B. Landasan Yuridis
Landasan yuridis dalam pendidikan merupakan suatu sekumpulan
perangkat konsep peraturan perundang undangan dalam bidang Pendidikan Perundang
undangan tersebut menjadi dasar pijakan dari penyelenggaraan pendidikan di suatu
negara. Landasan yuridis dan politis ini bersifat ideal dan normatif bagi pihak
pihak yang terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan, sehingga mau
tidak mau pihak yang terlibat dalam proses penyelenggaraan pendidikan harus patuh
terhadap perundang undangan yang ada.
Landasan yuridis pendidikan di Indonesia diatur dalam UUD RI Tahun
1945 tentang hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia khususnya dalam
memperoleh pendidikan. Pasal 31 ayat 1 sampai ayat 5 menekankan bahwa setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah serta negara
mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi semua hal yang berhubungan dengan
pendidikan(Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, n.d.)
Berikut ini adalah sejumlah peraturan dan perundang undangan yang menjadi
titik tolak dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia yakni:
1) UUD 1945 sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia;
2) Pancasila sebagai Landasan Idiil Sistem Pendidikan Indonesia ;
3) Ketetapan MPR sebagai landasan yuridis pendidikan nasional;
4) Undang undang dan peraturan pemerintah sebagai landasan yuridis pendidikan
nasional;
5) Keputusan presiden sebagai landasan yuridis pelaksanaan pendidikan nasional;
6) Instruksi menteri sebagai landasan yuridis pelaksanaan pendidikan Nasional
Kelompok 2
STANDARISASI PROFESI GURU
A. Standarisasi Profesi Guru
Banyak orang berasumsi bahwa menjadi guru adalah hal yang mudah,
asalkan memiliki sikap dan sifat yang baik serta memilki kualifikasi di bidang
keguruan. Asumsi tersebut tidaklah keliru, akan tetapi ada bebepa hal yang harus
dipenuhi agar bisa menjadi guru. Sesuai dengan perkembangan zaman, proses
perekrutan guru di tingkat satuan pendidikan harus memenuhi standar pendidik dan
tenaga kependidikan secara nasional bahkan internasional.
Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab XI Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 41 pada ayat
(1) dan (2), menyebutkan beberapa syarat yang harus dipenuhi seorang pendidik,
yaitu sebagai berikut:
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Pendidik pada pendidikan formal pada jenjang pada usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi
merupakan hasil perguruan tinggi yang terakreditasi.
B. Standarisasi Kualifikasi Guru
Standarisasi adalah suatu pedoman atau tumpuan yang digunakan untuk
dijadikan sebagai acuan minimal dalam mencapai keselarasan. Standarisasi pada
dasarnya digunakan sebagai tolak ukur suatu objek dengan menentukkan
karakteristik dan spesifikasi tertentu yang dikenakan pada objek tersebut. Dikutip
dari buku Musriadi (2016) menurut kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi
adalah pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian atau keahlian yang
diperlukan untuk mencapai sesuatu.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, kualifikasi akademik
diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 28 ayat 2)
C. Standarisasi Kompetensi Guru
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi di artikan sebagai
kekuasaan (kewenangan) untuk menentukkan atau memutuskan suatu hal
(Musriadi: 2016). Pada dasarnya kompetensi merupakan kemampuan atau
kecakapan. Dalam Surat Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2005 mengatakan
bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab
yang dimilki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
untuk menjalankan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Merujuk pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan
kompetensi Guru, minimal terdapat 4 kompetensi yang wajib dimiliki seorang guru,
antara lain sebagai berikut.
a) Kompetensi Profesional
Guru profesional adalah orang yang mempunyai kemampuan dan
kecakapan di dalam bidang keguruan sehingga ia dapat menjalankan tugas
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dengan
demikian, Guru profesional merupakan orang-orang yang memilikibanyak
pengalaman dalam bidangnya serta terdidik dan terlatih dengan baik.
b) Kompetensi Pendagonik
Pada dasarnya kompetensi pendagonik adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik meliputi
pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial, yakni
bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma
sosial, bangga sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma.
d) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Adapun 3 komponen yang memungkinkan seseorang dan menjalani
hubungan yang positif dengan teman sebayanya, yaitu:
1. Pengetahuan tentang keadaan emosi yang tepat untuk situasi sosial
tertentu (pengetahuan sosial),
2. Kemampuan untuk berempati dengan orang lain (empati), dan
3. Percaya pada kekuatan diri sendiri (locus of contro).
Dari paparan materi di atas dapat disimpulkan setidaknya ada 4
standarisasi kompetensi nasional yang harus guru penuhi, yaitu
kompetensi profesional, kompetensi pendagonik, kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial.
A. Standarisasi Sertifikasi Guru
Guru dipersiapkan melalui proses pendidikan atau proses latihan secara
formal dan mendapat pengakuan dari masyarakat. Guru mata diklat produktif
adalah guru yang memiliki tanggung jawab atau dikhususkan untuk mengajar mata
pelajaran produktif di sekolah menengah kejuruan sesuai dengan bidang keahlian jurusan
atau bidang studi. Kriteria kesiapan guru mata diklat produktif untuk melaksanakan
Sekolah Bertaraf Internasional diantaranya dilihat dari :
1. Latar belakang Pendidikan Pada PP No 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan Indonesia, pada pasal 28 disebutkan bahwa “pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Penguasaan Bahasa Inggris dan Komputer Sekolah Bertaraf Internasional
di dalam proses pembelajarannya menggunakan kurikulum adaptif dengan
pendekatan multi metode, multimedia dan berbasis ICT (Information and
Communication Technology), juga menggunakan bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia (bilingual) sebagai bahasa pengantar.
3. Kompetensi Mengelola PBM
Tugas utama seorang guru adalah mengajar, sehingga guru dituntut untuk
memiliki kemampuan khusus di dalam proses belajar mengajar. Pada
profil Sekolah Bertaraf Internasional, tidak disebutkan secara rinci standar
kompetensi guru di dalam pengelolaan proses belajar mengajar.
4. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengungkap pemenuhan tuntutan Standar
minimal yang harus dikuasai guru dalam kompetensi pedagogik Dan
kompetensi profesional. Tes tulis ini merupakan alat ukur berupa Satu selt
pernyataan untuk mengukur sampel perilaku kognitif yang Diberikan
secara tertulis dan jawaban yang diberikan juga secara tertulis Dapat
dikategorikan ke dalam tes dikotomi menjadi benar dan salah.
5. Tes Kinerja
Tes kinerja menurut para ahli adalah jenis tes yang paling baik Untuk
mengukur kinerja seseorang dalam melaksanakan suatu tugas atau profesi
tertentu. Secara umum tes kinerja dapat digunakan sebagai alat untuk
mengungkapkan gambaran menyeluruh dari akumulasi kemampuan guru
sebagai sinergi dari keempat kemampuan dasar.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa uji dalam sertifikasi dapat
dilakukan dengan melalui empat tahap yaitu: tes tulis, tes kinerja, self
apprasial dalam bentuk portofolio dan peer apprasial. Sehingga nantinya
dalam uji sertifikasi dapat lebih transparan dan lebih terjamin kualitas
pendidik yang sebenarnya karena melalui uji sertifikasi secara menyeluruh
Kelompok 4
Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Kependidikan
A. Pengertian Administrasi Pendidikan
Gie (1992) mengemukakan administrasi berasal dari bahasa latin ad dan
ministrate yang artinya melayani, membantu, menunjang, pencapaian tujuan sehingga
bebar-benar tercapai. Jadi administrasi menurut Gie (1992) adalah segenap rangkaian
kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang
dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu. Pengertian administrasi pendidikan ditinjau
dari berbagai aspek. Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama
untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidikan itu merentang
dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan
tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam
pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan
dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa,
atau tujuan pendidikan nasional.
B. Pentingnya administrasi pendidikan
Ahmad Sabri dalam bukunya administrasi pendidikan menyebutkan manfaat administrasi
pendidikan bagi seorang tenaga kependidikan yang mempelajari administrasi pendidikan adalah:
1. .Dapat mengetahui dan menyadari akan tugas-tugas dan kewenangan yang mesti
dipikulnya serta mengetahui bagaimana cara-cara melaksanakan tugas-tugas dan
kewenangan masing-masing.
2. Dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan kerja atau overlapping kerja/ tugas.
3. Mengetahui bagaimana melaksanakan sesuatu kegiatan kependidikan dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan supaya tercapai efektif serta secara tepat.
4. Mengetahui batas-batas hak dan kewajiban masing-masing tenaga kependidikan.