Anda di halaman 1dari 15

PROFESIONALISME

GURU DALAM
KERANGKA TEORI

DISUSUN OLEH

AbdulGhafarAbbas 1823108
AuliaUlmarira 1823074
SitiNursyafrirohSururama 1823073
A. KONSEP
PROFESIONALISME

1 PENGERTIAN PROFESI

Pemakaian istilah profesi sesungguhnya menunjuk pada suatu


pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab,
dan kesetiaan terhadap profesi. Secara teoritis, suatu profesi tidak
bisa dilakukan oleh sembarang orang yang sebelumnya tidak
dilatih atau disiapkan untuk profesi itu.
Menurut Muchtar Buchori, kata profesi masuk ke dalam kosa
kata bahasa Indonesia melalui behasa Inggris (profession) atau
bahasa Belanda (professie). Kedua bahasa ini menerima kata dari
bahasa Latin. Dalam bahasa Latin dikenal dengan istilah
“Professio” yang berarti “pengakuan” atau “pernyataan”.
A. KONSEP
PROFESIONALISME

2 CIRI-CIRI PROFESI

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
a.Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
b.Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
c.Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
d.Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa
keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk
menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
A. KONSEP
PROFESIONALISME

3 PENGERTIAN PROFESIONAL

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional diartikan


sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya. Dengan kata lain, profesional yaitu serangkaian
keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu pekerjaan
yang dilakukan secara efesien dan afektif dengan tingkat keahlian
yang tinggi dalam rangka untuk mencapai tujuan pekerjaan yang
maksimal.
A. KONSEP
PROFESIONALISME

4 CIRI-CIRI PROFESIONAL

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa seorang dikatakan


profesional, karena ia mempunyai standar kualitas dan ciri-ciri tertentu. Menurut
Anwar Jasin, ciri mendasar dari sebuah makna profesional tersebut antara lain;
pertama, tingkat pendidikan spesialisasinya menuntut seseorang melaksanakan
jabatan/pekerjaan dengan penuh kapabilitas, kemandirian dalam mengambil
keputusan (independent judgement), mahir dan terampil dalam mengerjakan
tugasnya. Kedua, motif dan tujuan utama seseorang memilih jabatan/pekerjaan itu
adalah pengabian kepada kemanusiaan, bukan imbalan kebendaan (bayaran) yang
menjadi tujuan utama. Ketiga, terdapat kode etik jabatan yang secara sukarela
diterima menjadi pedoman perilaku dan tindakan kelompok profesional yang
bersangkutan. Kode etik tersebut menjadi standar perilaku pekerjaannya. Keempat,
terdapat kesetia-kawanan seprofesi, yang diwujudkan dengan saling menjalin kerja
sama dan tolong-menolong antar anggota dalam suatu komunitas tertentu.
B. KONSEP GURU

1. PENGERTIAN GURU

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi guru


adalah “orang yang pekerjaan, mata pencaharian atau
profesinya mengajar.” Guru merupakan sosok yang
mengemban tugas mengajar, mendidik dan
membimbing. Guru sebagai salah satu komponen di
sekolah menempati profesi yang memainkan peranan
penting dalam proses belajar mengajar.
guru yang dibutuhkan adalah guru yang dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa
sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang
diharapkan pada setiap jenjang sekolah.
B. KONSEP GURU
2. PROFESIONALISME
GURU

Profesionalisme guru adalah suatu pekerjaan yang di dalamnya terdapat tugas-


tugas dan syarat-syarat yang harus dijalankan oleh seorang guru dengan penuh
dedikatif, sesuai dengan bidang keahliannya dan selalu melakukan improvisasi
diri.
Moh Uzer Usman, berpendapat bahwa ukuran profesionalisme guru antara
lain: pertama, sebagai petugas profesional meliputi mendidik, mengajar dan
melatih. Kedua, tugas dakam bidang kemanusiaan. Dalam hal ini dikatakan,
bahwa guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai pengganti
orangtua. Ketiga, mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga
Indonesia yang bermoral pancasila dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
[ Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Sebagai sebuah profesi,
seorang guru harus menguasai perangkat ilmu pengetahuan yang sistematis dan
kekhususan (spesialisasi), memenuhi self-performent dalam melaksanakan
tugas dilihat dari segi waktu dan cara kerja.
B. KONSEP GURU
3. LANDASAN
PROFESIONALISME GURU
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab 3 pasal 7
dinyatakan bahwa prinsip profesionalitas guru sebagai berikut:
a.Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
b.Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,
dan akhlak mulia
c.Kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
d.Memiliki kompetensi yang diperlukan. sesuai dengan bidang tugas
e.Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f.Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g.Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat
h.Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
i.Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Dari rumusan di atas diharapkan bahwa landasan guru dalam pelaksanaannya di
sekolah menjadi tenaga profesional guna meningkatkan martabat dan peran guru
sebagai agen pembelajaran yang selanjutnya meningkatkan mutu pendidikan nasional.
B. KONSEP GURU

4. KODE ETIK GURU

kode etik guru adalah norma-norma yang mengatur hubungan


kemanusiaan (relationship) antar guru dengan lembaga pendidikan
(sekolah); guru dengan sesama guru; guru dengan peserta didik;
dan guru dengan lingkungan. Sebagai sebuah jabatan pekerjaan,
profesi guru memerlukan kode etik khusus untuk mengatur
hubungan-hubungan tersebut.
Fungsi adanya kode etik adalah untuk menjaga kredibilitas dan
nama baik guru dalam menyandang status pendidik. Dengan
demikian, adanya kode etik tersebut diharapkan para guru tidak
melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap dan kewajibannya.
Secara substansial, diberlakukannya kode etik kepada guru
sebenarnya untuk menambah kewibawaan dan memelihara image,
citra profesi guru tetap baik.
C. TUGAS & FUNGSI GURU

1 TUGAS SEBAGAI PENDIDIK

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas


merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
2 GURU SEBAGAI PENGAJAR

Disamping sebagai pendidik, tugas guru juga sebagai tenaga


pengajar. Tugas utama guru sebagai pendidik adalah mengajar
pada satuan pendidikan.
C. TUGAS & FUNGSI GURU

3 GURU SEBAGAI PELATIH

Guru harus bertindak sebagai tenaga pelatih, karena pendidikan


dan pengajaran memerlukan bantuan latihan keterampilan baik
intelektual, sikap maupun motorik. Agar dapat berpikir kritis,
berperilaku sopan, dan menguasai keterampilan, peserta didik
hasur mengalami banyak latihan yang teratur dan konsisten.
Tanpa latihan, peserta didik tidak akan mungkin mahir dalam
berbagai keterampilan, kematangan dan keahlian yang
dibutuhkan.
D. PERAN, KOMPETENSI &
KUALIFIKASI GURU

1 PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

Model-Model Pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru yaitu peranan guru dianggap dominan
diklasifikasikan sebagai berikut:
a.Guru sebagai demonstrator. Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan
atau materi pelajaran yang akan diajarkan dan mengembangkannya, karena hal ini akan sangat menentukan
hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
b.Guru sebagai pengelola kelas. Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru
hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu
diorganisasi.
c.Guru sebagai mediator dan fasilitator. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup untuk media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi yang
dipakai agar proses pembelajaran lebih efektif. Begitu juga guru sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu
mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses
belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
d.Guru sebagai evaluator. Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan penilaian untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai apa tidak, apakah materi yang diajarkan sudah
dikuasai atau belum oleh siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.
D. PERAN, KOMPETENSI &
KUALIFIKASI GURU

2 KOMPETENSI DASAR MENGAJAR GURU

Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan


perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh seorang guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dalam PP No. 19 Tahun
2005 Pasal 28 ayat (3) dinyatakan bahwa kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial. Dalam hal profesional, seorang guru harus
menguasai keterampilan mengajar dalam hal: membuka dan menutup
pelajaran, bertanya, memberi penguatan, dan mengadakan variasi
mengajar
D. PERAN, KOMPETENSI &
KUALIFIKASI GURU

3 KUALIFIKASI GURU

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kualifikasi adalah


keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki
jabatan tertentu, dengan kata lain kualifikasi diartikan sebagai hal-hal
yang dipersyaratkan baik secara akademis dan teknis untuk mengisi
jenjang kerja tertentu. kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki
suatu “keahlian atau kecakapan khusus”.Dalam dunia pendidikan,
kualifikasi dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan khusus dalam
bidang pendidikan, baik sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi
pendidikan dan seterusnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai