4. 4 (empat) kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dan keterkaitannya
Guru memiliki kompetensi antara lain:
1) Kompetensi pendagogik
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan bahwa
kompetensi pendagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”.
Pengelolaan peserta didik meliputi:
a) Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat Pendidikan
b) Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik
c) Guru mampu mengembangkan silabus/kurikulum baik dalam bentuk dokumen
maupun implementasinya dalam bentuk pengalaman belajar.
d) Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
e) Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan
interaktif
f) Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan prosedur dan standar yang
dipersyaratkan
g) Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan
intrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian
“Guru digugu lan ditiru” ini merupakan peribahasa untuk guru sebagai teladan atau
contoh bagi muridnya. Bagi guru, sikap berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
mengajar karena kepribadian yang baik akan menghasilkan sikap yang baik dan akan
bermanfaat dalam proses pembelajaran. Menurut Suprihatiningrum (2012:106)
“Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
siswa, dan berakhlak mulia”. Sebagai sosok panutan, seorang guru harus mempunyai
kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian, meliputi:
a) mantap dan stabil, yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum,
norma sosial, dan etika yang berlaku.
b) Dewasa, yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai guru.
c) Arif dan bijaksana, yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta peserta didik, sekolah,
dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.
d) Berwibawa, yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif terhadap
peserta didik.
e) Memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik,
bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan suka menolong.
3) Kompetensi profesional
Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa
kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam”. Selain itu, menurut Surya (2003:138) kompetensi profesional adalah “berbagai
kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional”.
Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan
bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan
rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.
4) Kompetensi sosial
Menurut Arikunto (2005:239) “kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan
komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata
usaha, bahkan dengan anggota masyarakat”. Dengan demikian, kompetensi sosial yang
dimiliki guru akan tercermin melalui indikator 1) interaksi guru dengan siswa, 2) interaksi
guru dengan kepala sekolah, 3) interaksi guru dengan rekan kerja, 4) interaksi guru dengan
orang tua siswa, dan 5) interaksi guru dengan masyarakat.
Dari uraian diatas, terdapat keterkaitan yang erat antara kompetensi guru yang satu
dengan yang lainnya. Terkait kompetensi pendagogik, guru mengajar artinya
menyalurkan ilmunya sehingga ilmu tersebut harus valid. Kemudian guru yang mengajar
di kelas secara otomatis bertemu dengan peserta didik, berinteraksi dengan peserta didik,
sehingga peserta didik melihat dan mencontoh kepribadian dari guru tersebut.
Berinteraksi dengan peserta didik juga merupakan kompetensi bersosial yang tinggi. Lalu,
guru profesional di kelas karena dalam situasi hati apapun guru harus selalu terlihat
gembira agar kelas selalu dalam suasana yang positif.