PUSTAKA
Pendidikan.
1
kemampuan" Sedangkan secara terminologi berarti pengetahuan,
2
melakukan sesuatu".
1
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Gita Media Press, 2006), hal. 256.
2
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 9.
11
1
pribadi, sosial, dan akademis. Dengan kata lain, Guru profesional adalah
konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
3
E. Mulyana, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 38.
1
B. Profesionalitas Guru
orang yang ahli atau profesional. Orang yang professional ialah orang
4
yang memiliki profesi. Menurut Muchtar Lutfi seseorang disebut
harus mengandung keahlian. Artinya suatu profesi itu mesti harus ditandai
oleh suatu keahlian yang khusus untuk proesi itu. Keahlian itu diperoleh
Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi
part time. (3) Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
Artinya, profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum,
adalah untuk masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri. (5) Profesi itu harus
4
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT.
Rosdakarya,2001, hal 107
1
melakukan tugas profesinya. Otonomi ini hanya dapat diuji atau dinilai
kode etik profesi. (8) Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu
5
orang yang membutuhkan layanan.
khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku bagi msyarakat. Inti
untuk diaplikasikan.
5
Ibid,..
1
6
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
6
Undang – undang guru dan dosen, Op. cit; hal.3
1
a. Kompetensi pedagogik;
b. Kompetensi kepribadian;
7
d. Kompetensi sosial.
7
Peraturan Pemerintah No.19 th.2005 Tentang Standart Nasional Pendidikan (SNP) Bab
IV, Tentang Standart Pendidik Dan Tenaga Pendidikan Pasal 28.
1
8
naik potensi psikomotorik, kognitif maupun potensi afektif. Dengan
kenyataannya, pekerjaan itu dilakukan untuk orang lain, akan tetapi niat
yang mendasarinya adalah perintah Allah. Dari sini kita dapat mengetahui
nahwa pekerjaan atau profesi dalam Islam dilakukan untuk atau sebagai
kedua sebagai pengabdian dan dedikasi kepada manusia atau kepada yang
9
lain sebagai obyek pekerjaan itu.
8
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, ( Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), hal.74.
9
Ibid., hal.113
1
delapan kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang guru professional dalam
pribadi
kemandirian.
belajar mengajar.
Dewantara, yaitu ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso
10
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pemdidikan Agama Islam, ( Jakarta: CV. Misaka
Galiza, 2003),hal.84.
2
dan pendidikan.
diajarkan.
penyalahgunaan.
11
Syaifuddin Nurdin, Guru Profesional Implementasi Kurikulum, ( Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hal.89.
2
siswa.
12
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
kemampuan yang harus dimiliki yaitu pada pasal 42 ayat 1 dan 2 yang
berbunyi:
12
Syaiful Bahri Djamarah, guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, (
Jakarta: Rineka Cipta,2002), hal. 49.
2
13
dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu
pendidikan, dan
mengajar guru tidak hanya sekedar memberi informasi secara lisan, akan
13
Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pensdidikan Nasional, BAB
XI Pendidikan Tenaga Kependidikan pasal 42 ayat 1 dan 2.
14
Ibid,..
2
15
menjelaskan.
16
berkelanjutan, untuk meningkatkan profesionalitasnya.
15
Soetomo, Dasar-Dasar Imteraksi Belajar Mengajar, ( Surabaya: Bumi Aksara,2003
),hal. 74-115
16
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
2
18
institusional (dalam hal ini rencana pengembangan).
17
Marselus R. Payong. Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks. 2011) hal.19
18
Ibid,.. hal.26
2
a. Knowledge (Pengetahuan)
b. Ability (Kemampuan)
c. Skill (Keterampilan)
disiplin ini bisa dimulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu agar
yang diembannya.
2
e. Habit (Kebiasaan)
dapat diikuti dan dinilai secara teratur dan sesuai dengan rencana serta
19
menghasilkan manfaat bagi pribadinya dan dunia pendidikan.
sebagai berikut:
20
Ali Mudlofir. Pendidik Profesional. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.2012) hal.32-34
2
21
pembinaan dan peningkatan profesi mengajar, sedangkan menurut
21
Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah. (Yogyakarta: Rineka Cipta.2004) hal.175
3
dengan baik oleh guru agar semangat kerja tinggi ini selalu ada.
22
seluruh stakeholder sekolah yang salah satunya dari guru.
23
keguruannya secara professional. Syaiful Sagala juga berpendapat
24
dalam menjalankan tugas atau pekerjaan nyata. Oleh karena itu,
25
kompetensinya.
26
penataran) , sedangkan menurut Diknas berbagai alternatif
27
penataran peningkatan kualifikasi, dan penataran penjenjangan).
bentuknya:
26
Jamal Ma‟mur Asmani. Tips Sukses PLPG. (Yogyakarta: Diva Press.2011) hal.41
27
Ondi Saondi dan Aris Suherman. Etika Profesi Keguruan. (Bandung: Redika
Aditama.2010) hal.78
3
profesionalisme guru.
28
Ali Mudlofir. Pendidik Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2012) hal133-
134
3
29
masyarakat.
b. Dari Institusi
29
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
30
Udin Syaefudin. Pengembangan Profesi Guru. (Bandung: Alfabeta.2011) hal.110
31
Ali Mudlofir. Pendidik Profesional. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.2012) Hal.135-
137
32
Suryosubroto . Manajemen Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta 2004) hal. 10
3
33
kelanjutan studi dalam bentuk tugas belajar. Langkah yang di
pengembangan kariernya.
pembelajaran.
34
12) Program penyetaraan dan sertifikasi. Program ini
35
menampilkan guru-guru yang berprestasi.
D. Penelitian Terdahulu
35
Ibid,.. hal.80-81
3
proses belajar
mengajar.
sepenuhnya
dipengaruhi oleh
kinerja kepala
madrasah, masih
ada faktor lain
yang perlu
diperhatikan agar
profesionalisme
guru di MTsN lebih
meningkat lagi.
keprofesional
yang
berkelanjutan
dengan tindakan
reflektif