Anda di halaman 1dari 10

A.

Sebagai  Makhluk  yang  Bereksistensi

Sudah merupakan pendapat para filsuf sejak sebelum Socrates, sampai zaman sarjana-

sarjana psikologi modern saat ini, bahwa manusia, selain merupakan makhluk biologis yang

sama dengan makhluk hidup lainnya adalah juga makhluk yang mempunyai sifat-sifat tersendiri

yang khas. Oleh karena itu, dalam mempelajari manusia kita harus mempunyai sudut pandangan

yang khusus pula. Pandangan psikologi modern adalah bahwa kita tidak dapat menjadikan

manusia hanya sebagai objek seperti pandangan kaum materialis, tetapi kita juga tidak dapat

mempelajari manusia hanya dari kesadarannya saja seperti pandangan kaum Idealis. Manusia

adalah objek sekaligus subjek.

Banyak sudah sarjana yang mencoba untuk memberi definisi yang tepat tentang

manusia. E. Cassirer menyatakan: “Manusia adalah makhluk simbolis”, dan Plato merumuskan :

“Manusia harus dipelajari bukan dalam kehidupan pribadinya, tetapi dalam kehidupan sosial dan

kehidupan politiknya”, Sedangkan menurut paham filsafat eksistensialisme: “Manusia adalah

Eksistensi”. Manusia tidak hanya ada atau berada di dunia ini, tetapi ia secara aktif “mengada”.

Manusia tidak semata-mata tunduk pada kodratnya dan secara pasif menerima keadaannya, tetapi

ia selalu secara sadar dan aktif menjadikan dirinya sesuatu. Proses perkembangan manusia

sebagian di tentukan oleh kehendaknya sendiri. Berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya yang

sepenuhnya tergantung pada alam. Kebutuhan untuk terus menerus menjadi inilah yang khas

manusiawi dan karenanya pulalah manusia bisa berkarya, bisa mengatur dunia untuk

kepentingannya sehingga timbullah kebudayaan dalam segala bentuknya itu. Bentu-bentuk

kebudayaan ini antara lain adalah sistem perekonomian, kehidupan sosial dengan norma-

normanya dan kehidupan politik. Disinilah psikologi berinteraksi dengan ilmu-ilmu lain seperti

antropologi dan sosiologi.


B. Manusia sebagai Makhluk Hidup

Sebelum kita membicarakan mengenai sifat-sifat manusia, yang lain daripada makhluk-

makhluk lainnya itu, kita juga perlu mengingat kembali mengenai sifat-sifat menusia sebagai

makhluk hidup pada umumnya.

 Ikatan-ikatan Biologis

Bertentangan dengan eksistensinya, manusia adalah makhluk biologis yang sampai pada

batas-batas tertentu terikat pada kodrat alam. Manusia membutuhkan udara untuk bernapas serta

makanan dan minuman untuk mempertahankan hidupnya. Untuk melanjutkan keturunannya

manusia juga memerlukan hubungan seksual. Susunan saraf, susunan tulang dan otot, peredaran

darah, denyutan jantung, bekerjanya kelenjar-kelenjar dan sebagainya, semuanya diatur secara

tertentu dan tidak dapat lagi diubah.

Memang, teknologi genome (ilmu tentang “gen”) zaman sekarang sudah sangat maju

sehingga para doctor udah mampu mentrasplantasi berbagai organ tubuh, bahkan sudah mampu

membuat kloning hewan. Mungkin saat ini para pakar belum melakukan kloning manusia, tetapi

merekayasa kelahiran manusia sudah di praktikkan, yaitu melalui teknologi bayi tabung. Jadi,

mungkin saja pada suatu waktu kelak kita bias menciptakan manusia khayalan seperti gatotkaca,

sperman.

Meskipun demikin, untuk saat ini, dan mungkn seratus atau dua ratus tahun kedepan,

walau khayalan kita bias menembus dimensi ruang dan waktu tetapi badan kasar kita masih akan

selalu terikat pada ruang dan waktu.

Dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain, manusia adalah satu-satuya makhluk yang

tidak dibekali alat-alat untuk bertahan dalam lingkungannya secara alamia. Manusia tidak
mempunyai bulu tebal untuk melawan dingin, manusia tidak mempunyai kuku dan taring yang

tajam. Semua ini menunjukkan betapa manusia sebagai makhluk biologis sangat lemah. Menurut

teori evolusi Darwin, hanya tingkat kecerdasan yang tinggilah satu-satunya modal manusia untuk

tetap bertahan dalam dunia ini. Kecerdasan itu tidak terdapat pada dinosaurus atau mammoth

sehingga binatang-binatang raksasa itu punah, sementara manusia lemah bertahan, bahkan

berkembang makin sempurna.

 Makhluk adalah Satuan Hidup

Tiap-tiap makhluk memiliki bagian-bagian tubuh, ada yang sederhana terdiri dari satu

atau dua sel, yang membentuk satu tubuh. Yang lain ada yang lebih dan sangat canggih, terdiri

dari ratusan, jutaan, atau miliaran sel, untuk membentuk dua, tiga, sampai ratusan bagian tubuh.

Namun, bagian-bagian tubuh merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Setiap bagian memiliki fungsinya sendiri-sendiri dan fungsi-fungsi itu dikoordinasikan

agar makhluk yang bersangkutan mampu beradaptasi dan bertahan dalam lingkungannya.

Bagian-bagian tubuh kalau dilepaskan dari organisasi tubuh secara keseluruhan tidak dapat lagi

berfungsi misalnya, kaki yang terlepas dari tubuh tidak lagi berfungsi sebagai alat untuk berjalan.

Khususnya pada manusia, “jiwa”, kesadaran dan ketidaksadaran (freud) juga termasuk dalam

satuan hidup tersebut.

 Sistem Energi yang Dinamis

Sebagai makhluk hidup, manusia selalu membutuhkan energi untuk mempertahankan

hidupnya, untuk mengembangkan keturunan, untuk tumbuh, dan untuk menyelesaikan tugas-

tugasnya.

Karena kebutuhan akan energi itu, manusia selalu berusaha untuk mengadakan sejumlah

energi dalam tubuhnya. Jumlah energi yang yang tersedia harus sesuai dengan yang diperlukan.
Kalau manusia pada suatu saat demikian aktifnya sehingga membutuhkan energi melebihi

persediaaan yang ada, maka akan terjadi berbagai hambatan dalam pelaksanaan aktivitas-

aktivitas tersebut.

Sebagai contoh, orang miskin yang tidak mampu mendapat cukup energi dari makanan

sehari-harinya tidak akan cukup kuat untuk bekerja sehingga tidak mampu mencari nafkah.

Akibatnya, dia tidak punya uang untuk membeli makanan sehingga akhirnya ia makin lemah dan

makin miskin. Jadi, selain factor psikologis (malas bekerja dan lain-lain), lingkaran kemiskinan

ini dipengaruhi oleh kondisi fisik yang kekurangan energi juga. Itulah sebabnya program-

program bantuan untuk orang miskin dan/atau korban bencana alam seringkali dalam bentuk

makanan.

Dalam psikologi, pakar-pakar yang mementingkan faktor energi antara lain adalah

Sigmund Freud (energi untuk mendorong libido seksual), Carl Gustav Jung (energi sebagai

penggerak libido non seksual), Kurt Lewin (energi bergerak dari satu region kognitif ke region

kognitif lainnya), dan Abraham Maslow (energi dari kebutuhan fisiologi diperlukan untuk

mendorong tumbuhnya kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi).

 Pertumbuhan yang Mengikuti Pola Tertentu

Semua makhluk hidup kalau kita perhatikan dengan seksama maka akan kita dapati

bahwa semua makhluk hidup dalam pertumbuhannya mamiliki pola-pola tertentu termasuk juga

manusia dalam hal ini. Pertumbuhan manusia manusia sejak dalam kandungan sudah ditentukan

polanya, dan tiap-tiap sel tubuh berkembang sesuai dengan jalur perkembangannya masing-

masing. Semuanya mengarah pada satu tujuan untuk menjadi makhluk manusia dengan organ

organ yang tersususun secara harmonis. Demikianlah, meskipun pada hari pertama dalam

kandungan sel-sel janin tampaknya serupa semuanya (homogen), tetapi pada tingkat
perkembangan selanjutnya sebagian dari sel-sel itu akan berkembang menjadi jantung, otak,

tangan, kaki, dan sebgainya sehingga akhirnya jadilah seorang manusia yang sempurna.

 Perkembangan Menjadi Makhluk Manusia

Ketika sel telur dari perempuan dibuahi oleh sperma lelaki menghasilkan satu sel baru

yang di namaka zigot (Feldman, 2003; Oswari, 1997). Zigot inilah yang kemudian selama 9

bulan berikutnya berkembang. Tentunya tidak serta merta zigot ini menjadi bayi. Ia melewati

beberapa tahapan yang masing-masing membutuhkan waktu.

Memasuki minggu ke-2 pembuahan, akan didapati zigot yang telah memiliki 150 sel

padahal sebelumnya 32 sel (pada hari ke-3 pembuahan). Memasuki minggu ke-3 hingga minggu

ke-8 di sebut masa embrio. Adapun pada masa ini dimulai proses pembentukan organ-organ

dasar tubuh. Ketika embrio berusia 8 minggu atau awal minggu ke-9 maka ia di sebut sebagai

fetus (turner dan helms, 1995). Pada masa ini ia mulai bisa merespon sentuhan. Perkembangan

lainnya adalah organ-organ tubuh mulai bekerja dan saraf-saraf mulai bekerja (Oswari, 1997;

Feldman, 2003).

Usia kesiapan lahir secara premature (age of viability) adalah ketika fetus berusia 24

minggu. Secara fisik, fetus memiliki berat 1,5 kg dan panjang sekitar 40 cm. yang menarik

adalah ditemukannya hasil penelitian tentang bayi-bayi yang ketika lahir lebih merespon

terhadap bunyi-bunyian yang ada ketika dibacakan dongeng saat masih di dalam rahim (Spence

dan DeCasper, 1982 dalam Feldman, 2003).

Akirnya, setelah hidup di rahim selama 38-40 minggu, sang bayi lahir. Rata-rata berat

bayi adalah 3500 gr dengan panjang berkisar 48-51 cm (candra, 2005; Feldman, 2003).
Table 2.1. perkembangan bayi & kondisi ibu dari waktu ke waktu sejak kehamila.

Periode
Perkembangan Prenatal Perubahan Pada Ibu
Minggu
Minggu Masih periode menstruasi.tanggal kelahiran Ada kemungkinan si ibu
pertama dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. mengalami morning sickness
dan kelelahan
Minggu Memasuki fase embrio. Embrio memproduksi
keempat hormon kehamilan, Hormone Chorionic
Gonadotropin (HCG) sehingga jika seorang
perempuan melakukan tes kehamilan, hasilnya
akan pisitif.
Minggu Telinga bagian luar terbentuk, kaki dan tangan Sering buang air kecil,
kesembilan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan konstipasi, payudara
mulai tampak. Detak jantung (dengan bantuang mengeras.
dopler) bisa terdengar. Beratnya sekitar 4 gr dan
panjang 22-30 mm.
Minggu Panjang 80-110 mm dan berat sekitar 25 gr. Frekuensu buang air kecil
keempat Lehernya semakin panjang dan kuat. Ladugo, menurun, selera makan
belas rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan meningkat. Morning sickness
melindungi kulit mulai tumbuh. Kelenjar prostat
berkurang, berat badang
bayi lelaki berkrmbang dan ovarium turun dari
rongga perut menuju panggul. meningkat 8 kg.

Minggu Janin mulai bergerak. Semakin banyak kalsium


keenam belas yang di simpan dalam tulang bayi seiring dengan
perkembangan kerangka. Ukurannya saat ini
adalah: 116 mm dan berat 80 gr
Minggu Berat janin sekitar 260 gr dan panjang 14-16 cm. Tarikan nafas pendek, mulai
kedua puluh dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai merasakan gerakan fetus,
membuat lapisan dermis, epidermis, dan mudah lapar, berat badan
subcutaneous. Rambut dan kuku mulai tumbuh. meningkat sekitar 4 kg.
Minggu Paru-paru mulai mengambil oksigen meskipun Kemungkinan lelah punggu,
kedua puluh bayi masih menerima oksigen dari plasenta. gerakan fetus terasa,
empat Untuk persiapan hidup diluar rahim, paru-paru peningkatan berat badan
bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjag sampai 4 kg
kantung udara tetap mengembang
Minggu Beberapa organ seperti paru-paru, hati dan Fetus mulai aktif, muncul
kedua puluh system kekebalan tubuh masih dalam tahap bercak di kulit yang akan
tujuh penyempurnaan. Jika terpaksa lahir, bayi hilang setelah bayi lahir.
memiliki peluang 85 % selamat panjang sekitar
Kemungkinan lelah
85 cm dengan berat 900 gr.
Minggu Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan punggung, peningkatan berat
kedua puluh hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon badan sekitar 4 kg
sembilan ini akan menstimulasi hormon prolaktin didalam
tubuh ibu untuk menghasilkan kolostrum (air
susu yang pertama kali saat menyusui).
Minggu Paru-paru telah matang, barat sekitar 2250 gr Uterus turun beberapa inci
ketiga puluh dan panjang 32 cm. Jika terpaksa lahir ia mampu kebawah. Ibu merasa berat
empat bertahan hidup tanpa bantuan alat medis. dibagian bawah abdomen.
Minggu Kelamin telah sempurna terbentuk, beratnya Peningkatan berat badan
ketiga puluh berkisar 3100 gr dengan panjang 35 cm. hingga 10 kg hingga akhirnya
delapan total kenaikan adalah 15 kg.
Minggu Bayi lahir dengan rata-rata berat 3500 gr dan
keempat panjang 48-51 cm.
puluh

 Pengaruh Proses pematangan Terhadap Perilaku

Perilaku manusia tidak dapat dilepaskan dari proses pematangan (maturity) organ-organ

tubuh.seorang bayi misalnya, belum dapat duduk atau berjalan kalau organ-organ tubuhnya

(tulang punggung, kaki, leher dan sebagainya) belum cukup kuat.contoh klasik dari proses

pematangan anggota tubuh ini adalah anak burung yang sejak menetas dari telurnya dikurung

dalam sangkar.pada suatu saat setelah beberapa lama ia dikurung itu, ia akan langsung terbang

kalau sangkarnya dibuka, sekalipun ia tidak pernah belajar terbang sebelumnya.

Pada manusia, khususnya dalam konteks sosisal, gejala ini tampak pada anak-anak suku

Indian tertentu di amerika yang selama masa bayinya terus-menerus diikat dipunggung ibunya.

Pada suatu saat, bila organ-organ tubuhnya sudah cuku matang ia dapat langsung berjalan tanpa

harus belajar dahulu.


C. Ciri-ciri Perilaku Manusia yang Membedakannya dari Hewan

 Kepekaan Sosial

Manusia bukan saja makhluk sosial, yaitu makhluk yang harus hidup dengan sesamanya

dan selalu membutuhkan kerja sama dengan sesamanya (seperti halnya dengan beberapa jenis

hawan tertentu, seperti semut), tetapi lebih dari itu, manusia memiliki kepekaan sosial.

Kepekaaan sosial berarti kemampuan untuk menyesuaikan perilaku dengan harapan dan

pandangan orang lain. Misalnya, perbuatan seseorang akan berbeda-beda kalau menghadapi

orang yang sedang marah, sedang gembira, sedang sedih, dan lain-lain. Perilaku seseorang juga

akan berbeda dalam lingkungan orang-orang yang sedang berpesta, sedang memperingati

kematian, atau sedang berdiskusi. Orang yang tidak mampu memahami dan menyesuaikan diri

dengan situasi sosial (orang-orang lain) disekelilingnya dianggap tidak mempunyai

kepekaansosial.

 Kelangsungan Perilaku

Perilaku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara Sporadis (timbul dan hilang begitu

saja), tetapi selalu ada kelangsungan (kontinuitas) antara satu perbuatan dengan perbuatan

berikutnya. Seekor Ular, misalnya, akan mencari mangsa saat dia lapar. Sesudah memakan

mangsa itu, dia akan tidur sampai dia lapar lagi. Berbeda dengan seorang anak manusia, ia

masuk sekolah hari ini, akan bersekolah lagi besok dan bersekolah terus bertahun-tahun  sampai

akhirnya menjadi sarjana, mendapatkan pekerjaan, mempunyai penghasilan, berkeluarga,

berketurunan dan seterusnya. Dengan perkataan lain, perilaku manusia tidak pernah berhenti

pada suatu saat. Perbuatan dahulu merupakan persiapanbagi perbuatan yang kemudian,

sedangkan perbuatan yang demikian merupakan kelanjutan dari perbuatan sebelumnya. Dengan

demikian, adalah keliru kalau seseorang memandangmasa kanak-kanak atau masa remaja
misalnya, sebagai suatu tingkat perkembangan yang berdiri sendiri, yang terlepas dari tingkat-

tingkat perkembangan lain dalam kehidupan seseorang. Sebagai contoh, tidak benar suatu

anggapan yang menyatakan bahwa seksualitas akan muncul sendiri setelah menikah, sedangkan

buat yang belum menikah, walaupun sudah berumur lebih dari 20 tahun dianggap aseksual.

 Orientasi pada Tugas

Setiap perilaku manusia selalu mengarah pada suatu tugas tertentu. Hal ini tampak jelas

pada perbuatan-perbuatan seperti: belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada perilaku

lain tampaknya tidak ada tujuannya.

Seorang anak misalnya, yang sedang bermain menyusun benteng dari pasir di pantai laut,

tiba-tiba merusak benteng itudan ia mendirikan sebuah lagi di tempat lain. Tampaknya anak itu

melakukan sesuatu tanpa tujuan, tetapi pada hakikatnya ia sedang mempelajari sifat-sifat pasir,

seperti bagaimana kalau  dihancurkan dan sebagainya. Bahkan, pada orang yang sedang

bermalas-malasan, beristirahat, atau berekreasi pada tugas, karena beristirahat merupakan

sebagian daripada tugas yang harus dipenuhi agar ia bisa mengumpulkan energikembali untuk

dapat bekerjalagi dan seterusnya.

 Usaha dan Perjuangan

Usaha dan perjuangan memang terdapat juga pada makhluk lain selain manusia, misalnya

pada kucing yang mengendap-ngendap mengintai seekor tikus yang akan menjadi mangsanya.

Usaha dan perjuangan juga ada pada manusia, tetapi dengan cara yang berbeda. Hal ini karena

yang diperjuang adalah sesuatu yang ditentukannya sendiri dan dipilihnya sendiri. Dia tidak akan

memperjuangkan sesuatu yang sejak semula memangtidak ingin diperjuangkannya

Misalnya, Seorang akanmudik lebaran dengan angkutan bis. Calon penumpang bis

demikian banyaknya sehingga tiap orang harus bersusah payah untuk masuk ke dalam bis.
Dalam hal ini, meskipun banyak bis yang masih kosong, orang yang bersangkutan hanya akan

berusaha naik berusaha naik bis ke jurusan  yang dikehendakinya saja, sedangkan bis-bis ke

jurusan lain akan di biarkannya saja. Adakalanya memang orang memperjuangkan sesuatu yang

dipaksakan oleh orang lain, misalnya, tawaran perang diprintah kerja paksa atau ajudan

mengantarkan istri komandan ke mal. Walaupu tampaknya terpaksa, tetap tawaran itu berjuang

untuk dirinya, yaitu untuk bertahan hidup, sedangkan ajudan berjuang untuk kariernya sendiri di

masa depan.

Dengan kata lain, manusia mempunyai aspirasi yang di perjuangkan,sedangkan hewan

hanya berjuang untuk memperoleh sesuatu yang sudah diberi oleh alam. Harga diri, misalnya,

adalah suatu aspirasi yang dapat diperjuangkan oleh manusia, yang tidak terdapat pada hewan. 

 Setiap Individu Manusia Adalah Unik

Unik berarti berbeda dari yang lainnya. Jadi, setiap manusia selalu mempunyai cirri-ciri

dan sifat-sifat tersendiri yang membedakannya dari manusia-manusia lainya. Tidak ada dua

manusia yang sama di dunia ini. Pengalaman-pengalaman masa lalu dan aspirasi-aspirasinya

untuk masa-masa yang akan datang menentukan perilaku seseorang di masa kini. Karena setiap

orang mempunyai pengalaman dan aspirasi yang berbeda-beda, maka perilaku-perilakunya di

masa kinipun berbeda-beda. Bahkan, anak kembarpun punya keunikannya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai