Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 1

Konsep profesi Pendidikan


A. Landasan filosofis
Secara etimologis, filosofis, berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku
kata philein/philos yang artinya cinta dan sophos/sophia yang artinya kebijaksanaan,
hikmah, ilmu, kebenaran. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan
yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau
kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-masing
filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian
pula kajian yang dijadikan obyek telahan akan berbeda selaras dengan cara pandang
terhadap hakikat segala sesuatu. beberapa aliran-aliran filsafat pendidikan yang biasa
dijadikan salah satu rujukan dan kajian landasan pendidikan meliputi (Hasan, 2018).

1. Perenialisme, merupakan alira n filsafat pendidikan yang melihat ke belakang,


percaya bahwa kebijaksanaan abadi dari spiritualisme, tradisi, dan agama berbagi
satu satu kebenaran metafisik yang universal di mana semua pengetahuan, ajaran
dan nilai yang baik telah tumbuh.
2. Esensialisme, yakni aliran yang ingin kembali pada kebudayaankebudayaan
warisan sejarah yang telah terbukti keunggulannya dan kebaikannya bagi
kehidupan manusia.
3. Progresivisme, aliran ini percaya bahwa pengetahuan mengenai dunia ini hanyalah
sebatas sebagaimana dunia ini dialami oleh manusia dan itulah yang dapat
dijangkau oleh ilmu pengetahuan (sains) untuk kita semua.
4. Pedagogi kritis, salah satu unsur pokok dari aliran ini adalah keharusan untuk
memandang sekolah sebagai ruang publik yang demokratis. Sekolah didedikasikan
untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial.
5. Eksistensialisme, merupakan salah satu ciri pemikiran filsafat abad 20 yang sangat
mendambakan adanya otonomi dan kebebasan manusia yang sangat besar untuk
mengaktualisasikan dirinya.

B. Landasan Yuridis
Landasan yuridis dalam pendidikan merupakan suatu sekumpulan
perangkat konsep peraturan perundang undangan dalam bidang Pendidikan Perundang
undangan tersebut menjadi dasar pijakan dari penyelenggaraan pendidikan di suatu
negara. Landasan yuridis dan politis ini bersifat ideal dan normatif bagi pihak
pihak yang terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan, sehingga mau
tidak mau pihak yang terlibat dalam proses penyelenggaraan pendidikan harus patuh
terhadap perundang undangan yang ada.
Landasan yuridis pendidikan di Indonesia diatur dalam UUD RI Tahun
1945 tentang hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia khususnya dalam
memperoleh pendidikan. Pasal 31 ayat 1 sampai ayat 5 menekankan bahwa setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah serta negara
mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi semua hal yang berhubungan dengan
pendidikan(Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, n.d.)
Berikut ini adalah sejumlah peraturan dan perundang undangan yang menjadi
titik tolak dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia yakni:
1) UUD 1945 sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia;
2) Pancasila sebagai Landasan Idiil Sistem Pendidikan Indonesia ;
3) Ketetapan MPR sebagai landasan yuridis pendidikan nasional;
4) Undang undang dan peraturan pemerintah sebagai landasan yuridis pendidikan
nasional;
5) Keputusan presiden sebagai landasan yuridis pelaksanaan pendidikan nasional;
6) Instruksi menteri sebagai landasan yuridis pelaksanaan pendidikan Nasional

C. Landasan Psikologis Perkembangan Nasionalisme Guru


secara etimologi menurut (Umi Kulsum,2021;107) menyimpulkan bahwa
psikologi adalah suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari secara menyeluruh,
kompeherensif dan kritis tentang sikap, tingkah laku dan aktivitas-aktivitas manusia, di
mana sifat, tingkah laku dan aktivitas- aktivitas tersebut merupakan manifestasi dari
hidup kejiwaan. Ada beberapa kriteria untuk menjadi guru professional,
1. Memiliki skill/keahlian dalam mendidik atau mengajar
2. Memiliki kemampuan intelektual yang memadai
3. Kemampuan memahami visi dan misi Pendidikan
4. Keahlian mentrasfer ilmu pengetahuan atau metodelogi pembelajaran
5. Memahami konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan
6. Kemampuan mengorganisir dan problem solving
7. Kreatif dan memiliki seni dalam mendidik.
D. Pengertian dan Syarat-Syarat Profesi
Pengertian profesi Secara harfiah profesi berasal dari kata profession (ingris) yang
berasal dari bahasa latin profesus ang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk
pekerjaan”. Dalam webster‟s new worl dictionary di temukan bahwa profesi merupakan
suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi.1 Kata profesi dapat di ketahui dari tiga
sumber makna yaitu makna Secara etimologi profesi berasal dari bahasa ingris
profession atau bahasa latin profecus yang artinya mengakui, pengakuan,
menyatakan mampu atau ahli dalam melakukan pekerjaan tertentu.
Syarat-syarat profesi Syarat-syarat Profesi Menurut Robert W. Richey
(Sutarsih,2012)mengemukakan ciri-ciri dan syarat-syarat profesi sebagai berikut:
a) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan
dengan kepentingan pribadi.
b) Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang
untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan
khusus yang mendukung keahliannya.
c) Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta
mampu
mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
E. Profesi Kependidikan
rofesi berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian
yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas
menjadi: kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk memperoleh nafkah yang dilakukan
dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan
yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya
pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang.
Jadi pengertian profesi pendidikan adalah satu kegiatan atau pekerjaan sesuai
keahliannya yang diberikan atau diajarkan kepada peserta didik agar bisa berperan aktif
dalam hidupnya sekarang dan masa dating.
F. Perkembangan Profesi Kependidikan di Indonesia
Di indonesia perkembangan profesi kependidikan belum ada kemajuan,karena
Negara memang belum menjalankan amanat Undang-Undang Dasar negara kita secara
konsekuen dan bertanggung jawab. Kecilnya anggaran pendidikan, belum lagi dikorupsi
sana-sini, berpengaruh besar pada mahalnya biaya PendidikanDasar -
Menengah yang harus ditanggung oleh rakyat. Di banyak negara untuksekolah negeri
dari SD-SMU gratis.
G. Pengertian Kode Etik Profesi Guru
Istilah “kode etik” itu bila dikaji maka terdiri dari dua kata yakni “kode” dan
“etik”. Secara harfiah, “kode” artinya aturan, dan “etik” yang berasal dari bahasa
Yunani,“ethos” yang berarti watak, adab atau cara hidup, kesopanan (tata susila), atau
hal- hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
H. Khususnya Kode Etik Guru Indonesia
Kode Etik Guru Indonesia: Kode etik Guru Ind.: sebagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku, meliputi:
1. Guru berbakti menjunjung peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang pesesta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan penyuluhan
I. Fungsi dan Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan
Salah satu tujuan organisasi ini adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan
kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru.
Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61, ada lima misi dan
tujuan organisasi kependidikan, yaitu: meningkatkan dan/atau mengembangkan (1)
karier, (2) kemampuan, (3) kewenangan profesional, (4) martabat, dan (5) kesejahteraan
seluruh tenaga kependidikan. Sedangkan visinya secara umum ialah
terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional.

Kelompok 2
STANDARISASI PROFESI GURU
A. Standarisasi Profesi Guru
Banyak orang berasumsi bahwa menjadi guru adalah hal yang mudah,
asalkan memiliki sikap dan sifat yang baik serta memilki kualifikasi di bidang
keguruan. Asumsi tersebut tidaklah keliru, akan tetapi ada bebepa hal yang harus
dipenuhi agar bisa menjadi guru. Sesuai dengan perkembangan zaman, proses
perekrutan guru di tingkat satuan pendidikan harus memenuhi standar pendidik dan
tenaga kependidikan secara nasional bahkan internasional.
Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab XI Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 41 pada ayat
(1) dan (2), menyebutkan beberapa syarat yang harus dipenuhi seorang pendidik,
yaitu sebagai berikut:
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Pendidik pada pendidikan formal pada jenjang pada usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi
merupakan hasil perguruan tinggi yang terakreditasi.
B. Standarisasi Kualifikasi Guru
Standarisasi adalah suatu pedoman atau tumpuan yang digunakan untuk
dijadikan sebagai acuan minimal dalam mencapai keselarasan. Standarisasi pada
dasarnya digunakan sebagai tolak ukur suatu objek dengan menentukkan
karakteristik dan spesifikasi tertentu yang dikenakan pada objek tersebut. Dikutip
dari buku Musriadi (2016) menurut kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi
adalah pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian atau keahlian yang
diperlukan untuk mencapai sesuatu.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, kualifikasi akademik
diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 28 ayat 2)
C. Standarisasi Kompetensi Guru
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi di artikan sebagai
kekuasaan (kewenangan) untuk menentukkan atau memutuskan suatu hal
(Musriadi: 2016). Pada dasarnya kompetensi merupakan kemampuan atau
kecakapan. Dalam Surat Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2005 mengatakan
bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab
yang dimilki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
untuk menjalankan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Merujuk pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan
kompetensi Guru, minimal terdapat 4 kompetensi yang wajib dimiliki seorang guru,
antara lain sebagai berikut.
a) Kompetensi Profesional
Guru profesional adalah orang yang mempunyai kemampuan dan
kecakapan di dalam bidang keguruan sehingga ia dapat menjalankan tugas
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dengan
demikian, Guru profesional merupakan orang-orang yang memilikibanyak
pengalaman dalam bidangnya serta terdidik dan terlatih dengan baik.
b) Kompetensi Pendagonik
Pada dasarnya kompetensi pendagonik adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik meliputi
pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial, yakni
bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma
sosial, bangga sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma.
d) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Adapun 3 komponen yang memungkinkan seseorang dan menjalani
hubungan yang positif dengan teman sebayanya, yaitu:
1. Pengetahuan tentang keadaan emosi yang tepat untuk situasi sosial
tertentu (pengetahuan sosial),
2. Kemampuan untuk berempati dengan orang lain (empati), dan
3. Percaya pada kekuatan diri sendiri (locus of contro).
Dari paparan materi di atas dapat disimpulkan setidaknya ada 4
standarisasi kompetensi nasional yang harus guru penuhi, yaitu
kompetensi profesional, kompetensi pendagonik, kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial.
A. Standarisasi Sertifikasi Guru
Guru dipersiapkan melalui proses pendidikan atau proses latihan secara
formal dan mendapat pengakuan dari masyarakat. Guru mata diklat produktif
adalah guru yang memiliki tanggung jawab atau dikhususkan untuk mengajar mata
pelajaran produktif di sekolah menengah kejuruan sesuai dengan bidang keahlian jurusan
atau bidang studi. Kriteria kesiapan guru mata diklat produktif untuk melaksanakan
Sekolah Bertaraf Internasional diantaranya dilihat dari :
1. Latar belakang Pendidikan Pada PP No 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan Indonesia, pada pasal 28 disebutkan bahwa “pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Penguasaan Bahasa Inggris dan Komputer Sekolah Bertaraf Internasional
di dalam proses pembelajarannya menggunakan kurikulum adaptif dengan
pendekatan multi metode, multimedia dan berbasis ICT (Information and
Communication Technology), juga menggunakan bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia (bilingual) sebagai bahasa pengantar.
3. Kompetensi Mengelola PBM
Tugas utama seorang guru adalah mengajar, sehingga guru dituntut untuk
memiliki kemampuan khusus di dalam proses belajar mengajar. Pada
profil Sekolah Bertaraf Internasional, tidak disebutkan secara rinci standar
kompetensi guru di dalam pengelolaan proses belajar mengajar.
4. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengungkap pemenuhan tuntutan Standar
minimal yang harus dikuasai guru dalam kompetensi pedagogik Dan
kompetensi profesional. Tes tulis ini merupakan alat ukur berupa Satu selt
pernyataan untuk mengukur sampel perilaku kognitif yang Diberikan
secara tertulis dan jawaban yang diberikan juga secara tertulis Dapat
dikategorikan ke dalam tes dikotomi menjadi benar dan salah.
5. Tes Kinerja
Tes kinerja menurut para ahli adalah jenis tes yang paling baik Untuk
mengukur kinerja seseorang dalam melaksanakan suatu tugas atau profesi
tertentu. Secara umum tes kinerja dapat digunakan sebagai alat untuk
mengungkapkan gambaran menyeluruh dari akumulasi kemampuan guru
sebagai sinergi dari keempat kemampuan dasar.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa uji dalam sertifikasi dapat
dilakukan dengan melalui empat tahap yaitu: tes tulis, tes kinerja, self
apprasial dalam bentuk portofolio dan peer apprasial. Sehingga nantinya
dalam uji sertifikasi dapat lebih transparan dan lebih terjamin kualitas
pendidik yang sebenarnya karena melalui uji sertifikasi secara menyeluruh
Kelompok 4
Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Kependidikan
A. Pengertian Administrasi Pendidikan
Gie (1992) mengemukakan administrasi berasal dari bahasa latin ad dan
ministrate yang artinya melayani, membantu, menunjang, pencapaian tujuan sehingga
bebar-benar tercapai. Jadi administrasi menurut Gie (1992) adalah segenap rangkaian
kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang
dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu. Pengertian administrasi pendidikan ditinjau
dari berbagai aspek. Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama
untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidikan itu merentang
dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan
tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam
pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan
dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa,
atau tujuan pendidikan nasional.
B. Pentingnya administrasi pendidikan
Ahmad Sabri dalam bukunya administrasi pendidikan menyebutkan manfaat administrasi
pendidikan bagi seorang tenaga kependidikan yang mempelajari administrasi pendidikan adalah:
1. .Dapat mengetahui dan menyadari akan tugas-tugas dan kewenangan yang mesti
dipikulnya serta mengetahui bagaimana cara-cara melaksanakan tugas-tugas dan
kewenangan masing-masing.
2. Dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan kerja atau overlapping kerja/ tugas.
3. Mengetahui bagaimana melaksanakan sesuatu kegiatan kependidikan dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan supaya tercapai efektif serta secara tepat.
4. Mengetahui batas-batas hak dan kewajiban masing-masing tenaga kependidikan.

C. Tujuan administrasi pendidikan


Tujuan administrasi pendidikan adalah untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas
penyelenggaraan kegiatan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapaun
yang menjadi tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan peserta didik agar menjadi warga Negara yang memiliki kualitas, sesuai dengan cita-
cita bangsa berdasarkan Pancasila.
Kelompok 5
PERAN GURU DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah


Secara leksikal, manajemen berbasis sekolah berasal dari tiga kata, yaitu
manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis berasal dari kata dasar basis yang
berarti dasar atau basis. Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta
tempat menerima dan memberikan pelajaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).
Berdasarkan makna leksikal tersebut, maka manajemen berbasis sekolah dapat
diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri.
stilah MBS merupakan terjemahan dari School Based Management. Istilah ini
pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan
relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat.

B. Tujuan dan Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


MBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui
pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah untuk mendorong sekolah. Untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. MBS bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan terutama di daerah, karena sekolah dan masyarakat
tidak perlu menunggu perintah dari pusat, tetapi dapat mengembangkan suatu visi
pendidikan yang sesuai dengan kondisi daerah dan melaksanakan visi pendidikan
secara mandiri.
Menurut Dirjo Ardiansyah (2018), MBS bertujuan untuk memandirikan atau
memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah
untuk mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.
Lebih rincinya, MBS bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan
pemerintah tentang mutu sekolah;
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antarsekolah tentang mutu pendidikan
yang akan dicapai
Kelompok 6
TANTANGAN PROFESIONALISME GURU
A. Karakteristik Guru Abad 21
pendidikan di abad 21 merupakan model pendidikan yang didalamnya
menginterigasikan kemampuan literasi, kecakapan, pengetahuan keterampilan, sikap,
dan penguasaan teknologi. Literasi menjadi bagian penting dalam sebuah proses
pembelajaran. Peserta didik yang dapat melaksanakan kegiatan literasi secara
maksimal tentunya akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih dibandingkan
dengan peserta didik lainnya. Pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dan peserta didik
harus terjadi komunikasi multi arah, terjadi komunikasi timbal balik antarpendidik,
pesertadidik, dan antarsesama peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan
untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar mengajar, sehingga mereka
dapat
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui komunikasi dan pengalaman yang
mereka alami sendiri. Hal ini sejalan dengan filsafat pembelajaran modern yang
dikenal dengan filsafat kontruktifisme.
B. Pengertian Revolusi Industry
Merujuk beberapa literatur Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Revolusi
industri terdiri dari dua kata yaitu revolusi dan industri. Revolusi berarti perubahan
yang bersifat sangat cepat, sedangkan pengertian industri adalah usaha pelaksanaan
proses produksi. Maka pengertian revolusi industri adalah suatu perubahan yang
berlangsung cepat dalam pelaksanaan proses produksi dimana yang semula pekerjaan
proses produksi itu dikerjakan oleh manusia digantikan oleh mesin.

Anda mungkin juga menyukai