Anda di halaman 1dari 78

http://www.kompasiana.com/www.nurohchoridah.

com/tahap-tahap-perkembangan-masa-

Tahap-tahap
prenatal_552b1fcd6ea8343746552d4a

Perkembangan Masa Prenatal


Published: 16.03.15 17:22:08
Updated: 17.06.15 09:34:24
Hits : 1,603
Komentar : 1
Rating : 1

Masa prenatal adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi,
yaitu ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran
seorang individu. Pada periode ini terjadi perkembangan yang relative singkat, namun pada
periode inilah terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.

Pada pertengahan tahun 1940 dimulai untuk mengetahui segala kejadian pada masa
prenatal yang sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang
normal. Masa prenatal bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang kehidupan
manusia, tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan (Hurlock, 1980).

Sebelum adanya pengakuan dari para tokoh psikologi barat terhadap masa prenatal ini,
tokoh psikologi timur khususnya para tokoh psikologi Islam telah lebih dulu menetapkan
periode prenatal ini sebagai periode awal perkembangan individu. Beberapa ayat Al-Qur’an
dan Hadist Nabi, menjadi landasan utama para psikologi Islam, yang telah memberikan
informasi tentang dimulainya kehidupan manusia sejak janjin berada dalam kandungan
ibunya. Dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi secara tidak langsung telah disebutkan bahwa
selama periode prenatal ini individu tidak hanya mengalami perkembangan fisik melainkan
juga mengalami perkembangan psikologis.
Para ahli psikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia dimulai dari
bertrmunya sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Sel sperma bergabung dengan sel
telur (ovum) dan menghasilkan satu bentuk satu sel yang telah dibuahi, yang disebut zygot
,nutfah. sperma dan sel telur dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan yang disebut sel benih
(germ cell). Sel-sel ini mengandung 46 kromosom yang didapatkan dari sperma ayah dan
ovum ibu yang dibentuk menjadi 23 pasang. Setiap satu kromosom terdiri satu kromosom
ayah dan satu kromosom ibu.

Dalam pembuahan yang normal, ovum berada dalam salah satu tabung falopi yang
bergerak dari satu ovarium ke Rahim. Setelah satu sperma memasuki ovum, permukaan
ovum langsung berubah sehingga tidak ada lagi sperma yang dapat masuk. Bila satu
sperma telah menembus dinding ovum, mka inti sel saling mendekat. Membaran yang
mengelilingi masing-masing pecah, dan kedua inti bersatu (Seifert & Hoffnung, 1994).

Semua itu memperkuat anggapan yang menyatakan bahwa perkembangan dan kehidupan
manusia dimulai dari masa prenatal, yakni sejak terjadinya pembuahan sel telur wanita dan
sel sperma laki-laki dan terbentuknya zigot.

Para ahli psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahapan
perkembangan, yaitu, 1) tahap germial (germinal stage), 2) tahap embrionik (embryonic
stage), dan 3) tahap janin (fetus stage) (Seifert & Hoffnung, 1994). Berikut akan dijelaskan
mengenai masing-masing tahapan tersebut.

1. Tahap Germinal (germinal stage)


Tahap germinal atau yang sering disebut dengan periode zigot, ovum atau periode nutfah
adalah periode awal kejadian manusia. Periode ini kira-kira berlangsung 2 minggu pertama
sejak pertemuan antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang dinamakan
pembuahan. Saat itu sel sperma bergabung dengan sel telur yang kemudian menghasilkan
satu bentuk sel baru yang disebut zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang
disebut blastokis. setelah sekitar 3 hari blastokis mengandung sekitar 60 sel. Pada saat
terjadinya embelahan, blastokis ini mengapung dan berpsoses di sepanjang tuba falopi.

Blastokis berisi cairan yang cepat mengalami perubahan penting. Blastokis ini dibedakan
menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan atas (ectoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan
bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang rambut, gigi dan kuku ; kulit arid an kelenjar
kulit ; panca indera dan system saraf. Dari mesoderm berkembang otot, tulang, system
pembuangan kotoran, system peredaran darah dan kulit lapisan dalam. Kemudian dari
endoderm berkembang system pencernaan, hati, pancreas, kelenjar ludah, dan system
pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusar, dan kantong amniotic juga akan
terbentuk dari sel-sel blastokis. Blastokis yang telah tertanam dalam dinding Rahim inilah
yang disebut embrio dan menjadi akhir dari tahap germinal.

2. Tahap Embrionik (embrionik stage)

Tahap kedua yaitu thap embrio yang dalam psikologi Islam disebut ‘alaqoh yaitu
segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap ini dimulai dri 2 minggu sampai 8
minggu yang ditandai dengan perubahan organ utama dan system fisiologis. Ukuran
panjangnya sekitar 1 inci. Pada tahap ini pertumbuhan terjadi dalam dua pola
yaitu cephalocaudaldanproximodistal. Dalam tahap ini juga terdapat tiga sarana yang
membantu perkembangan struktur anak yaitu kantong amniotic, plasenta, dan tali pusar.

Tahap embrio ini juga ditandai dengan perkembangan system saraf. Terlihat bahwa pada
umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia. Pada umur 8-9 minggu
perubahan janin semakin terlihat jelas.

3. Tahap Janin (fetus stage)

Tahap ketiga dari perkembangan masa prenatal adalah tahap janin yang dalam psikologi
Islam disebut mudhghah. Tahap ini dimuli sejak usia 9 minggu sampai lahir. Setelah 8
minggu kehamilan embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam tahapan ini ciri-ciri
fisik orang dewasa mulai terlihat jelas. Pada tahap inci panjang janin kira-kira 3 inci dan
beratnya ¾ ons yang spontan dapat menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan jantungnya
mulai berdenyut.

Menurut psikologi Islam janin yang dalam kandungan berumur 4 bulan mulai ditiupkan ruh
ke dalamnya. Bersamaan dengan itu juga ditetapkan hokum-hukum perkembangannya
seperti masalah yang berhubungan dengan tingkah laku, kekayaan, batas usia, dan lain-
lain. Pada bulan keempat ini si ibu mulai merasakan gerakan janinnya. Panjang janinnya
sekitar 4,5 inci. Dan pada permulaan bulan ketujuh panjang janin kira-kira 18 inci dan berat
1,5-2,5 kg. pada bulan kedelapan berat janin 2,5-3,5 kg. Riset baru menunjukkan bahwa
janin juga telah mampu mendengar atau responsive terhadap stimulasi terhadap
lingkungan eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara.
http://rachmatbox.blogspot.co.id/2013/09/psikologi-perkembangan-masa-
prenatal.htmlPsikologi Perkembangan ( Masa Prenatal )

Periode Masa Pre-Natal

1. Definisi Masa Pre-Natal

a. Drs. Agoes Dariyo, Psi

Masa perkembangan pre-natal adalah masa pertumbuhan dan perkembangan calon makhluk hidup
yang berada di dalam rahim calon seorang ibu.

b. Elisabeth B. Hurlock

Masa pre-natal adalah masa konsepsi atau pertumbuhan, masa pembuahan sampai dengan masa
pertumbuhan, dan perkembangan individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu dan spermazoa
pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada perempuan terjadilah konsepsi atau
pembuahan, perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis berupa pembentukan
struktur tubuh.

c. William Sallenbach (1998)

Periode pranatal atau pralahir merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi dan mental bayi.
Ini adalah suatu masa di mana kedekatan hubungan antara bayi dan orangtua mulai terbentuk dengan
konsekuensi yang akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan
bayi dalam kandungan.

2. Ciri-ciri Masa Pre-Natal

Menurut Hurlock, meskipun relatif singkat, periode pranatal mempunyai enam cirri penting, masing-
masing ciri mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang kehidupan.

Ciri-ciri itu adalah :

1. Terjadinya pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua janin. Kondisi ini akan
dipengaruhi oleh kromosom yang disumbangkan oleh kedua orang tua janin. Menurut Monks dan
knoers, dalam hal ini sering ditemukan adanya penyimpangan genetis yang disebabkan oleh kelebihan
jumlah kromosom. Akibatnya akan memiliki anak yang memiliki penyakit down sindron. Dalam hal ini
telah dapat diramalkan bahwasanya usia seorang ibu ketika hamil memiliki pengaruh terhadap
penyimpangan genetis ini. Usia seorang ibu yang memiliki umur 35 sampai dengan 39 akan memiliki
kesempatan memiliki penyimpangan genetis dengan sekala 1 berbanding 180.

2. Adanya pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu yang akan menunjang perkembangan sifat bawaan dan
perkembangannya baik itu sifat yang baik maupun sifat yang buruk, dan hal ini akan berpengaruh pada
pola perkembangan yang akan datang. Menurut Monks dan Knoers ibu yang sakit dapat memberikan
efek yang tidak baik bagi janinnya. Contohnya ibu yang terkena penyaki penyakit campak, AIDS,
dan cytomegalovirus. Menurut hasil penelitian, ada kurang lebih 3000 anak yang terkena HIV akibat
diturunkan oleh ibunya. Namun tidak semua ibu yang terkena HIV dapat menurunkan penyakit tersebut
pada anaknya.

3. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi
dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.

4. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode pranatal dibandingkan
pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu. Terdapat pertumbuhan yang begitu cepat
pada masa pranatal ini. Yang tadinya berupa butiran kecil yang hanya bisa dilihat melalui picroscop
hanya dengan waktu 280 hari beratnya bisa mencapai 7 pon dan diperkirakan pada masa ini berat badan
bertambah 11 juta kali.

5. Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis.
Dinyatakan bahaya, karena pada masa pranatal akan berpengaruh panjang pada masa pertmbuhan dan
perkembangan janin di masa yang akan datang.

6. Periode pranatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap yang
baru diciptakan. Dalam hal ini. W Hijayati dan Sri Purnami menjelaskan dalam bukunya tentang
pendidikan dalam masa kandungan dengan tujuan untuk belajar dini dan mendorong perkembangan
positif terhadap psikologis anak dan orang tua. Dan dalam hal ini. seorang bayi yang sudah berusia 20
minggu dalam kandungan sudah bisa merasakan gelap dan terang. Dan pada usia ini orang tua sudah
bisa memberikan dorongan stimulus pada janin untuk mengoptimalkannya.

3. Perkembangan Biologis

Perkembangan biologis pada manusia dimulai saat konsepsi atau pembuahan yaitu pembuahan
telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki memasuki dinding telur (ovum) wanita, terjadilah
konsepsi, kemungkinan terjadinya pembuahan semacam itu ditentukan secara alamiah. Sekali dalam 28
hari, sering kali sekitar pertengahan siklus menstruasi, sebuah telur dalam salah satu kandung telur
menjadi masak dan bergerak pelan masuk ke dalam rahim. Perjalanan ini biasanya memakan waktu 3-7
hari. Kalau dalam perjalanan ini tidak terjadi pembuahan, maka lenyaplah telur itu di dalam rahim.
Bila telur perjalanan ke rahim, berjumpa dengan spermatosoma dan spermatosoma masuk melalui
dinding telur, terjadilah detik itu sebagai berikut:

Sel benih melepaskan 23 sebagian kecil dari dirinya, bagian itu disebut chromosoma. Saat itu
pecahlah inti telur dan lepaslah 23 chromosoma. Chromosoma ayah dan chromosoma ibu lebur menjadi
satu dan membentuk bekal keturunan bagi anak. Chromosoma mengandung bagian yang lebih kecil lagi
yang membawa factor keturunan yang sesungguhnya. Bagian yang lebih kecil tadi disebut gene.

Setiap sel benih mengandung pada mulanya 46 chromosoma, terdiri dari 23 pasang. Untuk
pembuahan, pecahlah sel benih tadi hingga telur dan sperma masing-masing tinggal mempunyai 23
chomosoma. Pembuahan chromosoma telur dan chromosoma sperma bersatu hingga terkumpulah 46
chromosoma bagi individu. Proses ini menyebabkan bahwa anak dari satu ayah dan satu ibu, tidak persis
sama satu sama lain.

Salah satu dari 23 pasang chromosoma adalah chromosoma kelamin. Wanita normal, maka kedua
chromosoma kelamin tadi adalah sama disebut chromosoma X. Laki-laki normal mempunyai 2
chromosoma kelamin yang berlainan, yaitu chomosoma X dan chromosoma Y yang lebih kecil.
Chromosoma Y bersama chromosoma X terdapat dalam sel-sel badan. Pada pembagian sel (meiosa)
maka jumlah chromosoma berkurang menjadi separoh; sel benih sebagai chromosoma kelamin
mengandung suatu chromosoma Y atau suatu chromosoma X. Sel telur selalu mengandung chromosoma
X. Bila telur wanita yang mengandung chromosoma X bersatu dengan sel benih atau sperma yang
mengandung chromosoma Y, terjadilah anak laki-laki. Bila sel telur bersatu dengan chromosoma X
terjadilah anak wanita.

Karena sel-sel sperma separuh terdiri dari pada chromosoma X dan separuh dari chromosoma Y,
maka secara teoretis ada kemungkinan yang sama untuk pembuahan anak laki-laki dan anak wanita.
Umumnya dilahirkan 106 anak laki-laki dalam perbandingan 100 anak wanita. Hal ini, diduga karena
sperma Y lebih kecil dan lebih gesit dari pd sperma X sehingga lebih mudah menerobos dinding telur.

Urutan perkembangan dalam periode pre-natal telah pasti dan tidak dapat diubah. Kepala, mata,
tubuh, tangan, kaki, alat-alat kelamin, dan alat-alat berkembang dengan urutan tertentu dan juga
kurang lebih pada usia pra natal yang sama pada semua fetus. Perkembangan yang teratur menurut
skema tertentu itu sebelum dan sesaat sesudah dilahirkan merupakan hal yang sangat penting.

Pertumbuhan yang teratur ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa semua fetus dapat memutar
kepalanya lebih dahulu sebelum mereka dapat melencangkan lengannya. Kemudian juga kenyataan
bahwa bayi dapat duduk lebih dahulu sebelum mereka dapat berjalan, dapat meraba sebelum dapat
bicara, dapat menggambarkan lingkaran lebih dahulu sebelum dapat menggambarkan segi empat.

Meskipun perkembangan tersebut telah ditentukan secara biologis, namun dapat terjadi pengaruh-
pengaruh dari luar yang dapat menghambat perkembangan tadi. (Monks, Knoers, Siti Rahayu Haditono.
1992)
4. Bagaimana Kehidupan Mulai

Kehidupan baru mulai dengan bersatunya sel seks pria dan sel seks wanita. Kedua sel seks ini
dikembangkan dalam alat-alat reproduksi, yaitu gonad. Sel-sel seks pria, spermatozoa diproduksi dalam
gonad pria, testes, sedangkan sel-sel seks wanita, yaitu telur-telur diproduksi dalam gonad wanita, yaitu
indung telur (ovarium).

Ada beberapa tahapan sebelum sel-sel siap untuk memproduksi manusia baru. Semua sel seks, pria
atau wanita, harus melalui tahapan permulaan perkembangan. Sel-sel seks pria melalui dua permulaan
perkembangan, yaitu pematangan dan pembuahan, sedangkan sel-sel seks wanita melalui tiga tahap
permulaan, yaitu pematangan, ovulasi, pembuahan.

a. Pematangan

Pematangan adalah pengurangan kromosom melalui pembelahan sel: satu kromosom dari tiap
pasangan mencari sel yang belum selesai terbelah, yang selanjutnya akan terbelah menurut panjangnya
dan membentuk dua sel baru. Sel yang sudah matang mengandung 23 kromosom, dikenal sebagai sel
haploid. Pematangan sel-sel seks baru terjadi apabila kematangan seks sudah tercapai, yaitu pada masa
pubertas baik pada anak laki-laki ataupun perempuan.

Dalam hal spermatozoon, terdapat empat sel bar, yang disebut spermatid, yang masing-masing
mampu membuahi ovum (telur). Dalam pembelahan telur, satu kromosom dari setiap pasang didorong
keluar dinding sel. Sel baru ini dikenal sebagai tubuh polar. Tiga tubuh polar terbentuk dalam proses
pembelahan. Berbeda dengan spermatid, tubuh polar tidak dapat dibuahi, sedangkan sel yang keempat,
yaitu telur, dapat dibuahi. Kalau telur tidak dibuahi maka telur akan hancur dan keluar dari tubuh pada
saat menstruasi.

Pembelahan kromosom selama proses pematangan adalah masalah kebetulan. Setiap


kemungkinan kombinasi kromosom dari pria dan wanita dapat ditemukan di dalam sel-sel baru setelah
pembelahan. Diperkirakan ada 16.777.216 kemungkinan kombinasi dari dua puluh tiga kromosom pria
dan dua puluh tiga kromosom wanita.

b. Ovulasi

Ovulasi adalah tahap pendahuluan perkembangan yang terjadi hanya pada sel-selnseks wanita.
Ovulasi adalah proses lepasnyan satu telur yang matang selama siklus haid. Dipercaya bahwa kedua
indung telur saling bergantian dalam memproduksi telur yang matang sepanjang siklus haid.
Dalam kelahiran kembar yang identik, dua atau lebih dari dua telur yang matang dilepaskan dari
indung telur. Belum diketahui apakah telur-telur berasal dr indung telur yang sama atau berasal dari
kedua buah indung telur, juga belum diketahui mengapa lebih dari satu telur yang matang dilepaskan
selama siklus haid yang menyimpang dari pola yang biasa.

Setelah dilepaskan dari salah satu folikel ovum (indung telur), telur-telur menemukan jalan ke
ujung tuba Fallopi di dekat indung tellur yang telah melepaskannya. Sekali telur-telur masuk ke dalam
tuba, telur-telur didorong oleh kombinasi factor-faktor: cilia, atau sel-sel berbentuk rambut disepanjang
tuba, cairan yang terdiri dari estrogen dari folikel indung telur dan lender dari lapisan tuba, dan
kontraksi yang ritmis dan progresif dari dinding-dinding tuba. Bila panjangnya siklus haid adalah normal,
kurang lebih dua puluh delapan hari, ovulasi terjadi antara hari ke-5 dan ke-30 dari siklus rata-rata pada
hari ke-11.

c. Pembuahan

Pembuahan (fertilization), yang terjadi pada masa kehamilan merupakan tahap ketiga dari
permulaan perkembangan sejak mulainya kehidupan baru. Biasanya pembuahan terjadi sementara
ovum masih berada dalam tuba Fallopi. Lebih spesifik lagi, umumnya pembuahan terjadi dalam dua
belas dampai tiga puluh enam jam dan biasanya terjadi pada dua puluh empat jam pertama setelah
telur-telur memasuki tuba. Selama sanggama (coitus), spermatozoon disimpan dimulut uterus. Melalui
daya tarik hormonal yang kuat spermatozoon masuk ke dalam tuba, yang dibantu mencari jalannya oleh
kontraksi otot ritmis.

Setelah spermatozoon menembus ovum, permukaan ovum berubah sedemikian rupa sehingga
tidak ada spermatozoon lain yang masuk. Setelah sel sperma menembus dinding ovum, inti dari kedua
sel saling mendekati. Terjadi kerusakan pada selaput yang mengelilingi masing-masing nucleus dan ini
menyebabkan kedua inti bergabung. Jadi, empat puluh enam kromosom telah bergabung, separuh
berasal dari sel wanita dan separuhnya lagi berasal dari sel pria.

5. Fase Perkembangan Pre-Natal

A. Dalam hal ini para pakar psikologi perkembangan dari barat seperti Monks, dkk membagi periode
pranatal menjadi 3 bagian yakni :

1. Periode Garminal

Periode garminal adalah periode awal pranatal yang terjadi pada awal dua minggu pertama setelah
pembuahan. Dalam periode ini meliputi penciptaan zigot, pemencahan sel, dan melekatnya zigot pada
dinding kandungan.
2. Periode Embryonic

Periode ini terjadi pada 2 hingga 8 minggu setelah konsepsi. Dalam tahap ini terbentuknya sistem
dukungan bagi perkembangan embrio yang meliputi ari-ari, tali pusar, dan aminon (keranjang berisi
cairan amniotis).

3 Periode Fetal

Priode ini berlangsung sejak 2 bulan setelah konsepsi hingga 7 bulan. Pada tahap ini janin sudah muali
aktif menggerakan anggota tubuhnya. Dan pada tahap ini pula sudah bisa dideteksi jenis kelaminnya.

B. Sementara menurut pendapat pakar psikologi perkembangan lainya seperti Hurlock dalam bukunya
menyatakan bahwa ada tiga tahap periode perkembangn pada masa pranatal yaitu periode zigote,
periode embrio dan periode fetus.

1. Periode Zygote (Sejak pembuahan samapai akhir minggu kedua)


Berlangsung dari pembuahan sampai implantasi pada dinding rahim sekitar 10 hari sesudah
pembuahan. Jika sperma memasuki ovum maka sebuah proses dimulai yang menghasilkan peleburan
inti sperma dengan inti ovum yang telah dibuahi yang disebut zygot yang mengandung 23 pasang
kromosom. Kemudian ovum yang telah dibuahi mulai membagi diri (melakukan pembelahan), dari
saluran telur tempat ia dibuahi menuju ke uterus dan akan ditanam (menempel) di dinding uterus
(implantasi).

2. Periode Embrio (Akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua- berdasarkan hitungan bulan)

Periode ini ditandai dengan perkembangan yang cepat sekali dari susunan syaraf. Dalam periode
ini kepala lebih besar dibanding dengan bagian badan yang lain. Ini menunjukkan 8 minggu yang
pertama merupakan suatu periode yang sensitif untuk integritas susunan syaraf. Gangguan mekanis dan
kimiawi pada saat ini dapat menyebabkan kerusakan permanen dari susunan syaraf dibanding jika
susunan tersebut terjadi pada waktu selanjutnya.

3. Periode Janin/Fetus (Akhir bulan kedua-perhitungan menurut bulan-sampai lahir)

Periode ini berlangsung dari akhir bulan kedua sampai lahir. Pertumbuhan mengikuti hukum arah
perkembangan yaitu dari bentuk yang belum sempurna ke bentuk yang lebih sempurna. Kegiatan janin
sudah dimulai antara bulan kedua dan ketiga, misalnya menyepak, menggeliat dan memutar-mutar.
Organ intern hampir mendekati posisi orang dewasa. Ciri ekstern dan intern terus berkembang dari
bulan ke bulan, sampai bentuk janin benar-benar sempurna dan selanjutnya, tinggal menunggu
kelahiran janin.

C. Sedangkan dalam buku karangan Drs. Agoes Dariyo, Psi. Masa perkembangan pra natal terbagi atas :

1. Gestasi

Terjadi proses fertilisasi atau konsepsi dalam rahim, zygote akan berubah menjadi blastosyst.
Blastosyst ialah proses perkembangan zigot yang hidup d rahim selama sehari atau dua hari. Kemudian,
disekililing zigot muncul lapisan-lapisan sel yang melindungi zigot. Sel-sel yang berfungsi untuk
melindunggi zigot disebut dengan embryonic disk. Tropoblast ialah lapisan-lapisan luar sel yang
berkembang selama masa germinal (germinal periods) dan terjadi 2 minggu pertama.

Lapisan embryonic disk terbagi menjadi tiga, yaitu

a. Ectoderm yakni lapisan paling luar yang akan berkembang menjadi kulit janin.

b. Endoderm yakni lapisan paling dalam yang bakal menjadi organ-organ internal, seperti system
pernafasan (paru-paru, tenggorokan), system pencernaan (perut, lambung, usus), pancreas, atau organ
internal lainnya (jantung).

c. Mesoderm yakni lapisan tengah antar ectoderm dan endoderm yang berfungsi untuk memisahkan
antara kulit dalam, otot-otot, tulang, system sirkulasi udara maupun pengeluaran lain (anus).

Sementara itu, di luar blastocyst terdapat trophoblast atau merupakan sel luar yang menghasilkan
suatu struktur yang dihubungkan dengan tali plasenta pada rahim.

Masa gestasi akan tumbuh berkembang menjadi masa germinal. Masa germinal yakni masa
perkembangan prenatal yang berusia 14 hari (2 minggu) pertama setelah melalui masa konsepsi.

2. Embryo

Embryo merupakan tahap kedua dari masa gestasi, yang ditandai dengan perkembangan system
syaraf, system pernafasan, maupun system pencernaan pada individu.

Tabel 1. Perkembangan janin 3 bulan pertama (triwulan pertama). (Santrock, 1999)

Konsepsi – 4 minggu 8 minggu 12 minggu

Pertumbuhan janin Panjang kurang lebih Panjang kurang Panjang 3 inci dan
1/10 (spepersepuluh lebih 1 inci. berat 1 ons. Janin
inci). Mulai berkembang Pembentukan dapat
system syaraf, system mata, telinga, menggerakan
pencernaan, jantung, dan mulut, dan bakal tangan, kaki, jari-
paru-paru. rahang gigi. jari, dan kuku.
Tangan dan kaki Janin dapat
mulai bergerak. tersenyum,
Pembentukan cemberut,
otak. Detak mengemut
jantung mulai jempol, menelan.
terdeteksi dengan Jenis kelamin
ultrasound. sudah terlihat
jelas (laki-laki atau
perempuan). Janin
mampu buang air
kecil.

Disebut ovum Disebut Embrio Disebut Janin

3. Janin (12 minggu kelahiran)

Setelah memasuki usia ke 12 minggu, embrio yang akan berkembang menjadi janin sudah
memiliki organ-organ internal (jantung, paru-paru, usus besar, dll) dan eksternal (tangan, kaki, jari-jari,
kepala) secara lengkap. Hal ini akan terus berkembang hingga organism itu matang dan siap untuk
dilahirkan. Masa ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat (20 kali lebih cepat), sehingga janin makin
memanjang dan system organ tubuh berkembang semakin komplek. Untuk membuat suatu kondisi yang
siap untuk dilahirkan, maka proses pembenukan organ akan dilengkapi dengan pertumbuhan kuku jari
pada tangan ayau kaki, gusi, dan rambut mata.

Tabel 2. Perkembangn janin 3 bulan kedua (Santrock 1999)

16 minggu 20 minggu 24 minggu

Pertumbuhan Janin Panjang 5 ¼ inci Panjang 10-12 inci Panjang 11-24 inci
dan berat 4 ons. dan berat 250-500 dan berat 500-750
Detak jantung gram. gram.
makin kuat, kulit
Detak jantung Kulit menutupi
makin tebal dan
dapat didengar tubuh dan
transparat. dengan stetoskop. berfungsi seperti
baju.
Jari-jari tangan dan Janin mengemut
kuku sudah jempol. Mata terbuka,
terbentuk. tangan janin
Janin dapat
mampu memegang.
Janin dapat mengalami
melakukan kecegukan.
koordinasi gerakan,
Rambut, alis mata
dapat memutar
tumbuh secara
badan dalam cairan
jelas.
amnion.

Tabel 3. Perkembangan janin 3 bulan ketiga (Santrock, 1999)

28 Minggu 32 Minggu 36-38 Minggu

Perkembangan Janin Panjang 14-17 inchi Panjang 16-18 inchi Panjang 19 inchi dan
dan berat 1000- dan berat 2000- berat 3000 gram.
1500 gram.Tubuh 2500 gram.
Kulit makin
makin gemuk,janin
Masa tidur dan mengkerut
bergerak sangat
bangun ( lanugo(rambut halus
aktif,gerakan
sadar,aktif,mampu pada kuli).
pernapasan janin
merespon suara
makin terasa. Mulai
luar janin berada
berkurang,janin
dalam posisi lahir
kurang aktif.
tulang
kepala,lembut dan Janin memperoleh
luwes ( lembek). zat kekebalan dari
ibu
Hati (liver)
terlindungi zat-zat
besi atau iron

Tabel. 4.Perkembangan Prenatal dari embryo dan janin dari bulan ke bulan (Papalia,olds dan Feldman
2004)
Usia ( Bulan) Gambaran
Pertumbuhan

1 bulan Selama bulan


ini, terjadi
pertumbuhan
yang paling
cepat di
bandingkan
dengan
masapre-
natalmaupun p
ost-natal.
Ukuran
embryo
mencapai 2000
kali lebih besar
di
bandingkanzyg
ot . Akhir
bulan,ukuran
panjang
embryo
mencapai
setengah inchi.
Dimasa ini,
terjadi
pembentukan
pembuluh
aliran darah
yakni
pembuluh
vena maupun
arteri,
ukurannya
sangat halus.
Selain telah
dapat
diketahui
detak jantung
selama 65 kali
tiap menit.
Pada masa ini
jenis kelamin
janin belum
dapat di
deteksi secara
jelas.

7 minggu Ukuran janin


kurang dari 1
inchi dengan
berat sepertiga
ons. Ukuran
kepala
setengah dari
panjang badan.
Nampak sekali
bagian-bagian
muka, seperti
gigi,maupun
lidah. Tangan
janin telah
mempunyai
lengan, jari-jari
dan ibu jari,
sedangkan kaki
telah
mempunyai
lutut,
pergelangan
kaki. Otak
telah mampu
mengkoordinas
i fungsi system
organ tubuh.
Organ sex
telah
berkembang
dengan jelas.
Detak jantung
berfungsi baik.
Perut telah
mampu
m,enghasilkan
cairan asam
lambung. Kulit
amat sensitive
terhadap
rangsangan
gerakan dari
calon ibu.

3 bulan Ukuran janin


mencapai
berat 1 ons
dan panjang 3
inchi. Kuku jari,
rambut mata
masih
menutup.
Ukuran kepala
mencapai
sepertika dari
panjang tubuh.
Jenis kelamin
dapat di
deteksi apakah
laki-laki atau
wanita. Sistem
organ tubuh
berfungsi baik,
sehingga janin
dapat
bernafas,
walaupun
harus melalui
cairan
amniotic.
Bahkan ia
dapat
mengeluarkan
air kencing.
Janin dapat
melakukan
respon. Ia
dapat
menggerakan
kaki,jari,atau
kepala. Bahkan
walau
lambat,janin
dapat
menendang.
Mulutnya
dapat
membuka
maupun
menutup.

4 bulan Panjang kepala


janin mencapai
sepermpat dari
ukuran total
tubuhnya,
yakni sama
seperti masa
kelahirannya.

Panjang janin
mencapai 8-10
inci dan kira-
kira berat
mencapai 6
ons.

Placenta
berkembang
secara penuh.

Calon ibu
dapat
merasakan
tendanangan
kaki janin dan
gerakan-
gerakan janin.
Aktivitas reflek
janin sudah
dimulai pada
masa ini.

5 bulan Berat janin


mencapai 12
0ns (1200
gram) dengan
panjang 25-35
cm (ukuran
orang
berat/Eropa-
Amerika
Serikat).

Janin mulai
mengembangk
an
kepribadiannya
.

Ia sudah

bergerak

secara aktif,

misalnya:
terlentang,

menggeliat,

menengguk,

menendang

atau

berbaring. Hal

ini tanda

untuk

melakukan

penyesuaian

dengan

lingkungan

hidupnya

sesuai

dilahirkan.

Detak

jantungnya

dapat

terdengar
jelas. Sistem

pernafasan

belum

terbentuk

secara

matang,

sehingga akan

sulit untuk

hidup (mati),

seandainya

janin keluar

atau lahir sari

rahim.

Kelenjar

keringat

sudah

berfungsi dan

dapat

mengeluarkan
keringat.

Mata

ditumbuhi

rambut (alis).

Seluruh tubuh

ditumbuhi

dengan

rambut-

rambut halus

yang

berwarna

kemerah-

merahan yang

disebut

lanugo.
6 bulan Pertumbuhan
janin nampak
lambat.

Panjang janin
mencapai 14
inci (atau 35
cm), dengan
berat 1,5 pon
(750 gram).

Organ mata
sudah tumbuh
lengkap dan
dapat
memejam dan
membuka
sehingga dapat
melihat sekitar
lingkungannya.
Ia dapat
bernafas
selama 24 jam.
Ia dapat
menangis dan
mendengar
suara. Namun
demikian, bila
lahir ia tak
dapat hidup
sebab fungsi
pernafasannya
belum bekerja
secara
sempurna.
Akibatnya, ia
akan tak
mampu untuk
menyesuaikan
dengan kondisi
lingkungan di
luar rahim
ibunya.

7 bulan Panjang janin


mencapai 40
cm (16 inci),
dengan ukuran
berat 3,5 pon
(1750 gram).
Gerakan reflek
berfungsi
dengan baik. Ia
dapat
bernafas,
menelan,
menangis dan
menggerakkan
8 bulan jari-jarinya.
Lanugo sudah
tidak kelihatan
lagi sampai
masa
kelahirannya.
Rambut kepala
makin
bertambah
panjang.

9 bulan

Panjang janin
kurang lebih
18-20 inci (45-
50 cm) dengan
berat badan 5-
7,5 pon (2500-
3750 gram).
Gerakan tubuh
terbatas
karena ruang
rahim
membatasinya.
Selama bulan
ini, tubuh
kelihatan
makin gemuk.
Hal ini
berfungsi
untuk
persiapan diri
dalam
menyesuaikan
diri dengan
suhu di
lingkungan luar
rahim.

Seminggu
sebelum lahir,
pertumbuhan
fisik bayi mulai
berhenti.
Panjang bayi
mencapai 20
inci (50 cm)
dengan ukuran
berat 7,5 pon
(3750 gram).
Untuk bayi
laki-laki
cenderung
lebih panjang
dan lebih berat
daripada
perempuan.
Lapisan kulit
makin gemuk
(tebal), system
organ
pernafasan,
jantung, dan
pencernaan
berfungsi
secara efisien
dan efektif.
Detak jantung
makin kuat
untuk
memompa
darah ke
seluruh organ
tubuhnya.
Warna kulit
kemerah-
merahan
sebagai tanda
kenormalanny
a. Pada
umumnya
janin siap
untuk lahir.

D. Paul Henry Mussen, dkk, dalam buku Perkembangan dan Kepribadian Anak, terjemahan Dr. Med
Methasari Tjandrasa, menguraikan tahap-tahap perkembangan pranatal sebagai berikut :

Tahap-tahap dalam perkembangan pranatal

nggu ke- 1 Ovum yang telah dibuahi akan turun melalui tuba fallopi menuju ke uterus .

nggu ke- 2 Embrio melekatkan dirinya pada dinding uterus dan berkembang dengan cepat.

nggu ke-3 Embrio mulai berbentuk, bagian kepala dan ekor dapat dibedakan dan jantung sederhana
mulai berdenyut.

nggu ke-4 Permulaan pembentukan daerah mulut, saluran pencernaan dan hati. Jantung mulai
berkembang dengan pesat serta daerah kepala dan otak mulai dapat dibedakan.
nggu ke-6 Tangan dan kaki mulai terbentuk, namun lengan masih terlalu pendek dan tumpul untuk
saling bertemu, hati mulai membentuk sel darah merah.

nggu ke- 8 Panjang embrio sekitar 1 inci. Wajah, mulut, mata dan telinga mulai mempunyai bentuk
yang jelas. Pertumbuhan otot dan tulang dimulai.

nggu ke- 12 Panjang janin sekitar 3 inci. Ia mulai membentuk seorang manusia, walaupun perbandingan
kepala terlalu besar. Wajah mempunyai profil seperti bayi. Kelopak mata dan kuku mulai
terbentuk, dan jenis kelamin dapat dibedakan dengan mudah. Susunan saraf masih sangat
sederhana.

nggu ke-16 Panjang janin sekitar 4,5 inci. Gerakan yang dilakukan janin sudah mulai dirasakan oleh
ibu. Kepala dan organ-organ dalam tubuh berkembang dengan pesat. Perbandingan
bagian-bagian tubuh mulai menyerupai bayi.

Bulan Kehamilan hampir sempurna. Panjang janin sekitar 6 inci dan mampu mendengar serta
bergerak lebih bebas. Tangan dan kaki sudah lengkap.

Bulan Panjang janin sekitar 10 inci. Mata sudah terbentuk dengan lengkap dan bintik-bintik
pengecap timbul pada lidah. Janin mampu bernafas dan menangis lemah, seandainya
kelahiran berlangsung prematur.

Bulan Usia kehamilan yang penting. Janin mencapai tahap “mampu hidup“, (bila lahir prematur).
Secara fisiologis janin mampu membedakan macam-macam rasa dan bau. Rasa sakit
relatif belum ada. Kemampuan bernafas dangkal dan tak teratur. kemampuan menghisap
dan menelan masih lemah.

ulan sampai masa kelahiran

Janin lebih siap untuk hidup secara mandiri di luar rahim. Tegangan otot bertambah,
gerakan menjadi lebih sering dan pernafasan menjadi jelas, kunyahan, hisapan, dan
tangisan lapar menjadi lebih kuat. Setelah minggu ke 38 (9 bulan). Bayi siap lahir biasanya
ia berputar sehingga posisi kepalanya turun kearah pelvis. Pada awal proses kelahiran atau
partus (labour) si ibu biasanya mengalami kontraksi otot yang kuat dan lentur. Ujung bawah
uterus (cervix), perlahan-lahan membuka, makin lama makin lebar. Setelah 12 jam
(lamanya bisa berubah-ubah), diameter cervixkira-kira mencapai 10 cm. Tahap kedua
berlangsung kira-kira satu jam kontraksi yang semakin kuat mendorong bayi turun
melalui cervix, lalu ke vagina dan akhirnya keluar dari tubuh itu yang dimulai dengan
pecahnya membran di sekitar bayi, kemudian keluar Cairan atau amnion atau air tuban,
terjadilah proses kelahiran yang mengakhiri masa kehamilan.

Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi masa prenatal atas 3 periode :
1. Tahap Germinal (Germinal Stage)

Tahap germinal, Yang sering juga disebut periode zigot. Ovum atau periode nutfah. Adalah
periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini biasanya berlansung kira-kira 2 minggu pertama
dari kehidupan. Yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (Ovum)
wanita yang dinamakan dengan pembuahan (Fertilization) periode dari ovum, berjalan sejak konsepsi
sampai akhir minggu ke 2.

Ovum yang telah dibuahi namanya zigotezigut ini membagi-bagi diri sehingga terdiri dari banyak
sel-sel. Ada yang menjadi lapisan luar nanti akan berkembang menjadi jaringan-jaringan yang
melindungi dan memberi makanan pada individu selama dalam masa prenatal. Dan bagian dalam dari
sel menjadi embriyo. Periode ini berarti karena 2 hal.

1. Ovum dapat mati sebelum melekat pada dinding uterus, misalnya karna kurang mendapat makanan.

2. Implantasi mungkin tidak terjadi dan zygote akan terbawa keluar dengan mensturasi.

3. Kemudian zigot membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan yang disebut Blas Tukis.

Blastakis yang berisikann cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan. Dalam waktu
singkat sel-sel blustukis akan terbentuk plasenta, tali pusat, sistem pencernaan dan sebagainya. Setelah
beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastakis menempel di dinding rahim. Blastakis yang
tertanam di dinding rahim inilah yang disebut embrio. Dan peristiwa ini sekaligus manundukkan akhir
dari tahap germinal dan permulaan tahap embrio.

2. Tahap Embrio (Embriyonic stage)

Tahap yang kedua dari periode prenatal disebut tahap embrio. Yang dalam psikologi islam
disebut Alaqoh, Yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini dimulai dari 2 - 8
minggu setelah pembuahan, yang di tandai dengan tejadinya banyak perubahan pada semua organ
utama dan sistem fisiologis. Tetapi karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, Maka bagian tubuh
embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian ia sudah terlihat
jelas dan dapat di kenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.

Periode embriode ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem syaraf.
Hal ini terlihat bahwa umur 6 minggu embrio telah dapat di kenali sebagai manusia. Umur 8-9 Minggu
perubahan janin semakin terlihat dengan jelas.

Arti dari pada pariode ini :

a. Pada akhir periode ini individu sudah merupakan manusia, Oleh karena semua alat, Kelenjar dan lain
sebagainya sudah mulai berkembang.
b. Dalam periode ini banyak kemungkinan adanya keguguran hal ini dapat di sebabkan oleh karena ibu
mengalami Sock emosional, Jatuh, Kurang makan, Kurang baik bekerjanya kelenjar-kelenjar tertentu dari
ibu yang menyebabkan embrio terlepas dari dinding rahim.

3. Tahap Janin
Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut periode fetus atau periode janin, Yang
dalam fsikologi Islam disebut periode Mudghoh periode ini di mulai dari 9 minggu sampai lahir.
Setelah 8 minggu kehamilan, Embrio berkembang menjadi sel-sel tulang dalam hal ini embrio
memperoleh suatu nama baru yaitu janin (Fetus). Dalam periode ini cirri-ciri fisik orang dewasa secara
lebih proporsional mulai terlhat. Menurut psikologi islam setelah jain dalam kandungan genap berusia 4
bulan, Yaitu ketika janin telah berbentuk sebagai manusa maka di tiupkan ruh ke dalam jann tersebut
juga ditentukan hukum perkembagan seperti masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (Sifat,
karakter, dan bakat), Kekayaan batas usia. Riset baru menunjukkan bahwa janin juga telah mampu
mendegarkan atau responsive terhadap stimulasi dari lingkungan eksternal. Terutama sekali terhadap
pola-pola suara. Jadi bayi yang baru lahir menunjukkan suatu pilihan yang jelas berdasarkan pada
pengalamannya selama masa prenatal (Docasper dan Spence, 1986)

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Pre-Natal

Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal, yaitu:

A. Genetis

Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang dipengaruhi oleh faktor
genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis karena pengaruh
genetika (keturunan).

Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui aliran
darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki
karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang sehat pula. Sebaiknya bila
orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara fisik
atau psikis (Papalia, Old & Fieldman, 1998: 2004).

Para ahli Psikologi perkembangan (Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms & Turner, 1995;
Haris & Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu sangat dipengaruhi
oleh unsur genetis, karakteristik tersebut akan nampak pada hal-hal sebagai berikut :

1) Sifat- sifat Fisik


Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau bagian-
bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun kembar. Bila orang tua
memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung, epilepsi, atau
paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun mempunyai resiko terserang penyakit
yang sama.

2) Intelegensi

Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya. Meskipun anak-
anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan orang tua akan
tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J. Rousseau
yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas (Stump, 2000).

3) Kepribadian

Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektif yang
membantu pola prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya (Hall,
Lindsay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi
perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang.

Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkungan hidupnya, kepribadian dipengaruhi
pula oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli
psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian yang normal ataupun abnormal, pada
dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya.

B. Lingkungan

Seorang psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2004)
menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis dari yang terdekat
sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada periode sensitif. Masing-masing
pertumbuhan system organ atau anggota tubuh memiliki periode sensitif yang rentan terhadap
pengaruh lingkungan.

Pengaruh lingkungan tersebut, yaitu:

1. Faktor Ekstern

Joffe membuktikan bahwa sinar rontgen mempengaruhi tingkah laku. Penelitian membuktikan
akan adanya hubungan antara umur kehamilan dan banyak sedikitnya penyinaran pada suatu fihak
dengan besar kecilnya akibat yang ditimbulkan: makin banyak dosis penyinaran, makin buruk akibatnya.
Pemakain obat-obatan juga memberikan pengaruh pada tingkah laku. Pengaruh obat penenang
seperti softenon atau thalidomide yang sangat besar akan mengakibatkan cacat yang berat. Penelitian
antara 1959-1962 menemukan bahwa cacat yang disebabkan oleh thalidomide terjadi antara hari ke-34
dan ke-50; jadi antara minggu kelima dan ketujuh usia kehamilan. Knebel (1973) mengemukakan bahwa
terjadinya kelainan-kelainan jantung juga terjadi pada usia kehamilan yang awal ini. Usaha-usaha
pengguguran dengan obat-obatan pada usia kehamilan awal dapat menyebabkan gangguan-gangguan
perkembangan.

2. Ketegangan Emosional

Beberapa studi kasus dalam penelitian Fels (Yellow Springs, Ohio) yang telah mengadakan
penelitian sejak tahun 1929 (lihat Sontag dkk, 1958) membuktikan bahwa para wanita dengan susunan
syaraf otonom yang labil mempunya fetus yang paling aktif. Dalam delapan kasus dalam Institut Fels
ditunjukan adanya kenaikan aktivitas yang sangat menyolok pada fetus sebagai akibat ketegangan emosi
para ibu (misalnya pada satu kasus karena ancaman pembunuhan oleh suami, pada kasus lain karena
kecelakaan lalu lintas dengan akibat yang serius pada keluarganya).

Fetus yang aktif pada waktu dilahirkan mempunyai berta badan yang kurang serta
menunjukkan masalah-masalah makan. Menurut penelitian Stott (1957; 1958) dikemukakan bahwa
kegoncangan psikis dalam dua bulan yang pertama dapat menyebabkan gangguan sentral. Misalnya
kelainan yang disebut mongolimus dihubungkan dengan ketegangan psikis pada bulan pertama. Bila
ketegangan psikis tadi terjadi pada periode fetal, yaitu sesudah bulan yang kedua, maka terjadilah apa
yang disebut sindrom nafsu terhambat. Di sini diketemukan sedikit aktivitas, sedikit spontanitas, pada
umumnya terjadi suatu tingkah laku yang apatis.

3. Teratogen

Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat menyebabkan keguguran, namun juga
ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa faktor eksternal
atau lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pra kelahiran dan juga proses kelahiran. Agen
eksternal yang dapat mempengaruhi ini disebut dengan teratogen. Teratogen adalah segala virus, obat-
obatan, zat kimia, radiasi, atau agen lingkungan lain yang dapat membahayakan perkembangan embrio
atau janin hingga menyebabkan kerusakan fisik, kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain
teratogen, kondisi emosional ibu, asupan gizi dan usia ibu juga dapat mempengaruhi kehamilan.

Adapun beberapa teratogen yang dapat merugikan janin, yaitu :


Obat yang digunakan ibu, penggunaan bahan oleh ibu dapat memiliki konsekuensiparah
pada janin.Merokok dikaitkan dengan berat badan lahir rendah, yang dapat mengakibatkan
sistemkekebalan tubuh yang lemah, respirasi miskin, dankerusakan saraf. Menggunakan alkohol
dapatmenyebabkan sindrom alkohol pada janin, yang d i h u b u n g k a n d e n g a n c a c a t
j a n t u n g , m a l f o r m a s i tubuh, dan keterbelakangan mental. Penggunaan o b a t - o b a t
terlarang seperti kokain danmethamphetamine juga terhubung dengan
b e r a t lahir rendah dan kerusakan saraf.

 P e n y a k i t i b u , a d a s e j u m l a h p e n y a k i t i b u y a n g dapat berdampak
negatif j a n i n , termasuk herpes,rubella, dan AIDS. Virus herpes adalah salah satupenyakit ibu yang
paling umum dan dapatditularkan pada janin, menyebabkan ketulian,pembengkakan otak, atau
keterbelakanganmental. Wanita dengan virus herpes sering didorong untuk melahirkan
melalui bedah caesar untuk menghindari penularan virus.

7. Masalah dalam Perkembangan Masa Pre-Natal

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kesalahan sepanjang hidup, yang biasanya disebabkan
oleh genetik atau masalah lingkungan.

1. Down Syndrom, juga dikenal sebagai trisomi 21, down syndrom adalah anomali genetik
yangpaling umum selama perkembangan janin. Down syndrome disebabkan oleh dan salinan
ekstrakromosom 21 (berarti ada tiga kromosom bukanbiasa dua) dan dampak sekitar 1
dari setiap 1.000bayi. fitur khas dari down syndrom termasuk fitur wajah datar, cacat jantung,
dan keterbelakanganmental. Risiko memiliki anak dengan down syndrom meningkat seiring
dengan usia ibu.

Sejumlah penyakit bisa diwariskan jika salah satuatau kedua orang tua membawa
sebuah gen untuk penyakit ini. Tes genetik seringkali dapat m e n e n t u k a n a p a k a h
o r a n g t u a m e r u p a k a n pembawa gen untuk penyakit tertentu.

2. Masalah Seks-kromosom, jenis ketiga masalahgenetik melibatkan seks-kromosom. Ini


mencakupk o n d i s i s e p e r t i s i n d r o m K l i n e f e l t e r ' s ( e k s t r a X - chromsome) dan sindrom
Turner (X-kromosomtunggal).

8. Bahaya Selama Periode Pre-Natal


Meskipun periode pranatal merupakan periode yang sangat singkat, namun periode ini merupakan
periode yang sangat rawan sebuah bahaya fisik maupun psikologis.

1. Bahaya Fisik

Menurut yang kami kutip dari pernyataan Hurlock bahwasanya ada beberapa faktor yang dapat
mengganggu perkembangan fisik dalam periode pranatal.

a). Pekerjaan, seorang ibu yang bekerja di tempat-tempat yang banyak menghirup bau-bau kimia akan
mendapatkan kemungkinan bayi yang cacat atau keguguran dalam periode-periode terakhir.

b). Bayi kembar, bayi kembar dapat menyebabkan lahir tidak pada waktunya, akibatnya akan terjadi ketidak
teraturan pada perkembangan dan dapat menyebabkan kematian pada saat dilahirkan.

c). Kekurangan gizi, ibu hamil yang kekurangan gizi akan sangat berpengaruh pada janinnya, ini akan berefek
panjang. Anak yang dilahirkan karena kekurangan gizi akan terjadi kerusakan otak sehingga ia akan sulut
belajar dan membaca.

d). Ibu yang merokok. Hal ini akan berpengaruh pada detak jantung ibu sehingga akan terjadi ketidak
teraturan perkembangan, atau bahkan bisa menjadi kematian.

2. Bahaya Psikologis

Bukan hanya bahaya fisik, namun ada juga bahaya fsikologis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Hurlock menjelaskan ada beberapa faktor penyebab terjadinya gangguan
psikologis:

a). Kepercayaan tradisional. Di Amerika Serikat ada sebagian orang yang berpendapat bahwa memiliki anak
kembar adalah seperti binatang, maka dari itu banyak yang tidak menghendaki kelahiranya dan hal ini
akan mempengaruhi kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dan hal ini akan mempengaruhi
perkembangan psikologis anak.

b). Tekanan dari dalam diri ibu. Hal ini akan mempengaruhi ketidak seimbangan pada janin, akibatnya janin
akan sering bergerak dan tubuh janin akan cenderung kecil.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Kelahiran Bayi dan Hal-hal yang Penting dalan Kehamilan.

Para ahli kedokteran, gizi, maupun psikologi berpendapat bahwa ada enam faktor yang
mempengaruhi ukuran kelahiran bayi yaitu (1) lamanya janin dalam kandungan, (2) diet ibu, (3) status
social ekonomi keluarga, (4) urutan kelahiran, (5)ukuran jumlah anggota keluarga, (6) aktivitas janin
selama masa pra-natal (Hurlock, 1978; Santrock, 1999).

1. Waktu Masa Kehamilan


Janin yang matang selama masa prenatal akan tumbuh berkembang menjadi bayi yang memiliki
berat badan, tinggi badan, maupun warna kulit yang normal. Waktu masa kehamilan janin dalam
kandungan seorang ibu kurang lebih selama 9 bulan 10 hari. Oleh karena itu bayi-bayi yang lahir dalam
keadaan sehat dan normal biasanya memiliki usia yang cukup ketika masih berada dalam kandungan
ibunya. Sebaliknya bayi-bayi premature yang memiliki ukuran berat badan rendah (low birth), ukuran
badan kecil dan mungkin warna kulit yang agak pucat cenderung berada dalam kandungan kurang dari 9
bulan.
2. Perilaku Diet Ibu Selama Masa Hamil

Banyak bayi yang cenderung kurus, berat badan rendah, maupun ukuran panjang bayi
disebabkan oleh kurangnya memperoleh gizi yang cukup selama masa kehamilan. Para ibu yang
melakukan diet selama masa hamil berpengaruh secara signifikan terhadap kurangnya penyerapan
konsumsi gizi, protein maupun zat-zat mineral lainnya yang dibutuhkan oleh janin. Akibatnya janin tidak
dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara normal.

3. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Status ekonomi keluarga berpengaruh secara nyata terhadap pemenuhan kebutuhan gizi bagi
seluruh anggota keluarga tersebut. Orangtua yang memiliki status social ekonomi menengah ke atas
(middle-high family economic status) cenderung akan dapat mencukupi kebutuhan makanan bergizi
yang baik. Hal ini berpengaruh pula terhadap para calon ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi yang
diperlukandalam proses pertumbuhan dan perkembangan oleh janin dalam kandungannya. Dengan
demikian bayi-bayi terlahir pun akan memiliki berat badan, tinggi badan maupun taraf kesehatan yang
baik. Sebaliknya para ibu yang berasal dari keluarga yang memiliki status social ekonimi rendah (low
family economic status) cenderung kurang dapat mencukupi kebutuhan gizi yang baik untuk janin yang
dikandungnya. Akibatnya bayi yang lahir akan memiliki berat badan rendah, dan panjang badan yang
pendek. Dalam studi kasus ditemukan bayi-bayi yang lahir dari keluarga miskin cenderung mengalami
gizi buruk (poor nutrition) akibatnya menderita gangguan busung lapar.

4. Urutan Kelahiran

Dalam studi ditemukan bahwa bayi-bayi yang lahir sebagai anak pertama (firstborn infant)
cenderung memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, pendek dan lebih ringan dibandingkan bayi yang lahir
sebagai anak kedua atau ketiga dalam suatu keluarga yang sama.

5. Jarak Kelahiran Bayi dalam Keluarga


Perbedaan jarak kelahiran akan memberi pengaruh terhadap ukuran bayi. Bayi yang lahir
dengan jarak yang sangat dekat dengan anak sebelumnya senderung memiliki berat badan yang rendah
(low birth). Hal ini terjadi karena kondisi kesehatan ibu yang lemah. Setelah melahirkan anak pertama,
fit dan sehat kembali. Tetapi karena tak mampu menjaga jarak kelahiran dengan anak sebelumnya dan
harus mengandung janin (bayi) lagi, maka kondisi kesehatan fisik ibu semakin lemah. Dengan demikian
bila ibu tersebut mengandung lagi akan menyebabkan kelahiran bayi yang memiliki berat badan rendah.

6. Aktivitas Janin Masa Prenatal

Janin yang aktif bergerak selama masa prenatal merupakan cirri calon bayi yang sehat dan
normal karena energi tubuhnya dapat tersalurkan dengan baik. Dengan gerakan yang aktif akan
meningkatkan kekuatan kerja fungsi detak jantung yang baik, kelenturan dan kekuatan otot-otot badan,
meningkatkan daya intelektual dan menambah berat badannya. Sebaliknya janin yang malas bergerak,
pasif dan banyak tidur cenderung tumbuh berkembang menjadi bayi yang obesitas (gemuk). Dalam
pertumbuhan berikutnya, bayi-bayi yang malas bergerak akan menjadi anak yang juga malas bergerak,
pasif dan obes (gemuk).

Hurlock menjelaskan beberapa hal yang penting ketika masa kehamilan sebagai berikut:

1. Penurunan Sifat Bawaan

Penurunan sifat ini terjadi hanya satu kali dan secara kebetulan. Tidak ada teknologi yang daat
mengendalikan kromosom-kromosom untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dari 300 trilyun hanya
1 yang menyatu dan membentuk sifat yang diturunkan dari ayah, ibu, kake, atau nene.

2. Jenis Kelamin

Terbentuknya jenis kelamin tergantung dari pase awal pertumbuhan, yakni tergantung pada
jenis Spermatozzon yang bergabung dengan sel telur (ovum). Dalam sebuah sel seks laki-laki yang sudah
dibuahi terdapat 22 kromsom yang saling berpasangan dan satu kromosom yang tidak berpasangan, jadi
jumlahnya ada 23 kromosom. Kromosom yang tidak berpasangan yaitu kromosom X atau kromosom Y.
Sedangkan kromosom pada sel telur (ovum) adalah jenis kromosom X, apabila sel telur yang
berkromosom X dibuahi oleh kromosom Y, maka hasilnya adalah laki-laki dan sedangkan kromosom X
yang dibuahi dengan kromosom X, maka hasilnya adalah perempuan.

3. Jumlah Anak (Kembar)

Dalam sebuah kelahiran sering kita dengar dengan bayi kembar. Entah itu kembar identik
maupun kembar nonidentik. Hurlock menjelaskan dalam bukunya bahwasanya suku atau ras yang sering
melahirkan bayi kembar adalah dari bangsa kulit hitam. Suku cinta, jepang dan ras mongoloid lebih
jarang dibandingkan dengan bangsa kulit putih. Menurut Hurlock terjadinya bayi kembar identik terjadi
karena sel telur yang sudah dibuahi membelah diri menjadi dua, tiga atau bahkan mungin empat, hal ini
akan menghasilkan bayi kembar identik karna berasal dari telur yang sama. Sedangkan bayi kembar
nonidentik terjadi ketika ada dua atau lebih ovum yang dibuahi oleh spermatozoa yang berbeda. Pada
pembuahan semacam ini biasanya jenis kelamin bayi yang dilahirkan tidak sama karena dibuahi dengan
spermatozoa yang berbeda.

4. Efek Lahir Kembar Terhadap Perkembangan

Menurut penelitian para ahli Psikologi dari barat menyatakan bahwa bayi yang lahir kembar
akan memiliki pengaruh dalam perkembanganya. Salahsatunya adalah keterlambatan pertumbuhan dan
perkembanganya. Hurlock menyatakan bahwa keterlambatan ini akan berhenti sebelum anak mencapai
usia puber dan setelah itu mereka akan mengalami pertumbuhan, namun dalam hal ini. anak yang lahir
lebih dulu akan berkembang lebih dulu dari anak yang lahirnya belakangan. Untuk lebih rinci
lagi Hurlock dalam buknya menjelaskan ada beberapa dampak yang terjadi pada bayi kembar.

a. Kelemahan perkembangan

Bayi kembar akan cenderung lambat dalam perkembangan fisik, mental, motorik dan berbicaranya
dibandingkan dengan bayi tunggal. Hal ini terjadi karena sering adanya kerusakan otak pada bayi
kembar karena melahirkan tidak pada waktunya.

b. Perkembangan fisik

Bayi kembar memiliki keterlambatan dalam perkembangan fisik. Bayi kembar juga lebih mudah
terkena resiko kerusakan otak.

c. Perkembangan mental

Adanya persamaan kembar mental pada bayi yang kembar identik dan hal ini akan berlanjut hingga
pada masa perkembangan akhir. Salahsatunya adalah adanya persamaan bakat music.

d. Prilaku perkembangan sosial

Bayi kembar akan cenderung bersaing utuk mendapatkan perhatian dari yang lebih tua dan ketika
sudah dewasa persaingan itu akan lebih kuat biasanaya memposisikan dirinya sebagai pemimpin dan
yang lainya sebagai bawahan.

e. Perkembangan kepribadian

Banyak anak kembar kesulitan menemukan jati dirinya karena ada anak yang mirip identik denganya.

f. Perilaku yang mengundang masalah


Perilaku yang sering mengundang masalah terjadi pada bayi kembar non identik karena rasa
persaingan mereka lebih besar dibandingkan dengan bayi kembar yang identik.

10. Upaya untuk Mengatasi Ketidakteraturan Masa Perkembangan Pre-Natal

Adapun hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dilakukan pada kehamilan antara lain:

1. Asupan Nutrisi dan Gizi


Pemenuhan kebutuhan makanan sehat yang mengandung nutrisi, gizi, vitamin, protein, dan mineral
selama kehamilan adalah mutlak dan tak dapat ditunda-tunda lagi. Bayi-bayi yang dilahirkan dari orang
tua yang memperhatikan masalah ini ternyata membawa pengaruh positif. Ia menjadi bayi yang sehat,
cerdas, lincah, dan mudah bergaul. Sebaliknya ibu yang selama hamil tak mau dan tak mampu
memenuhi kebutuhannutrisi, ternyata menyebabkan bayi lahir premature, berat kurang dari 2500 gram,
mengalami gangguan pernapasan, sulit bergaul dan taraf intelegensinya rendah (Berk, 1991:1993,
Hetherington & Parke, 1999).
2. Prilaku Hidup Sehat

Semasa hamil, seorang wanita hendaknya tak terlibat dalam penggunaan obat-obatan, kecuali
dalam keadaan sakit yang memerlukan pengawasan medis dari dokter. Kelalaian dalam memperhatikan
kondisi kehamilan yang disebabkan oleh penggunaan narkoba (narkotik dan obat-obat terlarang lainnya)
akan membawa dampak negatif bagi bayi yang dilahirkan. Calon ayah juga diharapkan tidak
mengkonsumsi alkohol, obat-obatan terlarang atau merokok agar tidak mempengaruhi kehamilan
istrinya. Orang tua yang kecanduan narkoba akan menyebabkan kelahiran bayi prematur, keguguran,
kematian bayi, intelegensi rendah, bahkan mengalami retandasi mental (Papalia, Olds & Feldman, 1998)

3. Konseling Pra Pernikahan

Konseling ini bertujuan untuk memepersiapkan calon pasangan suami-istri yang akan menghadapi
berbagai masalah perkawinan, memelihara dan merawat anak, memenuhi kebutuhan ekonomi, dan
melakukan komunikasi efektif antara suami istri.

Agar memperoleh keturunan yang sehat dan normal, maka kegiatan atau konseling menjadi sangat
penting untuk diperhatikan dan dilakukan oleh setiap calon pasangan suami istri yang akan menikah.

4. Konseling Genetik

Konseling genetik yaitu suatu konseling yang dilakukan agar mendapatkan kelahiran anak-anak yang
sehat dan normal, serta menghindari kelahiran cacat fisik maupun cacat mental. Konseling sudah
dilakukan di negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Kanada, Australia, dsb. Cara ini mencakup
telaah yang luas dan terinci mengenai riwayat kesehatan suami maupun istri untuk menentukan apakah
ada, kapan, dan dalam bentuk apa abnormalitas fisik atau mental yang terdapat dalam keluarga mereka.
Kalau penelitian riwayat kesehatan menunjukkan atau menyimpulkan bahwa terdapat beberapa
abnormalitas genetik dalam keluarga suami atau keluarga istri, atau kalau salah satu anak dalam
keluarga mempunyai kondisi yang berasal dari keturunan dan dari pengalaman lingkungan, orang tua
diberitahu tentang kemungkinan mempunyai anak cacat dan disarankan untuk menggunakan teknik-
teknik keluarga berencana untuk mencegah kehamilan. Kalau kehamilan sudah terjadi, mereka
disarankan untuk mempertimbangkan abortus/pengguguran.

5. Menjalankan empat tips prenatal

a. Ajaklah bayi dalam kandungan Anda Berbicara

Salah satu cara paling sederhana bagi Anda untuk melakukannya adalah untuk mulai berkomunikasi
dengan bayi Anda dan merasakan bahwa ia sudah hadir dengan Anda. Perlakukan bayi sebagai makhluk
yang sadar dan sesungguhnya. Mulailah berbicara, bernyanyi atau bahkan bersenandung kepada bayi
Anda. Ini akan membantu mereka terbiasa dengan suara Anda dan mulai untuk mengenali formasi
bahasa.

b. Pikirkan tentang bayi Anda

Walaupun bayi Anda tidak secara fisik hadir bersama Anda pada saat ini, Anda masih dapat berpikir
tentang sekarang atau ketika Anda akan segera bertemu. Bayi Anda akan dapat merasakan kasih sayang
Anda dan ini akan memberinya rasa nyaman, cinta dan stabilitas emosi

Gunakan pengalaman sehari-hari untuk mempersiapkan bayi Anda untuk kehidupan setelah
kelahirannya

Pengalaman pranatal adalah semua tentang bayi Anda untuk mempersiapkan kehidupan setelah
kelahiran. Jadi gunakan pengalaman sehari-hari untuk berbagi dengan bayi Anda. Membuat
pengalaman dari kegiatan kecil dalam kehidupan sehari-hari Anda. Bicara tentang pengalaman Anda
kepda bayi Anda

c. Sentuhlah bayi Anda

Anda mungkin telah memperhatikan bahwa Anda sering menggosok, tepuk atau menyentuh perut
Anda sepanjang hari. Mungkin itu karena secara tidak sadar kita tahu bahwa ini adalah salah satu cara
fisik untuk menjangkau dan berkomunikasi dengan bayi yang belum lahir. Anda dapat menyentuh perut
Anda dengan cara yang berbeda dan menjelaskan perbedaan dari sentuhan setiap bayi Anda saat Anda
melakukan itu yaitu menepuk, membelai, mengusap dan sebagainya. Anda dapat menggosok perut
sering-sering ketika Anda mandi, saat Anda menggunakan krim anti-stretch mark di perut Anda bisa
mengosok bahkan menepuk dengan lembut perut Anda, atau mengetuk perut secara berirama pada
waktu Anda mendengarkan music.
d. Jauhkan stres

Stres ibu memiliki dampak langsung yang negatif pada pembentukan kepribadian bayi Anda bahkan
sejak dalam rahim. Anda lihat, bayi Anda benar-benar tergantung pada Anda untuk semua kebutuhan
nya, termasuk konten fisik, psikologis dan emosional. Anda harus ingat bahwa bayi Anda masih sangat
rapuh dan subur, sehingga Anda harus berhati-hati dengan jenis lingkungan dan pengaruh yang sedang
Anda ciptakan baginya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang tua yang terlibat dalam stimulasi pralahir memiliki
ikatan dekat dan kuat dengan anak-anak mereka.

6. Mulai mendidik anak dalam kandungan

Pertama, berfikir positif. Ibu yang berfikir positif membantu janin belajar lebih baik di
dalam rahim. Basis lingkungan sosial janin adalah sang ibu. Dan pendidikan yang benar
dimulai dengan ibu yang sehat dalam segala hal. Untuk itu kondisi fisik dan kejiwaan sang
ibu harus prima selama mengandung.

Kedua, sering bersenandung mengagungkan asma Allah dan memperdengarkan


musik bernuansa Islami agar anak terdidik mengenal Allah sejak dini. Memperdengarkan
musik klasik juga dapat menstimulasi kecerdasannya dan bahkan dapat mempertinggi
kemampuan pengembangan bahasanya kelak.

Ketiga, hindari situasi tertekan karena kondisi ini bisa meningkatkan level hormon
janin pada tahap yang dapat memblokir proses kemampuan pembelajaran pralahir.

Keempat, carilah kegiatan belajar sendiri. Apapun itu. Walaupun janin tidak akan
belajar secara langsung dari aktifitas sang ibu, akan tetapi perilaku mental ibu yang sehat
akan menjadi kenyamanan dan keamanan tersendiri bagi janin dan hal itu akan
memberinya fondasi perilaku yang positif terhadap pembelajaran setelah dia lahir.

Peran (calon) ayah dalam hal ini tidak kalah pentingnya. Karena tidak sedikit
perilaku mental (calon) ibu yang tertekan ditimbulkan oleh perilaku ayah yang kurang
menunjukkan dukungan moral pada ibu yang sedang mengandung. Istri yang hamil secara
fisik umumnya kurang fit. Adalah tugas suami untuk memberi dukungan penuh untuk
menjamin kondisi mental istri dalam kondisi stabil sampai janin lahir ke dunia.

SIMPULAN
Masa prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan
manusia. Proses pertumbuhan dan perkembangannya dimulai sejak terjadinya konsepsi, yakni
pertemuan antara sperma dan sel telur (ovum) yang akan menghasilkan benih manusia (zygote) yang
kemudian berkembang menjadi organism atau janin (embrio) sebagai calon manusia yang dikenal
sebagai fetus (bayi dalam kandungan). Pada umumnya, masa prenatal berlangsung sekitar sembilan
bulan atau 266 hari dan berakhir pada saat bayi dilahirkan. Variasi individual memang sering terjadi, ada
yang lahir lebih awal (premature) dari waktu tersebut dan ada pula yang lebih lambat (late mature),
tergantung pada kondisinya masing-masing.

Ada tiga faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan pada masa prenatal, yaitu
faktor pembawaan (heredity) yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses
perkembangan, dan faktor waktu (time) yang merupakan saat-saat tibanya masa peka atau kematangan
(maturation).

Masa prenatal merupakan masa yang harus mendapat perhatian serius, karena apapun yang
terjadi pada masa ini, baik positif maupun negative, akan berpengaruh pada tahap-tahap perkembangan
selanjutnya. Setiap kondisi yang tidak baik akan membawa dampak buruk bagi pertumbuhan dan
perkembangannya di kemudian hari. Oleh sebab itu, berbagai cara dan upaya dilakukan oleh para ahli
psikologi perkembangan dan para ahli medis agar proses pertumbuhan dan perkembangan masa
kehamilan berjalan dengan baik dan lancar. Namun, upaya ini tidak akan maksimal tanpa adanya
kerjasama dari calon ayah dan calon ibu.

https://elfatraniy.wordpress.com/2014/03/20/perkembangan-masa-prenatal-
konsepsi/PERKEMBANGAN MASA PRENATAL (KONSEPSI)

PERKEMBANGAN MASA PRENATAL (KONSEPSI)

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu: Imron, MA

Disusun oleh:

Nama : Amin Wahyu Handoko

NPM : 13.0401.0009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG


2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada hakikatnya senantiasa mengalami pertumbukan dan perkembangan. Proses


perkembangana kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umumnya, manusia akan selalu
berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai sejak masa prenatal, masa
bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja, dewasa, dan kemudian meninggal.

Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu disaat
manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu. Namun, masih banyak orang yang cendrung
menganggap bahwa permulaan perkembangan psikologis dimulai pada saat anak dilahirkan. Akibat
kecenderungan ini, kebanyakan dari mereka tidak melakukan hal-hal yang dapat mempengaruhi
perkembangan psikologis anak paa masa prenatal. Padahal pada masa inilah penentu dan pembentuk
karekter dan tingkah laku anak sesudah lahir.

Melihat keadaan yang demikian, tentu sangaty perlu untuk segera diluruskan. Inilah yang
menyebabkan perkembagan masa prenatal perlu untuk dipelajari. Karena begitu pentingnya
memahami masa perkembangan prenatal, maka dari itu dalam makalah kali ini penulis mencoba
menjelaskan secara mendalam mengenai masa perkembangan ptenatal, dengan harapan dapat
menambah pengetahuan yang berguna bagi kehidupan para pembaca dan penulis khususnya.

B. Rumusan masalah

Agar pembahasan lebih terfokus pada permasalahan, maka kami membatasi pokok kajian dengan
beberapa pertanyaan berikut ini:

Apa yang dimaksud dengan tahap perkembangan prenatal?

Apa tahap-tahap perkembangan masa prenatal?

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan prenatal?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Masa Pre-Natal

Drs. Agoes Dariyo, Psi

Masa perkembangan pre-natal adalah masa pertumbuhan dan perkembangan calon makhluk hidup
yang berada di dalam rahim calon seorang ibu.

Elisabeth B. Hurlock

Masa pre-natal adalah masa konsepsi atau pertumbuhan, masa pembuahan sampai dengan masa
pertumbuhan, dan perkembangan individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu dan spermazoa
pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada perempuan terjadilah konsepsi atau
pembuahan, perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis berupa pembentukan
struktur tubuh.
William Sallenbach (1998)

Periode pranatal atau pralahir merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi dan mental
bayi. Ini adalah suatu masa di mana kedekatan hubungan antara bayi dan orangtua mulai terbentuk
dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan kemampuan dan
kecerdasan bayi dalam kandungan.

B. Tahap-Tahap Perkembangan Masa Prenatal

Perspektif Islam

Para ahli psikologo islam membagi periode prenatal atas beberapa tahap. Sebagaimana dijelaskan
dalam Al-Qur’an surat al-Mukminun ayat 12-14 berikut:

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang\ kokoh (rahim). Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik.

Tahap-tahap perkembangan masa prenatal berdasarkan al-qur’an seperti yang dijelaskan pada ayat
diatas dapat diuraikan lebih jelas sebagai berikut:

Tahap Sulalatin Min Thin (Saripati Tanah)

Pada tahap inin manusia makan dari hasil bumi dan ketika saripati tanah masuk ke dalam tubuh
manusia, saripati itu lantas dipakai tubuh sebagai starting materials dalam proses metabolisme
perbentukan nutfah di dalam sel-sel reproduksi.

Tahap Nuthfah

Kata nutfah sering kali diterjemahkan dengan air mani atau setetes mani. Kata yang biasa digunakan
adalah hampir serupa dengan nutfah adalah nutfatin amsyaaj, atau setetes mani yang bercampur. Ini
berarti pencampuran dua nutfah atau benih yaitu dari laki-laki (sperma) dan dari perempuan (sel
telur, ovarium)

Nutfah juga disebut sebagi air yang hina (maa’in mahiin, surat al-mursalat:20) atau air yang
terpancar (maa’in daafiq, surat at-thaariq:6). Menurut hitungan para ahli, sperma yang kuat dalam
satu kali ejakulasi berjumlah jutaan ekor. Akan tetapi dari jumlah sebanyak itu, hanya satu yang
dapat melakukan pembuahan. Setelah pembuahan berlangsung, terjadilah perubahan yang cepat
pada indung telur. Dengan segera, indung telur menghasilkan membran yang mencegah sperma lain
untuk ikut melakukan pembuahan.

Tahap ‘Alaqah

Setelah lima jam dalam bentuk zigot, kemudian zigot tersebut membelah diri tanpa merubah ukuran
dan bergerak melalui tabung yang menghubungkan indung telur dan rahim. Zigot selanjutnya
menempelkan diri di dinding rahim.

Proses pembuahan dan perjalanan zigot hingga akhirnya menempel di dinding rahim yang memelukan
waktu hingga enam hari. Zigot tetap menempel pada dinding rahim dan tumbuh hingga hari ke-15
ketika bentukan ‘alaqah dimulai.
‘Alaqah merupakan bentuk praembrionik yang terjadi setelah pencampuran sperma dan ovarium.
‘Alaqah oleh para ilmuwan disamakan dengan lintah karena hidupnya tergantun pada darah ibunya.
‘Alaqah terbentuk sekitar 24-25 hari sejak pembuahan. Jika jaringan praembrionik ini digugurkan
maka ia akan tampak seperti segumpal darah.

Tahap Mudhghah

Embrio berubah bentuk dari tahapan ‘alaqah ke permulaan tahapan mudhghah pada hari ke 24 atau
26. Waktunya relatif lebih cepat ketimbang perubahan dari tahap nutfah ke ‘alaqah.

Tahapan mudhghah ditandai dengan bermulanya pertumbuhan dan pembiakan sel yang luar biasa.
Segumpal daging ini terdiri dari sel-sel atau jaringan-jaringan yang sudah maupun yang belum
mengalami diferensiasi.

Pada minggu ke-5, jantung mulai berdetak. Embrio juga sudah mengembangkan plasenta, suatu
bentuk tabung yang masuk kedalam dinding rahim dan mengalirkan oksigen serta makanan dari
darah ibu ke tubuh janin. Tahapan mudhghah berakhir pada munggu ke-6, kurang lebih pada hari ke-
40.

Tahap ‘Idzaman

Tahap pembentukan tulang ini jelas sangat penting, dimulai dengan bentuk seperti daging atau
permen karet dengan lekukan dan tonjolan seperti digigit-masa mudhghah, dengan cepat berubah
menjadi sesuatu dengan bakal orang yang mulai tampak, walaupun tentuk manusia belum kelihatan
secara jelas. Kemudian dalam waktu singkat –beberapa hari pada akhir minggu ke-6, terbentuk
tulang-tulang yang merubah penampakan secara drastis menjadi mirip manusia.

Pada minggu ke-7, bentuk manusia semakin nyata dengan bermulanya pembentukan kerangka. Masa
ini –sekitar hari ke-40 hingga 45- adalah garis batas yang membedakan masa mudhghah dan bentuk
manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masa antara hari ke-40 hingga 45 adalah hari-
hari yang sangat penting bagi perkembangan embrio. Pada waktu itulah embrio berubah bentuk
menjadi bentuk manusia. Pembentukan tulang ini akan semakin berbentuk mirip manusia setelah
pada tahap berikutnya tulang itu diselimuti otot dan daging.

Tahap Lahman

Dengan selesainya masa pembulatan tulang dengan lahm (otot dan daging), bentuk semakin jelas.
Otot mengambil posisi di sekeliling tulang di sekujur tubuh. Dengan demikian kata “memberi pakaian”
kepada tulang yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah tepat adanya. Bagian-bagian tubuh embrio
yang semula terpisah-pisah telah saling terhubung. Seiring dengan selesainya fase pembentukan otot,
embrio manusia pun mulai dapat digerakkan.

Pembungkusan tulang oleh otot dan daging merupakan babak baru dalam perkembangan anak
manusia. Seiring usianya proses membentukan otot, embrio mulai dapat bergerak. Masa ini, dimulai
pada akhir minggu ke-7 dan berakhir pada akhir minggu ke-8, dianggap sebagai babak akhir
pembentukan embrio, atau dalam bahasa Arab disebut takhalluq. Akhir fase embriologi ini segera
diikuti dengan fase dimulainya perkembangan janin, yang dalam Al-Qur’an dibahasakan dengan
nasy’ah alias perkembangan.

Tahap Takhalluq (perkembangan)

Pada akhir minggu ke-8, satu fase penting dimulai. Perubahan fase ini jauh lebih cepat ketimbang
tahap-tahap sebelumnya. Embrio berubah menjadi makhluk lain saat ukuran kepala, tubuh, kaki dan
tangan mulai mencapai ukuran proporsional. Ini terjadi antara minggu ke-9 dan 12. Pada minggu ke-
10, organ kelamin bagian luar sudah terbentuk. Tulang yang semulaterdiri atas unsur-unsur lunak
berubah menjadi bahan kapur yang keras pada minggu ke-12. Jari kaki dan jari tangan juga sudah
dapat dibedakan pada minggu ini.

Berat janin meningkat signfikan pada mingg-minggu ini seiring perkembangan otot dan dagingnya.
Pada saat ini janin sudah secara sadar menggunakan tangannya untuk menangkap sesuatu,
menendang dengan kakinya atau bahkan melakukan salto. Pada saat ini pula janin sudah dapat
melakukan apa yang di ingiinkannya.

Pada tahap ini, semua organ sudah berfungsi. Janin siap untuk hidup di luar rahim sejak berumur
sekitar 22-26 minggu, yakni kurang lebih 6 bulan pasca pembuahan. Namun tentunya ini terjadi bila
sistem pernafasan dan syarafnya berfungsi normal.

Perspektif Barat

Pada umumnya ahli psikologi Barat membagi periode prenatal atas tiga tahapan yaitu tahap germinal
atau zigot, embrionik, dan janin. Untuk lebih jelasnya ketiga tahap perkembangan periode prenatal
ini, berikut akan diuraikan masing-masing.

Tahap Germinal (Germinal Stage)

Tahap germinal, Yang sering juga disebut periode zigot. Ovum atau periode nutfah. Adalah periode
awal kejadian manusia. Periode germinal ini biasanya berlansung kira-kira 2 minggu pertama dari
kehidupan. Yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (Ovum)
wanita yang dinamakan dengan pembuahan (Fertilization) periode dari ovum, berjalan sejak konsepsi
sampai akhir minggu ke 2.

Ovum yang telah dibuahi namanya zigotezigut ini membagi-bagi diri sehingga terdiri dari banyak sel-
sel. Ada yang menjadi lapisan luar nanti akan berkembang menjadi jaringan-jaringan yang melindungi
dan memberi makanan pada individu selama dalam masa prenatal. Dan bagian dalam dari sel menjadi
embiyo. Periode ini berarti karena 2 hal.

1) Ovum dapat mati sebelum melekat pada dinding uterus, misalnya karna kurang mendapat
makanan.

2) Implantasi mungkin tidak terjadi dan zygote akan terbawa keluar dengan mensturasi.

3) Kemudian zigot membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan yang disebut Blas
Tukis.

Blastakis yang berisikann cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan. Dalam waktu singkat
sel-sel blustukis akan terbentuk plasenta, tali pusat, sistem pencernaan dan sebagainya. Setelah
beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastakis menempel di dinding rahim. Blastakis
yang tertanam di dinding rahim inilah yang disebut embrio. Dan peristiwa ini sekaligus manundukkan
akhir dari tahap germinal dan permulaan tahap embrio.

Tahap Embrio (Embriyonic stage)

Tahap yang kedua dari periode prenatal disebut tahap embrio. Yang dalam psikologi islam disebut
Alaqoh, Yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini dimulai dari 2 – 8 minggu
setelah pembuahan, yang di tandai dengan tejadinya banyak perubahan pada semua organ utama
dan sistem fisiologis. Tetapi karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, Maka bagian tubuh
embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian ia sudah terlihat
jelas dan dapat di kenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.
Selama periode embrio ini pertumbuhan terjadi dalam dua pola, Yaitu Cephalocaudal dan Proxi
modistal. Di Samping itu, Dalam periode embrio ini terdapat tiga sarana penting yang memantu
perkembangan struktur anak. Yaitu kantong Amniatik, Plasenta, Tali pusar.

Periode embriode ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem sarap. Hal ini
terlihat bahwa umur 6 minggu embrio telah dapat di kenali sebagai manusia. Umur 8-9 Minggu
perubahan janin semakin terlihat dengan jelas.

Arti dari pada pariode ini :

1) Pada akhir periode ini individu sudah merupakan manusia, Oleh karena semua alat, Kelenjar
dan lain sebagainya sudah mulai berkembang.

2) Dalam periode ini banyak kemungkinan adanya keguguran hal ini dapat di sebabkan oleh
karena ibu mengalami Sock emosional, Jatuh, Kurang makan, Kurang baik bekerjanya kelenjar-
kelenjar tertentu dari ibu yang menyebabkan embrio terlepas dari dinding rahim.

Tahap Janin

Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut periode fetus atau periode janin, Yang
dalam fsikologi Islam disebut periode Mudghoh periode ini di mulai dari 9 minggu sampai lahir.

Setelah 8 minggu kehamilan, Embrio berkembang menjadi sel-sel tulang dalam hal ini embrio
memperoleh suatu nama baru yaitu janin (Fetus). Dalam periode ini cirri-ciri fisik orang dewasa
secara lebih proporsional mulai terlhat. Menurut psikologi islam setelah jain dalam kandungan genap
berusia 4 bulan, Yaitu ketika janin telah berbentuk sebagai manusa maka di tiupkan ruh ke dalam
jann tersebut juga ditentukan hukum perkembagan seperti masalah yang berhubungan dengan
tingkah laku (Sifat, karakter, dan bakat), Kekayaan batas usia. Riset baru menunjukkan bahwa janin
juga telah mampu mendegarkan atau responsive terhadap stimulasi dari lingkungan eksternal.
Terutama sekali terhadap pola-pola suara. Jadi bayi yang baru lahir menunjukkan suatu pilihan yang
jelas berdasarkan pada pengalamannya selama masa prenatal (Docasper dan Spence, 1986)

Tahap-tahap dalam perkembangan pranatal secara terperinci sebagai berikut:

Minggu ke- 1 Ovum yang telah dibuahi akan turun melalui tuba fallopi menuju ke uterus .

Minggu ke- 2 Embrio melekatkan dirinya pada dinding uterus dan berkembang dengan
cepat.

Minggu ke-3 Embrio mulai berbentuk, bagian kepala dan ekor dapat dibedakan dan jantung
sederhana mulai berdenyut.

Minggu ke-4 Permulaan pembentukan daerah mulut, saluran pencernaan dan hati. Jantung
mulai berkembang dengan pesat serta daerah kepala dan otak mulai dapat dibedakan.

Minggu ke-6 Tangan dan kaki mulai terbentuk, namun lengan masih terlalu pendek dan
tumpul untuk saling bertemu, hati mulai membentuk sel darah merah.

Minggu ke- 8 Panjang embrio sekitar 1 inci. Wajah, mulut, mata dan telinga mulai
mempunyai bentuk yang jelas. Pertumbuhan otot dan tulang dimulai.

Minggu ke- 12 Panjang janin sekitar 3 inci. Ia mulai membentuk seorang manusia, walaupun
perbandingan kepala terlalu besar. Wajah mempunyai profil seperti bayi. Kelopak mata dan kuku
mulai terbentuk, dan jenis kelamin dapat dibedakan dengan mudah. Susunan saraf masih sangat
sederhana.

Minggu ke-16 Panjang janin sekitar 4,5 inci. Gerakan yang dilakukan janin sudah mulai
dirasakan oleh ibu. Kepala dan organ-organ dalam tubuh berkembang dengan pesat. Perbandingan
bagian-bagian tubuh mulai menyerupai bayi.

5 Bulan Kehamilan hampir sempurna. Panjang janin sekitar 6 inci dan mampu
mendengar serta bergerak lebih bebas. Tangan dan kaki sudah lengkap.

6 Bulan Panjang janin sekitar 10 inci. Mata sudah terbentuk dengan lengkap dan
bintik-bintik pengecap timbul pada lidah. Janin mampu bernafas dan menangis lemah, seandainya
kelahiran berlangsung prematur.

7 Bulan Usia kehamilan yang penting. Janin mencapai tahap “mampu hidup“, (bila
lahir prematur). Secara fisiologis janin mampu membedakan macam-macam rasa dan bau. Rasa sakit
relatif belum ada. Kemampuan bernafas dangkal dan tak teratur. kemampuan menghisap dan
menelan masih lemah.

7 Bulan sampai masa kelahiran

Janin lebih siap untuk hidup secara mandiri di luar rahim. Tegangan otot bertambah, gerakan menjadi
lebih sering dan pernafasan menjadi jelas, kunyahan, hisapan, dan tangisan lapar menjadi lebih kuat.
Setelah minggu ke 38 (9 bulan). Bayi siap lahir biasanya ia berputar sehingga posisi kepalanya turun
kearah pelvis. Pada awal proses kelahiran atau partus (labour) si ibu biasanya mengalami kontraksi
otot yang kuat dan lentur. Ujung bawah uterus (cervix), perlahan-lahan membuka, makin lama makin
lebar. Setelah 12 jam (lamanya bisa berubah-ubah), diameter cervix kira-kira mencapai 10 cm. Tahap
kedua berlangsung kira-kira satu jam kontraksi yang semakin kuat mendorong bayi turun melalui
cervix, lalu ke vagina dan akhirnya keluar dari tubuh itu yang dimulai dengan pecahnya membran di
sekitar bayi, kemudian keluar Cairan atau amnion atau air tuban, terjadilah proses kelahiran yang
mengakhiri masa kehamilan.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan masa pranatal

Kesehatan Ibu

Penyakit yang diderita oleh ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa pranatal. Apalagi
penyakit tersebut bersifat kronis seperti, kencing manis, TBC, penyakit kelamin, dan sebagainya. Itu
dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian pula bila terjadi benturan ketika janin
berusia 3 bulan disertai dengan gangguan-gangguan kesehatan pada ibu, seperti influensa, gondok,
cacar, dapat merusak perkembangan janin.

Gizi Ibu

Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa pranatal adalah gizi ibu. Hal ini
terjadi karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh
melalui darah ibunya. Oleh sebab itu makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup
protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan
oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.

Pemakaian bahan-bahan kimia oleh Ibu

Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah
ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat
menimbulkan efek samping, baik pada fisik maupun pada sistem kimiawi dalam tubuh janin yang
disebut metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan di dalam rahim ibu yang
secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.

Keadaan dan Ketegangan Emosi Ibu

Keadaan emosinal ibu selam kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan masa pranatal. Hal ini terjadi karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan,
kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis, antara lain
meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai
tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat
janin kekurangan udara. Dan ini mengakibatkan kelahiran bayi yang abnormal.

BAB III

A. KESIMPULAN

Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu di
saat manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu.

Tahap-tahap dalam masa perkembangan manusia menurut ahli psikologi Islam dan Barat terdapat
perbedaan. Para ahli psikologi islam membagi tahap-tahap masa perkembangan prenatal sebagai
berikut: tahap sulalatin min thin, muthfah, ‘alaqah, mudhghah, ‘idzaman, lahman, dan takhalluq.
Sendangkan menurut Barat hanya ada 3 tahap yaitu: tahap zigot, embrio dan janin.

Dalam masa perkembangan prenatal juga terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi
janin seperti: kesehatan ibu, gizi ibu, pemakaiaan bahan-bahan kimia oleh ibu, dan keadaan dan
ketegangan emosi ibu.

B. PENUTUP

Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Tentulah penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah yang akan
datang.

DAFTAR PUSTAKA

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI dengan
lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Penciptaan Manusia: Dalam Perspektif Al-Qur’an dan
Sains,Jakarta: :ajnh Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010

Dariyo, A. (2007).Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Jakarta: Refika Aditama.

Gunarsa, S.D. (1990). Dasar Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Nurul Azizah Aw Nezha el Zahra, Pekembangan masa


prenatal, http://neezhaa.blogspot.com/2013/05/psikologi-perkembangan.html, diunduh pada
tanggal 19 Maret 2014

Karakteristik perkembangan masa


prenatal,http://fithgallagher.wordpress.com/2010/09/30/karakteristik-perkembangan-masa-prenatal/,
diunduh pada tanggal 19 Maret 2014
https://fithgallagher.wordpress.com/2010/09/30/karakteristik-perkembangan-masa-prenatal/1.
Tahap-tahap Perkembangan Masa Prenatal
Para ahli membagi pertumbuhan dan perkembangan masa prenatal menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Tahap Germinal
Tahap germinal (praembrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia. Proses ini dimulai
ketika sperma melakukan penetrasi terhadap sel telur dalam proses pembuahan yang
normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap
ini zygote terbentuk, kemudian bergerak ke bawah tubafalopi menuju rahim. Zygote ini
merupakan sel tunggal yang kemudian akan mengalami perkembangbiakan menjadi dua sel
identik. Sel-sel tersebut terus berkembang menjadi jutaan sel. Proses perkembangan zygote di
dalam rahim ini disebut blastosyst. Bagian luar blastosystakan menjadi plasenta, sedangkan
bagian dalam akan menjadi embrio.
Pada minggu kedua, placenta mulai terbentuk. Bagian dalam sel memadat dan berkembang
menjadi tiga lapisan yang disebut piringan embrionik (embryonic disc), yaitu: (a) ectoderm,
lapisan paling luar yang akan berkembang menjadi kulit janin, (b) endoderm, lapisan paling
dalam yang bakal menjadi organ-organ internal, seperti sistem pernafasan, sistem pencernaan,
pancreas atau organ internal lainnya, (c) mesoderm, lapisantengah yang berfungsi untuk
memisahkan antara kulit dalam, otot-otot, tulang, sistem sirkulasi udara maupun pengeluaran
lain (anus).
Zigote yang sudah menjadi calon makhluk hidup mulai menempel pada dinding rahim. Proses
menempel atau melekatnya zigot pada dinding rahim setelah masa konsepsi dinamakan
implantasi.
b. Tahap Embrio
Tahap embrio dimulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam
tahap ini, system dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Masa ini dianggap
sebagai masa yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang pesat dapat terganggu
oleh kondisi yang kurang baik. Bila organism memperoleh perawatan intensif, maka ia akan
berkembang menjadi individu yang normal, sehat fisik maupun psikis. Sebaliknya bila kurang
memperoleh perhatian dengan baik, organism akan berkembang menjadi individu yang
abnormal, baik fisik ataupun psikis.
Diantara placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh darah mirip tali panjang yang disebut tali
pusar. Salah satu pembuluh ini berfungsi untuk mengangkut darah yang berisi sari makanan
dan oksigen dari placenta ke bayi, Dua saluran yang lainnya berfungsi untuk melakukan
transportasi darah yang berisi karbondioksida dan pembuangan dari bayi ke placenta. Jika kita
mengikuti perkembangan embrio, kita akan menemukan setelah empat minggu, proses
differensiasi mulai terjadi dimana sekelompok sel di dalam embrio mengubah dirinya menjadi
bentuk organ tertentu yang lebih besar.
c. Tahap Janin
Masa ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Embrio yang berkembang menjadi janin
sudah memiliki organ-organ internal (jantung, paru-paru, usus besar dan sebagainya) dan
eksternal (tangan, kaki, jari-jari kepala) secara lengkap. Janin makin memanjang dan system
organ tubuh berkembang semakin kompleks. Hal ini akan terus berlangsung hingga organisme
itu matang dan siap untuk dilahirkan.
Periode Janin (akhir bulan kedua perhitungan menurut bulan sampai lahir)
1. Terjadi perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah terbentuk, baik dalam bentuk/rupa
maupun perubahan aktual, dan terjadi perubahan dalam fungsi. Tidak tampak bentuk-bentuk
baru pada saat ini.
2. Pada akhir bulan ketiga, beberapa organ dalam cukup berkembang sehingga dapat mulai
berfungsi. Denyut jantung janin dapat diketahui sekitar minggu kelima belas.
3. Pada akhir bulan kelima, berbagai organ dalam telah menempati posisi hampir seperti posisi di
dalam tubuh dewasa.
4. Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga, jumlahnya meningkat pesat selama bulan-bulan
kedua, ketiga, dan keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan terus berlangsung atau
tidak, bergantung pada kondisi di dalam tubuh ibu, seperti kekurangan gizi yang sebaliknya
mempengaruhi perkembangan sel saraf terutama dalam bulan-bulan terakhir periode prenatal.
5. Biasanya gerak-gerak janin tampak pertama kali antara minggu kedelapan belas dan dua puluh.
Kemudian meningkat cepat sampai akhir bulan kesembilan di mana gerakan mulai berkembang
karena penuhnya pembungkus janin dan tekanan pada otak janin pada saat janin mengambil
posisi kepala di bawah di daerah pinggul dalam persiapan untuk lahir. Gerak-gerak janin ini
berlainan macamnya, yaitu menggelinding dan menendang, gerak pendek atau cepat.
6. Pada akhir bulan ketujuh, janin sudah cukup berkembang dan dapat hidup bila lahir sebelum
waktunya.
7. Pada akhir bulan kedelapan, tubuh janin sudah lengkap terbentuk, meskipun lebih kecil
dibandingkan dengan bayi normal yang cukup bulannya.

http://veronikaliyanti.blogspot.co.id/2014/09/psikologi-perkembangan-
perkembangan_69.htmlPERKEMBANGAN PRENATAL

A. Definisi Prenatal

 Drs. Agoes Dariyo, Psi

Masa perkembangan pre-natal adalah masa pertumbuhan dan perkembangan calon makhluk
hidup yang berada di dalam rahim calon seorang ibu.

 Elisabeth B. Hurlock

Masa pre-natal adalah masa konsepsi atau pertumbuhan, masa pembuahan sampai dengan
masa pertumbuhan, dan perkembangan individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu dan
spermazoa pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada perempuan terjadilah
konsepsi atau pembuahan, perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis
berupa pembentukan struktur tubuh.

 William Sallenbach (1998)

Periode pranatal atau pralahir merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi dan
mental bayi. Ini adalah suatu masa di mana kedekatan hubungan antara bayi dan orangtua mulai
terbentuk dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan
kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan.

Tingkat prenatal merupakan dasar kejadian manusia terjadi sebelum mereka lahir ke alam
dunia ini. Proses perkembangan ini terjadi dalam rahim ibu. Proses perkembangannya dimulai
ketika terjadi pembuahan antara sperma dari pria dengan ovum dari perempuan dan berikutnya
akan melalui tiga tahap utama yaitu tahap germinal, embrio dan akhirnya fetus atau janin sampai
lahirnya seseorang bayi itu. Proses perkembangan ini berlangsung selama sekitar sembilan bulan
atau 266 hari.

Namun, ada kalanya usia kelahiran dapat terjadi secara mendadak dan terjadi sebelum usia
enam bulan. Karena kondisi fisik janin yang belum genap berusia tujuh bulan sangat lemah, belum
mampu bernafas secara mandiri, dan metabolism tubuh belum berfungsi sempurna, akibatnya janin
tersebut cenderung meninggal dunia karena belum mampu menyesuaikan dengan lingkungan di
luar rahim ibunya.
B. Ciri-ciri Masa Prenatal

Menurut Hurlock, meskipun relatif singkat, periode pranatal mempunyai enam ciri penting,
masing-masing ciri mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang kehidupan.

Ciri-ciri itu adalah :


1. Terjadinya pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua janin. Kondisi ini akan
dipengaruhi oleh kromosom yang disumbangkan oleh kedua orang tua janin. Menurut Monks dan
knoers, dalam hal ini sering ditemukan adanya penyimpangan genetis yang disebabkan oleh
kelebihan jumlah kromosom. Akibatnya akan memiliki anak yang memiliki penyakit down sindron.
Dalam hal ini telah dapat diramalkan bahwasanya usia seorang ibu ketika hamil memiliki pengaruh
terhadap penyimpangan genetis ini. Usia seorang ibu yang memiliki umur 35 sampai dengan 39
akan memiliki kesempatan memiliki penyimpangan genetis dengan sekala 1 berbanding 180.
2. Adanya pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu yang akan menunjang perkembangan sifat
bawaan dan perkembangannya baik itu sifat yang baik maupun sifat yang buruk, dan hal ini akan
berpengaruh pada pola perkembangan yang akan datang. Menurut Monks dan Knoers ibu yang
sakit dapat memberikan efek yang tidak baik bagi janinnya. Contohnya ibu yang terkena penyaki
penyakit campak, AIDS, dan cytomegalovirus. Menurut hasil penelitian, ada kurang lebih 3000 anak
yang terkena HIV akibat diturunkan oleh ibunya. Namun tidak semua ibu yang terkena HIV dapat
menurunkan penyakit tersebut pada anaknya.
3. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-
kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
4. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode pranatal
dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu. Terdapat pertumbuhan
yang begitu cepat pada masa pranatal ini. Yang tadinya berupa butiran kecil yang hanya bisa dilihat
melalui picroscop hanya dengan waktu 280 hari beratnya bisa mencapai 7 pon dan diperkirakan
pada masa ini berat badan bertambah 11 juta kali.
5. Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis.
Dinyatakan bahaya, karena pada masa pranatal akan berpengaruh panjang pada masa pertmbuhan
dan perkembangan janin di masa yang akan datang.
6. Periode pranatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-
sikap yang baru diciptakan. Dalam hal ini. W Hijayati dan Sri Purnami menjelaskan dalam bukunya
tentang pendidikan dalam masa kandungan dengan tujuan untuk belajar dini dan mendorong
perkembangan positif terhadap psikologis anak dan orang tua. Dan dalam hal ini. seorang bayi yang
sudah berusia 20 minggu dalam kandungan sudah bisa merasakan gelap dan terang. Dan pada
usia ini orang tua sudah bisa memberikan dorongan stimulus pada janin untuk mengoptimalkannya.

C. Tahap Perkembangan Prenatal

Perkembangan prenatal terjadi dalam tiga tahap: germinal, embryonic, dan fetal. Sepanjang tiga
tahap kehamilan, zygote yang berasal dari satu sel berkembang menjadi embrio dan kemudian
janin. Baik sebelum maupun setelah lahir, perkembangan berjalan sesuai dengan dua prinsip
fundamental. Pertumbuhan dan perkembangan motor terjadi dari atas ke bawah dan dari tengah
tubuh ke luar.

Prinsip cephalocaudal (dari bahasa latin yang berarti “kepala ke ekor”) menyebutkan bahwa
perkembangan bergerak dari kepala ke bagian bawah tubuh. Kepala , otak, dan mata embrio
berkembang lebih dahulu dan besarnya menjadi sangat tidak proporsional sampai perkembangan
bagian tubuh yang lain menyusul. Pada bulan kedua kehamilan, kepala embrio setengah panjang
badan. Pada saat lahir, kepala hanya seperempat dari panjang tubuhtetapi besarnya masih tidak
proporsional. Merujuk kepada prinsip proximodistal (dari bahasa latin, “jauh ke dekat”),
perkembangan bergerak dari bagian yang dekat dengan tengah tubuh ke arah luar. Kepala dan
tubuh embrio berkembang sebelum tangan-kaki, dan tangan dan kaki lebih dulu sebelum jari.

1. Tahap Germinal (Germinal stage)


Tahap germinal sering juga disebut periode zigot, ovum, atau periode nuthfah adalah
periode awal kejadian manusia. Periode ini berlangsung kira-kira dua minggu pertama dari
kehidupan yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma dengan sel telur atau ovum, yang
dinamakan dengan pembuahan atau fertilization. Saat itu sel sperma bergabung dengan ovum dan
menghasilkan satu bentuk sel baru yang diebut zigot.
Kemudian zigot membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, yang
disebut blastokis. Setelah sekitar tiga hari blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi karena
jumlahnya semakin banyak maka sel ini semakin mengecil sebab blastokis tidak mungkin lebih
besar dari zigotnya yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan blastokis mengapung dan berproses
disepanjang tubafalopi.
Blastokis dibedakan atas tiga lapisan yaitu lapisan atas (ectoderm), lapisan tengah
(mesoderm) dan lapisan bawah (endoderm). Dari ectodrm berkembang menjadi rambut, gigi dan
kuku; kulit ari dan kelenjar kulit; panca indra dan sistem saraf. Dari mesoderm berkembang menjadi
otot, tulang, atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit
lapisan dalam. Endoderm atau lapisan bawah berkembang menjadi sistem pencernaan, hati,
pankreas, kelenjar ludah dan sistem pernafasan.
Dalam waktu singkat plasenta, tali pusar, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel
blastokis. Setelah beberapa hari setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim, inilah yang
disebut embrio dan peristiwa ini menandakan akhir dari tahap germinal.

2. Tahap Embrio (Embriyonic stage)


Tahap ini dimulai dari dua minggu sampai delapan minggu setelah pembuahan, yang
ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem
fisiologis.Tetapi, karena ukurannya hanya sekitar satu inci maka bagian tubuh embrio itu belum
sepenuhnya berbentuk tubuh manusia seutuhnya. Meskipun demikian, embrio sudah dapat dikenali
sebagai manusia dalam bentuk kecil.
Selama periode ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola yaitu cephalocaudal dan
proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala,
kemudian terus kebawah sampai ke bagian ekor dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan
jantung lebih dahulu berkembang daripada lengan, kaki dan tangan. Pertumbuhan proximodistal
adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat
(tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.
Dalam periode ini terdapat tiga sarana penting yang membantu perkembangan struktur anak
yaitu : kantong amniotik, tali pusar dan plasenta. Kantong amniotik berisi cairan amniotik,
merupakan cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari
goncangan fisik dan perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranakan
dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan dan anak mengembalikan sisa buangan
dari aliran darahnya. Jadi, plasenta merupakan sarana penghubung anatara ibu dan embrio. Tali
pusar adalah saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi
menghubungkan embrio dengan plasenta.
Periode ini ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem saraf. Hal ini
terlihat bahwa pada umur enam minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia, tetapi kepala
lebih besar dibandingkan bagian lain. Pada umur delapan-sembilan minggu muka, mulut, mata dan
telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah
nampak. Pada tahap ini organ-organ sex juga mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot dan
tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan
ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.

3. Tahap Janin (fetus stage)


Periode ini dimulai dari usia sembilan minggu sampai lahir. Setelah sekitar delapan minggu
kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam periode ini ciri-ciri fisik orang dewasa
secara proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai
mengecil. Kaki dan tangannya terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang
panjangnya kira-kira tiga inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat
menggerakkan kepala, tangn dan kakinya serta jantungnya mulai berdenyut.
Menurut psikologi Islam, setelah janin dalam kandungan genap berumur empat bulan, yaitu
ketika janin telah berbentuk sebagai manusia maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan
itu ditentukan hukum-hukum perkembangannya seperti masalah-masalah yang berhubungan
dengan tingkah laku (sifat, karakter dan bakat), kekayaan, batas usia dan lain-lain. Pada bulan ke-
empat dan ke-lima ini ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok
atau menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci.
Pada permulaan bulan ke-tujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira eman belas inci
dengan berat kira-kira 1,5-2,5 kilogram. Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat,
terutama ketika rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol keluar,
bergerak-gerak, dibuka dan ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya
juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, meskipun matanya masih tetap rapat. Pada bulan ke-
delapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5-3,5 kilogram dan mulai berkembang lapisan lemak
badan yang berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kelahiran. Janin dalam perut ibu
juga telah mampu mendengarkan atau merespon terhadap stimuli dari lingkungan eksternal,
terutama pola-pola suara.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal

Periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan
individu pada periode-periode berikutnya. beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
prenatal

1. Kesehatan Ibu

Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi
penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit
kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat.

2. Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup bagi penting perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah
karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang di peroleh melalui
darah ibuya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup
protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang di lahirkan
oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran
darah ibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut
dapat menimbulkan efek samping, Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang
membahayakan perkembangan janin adalah thalidomite. Pada orang dewasa, thalidomite tidak
berdampak buruk. Tetapi, pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan
thalidomite selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki
janin.Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa
prenatal.
3. Takhayul dan kenyataan di Indonesia
Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap
keadaan bayi yang akan di lahirkan. Misalnya bila ayah atau ibu atau keduanya benci sama
seseorang, maka anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah atau ibu
membunuh seekor hewan, misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil, anaknya akan mempunyai
gambar mirip ular pada kulitnnya
4. Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu
Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan,
kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis, antara lain
meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai
tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat
janin kekurangan darah.Ibu yang mangalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau
selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang
abnormal di bandingkan dengan ibu yang relative tenang dan aman.
http://irulanis.blogspot.co.id/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.htmlFaktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
setiap manusia pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan setiap perubahan yang
terjadi pasti ada yang menyebabkan. ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada anak. sebelum membahas tentang faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkemmbangan ada baiknya kita mengetahui apa itu
pertumbuhan dan apa itu perkembangan.
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel
yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah
perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup.
Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak
kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang
penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya
semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah dewasa,
manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga
kelestariannya. Sekarang, coba kamu bayangkan jika tidak terjadi pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia? Mungkin populasi manusia akan punah. Begitu juga dengan
hewan dan tumbuhan. Jika hewan dan tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, maka akan mengalami kepunahan.
Pada tumbuhan, perkembangan ini menghasilkan bermacam-macam jaringan dan organ
tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan berbedabeda antara spesies satu
dengan spesies yang lain. Tetapi, pada dasarnya memiliki persamaan tahapan perkembangan,
yaitu sebagai berikut
1. Pembelahan Sel
Setelah terjadi fertilisasi (pembuahan sel gamet jantan dan sel gamet betina), terbentuklah
zigot. Zigot mengalami pembelahan mitosis secara terus-menerus. Pembelahan ini berlangsung
sangat cepat. Sel-sel yang dihasilkan dari pembelahan disebut morula. Morula berkembang
menjadi bentuk yang berlubang disebut blastula.
2. Morfogenesis
Blastula terus mengalami pembelahan sel. Selama pembelahan ini terjadi morfogenesis, yaitu
proses perkembangan bentuk berbagai bagian tubuh embrio.
3. Diferensiasi
Blastula terus membelah dan membentuk gastrula. Dari gastrula terbentuk embrio. Sel-sel
embrio berkembang terus membentuk jaringan, organ, dan sistem organ yang membentuk
struktur dan fungsi khusus yang nantinya difungsikan pada waktu dewasa.
4. Pertumbuhan
Setelah terbentuk organ, terjadi pertumbuhan makhluk hidup menjadi lebih besar.
Perkembangan berjalan seiring dengan pertumbuhan. Perkembangan adalah proses mencapai
kedewasaan. Perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan, yaitu per-tumbuhan dapat
diukur dengan ukuran tertentu, sedangkan perkembangan tidak dapat diukur dengan suatu
ukuran.

5. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


a. faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan anak. Menurut Ali Khomsan, (2004)
pertumbuhan fisik seorang anak dipengaruhi oleh dua faktor dominan yaitu lingkungan dan
genetis. Kemampuan genetis dapat muncul secara optimal jika didukung oleh faktor lingkungan
yang kondusif, yang dimaksud dengan faktor lingkungan di sini adalah intake gizi. Apabila
terjadi tekanan terhadap dua faktor di atas, maka muncullah growth faltering.
Hal senada juga diungkapkan oleh Soetjiningsih (2001) bahwa faktor genetik merupakan modal
dasar mencapai hasil pertumbuhan. Faktor internal seperti biologis, termasuk genetic dan faktor
eksternal seperti status gizi. Faktor internal (genetic) antara lain termasuk berbagai faktor
bawaan, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat
berinteraksi dengan lingkungan yang tidak baik maka akan menghasilkan gangguan
pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor
genetik ini. Di Negara sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain disebabkan oleh
faktor genetik juga dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh
secara optimal.
Faktor eksternal (lingkungan) antara lain faktor prenatal dan pasca natal. Faktor lingkungan
prenatal adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam
kandungan.
Lingkungan prenatal yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan adalah:
1. Gizi pada saat hamil. Apabila gizi ibu buruk akan menyebabkan berat badan bayi
lahir rendah, terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir.
2. Mekanis. Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan yang
kurang. Demikian posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan
pada bayi yang dilahirkan dan pertumbuhan terhambat.
3. Toksin. Berbagai jenis obat yang bersifat racun.
4. Endokrin / hormone. Produksi hormone pertumbuhan terganggu.
5. Radiasi. Seperti radiasi dari bom atom dan bocornya pipa gas beracun.
6. Infeksi Intrauterine. Seperti varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus influenza.
7. Stres pada ibu hamil. Apabila ibu hamil stress akan mempengaruhi pertumbuhan
janin.
8. Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat. Faktor lingkungan
pascanatal yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan adalah lingkungan biologis, lingkungan fisik,
faktor psikososial dan faktor keluarga dan adat istiadat. Lingkungan biologis meliputi ras, jenis kelamin,
umur, gizi, perawatan ksehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolism.
Lingkungan fisik meliputi cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi.
Faktor psikososial meliputi kualitas interaksi antara orang tua dan anak. Faktor keluarga dan adat istiadat
meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga.
Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu juga berperan menyebabkan kasus
gizi kurang. Juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yaitu kemiskinan yang tidak
memungkinkan orang tua memberikan makanan bergizi tingkat tinggi pada anaknya. Dalam
tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak, yaitu peran ibu sebagai
genetik faktor yaitu pengaruh biologis terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikologisnya
terhadap pertumbuhan postnatal. Memberikan ASI sedini mungkin segera setelah lahir,
merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. Keuntungan untuk bayi selain gizi
ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI yang melingungi bayi terhadap berbagai macam
infeksi.
Hasil penelitian Satoto (1990) mengatakan bahwa growth faltering oleh hampir semua anak
sejak usia 2 – 6 bulan lebih awal dari pada tumbuh kembang anak dalam jangka panjang.
Growth faltering ini sangat dipengaruhi oleh pola pemberian ASI, pemberian makanan
tambahan yang terlalu dini dalam bentuk makanan yang rendah energi dan sangat rendah
protein menurunkan pemberian ASI yang pada gilirannya menurunkan pertumbuhan gizi anak
dan peningkatan kerentanan anak terhadap infeksi., kerentanan terhadap infeksi juga
dipengaruhi oleh buruknya sanitasi lingkungan keluarga dan perilaku perawatan kesehatan
anak yang kurang baik. Jadi faktor determinan kuat yang mempengaruhi pertumbuhan adalah
lingkungan asuh anak dan konsumsi makanan anak terutama masukan energi, protein, dan Fe.
Sedangkan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah keadaan gizi dan kesehatan ibu serta keadaan sosial ekonomi keluarga. Juga jenis
kelamin diketahui berpengaruh dengan keterlibatan sosial budaya dimana anak laki – laki
cenderung tumbuh lebih baik daripada anak perempuan.
b. faktor yang mempengaruhi perkembangan
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Menurut Soetjiningsih (1995), faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor dalam (internal)
Genetik
Pengaruh genetik bersifat heredo-konstitusional yang artinya bahwa bentuk untuk konstitusi
seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor genetik akan berpengaruh pada kecepatan
pertumbuhan, kematangan tulang, gizi, alat seksual, dan saraf.
Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada
saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat dan kelenjar pituitary dan tiroid mulai bekerja. Hormon
yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh
kelenjar pituitary.
Faktor lingkungan (eksternal)
Faktor yang berasal dari lingkungan dapat dikelompokkan menjadi faktor pranatal (selama
kehamilan), dan faktor post natal.
Faktor Pranatal (Selama Kehamilan), meliputi :
1. Gizi --- Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu
sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau lahir
mati. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia
pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.
2. Toksin, zat kimia --- Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap
obat-obatan kimia karena dapat menyebabkan kelainan bawaan. Ibu hamil yang perokok
atau peminum alkohol akan melahirkan bayi yang cacat.
3. Infeksi --- Infeksi pada trimester pertama dan kedua kehamilan oleh TORCH
(Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, herpes Simplex), PMS (Penyakit Menular
Seksual), dan penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin.
4. Kelainan imunologi --- Kelainan imunologi akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin karena dapat menyebabkan terjadinya abortus, selain itu juga
kekurangan oksigen pada janin juga akan mempengaruhi gangguan dalam plasenta
yangdapat menyebabkan bayi berat lahir rendah.
5. Psikologi ibu --- Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin yang terdapat di dalam kandungan karenajanin dapat ikut merasakan
apabila ibunya sedang sedih. Ibu hamil yang mengalami gangguan psikologi, maka dia tidak
akan memperhatikan kondisi kandungannya dan akan berakibat pada kelahiran bayi yang
tidak sehat.
Faktor postnatal, meliputi:
1. Pengetahuan ibu --- Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku ibu dalam perkembangan anak. Ibu yang mempunyai pengetahuan kurang, maka
tidak akan memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya sehingga perkembangan
anak akan terhambat, sedangkan ibu yang mempunyai pengetahuan baik maka akan
memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya.
2. Gizi --- Makanan memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak.
Pada masa pertumbuhan dan perkembangan, terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
seorang anak, seperti :protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Seorang anak
yang kebutuhan zat gizinya kurang atau tidak terpenuhi, maka dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Budaya lingkungan --- Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau
mempersepsikan pola hidup sehat.
4. Status sosial ekonomi --- Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada anak dengan status sosial
ekonomi tinggi, pemenuhan kebutuhan gizinya sangat baik dibandingkan dengan anak yang
status ekonominya rendah.
5. Lingkungan fisik --- Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.kebersihan lingkungan
maupun kebersihan perorangan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit.
Demikian pula dengan populasi udara baik yang berasal dari pabrik, asap rokok atau asap
kendaraan dapat menyebabkan timbulny penyakit. Anak sering sakit, maka tumbuh
kembanganya akan terganggu.
6. Lingkungan pengasuhan --- Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak
sangat penting dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak. Interaksi timbal balik antar ibu
dan anak akan menimbulkan keakraban antara ibu dan anak. Anak akan terbuka kepada
ibunya, sehingga komunikasi dapat dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan
bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara keduannya.
7. Stimulasi --- Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, misalnya :
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibudan anggota keluarga lain
terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap perilaku anak. Anak yang mendapatkan
stimulasi terarahdan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang atau tidak mendapat stimulasi.
8. Olahraga atau latihan fisik --- Olahraga atau latihan fisik dapat memacu
perkembangan anak, karena dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplay oksigen
ke seluruh tubuh dapat teratur. Selain itu, latihan juga meningkatkan stimulasi
perkembangan otot dan pertumbuhan sel.
sumber :

1. http://adihadiana.blogspot.com

2. http://www.psychologymania.com

3. dan berbagai sumber lainnya


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
setiap manusia pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan setiap perubahan yang
terjadi pasti ada yang menyebabkan. ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada anak. sebelum membahas tentang faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkemmbangan ada baiknya kita mengetahui apa itu
pertumbuhan dan apa itu perkembangan.
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel
yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah
perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup.
Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak
kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang
penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya
semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah dewasa,
manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga
kelestariannya. Sekarang, coba kamu bayangkan jika tidak terjadi pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia? Mungkin populasi manusia akan punah. Begitu juga dengan
hewan dan tumbuhan. Jika hewan dan tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, maka akan mengalami kepunahan.
Pada tumbuhan, perkembangan ini menghasilkan bermacam-macam jaringan dan organ
tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan berbedabeda antara spesies satu
dengan spesies yang lain. Tetapi, pada dasarnya memiliki persamaan tahapan perkembangan,
yaitu sebagai berikut
1. Pembelahan Sel
Setelah terjadi fertilisasi (pembuahan sel gamet jantan dan sel gamet betina), terbentuklah
zigot. Zigot mengalami pembelahan mitosis secara terus-menerus. Pembelahan ini berlangsung
sangat cepat. Sel-sel yang dihasilkan dari pembelahan disebut morula. Morula berkembang
menjadi bentuk yang berlubang disebut blastula.
2. Morfogenesis
Blastula terus mengalami pembelahan sel. Selama pembelahan ini terjadi morfogenesis, yaitu
proses perkembangan bentuk berbagai bagian tubuh embrio.
3. Diferensiasi
Blastula terus membelah dan membentuk gastrula. Dari gastrula terbentuk embrio. Sel-sel
embrio berkembang terus membentuk jaringan, organ, dan sistem organ yang membentuk
struktur dan fungsi khusus yang nantinya difungsikan pada waktu dewasa.
4. Pertumbuhan
Setelah terbentuk organ, terjadi pertumbuhan makhluk hidup menjadi lebih besar.
Perkembangan berjalan seiring dengan pertumbuhan. Perkembangan adalah proses mencapai
kedewasaan. Perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan, yaitu per-tumbuhan dapat
diukur dengan ukuran tertentu, sedangkan perkembangan tidak dapat diukur dengan suatu
ukuran.
5. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
a. faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan anak. Menurut Ali Khomsan, (2004)
pertumbuhan fisik seorang anak dipengaruhi oleh dua faktor dominan yaitu lingkungan dan
genetis. Kemampuan genetis dapat muncul secara optimal jika didukung oleh faktor lingkungan
yang kondusif, yang dimaksud dengan faktor lingkungan di sini adalah intake gizi. Apabila
terjadi tekanan terhadap dua faktor di atas, maka muncullah growth faltering.
Hal senada juga diungkapkan oleh Soetjiningsih (2001) bahwa faktor genetik merupakan modal
dasar mencapai hasil pertumbuhan. Faktor internal seperti biologis, termasuk genetic dan faktor
eksternal seperti status gizi. Faktor internal (genetic) antara lain termasuk berbagai faktor
bawaan, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat
berinteraksi dengan lingkungan yang tidak baik maka akan menghasilkan gangguan
pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor
genetik ini. Di Negara sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain disebabkan oleh
faktor genetik juga dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh
secara optimal.
Faktor eksternal (lingkungan) antara lain faktor prenatal dan pasca natal. Faktor lingkungan
prenatal adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam
kandungan.
Lingkungan prenatal yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan adalah:
1. Gizi pada saat hamil. Apabila gizi ibu buruk akan menyebabkan berat badan bayi
lahir rendah, terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir.
2. Mekanis. Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan yang
kurang. Demikian posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan
pada bayi yang dilahirkan dan pertumbuhan terhambat.
3. Toksin. Berbagai jenis obat yang bersifat racun.
4. Endokrin / hormone. Produksi hormone pertumbuhan terganggu.
5. Radiasi. Seperti radiasi dari bom atom dan bocornya pipa gas beracun.
6. Infeksi Intrauterine. Seperti varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus influenza.
7. Stres pada ibu hamil. Apabila ibu hamil stress akan mempengaruhi pertumbuhan
janin.
8. Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat. Faktor lingkungan
pascanatal yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan adalah lingkungan biologis, lingkungan fisik,
faktor psikososial dan faktor keluarga dan adat istiadat. Lingkungan biologis meliputi ras, jenis kelamin,
umur, gizi, perawatan ksehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolism.
Lingkungan fisik meliputi cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi.
Faktor psikososial meliputi kualitas interaksi antara orang tua dan anak. Faktor keluarga dan adat istiadat
meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga.
Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu juga berperan menyebabkan kasus
gizi kurang. Juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yaitu kemiskinan yang tidak
memungkinkan orang tua memberikan makanan bergizi tingkat tinggi pada anaknya. Dalam
tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak, yaitu peran ibu sebagai
genetik faktor yaitu pengaruh biologis terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikologisnya
terhadap pertumbuhan postnatal. Memberikan ASI sedini mungkin segera setelah lahir,
merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. Keuntungan untuk bayi selain gizi
ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI yang melingungi bayi terhadap berbagai macam
infeksi.
Hasil penelitian Satoto (1990) mengatakan bahwa growth faltering oleh hampir semua anak
sejak usia 2 – 6 bulan lebih awal dari pada tumbuh kembang anak dalam jangka panjang.
Growth faltering ini sangat dipengaruhi oleh pola pemberian ASI, pemberian makanan
tambahan yang terlalu dini dalam bentuk makanan yang rendah energi dan sangat rendah
protein menurunkan pemberian ASI yang pada gilirannya menurunkan pertumbuhan gizi anak
dan peningkatan kerentanan anak terhadap infeksi., kerentanan terhadap infeksi juga
dipengaruhi oleh buruknya sanitasi lingkungan keluarga dan perilaku perawatan kesehatan
anak yang kurang baik. Jadi faktor determinan kuat yang mempengaruhi pertumbuhan adalah
lingkungan asuh anak dan konsumsi makanan anak terutama masukan energi, protein, dan Fe.
Sedangkan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah keadaan gizi dan kesehatan ibu serta keadaan sosial ekonomi keluarga. Juga jenis
kelamin diketahui berpengaruh dengan keterlibatan sosial budaya dimana anak laki – laki
cenderung tumbuh lebih baik daripada anak perempuan.
b. faktor yang mempengaruhi perkembangan
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Menurut Soetjiningsih (1995), faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor dalam (internal)
Genetik
Pengaruh genetik bersifat heredo-konstitusional yang artinya bahwa bentuk untuk konstitusi
seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor genetik akan berpengaruh pada kecepatan
pertumbuhan, kematangan tulang, gizi, alat seksual, dan saraf.
Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada
saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat dan kelenjar pituitary dan tiroid mulai bekerja. Hormon
yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh
kelenjar pituitary.
Faktor lingkungan (eksternal)
Faktor yang berasal dari lingkungan dapat dikelompokkan menjadi faktor pranatal (selama
kehamilan), dan faktor post natal.
Faktor Pranatal (Selama Kehamilan), meliputi :
1. Gizi --- Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu
sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau lahir
mati. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia
pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.
2. Toksin, zat kimia --- Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap
obat-obatan kimia karena dapat menyebabkan kelainan bawaan. Ibu hamil yang perokok
atau peminum alkohol akan melahirkan bayi yang cacat.
3. Infeksi --- Infeksi pada trimester pertama dan kedua kehamilan oleh TORCH
(Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, herpes Simplex), PMS (Penyakit Menular
Seksual), dan penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin.
4. Kelainan imunologi --- Kelainan imunologi akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin karena dapat menyebabkan terjadinya abortus, selain itu juga
kekurangan oksigen pada janin juga akan mempengaruhi gangguan dalam plasenta
yangdapat menyebabkan bayi berat lahir rendah.
5. Psikologi ibu --- Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin yang terdapat di dalam kandungan karenajanin dapat ikut merasakan
apabila ibunya sedang sedih. Ibu hamil yang mengalami gangguan psikologi, maka dia tidak
akan memperhatikan kondisi kandungannya dan akan berakibat pada kelahiran bayi yang
tidak sehat.
Faktor postnatal, meliputi:
1. Pengetahuan ibu --- Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku ibu dalam perkembangan anak. Ibu yang mempunyai pengetahuan kurang, maka
tidak akan memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya sehingga perkembangan
anak akan terhambat, sedangkan ibu yang mempunyai pengetahuan baik maka akan
memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya.
2. Gizi --- Makanan memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak.
Pada masa pertumbuhan dan perkembangan, terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
seorang anak, seperti :protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Seorang anak
yang kebutuhan zat gizinya kurang atau tidak terpenuhi, maka dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Budaya lingkungan --- Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau
mempersepsikan pola hidup sehat.
4. Status sosial ekonomi --- Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada anak dengan status sosial
ekonomi tinggi, pemenuhan kebutuhan gizinya sangat baik dibandingkan dengan anak yang
status ekonominya rendah.
5. Lingkungan fisik --- Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.kebersihan lingkungan
maupun kebersihan perorangan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit.
Demikian pula dengan populasi udara baik yang berasal dari pabrik, asap rokok atau asap
kendaraan dapat menyebabkan timbulny penyakit. Anak sering sakit, maka tumbuh
kembanganya akan terganggu.
6. Lingkungan pengasuhan --- Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak
sangat penting dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak. Interaksi timbal balik antar ibu
dan anak akan menimbulkan keakraban antara ibu dan anak. Anak akan terbuka kepada
ibunya, sehingga komunikasi dapat dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan
bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara keduannya.
7. Stimulasi --- Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, misalnya :
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibudan anggota keluarga lain
terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap perilaku anak. Anak yang mendapatkan
stimulasi terarahdan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang atau tidak mendapat stimulasi.
8. Olahraga atau latihan fisik --- Olahraga atau latihan fisik dapat memacu
perkembangan anak, karena dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplay oksigen
ke seluruh tubuh dapat teratur. Selain itu, latihan juga meningkatkan stimulasi
perkembangan otot dan pertumbuhan sel.
sumber :

1. http://adihadiana.blogspot.com

2. http://www.psychologymania.com

3. dan berbagai sumber lainnya

http://referensikedokteran.blogspot.co.id/2010/07/referat-faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html2.2
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Adapun faktor-faktor tersebut antara
lain:6,7,8 1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak 1. Ras/etnik atau
bangsa 2. Keluarga 3. Umur 4. Jenis kelamin 5. Genetik 6. Kelainan kromosom 2. Faktor luar (eksternal)
atau lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkan tercapainya potensi bawaa, sedangkan yang
kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkunagn “bio-fisiko-psiko-sosial” yang
mempengaruhi individu setiaphari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.6 Faktor lingkungan ini
secara garis besar dibagai menjadi: a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di
dalam kandungan (Faktor Prenatal). a. Gizi ibu hamil b. Mekanis c. Toksin/zat kimia d. Endokrin e.
Radiasi f. Infeksi g. Kelainan imunologi i. Psikologi ibu Bagan 2.1 Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuh
Kembang Anak6 b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (Faktor
Postnatal) 1. Lingkungan biologis a. Ras /suku bangsa b. Jenis kelamin c. Umur d. Nutrisi e. Perawatan
kesehatan f. Kepekaan terhadap penyakit g. Penyakit kronis h. Fungsi metabolisme i. Hormon j. Obat-
Obatan 2 Faktor Fisis a. Cuaca, Musim , Keadaan Geografis Suatu Daerah b. Sanitasi c. Keadaan Rumah:
Struktur Bangunan, Cahaya, dan Kepadatan Hunian d. Radiasi 3. Faktor psikososial antara lain: a.
Stimulasi b. Motivasi Belajar c. Ganjaran atau Hukuman yang Wajar d. Kelompok Sebaya e. Stres f.
Sekolah g. Cinta dan Kasih Sayang h. Kualitas Interaksi Anak dan Orang Tua 4. Faktor Keluarga Adat dan
Istiadat a. Pekerjaan Atau Pendapat Keluarga b. Pendidikan Ayah/Ibu c. Jumlah Saudara d. Jenis Kelamin
dan Keluarga e. Stabilitas Rumah Tangga f. Kepribadian Ayah/Ibu g. Adat Istiadat, Norma-Norma, Tabu-
Tabu h. Agama i. Urbanisasi j. Kehidupan Politik dalam Masyarakat yang Mempengaruhi Prioritas
Kepentingan Anak, Anggaran, dan lain-lain. Ismael (dikutip dari Mojona, 1993) mengungkapkan
kerangka konseptual dalam tumbuh kembang anak. Pada model tersebut ekosistem dibagi menjadi
mikro, mini, meso dan makro yang mengacu terhadap keterdekatan dan pelangsungan masing-masing
terhadap tumbuh kembang anak. Pada model tersebut juga dijabarkan kebutuhan anak pada asuh, asih,
dan asah. Bagan 2.2 Diagram Kerangka Konseptual Tumbuh Kembang Anak6 2.3 Faktor Internal
Ras/Etnik atau Bangsa dan Keluarga Faktor keturunan/bawaan menentukan cepatnya pertumbuhan,
bentuk janin, diferensiasi, dan fungsi organ-organ yang dibentuk. 3 Faktor Genetik Faktor genetik
merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi
genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan percepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan
terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik
antara lain adalah berbagi faktor bawaan yang normal dan patologi, jenis kelamin, suku bangsa atau
bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Ganguan pertumbuhan di negara maju lebih sering
diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara yang sedang berkembang, ganguan
pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk
tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak
sebelum mencapai usia balita.6 Disamping itu banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan
kromosom, seperti sindrom Down, sindrom turner, dll. Sudah diketahui bahwa tinggi orangtua memiliki
pengaruh kepada tinggi pada anak-anaknya. Namun, hubungan ketinggian antara bayi dan orang tua
adalah tidak berhubungan saat lahir, tetapi menjadi lebih jelas ke arah umur 2 (dua) tahun, dan itu yang
menjadi korelasi lebih besar dengan meningkatnya umur. Penelitian the Louisville Twin mengkaji data
secara longitudinal tinggi dari saat lahir sampai dewasa pada keluarga kembar, dan dari hal ini
diperkirakan bahwa faktor hediter menyumbang 90% atau lebih dari faktor-faktor yang ditentukan tinggi
dari usia 6 tahun dan setelahnya. Para peneliti mengamati korelasi yang substansial dan konstan antara
tinggi anak-anak dan orang tuanya dari umur 3 tahun dan seterusnya. Kembar Monozygot, identik
dengan komposisi genetik, memiliki lebih besar perbedaan ketinggian terakhir. Namun, perbedaan ini
kurang dari perbedaan antara kembar dizygot. Perbedaan ketinggian dari kembar monozygoti mungkin
disebabkan oleh faktor lingkungan. 8 Proporsi tubuh mungkin juga dipengaruhi genetik kontrol. Dalam
istilah relatif, Australian Aborigines dan Afrika di Ibadan memiliki kaki yang panjang. Selama tahap
pertumbuhan,orang yang mendapat kaki panjang dibandingkan dengan orang untuk memperoleh total
kaki yang panjang dapat berbeda di berbagai populasi. Sebagai contoh, Cina anak-anak di usia muda
yang relatif panjang kaki, tetapi karena mereka menjadi lebih tinggi mereka mendapatkan kaki yang
kurang panjang per unit dari panjang saat duduk daripada anak-anak London. Dengan pencampuran ras
kedua orang tua, memproduksi anak-anak dengan tinggi badan dan proporsi populasi yang intermediete
antara orang tua. 8 Faktor Biologi Penyakit herediter dan aberasi kromosom dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan, biasanya menggunakan pengaruh yang bersifat menekan. Turner's syndrome
(karyotype 45, XO), kelainan X chromosomal lainnya, dan sindrome Klinefelter's syndrome dikenal
adalah penyakit yang berkaitan dengan pendek atau panjang ketinggian seseorang. Walaupun banyak
perkembangan baru dalam terapi endokrin seperti pengobatan growth hormone untuk Turner's
syndrome, sangat sulit untuk memanipulasi secara genetik karakteristik pertumbuhan yang sudah
terjadi. 8 Pengaruh biologi dalam perkembangan termasuk genetik, teratogen saat masih intrauterus,
penyakit post natal, terkena zat berbahaya, dan maturasi. Penyakit kronis dapat mempengaruhi tumbuh
kembang, baik secara langsung atau melalui perubahan dalam nutrisi, asuhan orang tua, atau interaksi
antar teman. 1 Kemunduran dalam tingkat pertumbuhan dan kebutuhan tidur sekitar usia 2 (dua) tahun
sering menghasilkan masalah dalam nafsu makan dan keengganan untuk istirahat. Walaupun mungkin
untuk mempercepat peristiwa luar biasa dalam perkembangan (seperti latihan toilet pada usia 12 bulan
atau mengajari anak 3 tahun untuk membaca), manfaat jangka panjang seperti pubertas dini masih
dipertanyakan. 1 Pengaruh biologi terhadap kepentingan klinis khusus ialah temperamen atau watak.
Watak berkaitan dengan karakteristik respon perilaku terhadap rangsangan internal dan eksternal.
Watak yang stabil meningkat sampai anak menginjak usia pertengahan anak-anak. 1 Konsep watak
berguna secara klinis dalam 2 (dua) cara. Pertama, dapat menolong orangtua mengerti dan menerima
karakter dari anak mereka. Anak yang sulit diatur dapat mempunyai masalah perilaku ketika akan lahir
bayi baru dalam keluarga atau saat akan masuk sekolah. Kedua, menunjuk keluar watak anak supaya
diatur dalam pengasuhan, seperti dapat terjadinya masalah perilaku dan emosi ketika terjadi konflik
antara orang tua dan anak. 1 2.4 Faktor Eksternal atau Lingkungan 2.4.1 Faktor Prenatal Kehamilan
merupakan periode persiapan mental untuk menghadapi tuntutan-tuntutan yang besar dalam menjaga
dan membesarkan bayi. Sebagian besar ibu mengalami 2 (dua) perasaan besar yang bertentangan
terutama sekali (tetapi tidak selalu) jika kehamilannya tidak direncanakan. Jika ada kekhawatiran
finansial, ketidak sehatan fisik, keguguran sebelumnya atau kelahiran mati atau krisis-krisis lain yang
mengganggu arah dua persaan yang bertentangan tersebut, neonatus mungkin lahir sebagai tamu yang
tidak diundang. Untuk ibu-ibu remaja, tuntutan ini akan dapat menghilangkan agenda
perkembangannya sendiri (seperti, kebutuhan dalam bersosialisasi aktif) dapat merupakan beban yang
cukup berat.1 Pengalaman awal sebagai seorang ibu dapat menimbulkan harapan secara tidak sadar
tentang hubungan mengasuh bayi, atau model-model kerja internal, yang memungkinkan para ibu
“mendengarkan” bayi mereka. Penelitian yang menggunakan wawancara semistruktur telah
menghubungkan kuantitas model internal ini, dinilai selama masa hamil, dengan kuantitas interaksi
lambat antara bayi dan orang tua. Ibu yang pada masa kecilnya telah ditandai dengan trauma
perpisahan, penyiksaan atau ditelantarkan terutama dapat menemukan kesulitan dalam melakukan
perawatan yang konsisten dan responsif. Para ibu ini mungkin melakukan hal yang sama dengan
pengalaman masa kecilnya terhadap bayinya sendiri seperti seolah-olah mereka tidak dapat memahami
cara lain dalam berhubungan antar ibu dan anak. Dukungan sosial selama masa kehamilan juga penting.
Hubungan yang mendukung dari ayah bayi tersebut diperkirakan akan menghasilkan perawatan yang
memuaskan dari sang ibu. Sebaliknya, konflik atau ditinggalkan oleh sang ayah semasa kehamilan dapat
merusak kemampuan sang ibu untuk terpikat pada anaknya. Setelah persalinan, pengharapan untuk
kembali bekerja dapat membuat pelaksanaan tugas yang ada lebih sulit. Tanggungan 6 bulan dari kantor
dapat menolong, walaupun karir dan tekanan finansial sering mendorong untuk bekerja lebih awal. 1
Janin tidak dapat berkembang secara optimal di lingkungan dengan kondisi kurang. Berat badan yang
didapat adalah parameter yang dipengaruhi, tetapi setelah lama keadaan inadekuat tidak ditanggulangi
ketinggian juga akan terkena dampak negatif. Kondisi lingkungan berpengaruh sekitar 60% dari
variabilitas berat badan lahir dan sebanyak 40% sisanya faktor genetik. Faktor Lingkungan seperti antara
lain, termasuk umur ibu, urutan kelahiran, dan kerumunan di dalam uterus. Ibu primipara lebih tua dari
usia 38 atau lebih muda dari 20 tahun memiliki peningkatan risiko melahirkan bayi small for date.
Kelahiran bayi yang pertama memiliki berat sekitar 100 g kurang dari bayi yang kedua atau ketiga, dan
dalam beberapa kehamilan berat masing-masing janin setelah 30 minggu kehamilan kurang dari fetus
kehamilan tunggal. Efek yang menghambat terhadap pertumbuhan janin juga dipengaruhi oleh penyakit
pada ibu, malnutrisi, terapeutik (penggunaan obat), alkohol dan obat-obatan adiksi lainnya dan
merokok. 8 Keturunan ibu dengan insulin-dependent diabetes telah diketahui lebih besar pada
pengaruhnya terhadap kelainan kongenital bawaan, dan insidensi abnormalitas berkaitan dengan
kontrol gula darah yang buruk dalam waktu tiga bulan pertama. Penting untuk memastikan diabetes
secara dini sehingga kadar gula darah yang normal, insulin dan keton dapat dipelihara untuk mencegah
terjadinya kelainan kongenital. Obat-obatan antihipertensi dan antikonvulsan khususnya obat untuk
mengontrol kadar terapeutik dapat mengganggu pertumbuhan dan morfologi janin. Alkohol, adiksi obat,
dan merokok mempunyai efek yang parah terhadap tinggi dan berat bayi, dan merokok diketahui
meningkatkan risiko kelahiran prematur. Mekanisme yang muncul yaitu ibu menjadi kekurangan gizi dan
kekurangan dari unsur penting dan disfugsi placenta selain itu juga terjadi efek langsung yang toksik
pada janin. Adiksi alcohol juga meningkatkan insidensi terjadinya kelainan kongenital. 8 Iklim juga
memiliki efek pada berat lahir. Bayi yang lahir di daerah pegunungan di Peru rata-rata memiliki
timbangan 1500 gram kurang dari bayi baru dari Lima. Lingkungan sosial ekonomi yang baik pada
negara-negara berkembang masih mengalami perubahan, dan wanita modern mempunyai kesempatan
kerja seperti laki-laki. Selama 1 (satu) dekade lebih, informasi-informasi akan dikumpulkan tentang
faktor yang mungkin seperti toksin dan kerja, yang mungkin dapat memberikan pengaruh pada
lingkungan pertumbuhan janin. Efek prenatal dari berat dan tinggi badan dapat menghilang saat
postnatal. Kejar pertumbuhan sehubungan dengan tinggi badan terjadi selama masa kanak-kanak,
namun ini masih tidak lengkap, dan tinggi badan terakhir mungkin saja sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor prenatal. 8 Faktor-faktor prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin antara lain
: 1. Gizi ibu pada waktu hamil. Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu
sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR ( berat badan lahir rendah) atau lahir mati jarang
menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak
janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.6
Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin maka akan mengalami
kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang
berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkungan setan yang akan berulang
dari generasi ke generasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi. 6 Malnutrisi masih menjadi
masalah di seluruh dunia. Pertumbuhan janin dihambat oleh nutrisi ibu selama hamil seperti kekurangan
protein, kalori, atau mineral. Terlebih lagi, kekurangan gizi dapat mengurangi perkembangan otak janin.
8 Demi suksesnya kehamilan keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan
selama hamil dapat mendapat tambahan protein, mineral seperti besi dan kalsium, vitamin asam folik,
dan vitamin-vitamin lain, serta energi. Tambahan ini dapat dilakukan dengan minum sedikitnya setengah
liter susu setiap harinya, lebih banyak makan daging, telur dan kacang-kacangan sebagai sumber
protein, lebih banyak makan sayuran segar dan buah-buahan untuk mencukupi kebutuhan mineral dan
vitamin serta melancarkan buang air besar. 3 Terdapat tiga tahapan pertumbuhan sel-sel dan
pembentukan organ, yang pertama menjadi tahap proliferasi sel, diikuti dengan tahap proliferasi seiring
dengan hipertrofi, dan tahap ketiga yaitu hipertrofi sendiri. Gangguan pada tahap proliferasi jaringan
otak, sebagai contoh, hasil yang lebih rendah pada DNA dan isi protein, yang tidak dapat diubah dari
otak. Oleh karena itu, pada tahap awal selama malnutrisi terjadi, masalah yang lebih serius adalah
kurangnya pertumbuhan otak. Hal ini menjelaskan mengapa janin malnutrisi dapat menjadikan
gangguan jangka panjang pada anak. Sejak perkembangan otak postpartum juga jelas bahwa
kekurangan gizi juga dapat mempengaruhi otak pada masa postpartum. 8 2. Mekanik Trauma dan cairan
ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Posisi fetus yang
abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot Demikian pula dengan posisi janin
pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis congenital, palsi fasialis, atau
kranio tabes. 6. 3. Toksin/zat kimia. Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat
teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat anti kanker, dan
lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok
berat/peminum alcohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau
retardasi mental. 6 Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan
kelainan kongenital seperti palatoskisis.7 Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena
makan ikan yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di
Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata. 6 4. Endokrin. Hormon-hormon yang mungkin
berperan sebagai pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, hormon plasenta, hormone tiroid,
insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (insulin-like growth faktor/IGFs) 6
Somatropin (growth hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9. Produksinya
terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Perannya belum jelas pada
pertumbuhan janin. 6 Hormon plasenta (human placental tactogen = hormone chorionic
somatromammotropic), disekresi oleh plasenta di pihak ibu tidaj dapat masuk ke janin. Kegunaannya
mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta. Hormon-hormon tiroid seperti THR (Thyroid Releasing Hormon),
TSH (Thyroid Stimulating Hormon), T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12.
Pengaturan oleh hipofisis sudah trjadi pada minggu ke-13. Kadar hormon ini makin meningkat sampai
minggu ke-24, lalu konstan. Perannya belum jelas, tetapi jika terdapat defisiensi hormon tersebut, dapat
terjadi gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat yang dapat mengkibatkan reterdasi mental. 6
Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai bulan ke-6 dan kemudian
konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan keseimbangan glukosa darah, sintesis
protein janin, dan pengaruhnya pada pembesaran sel sedudah minggu ke-30. Sedangkan fungsi IGFs
pada janin belum diketahui dengan jelas. 6 Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil
dan tidak mendapat pengobatan pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari
35 tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, PKU (phenylketonuria), dll. 6 5. Radiasi Radiasi pada janin
sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali,
atau cacat bawaan lainnya. Misalnya pada peristiwa di Hirosima, Nagasaki, dan Chernobyl. Sedangkan
efek radiasi pada orang laki-laki, dapat mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya. Paparan radium dan
sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi
mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.6,7 6. Infeksi Infeksi
intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis,
Rubella,Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan infeksi lainnya juga dapat menyebabkan penyakit
pada janin adalah varisela, Coxsakie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira,
mikroplasma, virus influenza, dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat
merusak janin. 6 7. Stres Stres yang dialami ibu hamil pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa, dan lain-lain. 6 8. Imunitas Rhesus atau ABO
inkompatibilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.6,7 9. Anoksia
embrio Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan
berat badan lahir rendah. 2.4.2 Faktor Postnatal Bayi baru lahir harus berhasil melalui masa transisi. Dari
suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem
yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeotastik bayi itu sendiri. 6 Perbedaan
lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir adalah sebagai berikut (menurut Timiras, dikutip dari
Johnston 1986). 6 Sebelum lahir Sesudah lahir 1. Lingkungan fisik 2. Suhu luar 3. Stimulasi sensris 4. Gizi
5. Penyediaan oksigen 6. Pengeluaran hasil metabolisme Cairan Pada umumnya tetap Terutama
kineastetik atau vibrasi Tergantung pada zat-zat gizi yang terdapat dalam darah ibu Berasal dari ibu ke
janin melalui plasenta Dikeluarkan ke sistem peradaran darah ibu Udara Berubah-ubah Bermacam-
macam stimuli Tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna Berasal
dari paru-paru ke pembuluh darah paru-paru Dikeluarkan melaui paru-paru, ginjal, dan saluran
pencernaan. Tabel 2.1 Perbedaan intra dan ekstra uterin Masa prenatal yaitu masa antara 28 minggu
dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam proses tumbuh
kembang anak khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh
besar dan meninggalkan cacat yang permanen. Risiko palsi serebralis lebih besar pada BBLR ( Berat
Badan Lahir Rendah) yang disertai asfiksia berat, hiperbilirubinemi yang disertai kern ikterus, IRDS
(Idiophatic Respiratory Distress Syndrome, asidosis metabolic, dan meningitis/ensefalitis. 6 Dalam
tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak, yaitu peran ibu sebagai “ para
genetik faktor” yaitu pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya
terhadap pertumbuhan post natal dan perkembngan kepribadian. Disamping itu pemberian
ASI/menyusui adalah periode ekstragestasi dengan payudara sebagai “plasenta eksternal”, karena
payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya dalam memberikan memberikan nutrisi bagi bayi,
tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu
tidak terputus begitu dia dilahirkan ke dunia. Demikian pula dengan memberikan ASI sedini mungkin
setelah bayi lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. Interaksi timbal balik antar
ibu dan anak yang terjadi pada proses menyusui dapat digambarkan sebagai berikut: 6 Didalam interaksi
timbal balik antara ibu dan anak tersebut terdapat keuntungan yang timbal balik pula. Keuntungan
untuk bayi selain nilai gizi ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI yang melindungi bayi terhadap
berbagai macam infeksi. Disamping itu bayi juga merasakan sentuhan, kata-kata dan tatapan kasih
sayang dari ibunya, serta mendapatkan kehangatan yang penting untuk tumbuh kembangnya.
Sedangkan keuntungan yang diperoleh ibu, adalah selain menimbulkan perasaan senang dan
dibutuhkan oleh bayinya sehingga menimbulkan rasa percaya diri, juga adanya sekresi hormon oksitosin
akan mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan dan prolaktin akan mencegah
terjadinya ovulasi yang mempunyai efek menjarangkan kehamilan. 6 Lingkungan post natal yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi:6,8 2.4.2.1 Lingkungan
Biologis 1. Ras /suku bangsa Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit
putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa Asia.6 2. Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui secara
pasti mengapa demikian. 6 3. Umur Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa
itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar
pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus. 6 4. Nutrisi Makanan memegang
peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa,
karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan
makanan (food security) keluarga. Ketahanan makanan keluarga mencakup pada ketersediaan makanan
dan pembagian yang adil makanan dalam keluarga, dimana kepentingan budaya bertabrakan dengan
kepentingan biologis anggota-anggota keluarga. Satu aspek yang penting yang perlu ditambahkan
adalah keamanan pangan (food safety) yang mencakup pembebasan makanan dari berbagai “racun”
fisika, kimia, dan biologis, yang kian mengancam kesehatan manusia. 6 Gizi dan nutrisi terkandung
dalam makanan dan minuman. Makanan bukan saja diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan,
melainkan juga bagi pertumbuhan fisik dan mental. Makanan ini didapat bagi seorang manusia bermula
dari ketika masih berupa janin. Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau sedang hamil
muda dapat menyebabkan kematian atau cacat janin. Diferensiasi terjadi pada trimester pertama
hidupnya janin, hingga kekurangan zat tertentu yang sangat diperlukan dalam proses diferensiasi dapat
menyebabkan tidak terbentuknya suatu organ dengan sempurna, atau tidak dapat berlangsungnya
kehidupan janin tersebut. Pertumbuhan cepat terjadi terutama pada trimester akhir kehamilan. Maka
kekurangan pada periode tersebut dapat menyebabkan pertumbuhannya, dan bayi dapat dilahirkan
dengan keadaan berat dan panjang badan yang kurang. 3 Bagi pertumbuhan bayi yang penting tentunya
pemberian makanan yang kualitas maupun kuantitasnya baik sehingga bayi dapat tumbuh normal, tidak
terlalu kurus akan tetapi tidak terlalu gemuk pula. Makanan yang ideal harus mengandung cukup bahan
bakar dan semua gizi esensial (komponen bahan makanan yang tidak dapat diseintesis tubuh sendiri
akan tetapi diperlukan bagi kesehatan dan pertumbuhan) harus dalam jumlah yang cukup pula. Cukup
disini artinya sesuai dengan keperluan sehari-harinya. Pemberian makanan yang mengandung energi
berlebihan akan membuat anak obesitas, sedangkan zat gizi esensial yang diberikan berlebihan dan
dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan penimbunan dan menjadi racun pada tubuh seperti
hipervitaminosis A, hipervitaminosis D, hiperkalemia dan sebagainya. Sebaliknya pemberian energi yang
kurang akan menghambat pertumbuhan, bahkan akan mengurangi cadangan energi dalam tubuh,
hingga terjadi keadaan gizi kurang atau buruk. Sedangkan jika kekurangan gizi esensial menimulakan
gejala sesuai dengan zat gizi esensial seperti xeroftalmia bila kekurangan vitamin A, rakitis bila
kekurangan vitamin D, dan sebagainya.3 Hasil malnutrisi terhadap kegagalan untuk tumbuh, melibatkan
baik berat dan tinggi badan. Peningkatan sekresi growth hormone terjadi pada malnutrisi protein,
disebabkan karena mobilisasi dari sisa jaringan lemak. Pada sisi yang lain, tingkat growth hormone
menurun pada malnutrisi kalori. Bila malnutrisi diperbaiki, maka anak-anak yang terkena dampak akan
segera sembuh, dan jika hal ini terjadi pada usia muda, sebagian besar anak-anak akan mencapai
penyembuhan lengkap seperti tinggi dan berat badan yang sama seperti saudara mereka sebelum masa
pubertas. Namun, hal ini tidak selalu terjadi, mungkin karena defisit jangka panjang, dan diet di rumah
sesuai rumah sakit dapat berperan dalam pemulihan yang tidak komplit, walaupun kekurangan diet di
rumah tidak diketahui di sebagian besar studi. 8 Lebih banyak kalori yang diperlukan selama masa
remaja. Anorexia nervosa adalah penyakit umum pada anak perempuan remaja, dan kekurangan kalori
menghasilkan kurangnya atau tertundanya pertumbuhan remaja. Perubahan endokrin dapat juga timbul
tergantung pada buruknya nafsu makan, seperti peningkatan growth hormone yang berhubungan
dengan kurangnya gonadotropin dan kadar steroid seks. Ini adalah konsekuensi utama dari kekurangan
gizi, tetapi mekanisme sentral dengan efek langsung pada fungsi hypothalamic juga dilibatkan. Sintesis
dari neurotransmitters tergantung pada ketersediaan precursors, dan ini mungkin terpengaruh oleh
perubahan diet. Perubahan dalam sekresi neurotransmiter modulating hypothalamic dan kelenjar
pituitary dapat juga bertanggung jawab sebagian atas perubahan endokrin yang terkait dengan Anorexia
nervosa. 8 Pertumbuhan skeletal sangat penting pada proses pertumbuhan, dan berbagai growth
hormone yang terlibat memiliki efek pada pertumbuhan maturasi skeletal. Kekurangan gizi
menyebabkan perlambatan dan malformasi skeletal. Ketika ada periode pertumbuhan yang terlambat
yang disebabkan penyakit atau kekurangan gizi, maka garis demarkasi dapat terlihat pada foto roentgen.
8 Masalah Makan Pada Anak Hal yang seringkali menjadi masalah ialah bahwa anak tidak mau makan.
Pembahasan tentang masalah makan umumnya berkaitan dengan perkembangan keterampilan makan.
Pada hakekatnya proses makan merupakan rangkaian proses kegiatan motorik yang kompleks, meliputi
proses mengunyah dan menelan. Pada waktu lahir, bayi dibekali berbagai refleks antara lain untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu refleks hisap, rooting reflex, extrusion reflex dan refleks menelan.
Pada perkembangan selanjutnya, mulai timbul keterampilan mengunyah yang memerlukan gerakan
lidah ke arah lateral dan memutar, demikian pula dengan mandibula. Keteranpilan ini perlu dibina yaitu
dengan memberikan makanan yang lebih padat secara bertahap baik konsistensi, tekstur maupun
jumlahnya sesuai usia bayi. Penyebab masalah pada makan anak ialah faktor organik, faktor nutrisi, dan
faktor psikologi. 4 Masalah kesulitan makan lebih merupakan masalah klinis individu, sehingga pada
tatalaksananyapun bersifat individual bagi masing-masing anak. Pada prinsipnya, tata laksana mencakup
3 (tiga) aspek, yaitu identifikasi faktor penyebab, evaluasi tentang dampak yang telah terjadi dan upaya
perbaikan nutrisi dan faktor penyebab. Sehingga berdasarkan ketiga hal tersebut, upaya yang dapat
dilakukan adalah : 4 1. Atasi faktor penyebab seperti organik, neuromotor, infeksi, psikologis,dan
lainnya) 2. Atasi dampak yang telah terjadi seperti malnutrisi, defisiensi nutrien tertentu, dan lainnya) 3.
Upaya nutrisi diperbaiki dengan peningkatan asupan makanan : a. Secara Umum : · Variasi menu :
perubahan rasa perlu dilakukan agar anak tidak cepat merasa bosan. · Disajikan dengan penampilan
menarik. · Berikan makanan padat gizi berenergi tinggi sehingga dengan porsi kecilpun kecukupan
energi/ nutrisi terpenuhi. · Biasakan makan teratur dan beri anak makan sewaktu anak merasa lapar. ·
Suplementasi vitamin dan mineral. · Ciptakan suasana sewaktu makan menjadi kegiatan yang
menyenangkan. b. Secara Khusus : pemberian dukungan nutrisi baik nutrisi enteral dan nutrisi
parenteral sesuai kondisi anak 4. Re-edukasi tentang perilaku makan pada anak maupun orang
tua/keluarga ataupun pengasuh anak. 5. Fisioterapi bagi anak yang mengalami kesulitan
mengunyah/menelan baik karena faktor neurologik ataupun karena pembinaan keterampilan makan
yang tidak adekuat. 4 Pada kenyataanya, tidak semua masalah makan dapat diatasi dengan mudah
karena penyebab yang multifaktorial, sehingga perlu tatalaksana terpadu yang melibatkan berbagai
disiplin ilmu seperti dokter spesialis anak, pencitraan, bedah ortopedi, bedah mulut, dokter gigi,
fisioterapi, psikologi/psikiatri, perawat dan ahli gizi/diettisien. 4 5. Perawatan kesehatan Perawatan
kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak
secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan secara komprehensif, yang mencakup aspek-
spek promotif, prevenrif, kuratif, dan rehabilitative. 6 6. Kepekaan terhadap penyakit Dengan
memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering
menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapatkan
imunisasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali. Hepatitis-B 3 kali, dan campak. 6 Disamping itu imunisasi, gizi juga
memegang peranan penting dalam kepekaan terhadap penyakit. 6 7. Penyakit kronis Anak yang
menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya, disamping itu
anak juga mengalami stres yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya. 6 Pertumbuhan dapat
dihambat oleh penyakit yang kronis, dan dalam kasus-kasus kegagalan pertumbuhan yang tidak dapat
dijelaskan, pengamatan jangka panjang dapat memperlihatkan kondisi yang kronis seperti
"asymptomatic" coeliac disease. Sembuh total dari penyakit kronis memungkinkan pertumbuhan cacth-
up, dan hal ini mempunyai 2 (dua) komponen: pertama adalah pemulihan lengkap cepat dicapai sampai
tingkat pertumbuhan nilai normal, dan yang kedua adalah pemulihan lambat ke tingkat pertumbuhan
lebih, bukan sebagai komponen yang pertama tetapi lebih lama. Hasil lainnya merupakan masa
pertumbuan sampai tinggi normal namun membutuhkan waktu yang lebih lama. 8 Beberapa penyakit
yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang antara lain : Hipotiroid Gangguan tumbuh kembang pada
masa anak-anak akan berdampak fatal bagi status kesehatan anak sampai dewasa. Oleh karena itu,
deteksi dini sangat berperan untuk mencegah progresivitas penyakit. Salah satu gangguan tumbuh
kembang anak yang dapat dicegah ialah hipotiroid kongenital (HK).12 Penyebab HK terbagi atas
disgenesis, dishormonogenesis, dan transient. Disgenesis merupakan penyebab utama pada HK dengan
angka kejadian sebesar 80-85%. Keadaan ini diturunkan dan bersifat resesif. ementara itu, pada
hipotiroid kongenital transient (insiden 2%), penyakit tiroid pada ibu merupakan penyebab penting.
Kelenjar tiroid janin belum berfungsi sampai umur kehamilan 12 minggu, sehingga janin sangat
bergantung pada hormon tiroid ibunya. Sebaliknya, yang terjadi pada masa awal kehamilan adalah
perkembangan sistem saraf janin. 12 Akibat terlambatnya deteksi HK terjadi penurunan rerata IQ pada
penderita. Apabila terapi dimulai pada usia kurang dari 3 bulan rerata IQ adalah 89.Terapi yang
dilakukan pada rentang 3 hingga 6 bulan menyebabkan rerata IQ semakin turun ke angka 71 dan setelah
usia 6 bulan rerata IQ hanya 54. Diharapkan dengan adanya skrining, lebih banyak penderita HK yang
dapat diberi terapi sejak awal. Skrining HK telah dilakukan di berbagai negara, di antaranya adalah
Birma, Vietnam, Singapura, dan Malaysia. 12 Sickel Cell Anemia Penyakit sickel cell anemia merupakan
salah satu kelainan gen tunggal yang cukup sering pada laki-laki dan mempunyai distribusi yang luas di
berbagai belahan dunia dengan manifestasi klinis yang bervariasi. Isu klinis yang penting dan
memerlukan klarifikasi lebih lanjut adalah efek ini abnormal hemoglobin pada pertumbuhan fisik dan
perkembangan anak-anak dengan penyakit sickel cell anemia. Dalam salah satu penelitian, ditemukan
bahwa anak-anak dengan penyakit sickel cell anemia berada di bawah terpelihara yang telah diketahui
secara signifikan dengan nilai rata-rata BMI, lingkar lengan dan ketebalan lipatan kulit yang lebih rendah
dibandingkan dengan kontrol normal. Sangat sulit untuk mencari tahu nutrisi yang inadekuat apakah
berhubungan dengan diet yang kurang atau absorpsi tubuh yang kurang atau juga dari gangguan pada
metabolisme dari individu. Pengamatan serupa telah dilaporkan pada pasien dewasa sel sabit dari
Orissa. Rendahnya BMI dengan penyakit sickel cell anemia pada anak-anak dapat disebabkan kurangnya
asupan makanan karena nafsu makan yang kurang khususnya pada krisis vasoocclusive.9 8. Fungsi
metabolisme Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme
pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan yang
tepat atau setidak-tidaknya memadai. 6 9. Hormon Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang antara lain adalah “growth hormone”, tiroid, hormon seks, insulin, IGFs (Insulin-like
growth factors), dan hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal. - Somatotropin atau “growth hormone”
(GH = hormon pertumbuhan) Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatik terutama
pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi hormon ini. GH merangsang
terbentuknya somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan. GH mempunyai “circadian
variation” dimana aktivitasnya meningkat pada malam hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah
latihan fisik, perubahan kadar gula darah dan sebagainya. 6 - Hormon tiroid Hormon ini mutlak
diperlukan pada tubuh kembang anak, karena mempunyai fungsi pada metabolisme protein,
karbohidrat dan lemak. Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormon ini. Demikian pula dengan
pertumbuhan dan fungi otak sangat tergantung pada tersedianya hormon tiroid dalam kadar yang
cukup. Defisiensi hormon tiroid mengakibatkan retardasi fisik dan mental yang kalau berlangsung lama,
dapat menjadi permanen. Sebaliknya pada hipertiroidisme dapat mengakibatkan gangguan pada
kardiovaskular, metabolisme, otak, mata, seksual, dll, hormon ini mempunyai interaksi dengan
hormone-hormon lain seperti somatotropin.6 - Glukokortikoid Mempunyai fungsi yang bertentangan
dengan somatotropin, tiroksin serta androgen, karena kortison berlebihan akan mengakibatkan
pertumbuhan terhambat/terhenti dan terjadinya osteoporosis.6 - Hormon-hormon seks Terutama
mempunyai peranan dalam fertilitas dan reproduksi. Pada permulaan purbertas, hormon seks memacu
pertumbuhan badan, tetapi sesudah beberapa lama justru menghambat pertumbuhan. Androgen
disekresi kelenjar adrenal (dehidroandrosteron) dan testis (testosteron), sedangkan estrogen terutama
diproduksi oleh ovarium.6 - Insulin like Growth Faktors (IGFs) Merupakan somatomedin yang kerjanya
sebagai mediator GH dan kerjanya mirip dengan insulin. Fungsinya selain sebagai mediator GH,
aktifitasnya mirip insulin, efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblas dan jaringan lainnya. IGFs
diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi IGFs yang beredar dalam sirkulasi terutama diproduksi di
hepar.6 10. Obat-Obatan Beberapa obat-obatan dikenal dapat menyebabkan terlambatnya
pertumbuhan, seperti kortikosteroid, antibiotik golongan quinolon, pemakaian obat perangsang
susunan saraf pusat. Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian
halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya
produksi hormon pertumbuhan. Kortikosteroid Efek yang merugikan dari glucocorticoid pada
pertumbuhan sudah diketahui para klinisi yang menangani anak-anak. Secara umum, hal ini diakui
dalam pengelolaan yang berhubungan dengan asma brinchialis, rheumatoid arthritis dan nephrotic
syndrome, karena hal-hal tersebut merupakan hal yang paling umum dari kelainan pada anak yang
dirawat menggunakan kortikosteroid jangka panjang . Pertumbuhan yang kurang ini juga dapat dikaitkan
dengan keterlambatan derajat maturasi, yang biasanya diobservasi sebagai terlambatnya pertumbuhan
usia tulang. Mekanisme ini berpengaruh terhadap pertumbuhan, dan bagaimana cara mencegahnya
belum diketahui.10 Cara yang kortikosteroid mengurangi pertumbuhan tidak diketahui dengan jelas.
Namun, ada beberapa indikator yang diketahui. Tampaknya, efek yang besar yaitu menghalangi aksi dari
growth hormone; sebuah efek langsung menghalangi produksinya oleh kelenjar pituitary adalah sedikit
atau tidak ada. Morris et al. (1968) dalam penelitian metabolisme jangka pendek dan jangka panjang
menunjukkan pertumbuhan yang ditandai dengan berkurangnya aksi dari growth hormone pada 8
(delapan) anak pengguna steroid dibandingkan dengan anak bukan pengguna steroid. 10 Aksi dari
kortikosteroid berada di perifer. Sesudah diketahui dengan baik bahwa growth hormone yang
menginduksi sintesis peptida-peptida oleh hati. Induksi ini menggunakan hormon yang disebut sebagai
'somatomedins' atau' faktor sulphation ' dan muncul untuk memediasi aksi pertumbuhan oleh growth
hormone. Oleh karena itu, salah satu peran cortisol ialah menghambat produksi somatomedin oleh hati.
10 Tindakan dari kortikosteroid menghambat pertumbuhan tidak dapat diragukan. Mekanisme tersebut,
untuk saat ini, masih belum jelas tetapi kortikosteroid beraksi di perifer dan ini dapat dikurangi dengan
penggunaan harian yang selang-seling. Jika steroid harus digunakan untuk tujuan antiinflamasi, dalam
dosis relatif tinggi dan tidak fisiologis maka penggunaan kortikosteroid yang selang-seling (atau bahkan
lebih jarang) dapat bermanfaat. Dalam hal ini dosis digunakan untuk memperbaiki respon klinis dari
pasien tetapi jelas harus digunakan secara minimal untuk mengontrol gejala utama pasien. 10 2.4.2.2
Faktor Fisis 1. Cuaca, Musim , Keadaan Geografis Suatu Daerah Musim kemarau yang panjang/adanya
bencana alam lainnya, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai akibat
gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi. Demikian pula gondok endemik banyak
ditemukan pada daerah pegunungan, dimana air tanahnya kurang mengandung yodium. 6 Dalam
setahun, terdapat periode cepat tumbuh sampai 3 (tiga) kali daripada periode lainnya saat pertumbuhan
lambat. Periode tingkat pertumbuhan ini yang dihubungkan dengan musim dan pertumbuhan paling
cepat terjadi pada musim semi. Di daerah tropis, rendahnya asupan makanan selama musim hujan
mungkin memegang peran dalam perubahan tingkat pertumbuhan. Iklim juga dipengaruhi oleh
ketinggian tinggi lokasi tempat tinggal, di mana orang-orang yang mendapatkan saturasi oksigen lebih
rendah di udara memiliki tinggi badan yang lebih pendek. 8 Penyelidikan di Peru menunjukkan bahwa
tinggi badan yang lebih tinggi belum tentu mempunyai keuntungan dari reproduksi. Dalam negara-
negara industri, perempuan yang lebih tinggi pada umumnya memiliki keuntungan bidang reproduksi
lebih sukses daripada wanita yang lebih pendek, tetapi dalam lingkungan yang keras seperti di Peruvian
Andes, perempuan yang lebih pendek lebih mungkin untuk menghasilkan keturunan hidup. Ukuran
tubuh, oleh karena itu, nampaknya lebih ke kemampuan beradaptasi pada berbagai kondisi ekologi. 8 2.
Sanitasi Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang
mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun
lingkungan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang kurang,
maka anak akan sering sakit, misalnya diare, kecacingan, tifus abdominalis, hepatitis, malaria, demam
berdarah, dan sebagainya. Demikian pula dengan polusi udara baik yang berasal dari pabrik, asap
kendaraan atau asap rokok, dapat berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut). Kalau anak sering menderita sakit, maka tumbuh kembangnya pasti terganggu. 6 3.
Keadaan Rumah: Struktur Bangunan, Cahaya, dan Kepadatan Hunian Keadaan perumahan yang layak
dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan
menjamin kesehatan penghuninya. 6 4. Radiasi Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya
radiasi tinggi. 6 2.4.2.3 Faktor Psikososial Bayi baru lahir di rumah sakit atau panti asuhan, tanpa
mendapatkan kasih sayang, menghasilkan perkembangan yang kurang. Kasih sayang ialah kebutuhan
biologi pada seorang anak kecil untuk mencari kedekatan dengan orang tua selama stress dan juga
hubungan yang memungkinkan rasa aman bagi seorang anak kepada orang tua untuk mendapatkan rasa
tenang setelah mendapatkan stress. Kasih sayang yang buruk dapat diprediksikan dapat menjadikan
masalah perilaku dan belajar anak. 1 Pada setiap tahapan perkembangan, anak belajar dengan cepat
ketika mereka mempunyai orangtua yang perhatian terhadap respon verbal dan non verbalnya. Anak
mempelajari dengan baik ketika mendapatkan tantangan baru yang sedikit lebih sulit dari apa yang
sudah mereka pelajari sebelumnya. Kekuatan psikologis, seperti masalah perhatian dan kelainan mood,
dapat memberikan pengaruh pada akitivitas anak setelah dewasa lainnya. 1 Stres akut merangsang
sekresi growth hormone, tetapi terpapar stres kronis seperti ini disebabkan oleh terusiknya psikososial
akan menekan sekresi growth hormone, sehingga tidak dapat tumbuh. Setelah stres dihilangkan, sekresi
growth hormone cepat kembali normal dan kemudian terjadi pertumbuhan cacth up. Ini menjelaskan
fenomena yang sebelumnya dijelaskan oleh Friend dan Bransby tahun 1947, yang dilaporkan
pertumbuhan anak-anak menjadi lambat ketika tinggal di asrama sekolah dan pertumbuhan meningkat
ketika saat liburan.8 Model kontemporer dari perkembangan anak mengenal pengaruh penting di luar
hubungan ibu dan anak saja. Ayah diketahui mempunyai peran yang penting, hubungan langsung
keduanya dengan anak mereka dan pada ibu yang mendukung anaknya. Model keluarga inti menjadi
kurang dominan, pengaruh anggota keluarga lain (kakek, orangtua angkat, saudara sejenis) menjadi
lebih penting. Lebih lagi, jika anak-anak diasuh oleh orang lain jika sedang pergi bekerja.1 Keluarga
berfungsi sebagai suatu sistem, dengan batasan eksternal dan internal, subsistem, peran, dan aturan
dalam berinteraksi. Pada keluarga yang kaku, anak dapat menolak segala aturan yang ada, seperti
pemberontak.1 Anggota dalam sistem tersebut mengambil peran tersembunyi. Sebagai contoh, satu
anak dapat menjadi “pembuat masalah”, padahal anak lain “anak yang patuh” dan anak lainnya yang
“pendiam”. Tingginya kelahiran dapat mempengaruhi pada perkembangan kepribadian, dari
pengaruhnya dalam peran dalam keluarga dan pola interaksi. Keluarga juga bersifat dinamis. Perubahan
perilaku pada satu orang dapat mempengaruhi orang lain dalam keluarga, peran berganti sampai
keseimbangan baru ditemukan. Kelahiran anak baru, perkembangan yang diraih dari perististiwa yang
luar biasa seperti mulain jalan sendiri, ketakutan saat mimpi buruk, dan kematian kakek atau suatu
perubahan menyeluruh membutuhkan peran negosiasi ulang dalam keluarga dan dapat mempengaruhi
kesehatan dan beradaptasi atau disfungsi.1 a. Stimulasi Stimulasi merupakan hal yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi. 6 b. Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk
belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana
lainnya. 6 c. Ganjaran atau Hukuman yang Wajar Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita memberi
ganjaran, misalnya pujian, ciuman, belain, tepuk tangan, dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan
menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum
dengan cara-cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan. Yang penting hukuman
dilakukan secara objektif, disertai pengertian dan maksud dari hukuman tersebut, bukan hukuman
untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan terhadap anak. Sehingga anak tahu aman yang baik dan
mana yang tidak baik, akibatnya akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak yang penting untuk
kepribadian anak kelak di kemudian hari. 6 d. Kelompok Sebaya Untuk proses sosialisasi dengan
lingkungannya anak memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari orangtua tetap diperlukan untuk
memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, aspek lingkungan sebaya
menjadi sangat penting dengan makin meningkatnya kasus-kasus penyalahan obat-obat dan narkotika. 6
e. Stres Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya anak akan menarik
diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun, dan sebagainya.6 f. Sekolah Dengan adanya
wajib belajar 9 tahun sekarang ini diharapkan setiap anak mendapatkan kesempatan duduk dibangku
sekolah minimal 9 tahun. Sehingga dengan mendapatkan pendidikan yang baik, maka diharapkan dapat
menaikan taraf hidup anak-anak tersebut. Yang masih menjadi masalah sosial sekarang ini adalah masih
banyaknya anak-anak yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena harus membantu mencari
nafkah untuk keluatganya. 6 g. Cinta dan Kasih Sayang Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan
dilindungi. Anak memerlukan kasih saying dan perlakuan yang adil dari orangtuanya. Agar kelak
kemudian hari menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula terhadap
sesamanya. 6 Sebaiknya kasih sayang yang diberikan secara berlebihan yang menjurus ke arah
memanjakan akan menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak. Akibatnya anak
akan menjadi manja, kurang mandiri, pemboros, sombong, dan kurang bisa menerima kenyataan. 6 h.
Kualitas Interaksi Anak dan Orang Tua Interaksi timbal balik antara anak dan orangtua, akan
menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka terhadap orang tuanya, sehingga
komunikasi bisa 2 arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya
keterdekatan dan kepercayan antara orangtua dan anak. Interaksi tidak ditentukan seberapa lama kita
bersama anak. Tetapi lebih ditentukan oleh kualitas oleh interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap
kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh
rasa saling menyayangi. 6 2.4.2.4 Faktor Keluarga Adat dan Istiadat Status sosial ekonomi yang lebih
tinggi termasuk pendapatan yang tinggi terkait dengan pendidikan yang lebih baik, gizi yang lebih baik,
perawatan anak lebih baik, dan perawatan medis yang lebih baik dan pelayanan sosial. Faktor-faktor ini
yang dapat menyebabkan perubahan dalam ukuran, laju pertumbuhan, dan waktu perkembangan
remaja, yang disebut perubahan sekuler. Di Eropa selama 100 tahun terakhir, manusia menjadi lebih
tinggi, yang mulai masa pubertas telah dimulai pada usia lebih muda. Akan tetapi, saat masa susah
dapat terjadi penurunan pertumbuhan.8 The British National Child Development Survey menunjukkan
perbedaan ketinggian 3,3 cm pada anak laki-laki usia 7 tahun dalam kelas profesional dan manajemen
dibandingkan dengan kelas manual dan kelas tidak, dan perbedaan ini masih tetap pada kelas sekuler.
Negara-negara berkembang juga menunjukkan tinggi badan lebih tinggi dan lebih besar dicapai oleh
anak-anak dari kelas sosial ekonomi tinggi. 8 Prevalensi kelebihan makan jauh lebih tinggi dalam kelas
sosial rendah pada negara-negara industri, terutama saat persediaan makanan memadai tetapi tidak
dalam diet. Dalam kasus ini, obesitas adalah hasil dari keseimbangan nutrisi dengan asupan tinggi dari
karbohidrat dan ditambahkan gula. Sebaliknya, di negara-negara berkembang sebaliknya yang terjadi:
semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin tinggi prevalensi kegemukan. 8 a. Pekerjaan Atau
Pendapatan Keluarga Pendapatan kelurga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak
karena orangtua dapat menyediakan semua keperluan anak baik yang primer maupun yang sekunder. 6
b. Pendidikan Ayah/Ibu Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh
kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orangtua dapat menerima semua informasi
terutama cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan
sebagainya. 6 c. Jumlah Saudara Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial
ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.
Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat sedangkan pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang
kurang, jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih saying dan perhatian pada
anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun belum terpenuhi oleh
karena itu keluatga berencana tetap diperlukan. 6 d. Jenis Kelamin dan Keluarga Pada masyarakat
tradisional wanita memiliki status yang lebih rendah dibandingkan laki-laki sehingga angka kematian
bayi dan malnutrisi masih tinggi pada wanita demikian pula dengan pendidikan, masih banyak
ditemukan wanita yang buta huruf. 6 e. Stabilitas Rumah Tangga Stabilitas keharmonisan rumah tangga
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang
harmonis, dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis. 6 f. Kepribadian Ayah/Ibu Kepribadian
ayah dan ibu yang terbuka untuk pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila
dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup.6 g. Adat Istiadat, Norma-Norma, Tabu-
Tabu Adat istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Misalnya di Bali karena seringnya upacara agama yang diadakan oleh suatu keluarga, dimana harus
disediakan berbagai makanan dan buah-buahan, maka sangat jarang terdapat anak yang gizi buruk
karena makanan dan buah-buahan tersebut akan dimakan bersama setelah selesai upacara. Demikian
pula dengan norma-norma dan tabu-tabu yang berlaku di masyarakat, berpengaruh pula terhadap
tumbuh kembang anak. 6 h. Agama Pengajaran agama harus ditanamkan pada anak-anak sedini
mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan
kebajikan. 6 i. Urbanisasi Sudah dipikirkan bahwa urbanisasi menghasilkan tinggi badan yang lebih tinggi,
dan ini mungkin akibat dari asupan makanan yang cukup, kesehatan yang memadai dan layanan sanitasi,
pendidikan, rekreasi, dan kesejahteraan. Seperti perkembangan yang ditemukan di Eropa, Amerika
Serikat, dan Australia, tetapi tidak jelas apakah Amerika Selatan atau di Afrika yang kumuh. Ketika
keadaan ekonomi sangat tinggi sebagai di Amerika Serikat dan Australia, perbedaan tinggi badan dengan
di pedesaan menjadi kabur. Di negara-negara berkembang dimana pemukiman kumuh yang terlalu
penuh dipenuhi masyarakat yang sangat miskin, perbedaan berat dan tinggi badan anak-anak di daerah
kumuh perkotaan dengan di pedesaan menjadi hampir sama. 8 Industrialisasi membawa masalah
pembuangan sampah. Pada tahun 1987 Paigen dkk. Menjelaskan pertumbuhan pola anak-anak yang
tinggal di dekat Love Canal di Niagara Falls Negara di New York. Ini adalah kanal yang belum selesai
dengan panjang 3.000 m, yang digunakan sebagai lokasi pemakaman untuk 19.000 metrik ton
pembersih organik, chlorinated hidrokarbon, asam, dan limbah berbahaya lainnya selama tahun 1940-
an. Anak-anak dibawah penyelidikan yang tinggal di daerah ini memiliki tinggi badan yang lebih pendek
daripada anak-anak kontrol. 8 j. Kehidupan Politik dalam Masyarakat yang Mempengaruhi Prioritas
Kepentingan Anak, Anggaran, dan lain-lain. 6 BAB III KESIMPULAN Pertumbuhan adalah setiap
perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis)
maupun struktural dalam arti sebagian atau menyeluruh. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill), struktur, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Pertumbuhan mempunyai dampak
terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu.
Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu. Tumbuh kembang
anak dipengaruhi oleh banyak faktor dimulai dari faktor internal (genetik), prenatal, sampai postnatal.
Untuk mendapatkan tumbuh kembang anak yang optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua
anak diharapkan mengetahui faktor-faktor tersebut. SUDAH COCOK ??? (note= gambar dan bagan sulit
di upload jadi gak muncul, tapi difilenya ada)

Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai