Anda di halaman 1dari 12

2.

Teknik-teknik Lempar Lembing


Teknik-teknik yang terdapat dalam lempar lembing adalah sebagai berikut:
2.3.

2.1

Cara Memegang Lembing

Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu hasil
lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing
sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapat titik berat lembing
yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing. Cara memegang lembing ada
tiga macam yaitu: pegangan cara Amerika (American Style), cara Firlandia (Firlandia Style),
cara Jepit Tang (Tank Style). Lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini.

Gambar 1. Tiga Macam Pegangan Lembing (Suherman, 2001:213)

Pegangan cara American adalah ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu di belakang
balutan atau lilitan lembing. Cara ini lebih mudah dilakukan sehingga cocok bagi atlet
pemula, secara umum bukan hanya atlet pemula saja yang menggunakan pegangan American
akan tetapi di kalangan masyarakat maupun kalangan pendidikan pada umumnya
menggunakan pegangan cara American, karna daya dorongnya yang dilakukan ibu jari dan
jari telunjuk lebih tinggi (Hasan, 2003:259)
Pegangan cara American ini lebih mudah dilakukan oleh pemula di bandingkan cara
pegangan Firlandia yang sebagian kecil dilakukan oleh atlet elit saja, namun secara umum
dua cara pegangan tersebut masih digunakan sampai dengan sekarang karena memiliki daya
dorong yang sangat kuat cuma yang membedakan hanya pada teknik pegangan saja. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2. Cara Pegangan Amerika (Muhajir, 2007:144)

Pegangan cara Firlandia adalah ibu jari dan jari tengah bertemu di belakang balutan
atau lilitan lembing sedangkan jari telunjuk agak lurus dengan batang lembing. Lebih jelas
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3. Cara Pegangan Firlandia (Muhajir, 2007:144)

Pegangan cara jepit tang (Tank Style) adalah pegangan dimana jari telunjuk dan jari
tengah menjepit lembing tepat di belakang tempat pegangan. Pegangan ini terdapat kelebihan
dan kekurangan seperti yang dikemukakan Jonath dkk (1988:81) bahwa Pegangan tank
mencegah terjadinya luka pada siku, karena pelencengan (pegangan kesehatan) tetapi lilitan
tipis seperti yang diharuskan sering menyebabkan masalah pada waktu melempar. Untuk
lebih jelas dapat dilihat gambar dibawah ini:

Gambar 4. Cara Pegangan Jepit Tank (Muhajir, 2007:144)

Dari tiga cara pegangan di atas sebenarnya tergantung pada pelempar itu sendiri untuk
memilih mana yang lebih cocok. Hal ini sesuai pendapat Guthrie (1993:177) bahwa Ketiga
cara memegang lembing tidak ada satupun dari cara tersebut yang lebih baik dari pada yang
lain, seseorang atlet harus memilih salah satu jenis pegangan yang cocok dan paling pas
untuknya setelah melalui latihan untuk tiap-tiap jenis pegangan. Selanjutnya Muhajir
(2007:145) mengatakan bahwa Pelempar dapat memilih cara mana yang cocok baginya, cara

manapun yang dipilih oleh pelempar harus dapat memberikan pegangan yang enak, dapat
mengendalikan jalan serta arah lemparan dengan tepat, dan dapat menyalurkan tenaga dengan
tepat pula.

2.2

Cara Membawa Lembing


Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara

membawa lembing, sesuai yang dikemukakan Hasan (2003:260) bahwa Cara apapun bisa
dilakukan untuk membawa lembing, asalkan tidak mengganggu kecepatan berlari. Jadi
dalam membawa lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah lembing berada
di atas pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas, maupun serong ke
bawah dan posisi mendatar dalam posisi tersebut otot-otot sekitar bahu dan tangan terasa
rileks. Ada juga yang membawa lembing dengan posisi lembing di samping badan, tangan
lurus ke belakang sehingga tidak mendapat kesulitan untuk mengambil sikap-sikap
selanjutnya. Namun sedikit hambatan untuk mendapat kecepatan awalan yang optimal
(Suherman, 2001:214). Lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini:

Gambar 5. Membawa Lembing (Suherman, 2001:214)

2.3 Cara Awalan Lari Lempar lembing

Awalan adalah gerakan permulaan dalam melempar lembing. Awalan dilakukan dengan
cara langkah dan lari menuju ke batas tolakan. Awalan lari merupakan bagian yang pertama
guna membangun kecepatan gerak yang diperlukan dalam lemparan.

Awalan lari, pelempar berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan
ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak menghadap ke atas. Posisi lembing berada
sejajar di atas garis paralel dengan tanah. Bagian terakhir awalan terdiri dari langkah silang
atau sering di sebut dengan cross steps. Pada bagian awalan-akhir ini kita mengenal
beberapa cara, di antaranya: a). Dengan jingkat (hop-steps), b). Dengan langkah silang di
depan (cross-steps), c). Langkah silang di belakang (rear cross-steps). Sedangakan mengenai
panjang awalan seperti dikemukakan Ballesteros (1993:117) bahwa Panjang lintasan awalan
harus tidak lebih dari 36.50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua
garis paralel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm.

Peralihan (cross steps), saat kaki kiri diturunkan, kedua bahu diputar berlahan-lahan ke
arah kanan, lengan kanan mulai bergerak atau diluruskan ke arah belakang, dan disini secara
berlahan-lahan titik pusat gravitasi turun yang sebelumnya meningkat selama melakuakan
awalan lari. Perputaran bahu dan pelurusan lengan yang membawa lembing ke arah belakang
diteruskan tanpa terputus dan bergerak terus hingga melewati atas kaki kiri, dan ini
menghasilkan kecondongan tubuh bagian atas ke belakang. Perputaran kedua bahu ke kanan
membuat pilinan di antara tubuh bagian atas dan bagian bawah serta meninggalkan lembing
dengan baik di belakang badan. Pandangan kedua mata selalu lurus kedepan. Ketika tungkai
kanan mendarat dalam posisi setengah ditekuk diakhir langkah silang (cross steps), angkatlah
tumit kanan saat lutut bergerak maju, dan bukalah kedua tungkai dengan cara melangkahkan
kaki kiri selebar mungkin ke depan dan diinjakkan sedikit ke arah kiri. Kedua bahu tetap
menghadap ke samping dan pastikan lembing masih dipegang dengan baik di belakang
dengan tangan yang membawa lembing tetap berada setinggi bahu. Pergelangan tangan
dijaga agar tetap ditekuk dan telapak tangan menghadap atas agar ekor lembing tidak kenak
tanah. Selama pergerakan ini lengan kiri dilipat menyilang dada (Suherman, 2001:215).

Fase akhir, Ketika kaki kiri di turunkan di posisi akhir lemparan, pemutaran kedua
pinggul ke depan dimulai, ditandai oleh sebuah putaran ke dalam kaki kanan dan lutut
dilanjutkan dengan pelurusan tungkai. Segera bahu kiri dibuka, siku kanan diputar ke arah
luar atas dan lembing diluruskan di atas lengan dan bahu. Kaki kiri ditekan ke tanah disusul
kemudian dengan memutar kaki kanan ke dalam dan meluruskannya sambil lutut kanan turut
diluruskan sehingga menghasilkan sebuah posisi membusur dari badan dan meregang kuat
bagian otot depan (Suherman, 2001:216). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah
ini:

Gambar 6. Rangkaian Gerakan Lempar Lembing (Hasan, 1993:79)

2.4 Cara Melempar Lembing

Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa kebelakang
dengan tangan lurus diputar kedalam, badan direbahkan kebelakang dengan lutut kaki kanan,
kemudian bersamaan dengan membengkokkan siku. Lembing dibawa secepat-cepatnya
keatas kepala, pinggul didorong ke depan dan lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas
kepala kedepan sehingga tangan lurus dan dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya
dan melonjakkan badan kedepan, kemudian lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari
tangan mendorong pangkal lilitan tali lembing (Hasan, 1993:85-86). lebih jelas dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:

Gambar 7. Melemparkan Lembing (Hasan, 1993:83)

2.5

Cara Melepaskan Lembing

Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik,
bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar secara
aktif di bawa kedepan dan lengan pelampar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas.
Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri, lembing lepas dari tangan pada sudut lemparan
kira-kira 45 derajat dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan.
Kaki kanan meluncur di tanah, pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dari
pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit keluar garis vertikal, sedangkan kepala dan
tubuh condong ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok
selama pelepasan lembing. (Muller, 2000:147-148-149). Untuk lebih jelas dapat dilihat
gambar di bawah ini:

Gambar 8. Pelepasan lembing (Muller, 2000:149)

Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan badan untuk mempertahankan


posisi tubuh ketika melempar agar tidak terbawa ke depan yang dapat mengakibatkan
diskwalifikasi. Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan memusatkannya
pada satu kaki tumpuan, keseimbangan dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota
tubuh. Ketika hendak melempar lembing maka moment gaya juga harus kita perbesar sebab
semakin besar moment gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar, sehingga

dapat menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar power kita dalam melempar maka
akan semakin besar pula kecepatan benda tersebut.

2.6 Sikap Badan Setelah Melempar Lembing

Setelah kaki kanan di tolakkan keatas dan kedepan mendarat kaki diangkat kebelakang
lemas lalu badan agak miring dan condong kedepan kaki kiri ke belakang lemas kemudian
tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada di bawah dekat keperut dan tangan kiri
lemas kebelakang sehingga pandangan kearah jalannya lembing sampai jatuh (Hasan,
1993:85). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 9. Sikap Badan Setelah Melempar Lembing (Hasan, 1993:85)

Teknik Dasar Lempar Lembing


Lempar lembing merupakan salah satu nomor lempar dari cabang atletik. Lempar lembing
Nomor lempar yang dilombakan baik tingkat nasional maupun internasional. Lempar
lembing dilakukan di lapangan terbuka yang mempunyai persyaratan: untuk awalan
diperlukan 40 meter dan untuk sektor lemparan diperlukan 70 meter, sedangkan untuk tingkat
pelajar di sekolah cukup dengan lapangan 15 kali 30 meter.
I. Lapangan Lempar Lembing
Lempar lembing dilakukan di lapangan olahraga atau lapangan khusus lempar lembing
dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut:

II. Bahan Lembing


Lembing dibuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah rusak serta memenuhi syarat yang
telah ditentukan. Lembing terbuat dari bahan metal dengan bagian depan berbentuk runcing,
pegangan lebing dililit tali agar pegangan tidak mudah selip atau lepas. Sedangkan bentuk
lembing terbagi atas 3 bagian yaitu:
a. Mata lembing
b. Badan lembing
c. Tali pegangan lembing
III. Berat Lembing
Ukuran berat lembing dalam perlombaan adalah sebagai berikut:
a. Untuk putra adalah 800 gram dengan panjang lembing 260-270 centimeter
b. Untuk putri adalah 600 gram dengan panjang lembing 220-230 centimeter
IV. Cara Memegang Lembing
Teknik dasar lempar lembing harus dilakukan dengan benar agar menghasilkan hasil
lemparan yang benar dan maksimal. Teknik memegang lempar lembing ada tiga macam cara
pegangan lembing yaitu:
a. Pegangan cara Amerika (Amirican Style)
Teknik pegangan lembing cara Amerika adalah ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu
dibelakang balutan atau lilitan lembing.
seperti pada gambar berikut:

b. Pegangan cara Finlandia (Finlandi Style)


Teknik pegangan cara Finlandia adalah ibu jari dan jari tengan bertemu di belakang balutan
atau lilitan lembing sedangkan jari telunjuk agak lurus dengan batang lembing. seperti pada
gambar berikut :

c. Pegangan cara Jepit Tang (Tank Style) adalah teknik pegangan dimana jari telunjuk dan
jari tengan menjepit lembing tepat di belakang tempat pegangan. seperti gambar di atas.
V. Teknik Lempar Lembing
Teknik lempar lembing di bagi menjadi lima bagian yaitu:
1. Awalan
Awalan adalah gerakan permulaan dalam melempar lembing. awalan dilakukan dengan
cara langkah dan lari menuju ke batas tolakan. Awalan dilakukan dua tahap yaitu tujuh
langkah pertama dengan kecepatan rendah dan enam langkah berikutnya dengan langkah
lebih cepat dan di akhiri tiga langkah dengan langkah silang.
2.

Sikap Lempar
Sikap lempar dalam teknik dasar lempar lembing dimulai dari tangan kanan yang
membawa lembing yang kemudian lembing dijulurkan langsung dari atas pundak di belakang
badan. kaki kiri dilangkahkan jauh ke depan dengan badan diputar ke kanan. Gerakan
dilakukan bersamaan dengan gerakan lembing ke belakang. Langkah ketiga dengan kaki
kanan merupakan langkah untuk melempar lembing ke atas serong ke depan. Sudut lemparan
sekitar 40 derajat. seperti pada gambar berikut:
3. Lepas Lembing
Teknik dasar melempar lembing khususnya saat lepasnya lembing dimulai kaki kiri
mendarat dengan ujung kaki menjurus ke arah lemparan, kaki kanan diputar dan digerakan ke
atas muka.
4. Sikap Akhir
Sikap akhir dari pelaksanaan teknik gerak lempar lembing adalah menjaga keseimbangan
badan agar tidak terbawa ke depan yang dapat mengakibatkan diskwalifidasi. Hal yang
dilakukan adalah mengerem lajunya badan menggunakan kaki kanan membuat gerakan
lanjutan putar badan ke kiri, dan kaki kiri ditarik ke belakang atau agak ke samping.
Demikian materi tentang teknik dasar lempar lembing semoga bisa dijadikan referensi dalam
belajar lempar lembing jika ada kekeliruan dan kesalahan mohon kritik dan saran yang
membangun
Spesifikasi teknisnya adalah sebagai berikut :

- Terbuat dari bahan Aluminium.


- Bagian ujung lembing runcing, terbuat dari besi yang di chrome mengkilap.
- Berat total 600 gram.
- Panjang total lembing = 220 230 cm.
- Panjang lilitan tali untuk pegangan = 14 15 cm.

Lempar Lembing (kelas xi)

1. Perlengkapan Lempar Lembing


a.

Peralatan Lempar Lembing


International Athletic Federation (IAF) adalah induk organisasi atletik dunia yang
mengeluarkan dan menetapkan segala peraturan dan ketentuan perlombaan atau event atletik
tingkat dunia.
Beberapa peraturan dan ketentuan yang ditetapkan IAF adalah sebagai berikut.
1) Alat
Bentuk lembing menyerupai sebuah tombak dan dibuat dengan konstruksi yang berciri
aerodinamik. Lembing terbagi atas dua bagian, yaitu lembing yang terbuat dari logam dengan
badan lembing terbuat dari kayu atau metal dan tali lembing yang terletak melilit pada titik
setimbang lembing (titik pusat gravitasi lembing).
2) Ukuran lembing
Berat lembing untuk putra
: 800 gram
Berat lembing untuk putri
: 600 gram
Panjang lembing untuk putra
: 2,6 2,7 meter
Panjang lembing untuk putri
: 2,2 2,3 meter
b. Lapangan Lempar Lembing
1) Daerah Lemparan
Daerah lemparan (track) lempar lembing terbagi atas sebagai berikut.
a) Lintasan awalan
Lintasan awalan dibatasi garis 5 cm. Lebar lintasan 4 m dan panjang minimal 30 m.
b) Lengkung lemparan
Lengkung lemparan dibuat dari kayu atau metal yang dicat putih dengan lebar 7 cm, datar
dengan tanah dan merupakan busur (lengkungan) dari lingkaran yang berjari-jari 8 m. garis
1,5 meter dibuat dari titik temu garis lintasan awalan dengan lengkung lemparan dan menyiku
keluar.
c)
Sektor lemparan
Tebal garis sector lemparan 5 cm. sector dibentuk oleh dua garis yang dibuat dari titik pusat
lengkung lemparan dengan sudut 29
2) Ketentuan
Menurut peraturan dan ketentuan perlombaan resmi, ada tiga peraturan pokok yang harus
dilaksanakan dan dipatuhi oleh seorang pelempar lembing, yaitu sebagai berikut.
a) Lembing harus dipegang tepat di bagian batang lembing yang dililit dengan tali pegangan.
b) Sejak awalan atau ancang-ancang dimulai hingga saat lembing dilepaskan, pelempar tidak
boleh menghadapkan punggungnya secara penuh kea rah sektor lemparan.
c) Lemparan yang sah, yaitu mata lembing harus menancap atau menggores tanah disektor
pelemparan.

2. Teknik Dasar Lempar Lembing


Teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan awalan langkah silang (cross step).
Beberapa tahapan rangkaian gerakan yang perl diperhatikan oleh seorang pelempar lembing
adalah sebagai berikut.
a. Memegang Lembing
Latihan memegang lembing
Ada dua cara memegang lembing yang banyak digunakan oleh pelempar lembing, yaitu:
1) Cara Finlandia
a) Jari tengah melingkari pegangan lembing pada bagian tepi belakang dan bersnetuhan dengani
bu jari yang lurus memegang di tempat itu juga.

b) Jari telunjuk memegang lembing di belakang pegangan agak lurus dan segaris dengan
lengan.
c) Dua jari yang lain berimpit dan melingkari pegangan lembing agak renggang dengan jari
tengah. Dengan cara ini tarikan pada bagian tepi belakang pegangan lembing dilakukan oleh
jari tengah.
2) Cara Amerika
a) Jari telunjuk memegang bagian tepi belakang pegangan lembing.
b) Ibu jari dalam keadaan lurus diletakkan pada lembing di belakang tepi pegangan.
c) Tiga jari yang lain berimpit agak renggang dengan jari telunjuk memegang pada pegangan
lembing. Dengan cara ini yag memegang peranan dalam melempar adalah jari telunjuk.
Pelempar dapat memilih cara yang mana yang cocok baginya. Cara manapun yang
dipilih oleh pelempar harus dapat memberikan pegangan yang enak, dapat engendalikan jalan
serta arah lemparan dengan tepat, dan dapat menyalurkan tenaga dengan tepat pula.
Cara memegang lembing yang cocok untuk atlet pemula, yaitu sebagai berikut.
1. Jari telunjuk memegang pegangan pada tepi belakang
2. Tiga jari lainnya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk.
3. Ibu jari diletakkan pada tepian belakang dari pegangan.
b. Membawa Lembing
Lembing dibawa dengan cara sebagai berikut.
1) Lembing dibawa di atas pndak
2) Mata lembing menyerong ke atas membentuk sudut 40 derajat.
3) Siku kanan menunjuk ke depan.
c. Teknik Membuat Awalan
Keberhasilan suatu lemparan sangat ditentukan oleh ketepatan membuat awalan. Oleh sebab
itu, sebelum melakukan lemparan hendaknya terlebih dahulu menentukan dua tanda (check
mark). Tanda pertama adalah tempat memulai awalan, biasanya awalan yang ideal berjarak
15 20 meter dan tanda kedua adalah sebagai tempat melempar.
Teknik melakukan awalan adalah sebagai berikut.
1) Berlari secepat-cepatnya dimulai dari batas pertama sambil membawa lembing.
2) Ketika sedang berlari dan kaki kanan menginjak batas yang kedua, luruskan kaki kiri ke
depan. Berasamaan dengan itu, lembing dibawa ke belakang dengan tangan lurus, usahakan
berat badan ditumpu dikaki kanan.
3) Setelah itu, kaki kiri ke depan, disusul dengan kaki kanan disiliangkan di depa kaki kiri.
Kemudian kaki kiri dilangkahkan ke depan lagi, serta kaki kanan disilangkan kembali di
depan kaki kiri.
d. Sikap Tubuh Ketika Melempar
Posisi tubuh ketika melakukan lemparan adalah sebagai berikut.
1) Tubuh berdiri tegak, kedua kaki dibuka. Kaki kiri di depan, kaki kanan di belakang
menyamping arah lemparan.
2) Lutut kaki kanan ditekuk ke depan, ke samping badan.
3) Kaki kiri ke depan lurus, agak rileks.
4) Badan condong ke belakang, pandangan kea rah lemparan.
5) Tangan kanan yang memegang lembing lurus ke belakang.
6) Mata lembing berada dekat di depan mata kanan serong atau menyudut ke atas.
7) Sudut yang dibentuk oleh lembing diukur dari tanah kurang lebih 40.
e. Cara Melemparkan Lembing
Teknik melempar lembing dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Begitu kaki kiri mendarat dengan ujung kaki menjurus ke arah lemparan, kaki kanan diputar
dan digerakkan ke atas depan.
2) Panggul diputar ke kiri dan badan ditegakkan.

3)
4)
5)

Kemudian, dengan segera lembing dilemparkan sekuat-kuatnya ke depan atas.


Lembing lepas pada waktu tangan yang memegang lembing lurus ke depan.
Setelah lembing dilepas, segera kaki kanan yang digunakan untuk menolak, menggantikan
kaki kiri (kaki kiri diangkat).

6)

Pandangan ke depan kea rah lemparan.

Anda mungkin juga menyukai