Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MARSYA SALSABILLA ISTIQOMAH

NIM : 1915471006

TINGKAT 1 REGULER 1

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI MASA PRA KONSEPSI DAN MASA KEHAMILAN

Tahap perkembangan pada masa pra konsepsi meliputi :

1.Tahap Germinal (awal dua minggu pertama setelah pembuahan)

Tahap germinal (pra-embrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia. Sering juga


disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah adalah periode awal kejadian manusia.
Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak
terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang
dinamakan dengan “pembuahan” (fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan
sel telur wanita dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang disebut zigot. Zigot ini
kemudian mebelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, yang disebut
blastokis. Setelah tiga hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya
semakin banyak, maka sel-sel semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih besar
dari zigotnya yang asli.Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses
di sepanjang tuba falopi.

2.Tahap Embrio (dua hingga delapan minggu konsepsi)

Fase embrio adalah dalam psikologi Islam disebut dengan ‘alaqah, yaitu segumplan darah


yang semakin membeku. Tahap ini terjadi dari 2-8 minggu sejak masa pembuahan. Selama
fase embrio, kecepatan dalam proses pembedaan sel semakin intensif, sistem pendukung
pada sel mulai terbentuk, dan organ tubuh mulai terlihat.Selama periode embrio ini,
pertumbuhan terjadi dalam dua periode yaitu, cephalocaudal dan proximodistal.
Cephalocaudal ialah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala, kemudian terus
ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan
jantung bagian-bagian dan organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu berkembang
daripada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara
proximodistal ialah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat
dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagaian yang jauh dari pusat badan.
Periode embrio ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem saraf.
Hal ini terlihat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia,
tetapi kepala lebih besar dibandingkan dengan bagian-bagian badan lain. Muka, mulut, mata,
telinga, lengan, dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah terbentuk. Demikian juga dengan
otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas,
paru-paru, dan ginjal mulai terbentuk dan mulai berfungsi secraa sederhana.
3.Tahap Janin (sembilan minggu sampai lahir)

Ketika embrio yang berkembang menjadi janin sudah memiliki organ-organ internal
(jantung, paru-paru, usus besar dan sebagainya) dan eksternal (tangan, kaki, jari-jari kepala)
secara lengkap. Janin makin memanjang kira-kira 3 inci, berat kira-kira ¾ ons dan sistem
organ tubuh berkembang semakin kompleks. Hal ini akan terus berlangsung hingga
organisme itu matang dan siap untuk dilahirkan. Dalam peiode ini, ciri-ciri fisik orang
dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian
badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada
periode ini secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya serta
jantungnya mulai berdenyut.

Menurut psikologi islam setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu
ketika janin telah berbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan
dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga ditentukan hokum-hukum
perkembangannya, seperti masalah-masalah yang beerhubungan dengan tingkah laku (sifat,
karakter, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain.

Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu
mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol ke luar, bergerak-gerak, dibuka dan
ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya.matanya juga mulai berkedip dan
ia bisa menangis, meskipun matanyamasih tertutup rapat. Riset terbaru menunjukkan bahwa
janin juga telah mampu mendengar atau responsif terhadap stimuli dari lingkungan
eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masa Prenatal

a.Genetis

Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki
karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang sehat pula.
Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami gangguan atau
penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia, Old & Fieldman, 1998: 2004

b.Lingkungan

Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada periode sensitif. Masing-masing pertumbuhan
sistem organ atau anggota tubuh memiliki periode sensitif yang rentan terhadap pengaruh
lingkungan. Unsur-unsur dari lingkungan yang menyebabkan gangguan/kerusakan dalam
kehamilan antara lain:

1.Penyakit/kondisi ibu.
Penyakit yang diderita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi
penyakit tersebut bersifat kronis seperti, kencig manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit
kelamin, dan sebagainya dapat melahirkan bayi yang cacat.

2.Gizi ibu.

Janin yang berkembang sangat bergantung pada gizi ibunya yang diperoleh melaui darah ibunya.
Oleh sebab itu makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak,
vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehtan bayi.

3.Keadaan. 

Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai engaruh besar terhadap
perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami
ketakutan, kecemasan, stress dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis,
antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Ibu yang mengalami kecemasan
berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami
kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang relative
aman dan tenang.

4.Obat-obatan.
  Salah satu obat yang mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi janin adalah thalidomide.
Pada embrio obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan thalidomide selama dua
bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin. Obat-obat
yang berbahaya lainnya adalah alkohol, nikotin/rokok, barbiturates, amfetamin, kokain, dan
marijuna.

MASA KEHAMILAN
Defenisi Kehamilan adalah jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel
mania tau spermatozoa (Hajjah, 2008).
Proses permulaan kehamilan
Dimulainya proses kehamilan dari Pembuahan (Konsepsi) adalah suatu peristiwa penyatuan
antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi. Pembuahan merupakan awal kehamilan dan
pembuahan bisa terjadi apabila melakukan senggama (koitus) yang dilakukan pada saat ovulasi
(keluarnya sel telur dari indung telur). Biasanya ovulasi telur terjadi kira-kira 14 hari sebelum
haid yang akan datang, kemudian dalam beberapa jam setelah pembuahan mulailah pembagian
zigot (sel telur yang sudah dibuahi) selama 3 hari sampai stadium morulla. Hasil konsepsi ini
tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi
tuba yang kemudian hasil konsepsi tiba di kavum uteri pada tingkat blastula, kemudian hasil
konsepsi/ embrio menempel pada dinding rahim yang disebut nidasi. Dimana setelah pertemuan
spermatozoa dan ovum maka terbentuklah zigot kemudian menjadi janin yan siap untuk
dilahirkan. Tahap embrio berlangsung dari hari Universitas Sumatera Utara ke 15 sampai hari
sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm, dari puncak kepala
sampai bokong (Bobak, 2004).
Menentukan Periode Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester masing-masing trimester berlangsung kira-kira tiga
bulan. Trimester pertama sebagai periode pembentuk karena spermatozoa menembus dinding
corona adiate dengan enzim hyaluronidase. Persenyawaan ini terjadi di daerah ampulla tubae.
Dengan adanya estrogen dan progesteron yang meningkat akan menyebabkan timbulnya rasa
mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
sering kali membenci kehamilanya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan. Dia selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil atau tidak,
setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Pada
trimester pertama banyak wanita berpikir bahwa janinnya tidak nyata selama awal periode masa
hamil. Pada trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dimana tubuh ibu sudah terbiasa dengan
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil pun sudah berkurang. Perut
ibu pun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban dan pada trimester dua ini
ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
konstruktif. Pada trimester ini banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa Universitas Sumatera
Utara kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan
merasakan meningkatnya libido. Pada trimester ini ibu sudah merasakan gerakan bayinya, dan
ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri. Pada
kehamilan trimester ketiga sudah mencapai bulan ke 7. Pada trimester ini sering kali disebut
periode menunggu dan waspada, sebab pada saat ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Pada trimester ini rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali ini ditandai
dengan kadang-kadang ibu merasa khawatir anaknya akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya terhadap timbulnya tanda dan gejala terjadi
persalinan pada ibu akan meningkat, seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Pada
trimester ini seorang ibu akan mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu persalinan atau melahirkan (Rukiyah, 2009).
Adaptasi Fisik dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan
1. Adaptasi Fisik
Proses kehamilan membawa perubahan fisik diantaranya pada trimester pertama akan
terjadi tidak adanya mensturasi, sembelit, nyeri pada panggul, mual dan muntah (mual
pada pagi hari), lelah dan mengantuk, sering berkemih, tidak menyukai bau atau makanan
tertentu, cairan vagina meningkat penurunan berat badan atau kenaikan sampai 2,5 kg,
dan perubahan pada payudara: penuh, nyeri tekan, gatal didaerah putting, aerola menjadi
gelap. Pada trimester kedua perubahan fisik yang terjadi adalah sudah merasa enak secara
fisik, merasakan gerakan janin, nafsu makan meningkat, mual menghilang, sembelit,
nyeri di lipat paha akibat kontraksi ligament rotundum, kenaikan berat badan rata-rata
0,4-0,5 kg per minggu, kejang kaki. Pada trimester ketiga perubahan fisik yang terjadi
adalah kontraksi BraxtonHicks yang lebih nyata, produksi kolostrom meningkat, nyeri
pinggang, pergelangan kaki bengkak, insomnia, anemia, dan kenaikan berat badan
sampai 12,5-17,5 kg (Simkin, 2007).

2. Adaptasi Psikologis
Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan keadaan yang timbul sebagai
akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat terjadi pergeseran dimana
kehamilan sebagai peristiwa fisiologis menjadi kehamilan patologis. Ada dua macam
stressor, yaitu:
a. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak
percaya diri, perubahan penampilan, perubahan sebagai orang tua, sikap ibu terhadap
kehamilan, takut terhadap persalinan, kehilangan pekerjaan.

b. Stressor eksternal, meliputi maladaptasi, relation ship, kasih sayang, support mental,
broken home. Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana
tidak hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang
merupakan penyesuaian emosi, pola berpikir, dan perilaku yang berkelanjutan hingga
bayi lahir. Latar belakang munculnya gangguan psikologis dan emosional dalam
rangka kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu
termasuk kehamilan. Pengaruh faktor psikologis terhadap kehamilan adalah terhadap
ketidakmampuan pengasuhan kehamilan dan mempunyai potensi melakukan tindakan
yang membahayakan terhadap kehamilan (Pantikawati, 2010).

Anda mungkin juga menyukai