Anda di halaman 1dari 3

Nama: Hanifah Halim

NIM. 0304172140
Jur/Smt: PBI-3/VII
Mata Kuliah: Profesi Keguruan

1) a. - Etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat.

- Profesi adalah suatu kepandaian khusus berupa keahlian, keterampilan, atau kejuruan yang
dimiliki oleh seseorang yang diperoleh melalui pendidikan karena merasa terpanggil untuk
menjabat pekerjaan tersebut.

- Etika Profesi adalah suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional berupa keadilan untuk
mampu memberikan suatu pelayanan professional dengan penuh ketertiban dan keahlian yakni
sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengemban tugasnya dan juga menerapkan
norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) didalam kehidupan manusia.

- Etika profesi keguruan adalah suatu sikap hidup yang harus direalisasikan berupa peraturan-
peraturan yang menjadi pedoman bagi guru dalam melakukan tugasnya di bidang keguruan.

b. Untuk mengetahui komponen-komponen atau aspek-aspek penting berupa kode etik, syarat-
syarat, tugas dan lainnya yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai calon guru, juga sebagai
pedoman agar dapat menjadi guru yang profesional dalam mengemban tugasnya dalam mengajar
serta menerapkan nilai-nilai kehidupan terhadap anak didik karena guru merupakan orangtua
kedua bagi anak-anak didiknya. Oleh sebab itu sangat penting mempelajari profesi keguruan
bagi calon guru agar kedepannya mampu menjalani peran penting guru terhadap anak didiknya,
tidak hanya dalam segi ilmu pengetahuan saja namun juga bimbingan, nasehat, serta kepedulian
yang tinggi terhadap anak-anak didiknya.

2) Jabatan guru digolongkan sebagai jabatan profesi karena menjadi seorang guru dituntut suatu
keahlian tertentu yaitu mengajar, mendidik, membina, mengarahkan dan membentuk watak serta
kepribadian sehingga manusia itu berubah menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan,
cerdas, dan bermartabat. Oleh karena itu, tidak setiap orang dapat menjadi guru, tidak setiap
orang dapat melaksanakan tugas guru.

3) Syarat guru yang diatur didalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen adalah sebagai berikut:

- Memiliki kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi


program sarjana atau program diploma empat, sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan Pasal 9
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
- Memilki kualifikasi kompetensi. Kualifikasi komptensi untuk memenuhi syarat menjadi guru
sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen terdiri atas:

Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan pribadi yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan
berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik, sesame guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar

Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam.

- Memiliki sertifikat pendidik. Mengenai sertifikat pendidik diatur dalam ketentuan Pasal 11 –
Pasal 12 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sertifikat pendidik

diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan yang penyelenggaraannya dilaksanakan
oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
dan ditetapkan oleh pemerintah.

- Sehat jasmani dan rohani. Seorang yang akan diangkat menjadi seorang guru haruslah sehat,
baik secara rohani dan jasmani.

- Memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Seorang guru harus
memiliki kemampuan dengan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, melalui metode-metode
pembelajaran yang diprogramkan oleh pemerintah, sehingga dapat mencapai tujuan tersebut.

4) Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal seperti itu adalah dengan bersikap bijaksana dalam
bertindak, menempatkan sesuatu pada tempatnya sesuai pada porsinya, artinya ketika murid
melakukan kesalahan maka sikap saya sebagai calon guru adalah memberi hukuman yang tidak
menyakiti fisik, yaitu dengan memberi nasihat atau penjelasan sampai murid tersebut menyadari
bahwa dirinya bersalah sehingga tidak akan mengulangi kesalahannya lagi di kemudian hari,
namun menyesuaikan juga dengan kondisi tingkatan anak didik tersebut. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kesalahpahaman antara murid dan guru atau orangtua murid dan guru.

5) - Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan
yang ber-Pancasila.

- Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
anak didik masing-masing.
- Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi
menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

- Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.

- Guru memberi teladan terhadap anak didik. Guru tidak hanya mengajar dalam bentuk lisan,
namun yang terlebih penting ialah guru harus memberikan contoh perbuatan (teladan) yang baik
yang mudah ditiru oleh anak-anak didiknya.

Anda mungkin juga menyukai