PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permulaan ilmu dapat ditelusuri pada permulaan manusia. Teori
merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu,
termasuk psikologi. Tanpa teori psikologi usaha memahami perilaku dan
kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan. Teori banyak bersumber dari
observasi dan introspeksi mendalam dari para pemikir. Ilmu merupakan sebagian
pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik,
rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka, dan kumulatif.
Kita manusia adalah makhluk yang sangat mudah beradaptasi. Kita dapat
menyesuaikan dengan dan tumbuh dalam beragam lingkungan fisik, social, dan
budaya. Dengan kata lain kita belajar dari pengalaman kita.
Pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk
kesadaran apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan
perseptual, oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan
biologi dan antara fikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif. Terlepas dari
apakah orang memiliki perilaku atau memperoleh informasi dan keyakinan-
keyakinan baru, pembelajaran utamanya adalah sebuah fenomena mental yang
berbasis dalam otak. Manusia yang berpikir filsafati, diharapkan bisa
memahami filosofi kehidupan, mendalami unsur-unsur pokok dari ilmu yang
ditekuninya secara menyeluruh sehingga lebih arif dalam memahami sumber,
hakikat dan tujuan dari ilmu yang ditekuninya, termasuk pemanfaatannya
bagi masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu untuk memahami seberapa besar
pengaruh ilmu maupun teknologi yang ada di kehidupan.
Pada saat ini konseling di Indonesia belum sampai pada kondisi yang
mapan, namun harus sudah menyesuaikan diri dengan perubahan global yang
dipicu oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, kemudahan
transportasi, dan ‘hilangnya’ batas-batas struktural yang mengkotak-kotakan
manusia berdasarkan Negara atau wilayah. Orientasi pendekatan, strategi bantuan,
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka masalah yang
dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan profesi?
2. Bagaimana ciri-ciri profesi?
3. Bagaimana perkembangan profesi konseling di Indonesia?
4. Faktor apa yang menghambat laju perkembangan profesi konseling di
Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam makalah kami yaitu :
1. Secara Teoritis
Menjadi sumbangan bagi ilmu pengetahuan, sebagai penunjang
pembelajaran khususnya dibidang mata kuliah Psikologi Konseling
yang berorientasi pada pembahasan “Perkembangan Profesi
Konseling”.
2. Secara Praktis
Menjadi referensi bagi penulis lain yang ingin melakukan penulisan
yang serupa yang kemudian dikembangkan dan diarahkan pada
pemecahan masalah yang lebih komperensif dan konstruktif dan
disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Psikologi
Konseling.
A. Pengertian Profesi
Istilah “profesi” memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua
pekerjaan dapat disebut profesi. Untuk mecegah kesimpang-siuran tentang arti
profesi dan hal-hal yang bersangkut paut dengan itu, berikut ini dikemukakan
beberapa istilah dan ciri-ciri profesi. “Profesi” adalah suatu jabatan atau pekerjaan
yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut
profesi, tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu.
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut. Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu
profession atau bahasa latin profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan,
menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan
secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan
pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu
adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan
perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual.
Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan,
keahlian, dan persiapan akademik. Kata Profesi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Di dalam profesi dituntut adanya keahlian
dan etika khusus serta standar layanan. Pengertian ini mengandung implikasi
bahwa profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang secara khusus di
persiapkan untuk itu. Dengan kata lain profesi bukan pekerjaan yang dilakukan
oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain. Profesi adalah suatu
pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang
A. Simpulan
Sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan dibagian
pendahuluan, maka kami menyimpulkan bahwa “Profesi adalah pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus.
Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi
dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Profesi harus memiliki tiga
pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik. Secara umum
ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu ; adanya
pengetahuan khusus, adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi,
mengabdi pada kepentingan masyarakat, ada izin khusus untuk menjalankan suatu
profesi. Pengembangan profesi bimbingan dan konseling antara lain melalui
standardisasi untuk kerja profesional konselor dan standardisasi penyiapan
konselor. Perkembangan Gerakan bimbingan di Indonesia pada dasarnya terdapat
tiga periode perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia yakni periode
prawacana (1960-1970), periode pemasyarakatan (1970-1990), periode
konsolidasi (1990-sekarang).
Pengembangan bimbingan dan konseling sebagai sebuah profesi bukan
hanya kewajiban dari ABKIN saja sebagai organisasi profesi, namun menjadi
kewajiban bagi seluruh bagian yang terkait seperti ; lembaga pendidikan tenaga
kependidikan, pakar/ilmuan bimbingan dan konseling, mahasiswa BK, dan para
praktisi BK di lapangan baik di dunia pendidikan atau non pendidikan, sehingga
ketika semua kekuatan saling bersinergi akan menghasilkan sebuah dinamika
yang bagus.
ABKIN sebagai organiasasi profesi yang memiliki kewenangan untuk
menetapkan kebijakan dalam mengembangakan organisai profesi BK harus bisa
membaca realitas dan kebutuhan dari dalam dan luar organisasi, sehingga
lebijakan yang dikeluarkan benar-benar menjadi sarana pengambangan profesi
BK dan menjaga kepercayaan publik atas profesi ini. Hal-hal yang berpengaruh
B. Saran
Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai
bidang kehidupan manusia terutama dalam bidang pendidikan akibat metode
belajar dan pembelajaran yang kurang baik. Untuk itu kita harus memajukan
prinsip belajar yang efektif. Kerja sama yang baik antara guru dan siswa bisa
membantu pelajar untuk mencari dan menerima pelajaran dengan baik dan
dibutuhkan kesadaran diri murid dalam belajar dan dari guru dibutuhkan
pengalaman mengajar yang baik dan benar-benar berkualitas yang merupakan
suatu modal penerapan dalam pengembangan ilmu yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari
Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami
ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami
harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan
makalah-makalah selanjutnya.