Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………

A. METODE ,ETODE DALAM PSIKOLOGI ……………………………………….... 1


B. ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI ………………………………………..... 4
C. CABANG-CABANG DALAM PSIKOLOGI ………………………………………. 11

REFERENSI ………………………………………………………………………………….. 13
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi Tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Psikologi. Makalah yang disusun ini
berjudul “Metode-metode dalam Psikologi, Aliran-aliran dalam Psikologi, Cabang-cabang
dalam Psikologi”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kami dalam mata kuliah Pengantar Psikologi
sebagai tugas awal dan juga dapat dijadikan bahan referensi dalam memahami Metode-metode
dalam Psikologi, Aliran-aliran dalam Psikologi, Cabang-cabang dalam Psikologi dan yang terkait
dengannya.

Harapan kami, kiranya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi khalayak
umum, terutama bagi kami sebagai mahasisiwa/mahasiswi dalam proses pembelajaran. Pada
kesempatan ini kami menghaturkan terima kasih terutama kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan kepada kami dalam mata kuliah Pengantar Psikologi.

Makassar, 26 Februari 2014

Penyusun

Kelompok 2
Pengantar Psikologi

METODE-METODE DALAM PSIKOLOGI, ALIRAN-ALIRAN


DALAM PSIKOLOGI, DAN CABANG-CABANG DALAM
PSIKOLOGI

OLEH :
KELOMPOK 2
QAWIYYAN FITRI / 1344040015
A.FATIMAH ALAM / 1344040003
SRI WAHYUNI / 1344040020
SALAHUDDIN MUHTAR / 1344040034

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
A. Metode Metode dalam Psikologi

Suatu metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan mutlak adanya, apa lagi
kalau ilmu itu berdiri sendiri, ini harus ditandai oleh adanya metode-metode tersendiri untuk
menyalidiki terhadap obyeknya, obyek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan manusia
dalam alam yang kompleks dan selalu berubah

Berdasarkan renungan-renungan dan pengalaman-pengalaman maka akan didapatkan metode-


metode sebagai berikut:

1. a. Metode yang bersifat filoifis ada beberapa macam antara lain:

1. Metode intuitip

Metode ini dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau dengan
cara tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari

2. Metode kontemplatif

Metode ini dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan
mempergunakan kemampuan berpikir kita. Alat utama yang dipergunakan adalah pikiran yang
benar-benar sudah dalam keadaan obyektif

3 .Metode filosofis religius

Metde ini digunakan dengan mempergunakan materi-materi agama, sebagai alat utama untuk
meneliti pribadi manusia

1. b. Metode yang bersifat empiris dapat dibagi menjadi:

1. Metode obserfasi

metode obserfasi ialah metode untuk mempelajari kejiwaan dengan sengaja mengamati secara
langsung, teliti dan sistematis.

Obserfasi dapat melalui tiga cara:

a. Metode introspeksi

Istilah introspeksi berasal dari bahasa latin: (intro: dalam; dan speaktare: melihat). Jadi pada
introspeksi individu mengalami sesuatu dan ia sendiri dapat pula mengamati, mempelajari apa
yang dihayati itu.
b. Metode instropeksi eksperimental

Istilah introspeksi eksperimental ialah suatu metode introspeksi, yang dilaksanakan dengan
mengadakan eksperimen-eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang dibuat. yang perlu
di ingat dari metode ini adalah prinsip dasarnya yang memanipulasi kondisi dan manusia di lihat
sebagai organisme yang sama ( tidak ada perbedaan individual). Dengan demikian metode ini
hanya mencari hokum hokum saja mengenai berbagai tingkah laku dan kurang memerhatikan
perbedaan-perbedaan individual.

c. Metode ekstropeksi

Metode ekstropeksi ialah suaru metode dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyalidiki atau
mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa
orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang yang
ditunjukkkan dari mimik dan pantomimik orang lain.

2. Metode pengumpulan bahan

Dengan teknik ini, dimaksudkan suatu penyelidikan yang dilakukan dengan mengolah data-data
yang didapat dari kumpulan daftar pertanyaan dan jawaban (angket).

Penyelidik dapat menempuh dengan melalui tiga cara:

a. Metode angket interview

Adalah suatu penyelidikan yang dilaksanakan denagan menggunakan daftr peretanyaan


mengenai gejala-gejala kejiwaan yang harus dijawab oleh orarng banyak, sehingga berdasarkan
jawaban yang diperolehnya itu, dapat diketahui keadaan jiwa seseorang

b .Metode biografi

Metode ini merupakan lukisan atau tulisan perihal kehidupan seseorang, baik sewaktu ia masih
hidup maupun sesudah ia meninggal.

c .Metode pengumpulan bahan

Yaitu suatu metode yang dilaksanakan dengan jalan mengumpulkan bahan-bahan terutama
pengumpulan gambar-gambar yang dibuat oleh anak-anak

3.Metode eksperimen(percobaan)

Istilah eksperimen(percobaan) dalam pskologi berarti pengamatan secara teliti terhadap gejala-
gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja Tujuan eksperimen ialah untuk mengetahui sifat-
sifat umum dari gejala-gejala kejiwaan
4. Observasi Ilmiah

           Dalam metode yang digunakan diatas ( metode eksperimen ) jelas bahwa peneliti punya
kontrol sepenuhnya terhadap jalannya eksperimen. Tidak dengan observasi ilmiah, dalam
observasi ilmiah situasi yang timbul terjadi secara tidak sengaja. Disini hanya dilakukan
pengamatan terhadap situasi yang sudah ada, situasi yang terjadi secara spontan, karena situasi
tersebut terjadi karena kehendak alam, yang alamiah.

Observasi ilmiah ini dapat juga diterapkan terhadap gejala tingkah laku yang lain, misalnya
tingkah laku orang-orang di keramaian. Dan kesimpulannya adalah : Gejala yang tidak dapat di
eksperimenkan, hanya dapat di teliti melalui observasi ilmiah. Dan yang perlu diingat dalam
observasi ilmiah ini adalah kita tidak boleh mencampurkan kepentingan dan minat pribadi kita
dapat membuat kesimpulan-kesimpilan yang seobjektif mungkin. Adapun hasil pengamatan di
catat dalam data-data yang detail, sehingga bisa mendapatkan hasil analisis yang tajam dan
akurat.

5. Pemeriksaan psikologis

Pemeriksaan psikologis atau lebih populernya disebut dengan psikotes, metode ini menggunakan
alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahlih yang benar-benar
terlatih. Keuntungan metode ini adalah dalam waktu yang sangat singkat bisa didapatkan banyak
data mengenai seseorang, termasuk juga data yang tidak dapat diketahui melalui metode yang
lainnya. Dan metode ini dapat digunakan secara masal maka akan didapat data yang banyak dari
beberapa rang yang sedang diteliti.

4. Metode Klinis

Yang disebut metode klinis ialah, nasihat dan bantuan kedokteran, yang diberikan kepada pasien,
oleh ahli kesehatan. Metode klinis yang diterapkan dalam psikologi ialah: kombinasi dari
bantuan klinis-medis dengan metode pendidikan, untuk melakukan observasi terhadap para
pasien

5. Metode interview/Wawancara

Interview merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan.


Metode ini awalnya cukup sederhana. Wawancara adalah Tanya jawab antar si pemeriksa dan
orang yang diperiksa (klien psikologi klinik, responden atau narasumber untuk peneliti, atau
calon pegawai bagi psikolog perusahaan).
6. Metode testing

Metode ini merupakan metode penyelidikan dengan mennggunakan soal-soal, pertanyaan-


pertanyaan, atau tugas-tugas lain yang telah di setandardisasikan.

B. Aliran Aliran dalam Psikologi

Setelah psikologi berdiri sendiri, lambat laun para ahli psikologi mengembangkan
sistematika dan metode-metodenya sendiri, yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian timbul apa yang disebut aliran-aliran dalam psikologi. Sejak zaman
dahulu aliran-aliran dalam satu bidang ilmu sangat penting artinya untuk membina
semangat para ahli dalam berkompetisi menemukan kebenaran, dan tak kalah pentingnya
dengan adanya aliran-aliran ini, para ahli dapat saling melengkapi antara yang satu
dengan yang lain. Untuk lebih memahami aliran tersebut berikut beberapa aliran dalam
ilmu psikologi:

1. Aliran Psikoanalisis

Aliran ini pertama kali muncul pada sekitar abad 19, yang dipelopori oleh Sigmund
Freud (1856-1939) ketika dia sedang menangani seorang pasien Neorotik atau pasien
yang mempunyai ciri mudah cemas, disebabkan oleh konflik yang terjadi pada saat
seorang masih amat kecil, kemudian direpresi/ditekan (didorong masuk dari
kesadaran ke alam tak sadar) seorang tokoh yang mungkin lebih tepat dikatakan
sebgai pencetus psikodinamik. Namun demikian konsep pemikirannya tentang
ketidak sadaran telah banyak meng-ilhami para ahli psikologi Analisis yang hidup
setelahnya. Freud adalah seoarang psikiatris yang menaruh perhatian besar pada
pengertian dan pengobatan gangguan mental. ia sedikit sekali menaruh minat
terhadap problem-problem tradisional Psikologi Akademis seperti; Sensasi, Persepsi,
Berfikir dan Kecerdasan karena itu ia mengabaikan problem kecerdasan dan
mengrahkan usahanya untuk memahami dan menerangkan apa yang diistilahkannya
sebagai ketidak sadaran.

Teori yang dicetuskan oleh Freud tentang kepribadian, mencoba menjelaskan tentang
Normaliats dan Abnormalitas psikolgis dan perawatan terhadap orang-orang yang
tidak normal. Menurrut teori ini sumber utama konflik dan gangguan mental terletak
pada ketidak sadaran, karena itu untuk mempelajari gejala-gejala ini, Freud
mengembangkan teori Psikoanalisis yang sebagian besar di dasarkan pada interpretasi
“arus pikiran pasien yang diasosiasikan secara bebas” dan analisis mimpi.
Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot)
maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental
sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun
bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar
(unconscious).
Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang ibarat gunung es dari
kepribadian kita, yaitu:

a.    Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
b.    Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu
dari lingkungannya.
c.    Ego, adalah pengawas realitas.

Sebagai contoh:

Pada suatu ketika dijalan Anda menemukan Dompet dimana dompet tersebut berisi
sejumlah uang yang tidak sedikit,ada kartu identitas pemilik,kartu penting seperti
kartu kredit(ATM) dan pada waktu itu Anda sedang membutuhkan biaya untuk
membayar SPP yang sudah nunggak selama 2bulan. Id mengatakan pada Anda:
“Ambil saja dompet itu, toh tak ada yang tahu, lumayan bisa buat bayar SPP!”.
Sedangkan ego berkata:”Lihat dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara
superego menegur:”Jangan lakukan, itu bukan hak kamu!”.

Pada masa kanak-kanak,kita dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap ini
oleh Freud disebut sebagai primary process thinking. Anak-anak akan mencari
pengganti jika tidak menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya (bayi akan
mengisap jempolnya jika tidak mendapat dot misalnya).

Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan
pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahap secondary process thinking.
Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk memilih
tidak jajan demi ingin menabung). Walau begitu kadangkala pada orang dewasa
muncul sikap seperti primary process thnking, yaitu mencari pengganti pemuas
keinginan (menendang tong sampah karena merasa jengkel mendapat nilai jelek).

Proses pertama adalah apa yang dinamakan EQ (emotional quotient), sedangkan


proses kedua adalah IQ (intelligence quotient) dan proses ketiga adalah SQ (spiritual
quotient).

Keberhasilah seseorang ditentukan pada ke-3 tingkat kecerdasan tersebut,karena


dalam hidup tidak cukup dengan Kecerdasan Intelektual saja tetapi harus
diseimbangkan dengan Kecerdasan Emosionalnya dan Kecerdasan Spiritualnya.
2. Aliran Psikologi Gestalt (Gestalt Psychology)

Kata “Gesalt” berasal dari bahasa Jerman yang dalam bahasa Inggris berarti shape
atau bentuk. Karena tidak ditemukan arti yang sesuai maka gesalt tetap dipakai.
Tokoh psikologi ini adalah Max Wertheimer (1880-1943). Yang berpendapat bahwa
dalam alat kejiwaan tidak terdapat jumlah unsur-unsurnya melainkan Gestalt
(keseluruhan) dan tiap-tiap bagian tidak berarti dan bisa mempunyai arti kalau bersatu
dalam hubungan kesatuan.

Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu
gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam psikologi Gestalt
disebut sebagai phenomena (gejala). Phenomena adalah data yang paling dasar dalam
Psikologi Gestalt. Dalam hal ini Psikologi Gestalt sependapat dengan filsafat
phenomonologi yang mengatakan bahwa suatu pengalaman harus dilihat secara
netral. Dalam suatu phenomena terdapat dua unsur yaitu obyek dan arti. Obyek
merupakan sesuatu yang dapat dideskripsikan, setelah tertangkap oleh indera, obyek
tersebut menjadi suatu informasi dan sekaligus kita telah memberikan arti pada obyek
itu.

Bagi para ahli yang mengikuti aliran gestalt, perkembangan itu adalah proses
diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang primer adalah keseluruhan, sedangkan
bagian-bagian adalah sekunder; yaitu bagian-bagian yang hanya mempunyai arti
sebagai bagian daripada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-
bagian yang lain, keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-
bagiannya. Gestalt adalah keseluruhan yang diorganisasikan secara tersusun.
Keseluruhan ini adalah lebih dari jumlah bagian-bagian, ia memperlihatkan sifat-sifat
yang terdapat pada elemen-elemen. Keseluruhan memberi arti pada bagian-bagian,
yaitu tiap-tiap anggota (bagian) didukung oleh keseluruhan dan baru memperoleh
artinya dalam keseluruhan tersebut.

3. Aliran Behaviorisme (Behaviorism)

Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B.
Watson tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner.Aliran ini sering
dikaitkan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak peduli pada jiwa. Pada akhir abad ke-
19, Ivan Petrovic Pavlov memulai eksperimen psikologi yang mencapai puncaknya
pada tahun 1940 - 1950-an. Di sini psikologi didefinisikan sebagai sains dan
sementara sains hanya berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat dan diamati
saja. Sedangkan ‘jiwa’ tidak bisa diamati, maka tidak digolongkan ke dalam
psikologi. Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang
dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang
diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau
perilaku menyimpang. Salah satu contoh adalah ketika Pavlov melakukan eksperimen
terhadap seekor anjing. Di depan anjing eksperimennya yang lapar, Pavlov
menyalakan lampu. Anjing tersebut tidak mengeluarkan air liurnya. Kemudian
sepotong daging ditaruh dihadapannya dan anjing tersebut terbit air liurnya.
Selanjutnya begitu terus setiap kali lampu dinyalakan maka daging disajikan. Begitu
hingga beberapa kali percobaan, sehingga setiap kali lampu dinyalakan maka anjing
tersebut terbit air liurnya meski daging tidak disajikan. Dalam hal ini air liur anjing
menjadi conditioned response dan cahaya lampu menjadi conditioned stimulus.

Percobaan yang hampir sama dilakukan terhadap seorang anak berumur 11 bulan
dengan seekor tikus putih. Setiap kali si anak akan memegang tikus putih maka
dipukullah sebatang besi dengan sangat keras sehingga membuat si anak kaget.
Begitu percobaan ini diulang terus menerus sehingga pada taraf tertentu maka si anak
akan menangis begitu hanya melihat tikus putih tersebut. Bahkan setelah itu dia
menjadi takut dengan segala sesuatu yang berbulu: kelinci, anjing, baju berbulu dan
topeng Sinterklas. Ini yang dinamakan pelaziman dan untuk mengobatinya kita bisa
melakukan apa yang disebut sebagai kontrapelaziman (counterconditioning).

4. Aliran Strukturalisme (Structuralism)

Tokoh psikologi Strukturalisme adalah Wilhelm Wundt. Yang mulai berkembang


pada abad ke-19 yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai suatu disiplin ilmu
yang mandiri. Menurut Wundt untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaaan kita harus
mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang. Metode yang digunakan adalah
instrospeksi / Elemen mawas diri. Obyek yang dipelajari dalam psikologi ini adalah
Kesadaran.
Mental/elemen-elemen yang kecil yaitu jiwa, kesadaran, dan penginderaan
(penangkapan terhadap rangsang yang dating dari luar dan dapat dianalisa sampai
elemen-elemen yang terkecil).Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak
terlalu di pengaruh rangsangan dari luar.

Tokoh strukturalisme lain adalah Edward Bradford Titchener. Titchener merupakan


orang Inggris yang mewakili pandangan-pandangan psikologi Jerman (Wundt) di
Amerika Serikat. Ia adalah murid dari Wundt dan ia menerjemahkan beberapa buku
Wundt dalam bahasa Inggris.

5. Psikologi Humanistis

Aliran ini muncul akibat reaksi atas aliran behaviourisme dan psikoanalisis. Kedua
aliran ini dianggap merendahkan manusia menjadi sekelas mesin atau makhluk yang
rendah. Salah satu tokoh dari aliran ini – Abraham Maslow – mengkritik Freud
dengan mengatakan bahwa Freud hanya meneliti mengapa setengah jiwa itu sakit,
bukannya meneliti mengapa setengah jiwa yang lainnya bisa tetap sehat. Adalah
Viktor Frankl yang mengembangkan teknik psikoterapi yang disebut sebagai
logotherapy (logos = makna). Pandangan ini berprinsip:

a)     Hidup memiliki makna, bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan
sekalipun.
b)     Tujuan hidup kita yang utama adalah mencari makna dari kehidupan kita itu
sendiri.
c)     Kita memiliki kebebasan untuk memaknai apa yang kita lakukan dan apa yang
kita alami bahkan dalam menghadapi kesengsaraan sekalipun.Frankl
mengembangkan teknik ini berdasarkan pengalamannya lolos dari kamp konsentrasi
Nazi pada masa Perang Dunia II, di mana dia mengalami dan menyaksikan
penyiksaan-penyiksaan di kamp tersebut. Dia menyaksikan dua hal yang berbeda,
yaitu para tahanan yang putus asa dan para tahanan yang memiliki kesabaran luar
biasa serta daya hidup yang perkasa. Frankl menyebut hal ini sebagai kebebasan
seseorang memberi makna pada hidupnya.

Logoterapi ini sangat erat kaitannya dengan SQ tadi, yang bisa kita kelompokkan
berdasarkan situasi-situasi berikut ini:

1)       Ketika seseorang menemukan dirinya (self-discovery). Sa’di (seorang penyair


besar dari Iran) menggerutu karena kehilangan sepasang sepatunya di sebuah masjid
di Damaskus. Namun di tengah kejengkelannya itu ia melihat bahwa ada seorang
penceramah yang berbicara dengan senyum gembira. Kemudian tampaklah olehnya
bahwa penceramah tersebut tidak memiliki sepasang kaki. Maka tiba-tiba ia
disadarkan, bahwa mengapa ia sedih kehilangan sepatunya sementara ada orang yang
masih bisa tersenyum walau kehilangan kedua kakinya.

2)     Makna muncul ketika seseorang menentukan pilihan. Hidup menjadi tanpa
makna ketika seseorang tak dapat memilih. Sebagai contoh: seseorang yang
mendapatkan tawaran kerja bagus, dengan gaji besar dan kedudukan tinggi, namun ia
harus pindah dari Yogyakarta menuju Singapura. Di satu sisi ia mendapatkan
kelimpahan materi namun di sisi lainnya ia kehilangan waktu untuk berkumpul
dengan anak-anak dan istrinya. Dia menginginkan pekerjaan itu namun sekaligus
punya waktu untuk keluarganya. Hingga akhirnya dia putuskan untuk mundur dari
pekerjaan itu dan memilih memiliki waktu luang bersama keluarganya. Pada saat
itulah ia merasakan kembali makna hidupnya.

3)     Ketika seseorang merasa istimewa, unik dan tak tergantikan. Misalnya: seorang
rakyat jelata tiba-tiba dikunjungi oleh presiden langsung di rumahnya. Ia merasakan
suatu makna yang luar biasa dalam kehidupannya dan tak akan tergantikan oleh
apapun. Demikian juga ketika kita menemukan seseorang yang mampu
mendengarkan kita dengan penuh perhatian, dengan begitu hidup kita menjadi
bermakna.

4)    Ketika kita dihadapkan pada sikap bertanggung jawab. Seperti contoh di atas,
seorang bendahara yang diserahi pengelolaan uang tunai dalam jumlah sangat besar
dan berhasil menolak keinginannya sendiri untuk memakai sebagian uang itu untuk
memuaskan keinginannya semata. Pada saat itu si bendahara mengalami makna yang
luar biasa dalam hidupnya.
5)     Ketika kita mengalami situasi transendensi (pengalaman yang membawa kita ke
luar dunia fisik, ke luar suka dan duka kita, ke luar dari diri kita sekarang).
Transendensi adalah pengalaman spiritual yang memberi makna pada kehidupan kita.

6. Aliran Fungsionalisme

Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses


mental dan menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran
dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya.

Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan


emosi adalah adaptasi organisme biologis. Fungsionalisme lebih menekankan pada
fungsifungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha
menafsirkan fenomena mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya
dalam kehidupan.

Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada
masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari
psikologi. Pendekatan fungsionalisme berlawanan dengan pendahulunya, yaitu
strukturalisme. Aliran fungsionalisme juga keluar dari pragmatism sebagai sebuah
filsafat. Aliran fungsionalisme berbeda dengan psikoanalisa, maupun psikologi
analytis, yang berpusat kepada seorang tokoh. Fungsionalisme memiliki macam-
macam tokoh antara lain Willian James, John Dewey, J.R.Anggell dan James
Mc.Keen Cattell .

 Aliran dalam Fungsionalisme

Fungsionalisme mempunyai 2 (dua) aliran, namun pendiri fungsionalisme itu


sendiri adalah :

1. Aliran Fungsionalisme Chicago


Terdapat banyak tokoh Fungsionalisme di Universitas Chicago sehingga
dapat dikatakan menjadi aliran tersendiri yang disebut Fungsionalisme
Chicago.

a) John Dewey (1859-1952)


Pada tahun 1886 menulis buku yang berjudul “Psychology” dan
dalam bukunya ini beliau mengenalkan cara orang Amerika belajar
ppsikologi yaitu melalui cara pragmatisme. Sarjana-sarjana di
Amerika kurang tertarik dengan pertanyaan “Apakah jiwa itu?”
tetapi lebih tertarik pada pertanyaan “Apakah kegunaan jiwa?” John
Dewey juga menganjurkan metode yang Ia sebut dengan Learning
by doing (belajar sambil melakukan) Dewey berpendapat bahwa
segala pemikiran dan perbuatan harus selalu mempunyai tujuan, oleh
karena alasan itulah ia menentang teori elementarisme.
b. James Rowland Angell
James memiliki tiga pandangan terhadap fungsionalisme, yaitu:

  Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation”


(aktivitas bekerjanya jiwa) sebagai lawan dari psikologi tentang
elemen-elemen mental,
  Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan dasar-dasar
kesadaran. Ini juga disebut sebagai teori emergensi dari kesadaran,
 Fungsionalisme adalah psiko-phisik, yaiitu psikologi tentang
keseluruhan organisme yang terdiri dari badan dan jiwa.

2. Aliran Fungsionalisme Columbia


Selain di Chhicago, Fungsionalisme juga mempunyai banyak tokoh di
Teachers College Columbia yang disebut aliran Columbia. Ciri aliran ini
adalah kebebasannya meneliti tingkah laku yang dianggap sebagai
kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan psikologi tak perlu ersifat
deskriptif karena yang penting adalah korelasi tingkah laku dengan
tingkah laku lain.

7. Aliran Psikologi Kognitif


Psikologi kognitif adalah psikologi belajar yang merupakan bagian dari psikologi
pendidikan, hanya saja dalam psikologi kognitif tujuan utamanya yang diarahkan
adalah pada tingkah laku anak didik dalam formal atau informal. Psikologi kognitif
memiliki tempat tersendiri dalam beberapa mazhab psikologi yang sampai hari ini
terus mengalami perkembangan pesat.

Beberapa aliran yang terkait pada psikologi kognitif menurut Zuhairini, sebagai
berikut :

a. Aliran Progresivisme
Aliran ini mengakui dan berusaha mengembangkan asas progesivisme dalam
sebuah realita kehidupan agar manusia bisa bertahan dalam menghadapi semua
tantangan hidup. Aliran ini dinamakan Instrumentalisme, Eksperimentalisme
dan Environmentalisme karena ketiganya berkaitan satu sama yang lainnya.
Sifat-sifat umum lainnya ini dikelompokkan menjadi dua keyakinan yakni:
1.      Sifat-sifat positif.
2.      Sifat-sifat negatif.
Pandangan filosofisnya berakal dari pragmatisme William James dan John
Dewey.

b. Aliran Esensialisme
Aliran ini lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada
ketertarikan dengan doktrin tertentu, aliran memandang bahwa “ pendidikan
harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang
memberikan kestabilan dan nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Beberapa tokoh aliran ini adalah: De iderius Erasmus, Jokana Amos
Comenius, John locke, Johann henrich pestalozzi, Johane Friederich Frobel,
Johann Friederich Herert dan william T. Harris.

c. Aliran Perennialisme
Aliran berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang lebih
jelas merupakan tugas yang utama dari kehidupan. Pengaruh tokoh aliran ini
adalah Plato dan Thomas Aquinus.

d. Aliran Rekonstruksionisme
Aliran ini tidak jauh beda dengan aliran Perennialisme.

e. Aliran Eksisttensialisme
Tokoh aliran ini adalah Martin Heidegger, J.P. Sartre dan Gabriel Marcel.
Eksistensialisme adalah suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak dan
tidak logis. Dengan demikian, aliran ini hendak memadukan hidup yang
dimiliki dengan pengalaman dan situasi sejarah yang ia alami dan tidak mau
terikat dengan hal-hal yang abstrak. Baginya segala sesuatu dimulai dari
pengalaman pribadi, keyakinan yang tumbuh dari dirinya dan kemampuan
serta keluasan jalan untuk mencapai keyakinan hidupnya.

8. Aliran Psikologi Transpersonal


Aliran ini dikembangkan oleh tokoh psikologi humanistis: Abraham Maslow, Sutich
dan Carles Tart.

Aliran ini mempunyai beberapa pandangan sebagai berikut:

1.      Manusia memiliki dimensi kesadaran fisikal dan metafisikal yang komplek.
2.      Setiap jiwa manusia memiliki pengalaman realistis dan mistik yang merupakan
energi kebangkitan kemanusiaannya.
3.      Kesadaran manusia sangat kuat berhubungan dengan potensi rohaniahnya.
4.      Orientasi manusia sangat kuat dalam mengubah kehidupannya sendiri.
5.      Manusia merupakan perwujudan kemandirian dan kesadaran tunggal dari dua
kekuatan yaitu; kekuatan jasmani dan rohani.
C. Cabang Cabang Psikologi

Psikologi dewasa ini tidak hanya mementingkan aliran-aliran yang sifatnya teoritis,tetapi
juga memperhatikan penerapannya. Berikut adalah cabang-cabang psikologi antara lain :

 Developmental Psychology atau Psikologi Perkembangan adalah cabang


psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari lahir hingga
meninggal. Objeknya adalah manusia sebagai person sedangkan masyarakat
hanya sebagai tempat berkembangnya person.
 Psychological Psychology atau adalah cabang psikologi yang meminati interelasi
dari sistem syarat, reseptor, kelenjar endoktrin, proses tingkah laku dan proses
mental.
 Personality Psychology adalah cabang psikologi yang mengurai tentang struktur
kepribadian manusia sebagai suatu keseluruhan, jenis-jenis, dan tipe-tipe
kepribadian.
 Clinic and Counseling Psychology. Psikologi klinik adalah cabang psikologi yang
mengkhususkan diri dalam penerapan metode klinis terhadap orang-orang yang
menderita gangguan tingkah laku, sedangkan psikologi konseling adalah sebuah
proses pemberian informasi untuk membantu individu dalam mencoba alternatif
untuk keluar dari problem yang menyertai kehidupan hingga dapat meminimalisir
problem tersebut.
 Social Psychology atau Psikologi Sosial adalah semua studi atau pembelajaran
tentang hubungan antara manusia dan kelompok.
 Industrial and Organizational Psychology atau Psikologi Industri dan Organisasi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di tempat kerja. Ilmu ini berfokus
pada pengambilan keputusan kelompok, semangat kerja karyawan, motivasi kerja,
produktivitas, stres kerja, seleksi pegawai, strategi pemasaran, rancangan alat
kerja dan berbagai masalah lainnya.
 Educational Psychology adalah subdisiplin psikologi yang mempelajari tingkah
laku individual terhadap situasi pendidikan.
REFERENSI

Sarlito W. Sarwono (2013). Pengantar Psikologi Umum. Depok: PT RajaGrafindo Persada

http://cabang-psikologi.html

http://jeparabaru.blogspot.com/2012/12/makalah-aliran-aliran-psikologi_20.html

Artikel Sejarah Dan Definisi Psikologi, Hubungan Antara Psikologi Dengan Ilmu-


Ilmu Lainnya, dan Persamaan Dan Perbedaan Psikologi Dengan
Psikiatri.http://jasakonsultasionline.blogspot.com/2012/05/beberapa-metode-
dalam-psikologi.html

Anda mungkin juga menyukai