, eksperimen, survei bisa
berlaku dalam psikologi Islam, namun ada dua hal yang perlu diperhatikan: Pertama,
kesetaraan porsi dan fungsi antara metode kualitatif dan kuantitatif, karena ada gejala dan
perilaku manusia serta peristiwa khusus yang dialami secara pribadi, seperti pengalaman
keagamaan. Untuk itu metode fenomenologi dapat dipergunakan. Kedua, selain
menggunakan metode ilmiah, psikologi Islam mengakui adanya pengetahuan yang
didapat melalui ilham dan intuisi dengan melalui ibadah khusyuk seperti tafakkur, shalat
Istikharah, shalat tahajjud dan doa (Faridah, 2016).

BAB III
SIMPULAN
3.1.Simpulan
Metode ilmiah merupakan salah satu metode dalam psikologi diartikan sebagai
suatu pendekatan dalam memahami suatu fenomena dengan menggunakan kaidah-kaidah
keilmuan begitu pula dalam Psikologi Islam. Suatu penelitian dalam psikologi islami
setidaknya harus memperhatikan dua hal, yaitu masalah teori dan masalah metode.
Secara ideal, teori yang digunakan semestinya didasarkan pada pandangan Islam
sedangkan metode diharapkan sesuai dengan objek kajian psikologi namun tetap dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Dikatakan penelitian psikologi islam bila teorinya berangkat dari pandangan islam
atau setidaknya teori tersebut telah mengalami proses islamisasi yaitu upaya
menghubungkan kembali antara teori barat dengan ajaran islam karena suatu penelitian
yang menggunakan teori barat tidak dapat dipandang sebagai penelitian psikologi islam
sekalipun subjeknya ialah orang islam. Di antara jenis penelitian yang biasa dilaksanakan
dalam penelitian psikologi dan dianggap sebagai bagian dari metode ilmiah adalah
metode deskriptif, fenomenologi, eksperimental, dan korelasional.

3.2.Saran
Pada saat ini, banyak peneliti yang telah melakukan penelitian sesuai dengan
model penelitian Psikologi Islam padahal model yang tersedia masih dianggap sebagai
model penelitian semi Psikologi Islam. Maka dari itu, diperlukan keseriusan para
pengkaji Psikologi Islam untuk lebih mendalami dan menggali model penelitian yang
lain. Pada akhirnya, untuk membangun sebuah Psikologi Islam sebagai sebuah disiplin
keilmuan tentu masih banyak yang harus dilakukan dan diperjuangkan. Salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan penelitian dengan menggunakan model
penelitian lain sehingga dapat terwujud Psikologi Islam yang dicita-citakan dan
diharapkan serta menjadi aliran baru psikologi yang memiliki fungis rahmatan lil’alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Amiq, B. (2017). MODEL-MODEL PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI ISLAM.

Faridah, S. (2016). Metodologi Dalam Kajian Psikologi Islam. Jurnal Studia Insania, 4(1), 69.
https://doi.org/10.18592/jsi.v4i1.1114

Anda mungkin juga menyukai