Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama.
Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan
bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam
konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar. Hal ini disebabkan karena
gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang
langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan
teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan
keteladanan. Maka untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus,
pengetahuan, kemampuan dan dituntut untuk dapat melaksanakan peranan-
peranannya secara profesional yang dalam tugasnya guru tidak hanya mengajar,
melatih tetapi juga mendidik (Moh. Roqib dan Nurfuadi, 2009: 118).
Guru tidak hanya menyampaikan materi kepada peserta didik namun
menjadikan peserta didik belajar. Dimana adanya suatu perubahan setelah terjadinya
proses pembelajaran. Guru menggali potensi yang ada dalam diri setiap peserta didik,
agar potensi mereka dapat terberdayakan dengan baik. Untuk dapat melaksanakan
perannya tersebut, guru harus profesional sebagai modal dasar dalam mengemban
tugas dan kewajibannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Profesionalisme Guru?
2. Apakah makna dari Profesionalisme Guru?
3. Apa sajakah ciri-ciri Guru yang Profesional?
4. Apakah prinsip-prinsip Profesionalisme Guru?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengetahui dan memahami pengertian dari Profesionalisme Guru.
2. Siswa dapat mengetahui makna dari Profesionalisme Guru.
3. Siswa dapat mengetahui ciri-ciri Guru yang Profesional.
4. Siswa dapat mengetahui prinsip-prinsip dari Profesionalisme Guru.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesionalisme Guru
1. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin
atau akan di tekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh
dari pendidikan akademis dan intensif ( Kusnandar, 2010:45).
Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.
Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh
sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara
khusus. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu suatu
keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi
(pengetahuan, sikap, dan keahlian) tertentu yang secara khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis dan intensif.1
Profesi biasanya bekaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi
kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan
yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenanagan) dalam pendidikan dan
pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta
berhasil guna.
Sementara itu yang dimaksud profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan dan
kualitas, suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang.
Atau bisa juga diartikan sebagai sikap profesional yang berarti melakukan sesuatu sebagai
pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hoby
belaka.2

2. Pengertian Guru
1
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 15.
2
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan ( Bandung: Alfabeta,
2013), 1.

2
Dalam tradisi agama Hindu, guru dikenal sebagai ‘maha resi guru’ yakni para pengajar
yang bertugas untuk menggembleng para calon biksu di bhinaya panti (tempat pendidikan
bagi para biksu) (Moh Roqib dan Nurfuadi, 2009: 20).
Dalam hal ini guru dikaitkan dengan pengajaran yang bersifat religius. Tidak hanya
agama Hindu, dalam agama Islam pun terdapat istilah guru, namun dalam bahasa Arab kata
guru dikenal dengan beberapa istilah seperti al-mu’allim atau al-ustadz. Guru mempunyai
pengertian sebagai penyampaian ajaran agama untuk membangun aspek spiritualitas manusia.
Sementara guru dalam bahasa Jawa menunjuk pada seorang yang harus digugu dan ditiru
oleh semua peserta didik dan bahkan masyarakatnya. Harus digugu artinya segala sesuatu
yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh peserta
didik. Seorang guru harus ditiru, artinya seorang guru harus menjadi suri teladan bagi semua
peserta didiknya (Moh. Roqib dan Nurfuadi, 2009: 20).
Guru dalam bahasa Jawa dikenal dengan singkatan dari digugu dan ditiru seperti yang
telah disampaikan diatas. Adapun hal yang digugu dan ditiru adalah hal-hal yang baik dari
guru tersebut. Untuk itu guru dituntut uintuk menjadi seorang yang mempunyai kepribadian
yang baik karena menjadi contoh dalam segala hal oleh peserta didiknya. Segala tingkah laku
guru akan disorot oleh masyarakat dan peserta didiknya.
Paul D. Travers (1990: 1) mengatakan bahwa:
“teachers despite differing personality types, must have some common traits. Superior
intelligence, compassion, humor, respect for children, and patience are necessary ingredients
for good teachers”.
“Guru memang memiliki karakter yang berbeda-beda, namun pada umumnya harus memiliki
ciri sebagai berikut: kecerdasan yang tinggi, kasih sayang, humor, kewibawaan, dan
kesabaran untuk menjadi guru yang baik”.
Kepribadian yang baik perlu dimiliki oleh setiap guru agar peserta didik dapat
menghomati serta mematuhi perintah guru. Menjadi seorang guru tidak hanya cukup dengan
kecerdasan yang memadai, namun perlu adanya kasih sayang terhadap peserta didik agar
mereka merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pembelajaran perlu diselingi
dengan humor, agar peserta didik tidak merasa bosan. Peserta didik mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda untuk itu perlu adanya kesabaran dalam menghadapi tingkah laku peserta
didik di dalam atau di luar kelas.

3. Pengertian Profesionalisme Guru

3
Profesionalisme guru merupakan sebuah kondisi arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pengajaran dan yang berkaitan dengan pekerjaan
seseorang yang menjadi mata pencaharian.3
Sementara itu guru professional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini
meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan professional baik yang bersifat pribadi, sosial
atau akademis. Dengan kata lain penegertian guru professional adalah orang yang
mempunyai keahlian dan kemampuan khusus dalam bidang kegurun sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang
professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman
yang kaya dalam bidangnya.

B. Makna Profesionalisme Guru


Dengan profesionalisme guru maka guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar
(teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini tetapi beralih sebagai pelatih
(counselor) dan manager belajar (learning manager). Sebagai pelatih seorang guru akan
berperan seperti pelatih olahraga. Ia mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar
memotivasi sisa untuk bekerja keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya, dan membantu
siswa menghrgai nilai belajar dan pengetahuan sebagai pembimbing atau konselor, guru akan
berperan sebagai sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa
hormat dan keakraban dari siswa. Sebagai manager belajar, guru akan membimbing siswanya
belajar, mengambil prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide baik yang dimilikinya dengan ketiga
peran guru ini, maka diharapkan para siswa mampu mengembangkan kreativitas, dan
mendorong adanya penemuan keilmuwan dan teknologi yang inovatif sehingga para siswa
mampu bersaing dalam masyarakat global.
Sementara itu, sikap dan sifat-sifat guru yang baik adalah: (1) bersikap adil; (2) percaya
dan suka kepada murid-muridnya ; (3) sabar dan rela berkorban (4) memiliki wibawa di
hadapan peserta didik; (5) penggembira; (6) bersikap baik terhadap guru lainya; (7) bersikap
baik terhadap masyarakat; (8) benar-benar menguasai mata pelajaranya; (suka dengan mata
pelajaran yang diberikanya dan; (9) berpengetahuan luas (Ngalim Purwanto, 2002:30).7

C. Ciri-ciri Guru Profesional


3
http://mustanginbuchory89.blogspot.co.id/2015/05/makalah-profesionalisme-guru.html (diakses pada
tanggal 17 september 2016 pukul 09.30 WIB).

4
Suatu pekerjaan professional memerlukan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Menuntut adanya ketrampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang
mendalam.
2) Menekankan pada suatu kehlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
3) Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
4) Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
5) Memiliki klien/objek layanan yang tetap seperti dokter dengan pasienya, guru dengan
muridnya.
6) Diakui oleh mayarakat karena memang di perlukan jasanya di masyarakat.
Menurut surya, guru yang profesional akan tercemin dalam pelaksanaan pengabdian
tugas-tugas yang di tandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu
juga ditunjukkann melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya.
Guru yang professional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab
sebagai Guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, Bangsa, Negara dan Agamanya.
Guru professional mempunyai tanggung jawab pribadi, social, intelektual, moral dan
spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola
dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya.Tanggung
jawab social diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari lingkungn social serta memiliki kemampuan interktif dan efektif.
Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab
spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai mahluk beragama yang
perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral.

D. Prinsip Profesionalisme Guru


Prinsip-prinsip prefesionalisme guru dengan merujuk pada Undang-Undang Guru dan
Dosen (UUGD) terdapat beberapa prinsip-prinsip4, antara lain:
a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
b) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang
tugasnya.
c) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalannya.

4
Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Guru, (Bandung: Alfabeta, 2014)hlm 112

5
d) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia.
e) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat.
f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
g) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Profesionalisme Guru adalah sebuah kondisi arah, nilai, tujuan dan kualitas
suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pengajaran dan yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.
Sikap dan sifat-sifat guru yang baik adalah: (1) bersikap adil; (2) percaya dan
suka kepada murid-muridnya ; (3) sabar dan rela berkorban (4) memiliki wibawa di
hadapan peserta didik; (5) penggembira; (6) bersikap baik terhadap guru lainya; (7)
bersikap baik terhadap masyarakat; (8) benar-benar menguasai mata pelajaranya;
(suka dengan mata pelajaran yang diberikanya dan; (9) berpengetahuan luas.
Suatu pekerjaan professional memerlukan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menuntut adanya ketrampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam.
b. Menekankan pada suatu kehlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
d. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
e. Memiliki klien/objek layanan yang tetap seperti dokter dengan pasienya, guru
dengan muridnya.
f. Diakui oleh mayarakat karena memang di perlukan jasanya di masyarakat.
Adapun prinsip-prinsip dari profesionalisme guru adalah:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
2. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan
bidang tugasnya.
3. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalannya.
4. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,
dan akhlak mulia.
5. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Soetjipto, Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.


Priansa, Donni Juni. Kinerja Dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung,
Alfabeta, 2013.
http://mustanginbuchory89.blogspot.co.id/2015/05/makalah-profesionalisme-
guru.html (diakses pada tanggal 17 september 2016 pukul 09.30 WIB).

Anda mungkin juga menyukai