DISUSUN OLEH
A. LATAR BELAKANG
Setiap keluarga memimpikan dapat membangun keluarga harmoni,
bahagia dan saling mencintai, namun pada kenyataannya banyak keluarga yang
merasa tidak nyaman, tertekan dan sedih karena terjadi kekerasan dalam keluarga,
baik kekerasan yang bersifat fisik, psikologis, seksual, emosional, maupun
penelantaran. Kekerasan dalam rumah tangga secara umum mengandung
pengertian bahwa sebagai suatu tindakan yang dimiliki seseorang untuk melukai
atau merusak benda milik korbannya. Dalam hal ini termasuk didalamnya segala
bentuk ancaman,penggunaan kata-kata kasar, ataupun segala sesuatu yang
mengakibatkan penderitaan bagi korbannya (dalam Su’adah, 2005). Adapun
bentuk bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang biasa terjadi seperti kekerasan
fisik yang berakibat langsung, kekerasan emosional atau psikologis yang termasuk
didalamnya penggunaan kata-kata kasar, kekerasan seksual biasanya terjadi dalam
hubungan suami istri, kekerasan ekonomi misalnya menghambur-hamburkan
penghasilan istri, ataupun kekerasan sosial yang membatasi pergaulan istri. Dalam
hal ini kekerasan yang terjadi biasa dilakukan oleh seorang suami kepada istri atau
anaknya.
Kekerasan dalam rumah tangga tersebut akan memiliki dampak
diantaranya dampak fisik seperti perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit,
dampak secara psikologis seperti perbuatan yang mengakibatkan ketakutan,
hilangnya percaya diri dan atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Dari
beberapa dampak tersebut, maka kemungkinan akan muncul perilaku agresi pada
anak, dimana perilaku tersebut didapat dari hasil pengamatan dan
pengalaman.melihat kedua orang tuanya bertengkar seperti ketika ayahnya sedang
memukul dan menampar ibunya, selain itu subjek juga sering mendengar bahwa
ayahnya memanggil ibunya dengan kata-kata kasar seperti bego atau tolol.
Kekerasan yang dialami subjek tidak beda jauh dengan ibunya, dimana ia sering
dipukul dengan menggunakan tangan, dilempari sapu, sendal atau kaleng, subjek
juga sering mendengar ayahnya memanggil ia dengan kata kata bego dan tolol
saat ia tidak bisa mengerjakan PRnya. Dalam hal ini subjek setiap hari mengalami
serta mengamati kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya kepada ia dan ibunya,
maka hal ini akan berdampak terhadap perilaku subjek karena anak yang tinggal
dalam keluarga dengan kekerasan dalam rumah tangga cenderung memiliki
perilaku agresi yang tinggi. Agresi yang dilakukan oleh subjek berupa agresi
verbal dan kejadian yang dialami anak sehingga anak akan berperilaku sama
seperti orang tuanya.
Agresi menurut Moore & Fine (dalam, Koeswara 1988) adalah tingkah
laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau
terhadap objek. Agresi secara fisik meliputi kekerasan yang dilakukan secara
fisik,seperti memukul, menampar, menendang dan lain sebagainya.Selain itu
agresi secara verbal adalah penggunaan kata-kata kasar seperti bego, tolol.
Kekerasan dalam rumah tangga yang tertuang dalam UU RI No 23 Tahun
2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga pasal 1 ayat 1
mengatakan bahwa,kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan
terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, seksual,psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Menurut Davies (1994) kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu bentuk
kekerasan fisik maupun mental yang dilakukan oleh pria terhadap pasangannya
atau istrinya yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan baik secara
fisik, seksual, psikologis, atau penelantaran dalam rumah tangga. Adapun
kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi terhadap anak menurut Gelles (dalam
Newberger,1982) adalah kondisi klinis dimana anak mengalami kekerasan dengan
sengaja melalui verbal seperti penggunaan kata-kata kasar dan non verbal seperti
penyerangan fisik oleh keluarga atau orang terdekat dari anak tersebut.
Adapun bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang biasa terjadi
seperti kekerasan fisik yang berakibat langsung, kekerasan emosional atau
psikologis yang termasuk didalamnya penggunaan kata-kata kasar, kekerasan
seksual biasanya terjadi dalam hubungan suami istri, kekerasan ekonomi misalnya
menghambur-hamburkan penghasilan istri, ataupun kekerasan terhadap ibu dan
anaknya, maka dalam hal ini anak mengadopsi perilaku agresinya dari hasil
belajar melalui pengamatan anak kepadaorang tua serta anak dapat meniru semua
tingkah laku orang tua yang didapatnya dari kekerasan tersebut. Di lain pihak
orang tua tidak menyadari bahwa pada kenyataannya anak dapat berperilaku
agresi tidak lain dari tingkah laku orang tua yang dipaparkannya setiap hari, akan
tetapi tidak menutup kemungkinan lingkungan tempat tinggal juga dapat
berpengaruh terhadap perkembangan perilaku agresi anak.Berdasarkan uraian
diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti atas apa yang terjadi dalam keluarga
tersebut, yaitu meneliti tentang perilaku agresi anak dalam keluarga yang
mengalami kekerasan rumah tangga.
sosial yang membatasi pergaulan istri. Dalam hal ini kekerasan yang
terjadi biasa dilakukan oleh seorang suami kepada istri atau anaknya. Pada kasus
kekerasan dalam rumah tangga, banyak keluarga yang mengalami kekerasan
dalam rumah tangga tidak melaporkan kepada pihak yang berwajib atau pihak
yang menangani kasus tersebut. Dari keterangan diatas, maka kekerasan dalam
rumah tangga tersebut akan memiliki dampak diantaranya dampak fisik seperti
perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, dampak secara psikologis seperti
perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya percaya diri dan atau
penderitaan psikis berat pada seseorang. Dari beberapa dampak tersebut, maka
kemungkinan akan muncul perilaku agresi pada anak, dimana perilaku tersebut
didapat dari hasil pengamatan serta kejadian yang dialami anak sehingga anak
akan berperilaku seperti orang tuanya.
Agresi menurut Moore & Fine (dalam, Koeswara 1988) adalah tingkah
laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau
terhadap objek-objek. Agresi secara fisik meliputi kekerasan yang dilakukan
secara fisik,seperti memukul, menampar, menendang dan lain sebagainya.
Selain itu agresi secara verbal adalah penggunaan kata-kata kasar seperti
bego, tolol. Selain bentuk agresi tersebut, ada faktor yang mempengaruhinya
dalam perbuatan agresi diantaranya faktor belajar, faktor imitasi, faktor
penguatan. Agresi pada anak dapat terbentuk karena setiap hari anak sering
melihat dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga baik secara langsung
atau tidak langsung yang dilakukan ayah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam karya tulis ilmiah ini, adalah sebagai berikut.
1. Mengapa perilaku agresi anak tersebut demikian?
2. Apa faktor yang mempengaruhi agresi anak yang tinggal dalam keluarga
kekerasan rumah tangga?
3. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang mempengaruhi
agresi anak yang tinggal dalam keluarga kekerasan rumah tangga ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini, adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perilaku agresi anak tersebut demikian
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi agresi anak yang tinggal
dalam keluarga kekerasan dalam ruamh tangga
3. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang
mempengaruhi agresi anak yang tinggal dalam keluarga kekerasan rumah
tangga
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan penjelasan secara
teoritis mengenai pengaruh agresi anak yang tinggal dalam
keluarga kekerasan rumah tangga.
b. Bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan referensi yang ingin
melakukan penelitian yang sama dan mampu dikembangkan kearah
yang lebih komperensif.
2. Secara Praktis
a. Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan acuan bagi pemerintah untuk
lebih memperhatikan dan mengambil tindakan tegas mengenai
kekerasan rumah tangga dan dampaknya terhadap perilaku agresi
anak tersebut.
b. Bagi masyarakat khususnya orang tua dapat dijadikan pandangan
mengenai dampak yang ditimbulkan dari kekerasan rumah tangga
terhadap perilaku agresi anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian agresi menurut para ahli
Adapun hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi anak agresif, diantaranya
melalui berbagai metode dan teknik sebagai berikut: