Anda di halaman 1dari 19

MATERI LEMPAR LEMBING

Pengertian Dan Teknik Lempar Lembing

1. Pengertian Lempar Lembing

Lempar lembing terdiri dari dua kata yaitu lempar dan lembing. Lempar yang berarti usaha
untuk membuang jauh-jauh, dan lembing adalah tongkat yang berujung runcing yang dibuang
jauh-jauh (Munasifah, 2008:4). Lempar lembing adalah salah satu nomor yang terdapat dalam
cabang olahraga atletik yang menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan
cara melempar sejauh-jauhnya (PASI, 1988:43). Selanjutnya Jerver (1996:142) Menjelaskan
bahwa Lempar lembing adalah suatu gerakan antara sentuhan tangan dengan menggunakan
benda yang berbentuk panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin. Untuk memperoleh
jauhnya lemparan diperlukan kekuatan dan kecepatan gerak serta sudut pada saat lembing
meninggalkan tangan.

Pengertian lempar lembing tidaklah lengkap kalau tidak diketahui sejarah atau riwayat
perkembangan lempar lembing sebagai salah satu cabang atletik. Munasifah (2008:4-5)
Menjelaskan Bahwa lempar lembing berawal dari kegiatan manusia zaman dahulu dalam
berburu binatang yang sering menggunakan lembing dalam berburu mangsanya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan memakan binatang hasil buruannya. Lempar lembing pada zaman
modern sudah menjadi olahraga yang diperlombakan, namun memahami sejarah tidak hanya
sekedar untuk pengertian atau pengetahuan tentang kejadian pada masa lampau, melainkan untuk
menentukan langkah-langkah pada masa yang akan datang.
2. Teknik-teknik Lempar Lembing
Teknik-teknik yang terdapat dalam lempar lembing adalah sebagai berikut:

2.1 Cara Memegang Lembing


Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu hasil
lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing
sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapat titik berat lembing
yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing. Cara memegang lembing ada tiga
macam yaitu: pegangan cara Amerika (American Style), cara Firlandia (Firlandia Style), cara
Jepit Tang (Tank Style). Lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini.

Pegangan cara American adalah ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu di belakang balutan
atau lilitan lembing. Cara ini lebih mudah dilakukan sehingga cocok bagi atlet pemula, secara
umum bukan hanya atlet pemula saja yang menggunakan pegangan American akan tetapi di
kalangan masyarakat maupun kalangan pendidikan pada umumnya menggunakan pegangan
cara American, karna daya dorongnya yang dilakukan ibu jari dan jari telunjuk lebih tinggi
(Hasan, 2003:259)
Pegangan cara American ini lebih mudah dilakukan oleh pemula di bandingkan cara
pegangan Firlandia yang sebagian kecil dilakukan oleh atlet elit saja, namun secara umum dua
cara pegangan tersebut masih digunakan sampai dengan sekarang karena memiliki daya dorong
yang sangat kuat cuma yang membedakan hanya pada teknik pegangan saja. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Pegangan cara Firlandia adalah ibu jari dan jari tengah bertemu di belakang balutan atau lilitan

lembing sedangkan jari telunjuk agak lurus dengan batang lembing. Lebih jelas dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:


Pegangan cara jepit tang (Tank Style) adalah pegangan dimana jari telunjuk dan jari tengah
menjepit lembing tepat di belakang tempat pegangan. Pegangan ini terdapat kelebihan dan kekurangan
seperti yang dikemukakan Jonath dkk (1988:81) bahwa Pegangan tank mencegah terjadinya luka pada
siku, karena pelencengan (pegangan kesehatan) tetapi lilitan tipis seperti yang diharuskan sering
menyebabkan masalah pada waktu melempar. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar dibawah ini:

Dari tiga cara pegangan di atas sebenarnya tergantung pada pelempar itu sendiri untuk memilih
mana yang lebih cocok. Hal ini sesuai pendapat Guthrie (1993:177) bahwa Ketiga cara
memegang lembing tidak ada satupun dari cara tersebut yang lebih baik dari pada yang lain,
seseorang atlet harus memilih salah satu jenis pegangan yang cocok dan paling pas untuknya
setelah melalui latihan untuk tiap-tiap jenis pegangan. Selanjutnya Muhajir (2007:145)
mengatakan bahwa Pelempar dapat memilih cara mana yang cocok baginya, cara manapun
yang dipilih oleh pelempar harus dapat memberikan pegangan yang enak, dapat mengendalikan
jalan serta arah lemparan dengan tepat, dan dapat menyalurkan tenaga dengan tepat pula.

2.2 Cara Membawa Lembing


Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara
membawa lembing, sesuai yang dikemukakan Hasan (2003:260) bahwa Cara apapun bisa
dilakukan untuk membawa lembing, asalkan tidak mengganggu kecepatan berlari. Jadi dalam
membawa lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah lembing berada di atas
pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas, maupun serong ke bawah dan
posisi mendatar dalam posisi tersebut otot-otot sekitar bahu dan tangan terasa rileks. Ada juga
yang membawa lembing dengan posisi lembing di samping badan, tangan lurus ke belakang
sehingga tidak mendapat kesulitan untuk mengambil sikap-sikap selanjutnya. Namun sedikit
hambatan untuk mendapat kecepatan awalan yang optimal (Suherman, 2001:214). Lebih jelas
dapat dilihat gambar di bawah ini:

2.3 Cara Awalan Lari Lempar lembing

Awalan adalah gerakan permulaan dalam melempar lembing. Awalan dilakukan dengan
cara langkah dan lari menuju ke batas tolakan. Awalan lari merupakan bagian yang pertama guna
membangun kecepatan gerak yang diperlukan dalam lemparan.

Awalan lari, pelempar berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan
ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak menghadap ke atas. Posisi lembing berada sejajar
di atas garis paralel dengan tanah. Bagian terakhir awalan terdiri dari langkah silang atau sering
di sebut dengan cross steps. Pada bagian awalan-akhir ini kita mengenal beberapa cara, di
antaranya: a). Dengan jingkat (hop-steps), b). Dengan langkah silang di depan (cross-steps), c).
Langkah silang di belakang (rear cross-steps). Sedangakan mengenai panjang awalan seperti
dikemukakan Ballesteros (1993:117) bahwa Panjang lintasan awalan harus tidak lebih dari
36.50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua garis paralel 4 m terpisah dan
lebar garis 5 cm.

Peralihan (cross steps), saat kaki kiri diturunkan, kedua bahu diputar berlahan-lahan ke
arah kanan, lengan kanan mulai bergerak atau diluruskan ke arah belakang, dan disini secara
berlahan-lahan titik pusat gravitasi turun yang sebelumnya meningkat selama melakuakan
awalan lari. Perputaran bahu dan pelurusan lengan yang membawa lembing ke arah belakang
diteruskan tanpa terputus dan bergerak terus hingga melewati atas kaki kiri, dan ini
menghasilkan kecondongan tubuh bagian atas ke belakang. Perputaran kedua bahu ke kanan
membuat pilinan di antara tubuh bagian atas dan bagian bawah serta meninggalkan lembing
dengan baik di belakang badan. Pandangan kedua mata selalu lurus kedepan. Ketika tungkai
kanan mendarat dalam posisi setengah ditekuk diakhir langkah silang (cross steps), angkatlah
tumit kanan saat lutut bergerak maju, dan bukalah kedua tungkai dengan cara melangkahkan kaki
kiri selebar mungkin ke depan dan diinjakkan sedikit ke arah kiri. Kedua bahu tetap menghadap
ke samping dan pastikan lembing masih dipegang dengan baik di belakang dengan tangan yang
membawa lembing tetap berada setinggi bahu. Pergelangan tangan dijaga agar tetap ditekuk dan
telapak tangan menghadap atas agar ekor lembing tidak kenak tanah. Selama pergerakan ini
lengan kiri dilipat menyilang dada (Suherman, 2001:215).

Fase akhir, Ketika kaki kiri di turunkan di posisi akhir lemparan, pemutaran kedua pinggul
ke depan dimulai, ditandai oleh sebuah putaran ke dalam kaki kanan dan lutut dilanjutkan
dengan pelurusan tungkai. Segera bahu kiri dibuka, siku kanan diputar ke arah luar atas dan
lembing diluruskan di atas lengan dan bahu. Kaki kiri ditekan ke tanah disusul kemudian dengan
memutar kaki kanan ke dalam dan meluruskannya sambil lutut kanan turut diluruskan sehingga
menghasilkan sebuah posisi membusur dari badan dan meregang kuat bagian otot depan
(Suherman, 2001:216). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini:

2.4 Cara Melempar Lembing


Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa kebelakang dengan
tangan lurus diputar kedalam, badan direbahkan kebelakang dengan lutut kaki kanan, kemudian
bersamaan dengan membengkokkan siku. Lembing dibawa secepat-cepatnya keatas kepala,
pinggul didorong ke depan dan lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas kepala kedepan
sehingga tangan lurus dan dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan
badan kedepan, kemudian lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari tangan mendorong
pangkal lilitan tali lembing (Hasan, 1993:85-86). lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:

2.5 Cara Melepaskan Lembing

Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik,
bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar secara aktif
di bawa kedepan dan lengan pelampar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas. Pelepasan
lembing itu terjadi di atas kaki kiri, lembing lepas dari tangan pada sudut lemparan kira-kira 45
derajat dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan
meluncur di tanah, pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dari pinggang ke
tangan pelempar yang hanya sedikit keluar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh condong
ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan
lembing. (Muller, 2000:147-148-149). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini:
Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan badan untuk mempertahankan posisi
tubuh ketika melempar agar tidak terbawa ke depan yang dapat mengakibatkan diskwalifikasi.
Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan memusatkannya pada satu kaki
tumpuan, keseimbangan dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota tubuh. Ketika hendak
melempar lembing maka moment gaya juga harus kita perbesar sebab semakin besar moment
gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar, sehingga dapat menghasilkan
lemparan yang jauh. Semakin besar power kita dalam melempar maka akan semakin besar pula
kecepatan benda tersebut.

2.6 Sikap Badan Setelah Melempar Lembing

Setelah kaki kanan di tolakkan keatas dan kedepan mendarat kaki diangkat kebelakang
lemas lalu badan agak miring dan condong kedepan kaki kiri ke belakang lemas kemudian
tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada di bawah dekat keperut dan tangan kiri
lemas kebelakang sehingga pandangan kearah jalannya lembing sampai jatuh (Hasan, 1993:85).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Lempar Lembing.


Pelempar lembing adalah seseorang yang mempunyai daya ledak otot lengan bahu yang
besar dan mempunyai kekuatan serta ketepatan langkah dalam melakukan awalan sebelum
lembing dilepaskan (Adisasmita, 1986:7). Oleh karena itu pelempar yang tidak mempunyai
ketepatan dalam melangkah sama halnya tidak mempunyai harapan untuk mencapai prestasi
yang maksimal. Unsur dasar dari suatu prestasi lempar lembing adalah ketepatan dalam
melangkah pada saat awalan, hal ini merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
kemampuan seseorang untuk melempar sejauh mungkin. Disamping itu faktor utama yang harus
diperhatikan adalah cara pegangan dan unsur fisik seperti kekuatan, kelentukan, kecepatan dan
daya ledak otot. Komponen-komponen ini tidak boleh diabaikan oleh pelempar, pelatih termasuk
juga guru penjas dalam mengajar.

Kemudian faktor lain yang mempengaruhi hasil lempar lembing adalah kesalahan dalam
melakukan lemparan, ada beberapa kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan lempar
lembing, yaitu sebagai berikut: 1). Kecepatan lari tidak diatur meningkat. Dari awal larinya cepat
terus atau sebaliknya terlalu lambat, 2). Sewaktu lari, lembing didiamkan saja, 3). Setelah
langkah silang, pelempar berhenti dahulu, 4). Kaki kanan tidak dikencangkan, 5). Lemparan
tidak diikuti siku kanan, 6). Kaki kiri tidak dilangkahkan pada saat akan melempar, 7). Lepasnya
lembing tidak melewati atas pundak kanan, 8). Sudut lempar kurang atau terlalu besar, 9). Tidak
dapat memelihara keseimbangan (Munasifah, 2008:20).

4. Peraturan Umum Dalam Lempar Lembing

4.1 Peralatan Lembing

Lembing terdiri tiga bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan. Badan
lembing terbuat dari metal dan mata lembing yang lancip terpasang ujung depan yang panjang.
Peraturan tentang spesifikasi lembing putra dan putri adalah sangat komplek, dalam rangka
menjamin melayang dan menancapnya lembing yang sah. Manager Teknik harus berhati-hati
dalam menjamin bahwa semua lembing yang akan digunakan dalam suatu perlombaan harus
memenuhi semua peraturan dan ketentuan yang ditetapkan. Berat lembing untuk putra adalah
800 gram, sedangkan lembing putri 600 gram. Panjang lembing untuk putra adalah 2.60 2.70
m, sedangkan panjang lembing putri 2.20 2.30 m.

Pada perlombaan atletik seperti Olimpiade, Kejuaran Dunia atau regional. Hanya lembing
yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara yang boleh digunakan. Namun pada perlombaan
yang lebih kecil, peserta boleh menggunakan lembingnya sendiri, asalkan lembing tersebut telah
diperiksa dan diberi tanda sebagai tanda sah oleh Panitia Penyelenggara sebelum perlombaan
dimulai dan boleh digunakan oleh peserta yang lain (Ballesteros, 1993:117).

4.2 Lintasan Awalan Lempar Lembing

Panjang lintasan awalan lempar lembing harus tidak lebih dari 36.50 m dan tidak kurang
dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua garis paralel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm
(Ballesteros, 1993:117).

4.3 Lengkung Batas Lempar Lembing

Lengkung lempar dibuat dari kayu atau meta dicat putih dipasang datar dengan tanah, dan
merupakan suatu busur atau lengkung suatu sirkel yang bergaris tengah radius 8 m. Garis
lengkungnya sendiri selebar 7 cm. Garis sepanjang 0.75 m dibuat sebagai perpanjangan dari
lengkung lempar dan siku-siku terhadap garis paralel lintasan lari awalan (Ballesteros,
1993:117).

4.4 Sektor Lemparan


Garis ini terkait dengan sisi dalam garis paralel lintasan awalan yang ditarik dari titik pusat
lengkung batas lempar dengan sudut 29o (Ballesteros, 1993:117).

4.5 Penilaian Lempar Lembing

Penilaian dalam lempar lembing dilakukan dengan menggunakan bendera putih, untuk
menandakan bahwa lemparan yang dilakukan benar dan bendera merah untuk menandakan
bahwa lemparan yang dilakukan salah. Suatu lemparan diukur dari tanda yang terdekat dengan
kepala lembing, sampai ke bagian dalam ujung lingkaran lalu mengukur antara tanda tersebut.
Kemudian beberapa unsur penilaian dalam lempar lembing adalah cara memegang lembing dan
pendaratan atau jatuhnya lembing (Munasifah,2008:7). Selanjutnya tentang penilaian Muhajir
(2007:149) mengatakan Lemparan sah bila mata lembing menancap atau menggores tanah di
sektor lemparan, lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh lengkung lemparan, atau
garis 1,5 meter samping atau menyentuh tanah di depan lengkung lemparan. Lebih lanjut
Ballesters (1993:117) menjelaskan bahwa Suatu lemparan dianggap sah bila mata lembing
harus menyentuh tanah sebelum bagian lembing yang lain, dan jatuh sepenuhnya di dalam atau
di sisi dalam dari sektor pendaratan lembing.
1. Menendang Bola

Tentu saja karena namanya juga sepak bola,


teknik dasar yang perlu diketahui salah satunya adalah teknik dasar menendang bola atau
istilahnya kicking. Menendang bola memiliki 6 teknik dasar di mana memang ada yang belajar
secara otodidak, namun juga ada yang perlu latihan sendiri.

Hanya saja, untuk mengenal teknik dasar, maka yang diulas lebih dulu sekarang adalah teknik-
teknik pentingnya saja. Ada 3 teknik pertama yang sangat perlu untuk Anda pelajari dengan baik
untuk bisa bermain bola dan teknik yang dimaksud antara lain adalah:

1. Menendang Bola Menggunakan Kaki Bagian Luar

Pada teknik ini, jelas fokusnya adalah tendangan yang dilakukan memakai sisi luar kaki pemain
dan biasanya tendangan ini adalah untuk jarak dekat. Bila Anda ingin menendang bola dengan
benar memakai kaki bagian luar Anda, perhatikan setiap gerakan ini:

Posisi tubuh harus berdiri dengan menghadap ke arah bola lebih dulu di awal.
Pastikan bahwa kaki kiri Anda posisikan tepat di samping bola dengan memutarnya ke
dalam.
Rilekskan kedua tangan supaya tubuh dapat menjadi lebih seimbang.
Gunakan kaki sebelah kanan untuk melakukan tendangan dengan sedikit memutar ke
dalam sambil mata mengarah pada bola.
Ayunkan kaki yang memang berfungsi sebagai penendang bola ke arah depan.
Kenakan atau sentuhkan kaki bagian luar ke bola.
Condongkan bobot tubuh ke depan.

2. Menendang Bola Menggunakan Kaki Bagian Dalam

Ada pula teknik menendang bola dengan memanfaatkan kaki bagian dalam dan teknik ini juga
penting untuk dikuasai:

Ambil sikap awal tubuh dengan menghadap ke bola.


Tumpukan kaki kiri tepat di samping bola dan tekuklah lutut sedikit.
Condongkan tubuh ke belakang sedikit.
Tekuk tangan dua-duanya di sisi tubuh untuk keseimbangan.
Fokuskan diri kepada bola dan juga target tembakan.
Bidik bola yang ada di depan Anda dengan bagian dalam kaki di bagian tengah bola.
Ayunkan kaki kanan ke arah depan lalu bola bisa ditendang dengan target bola di
samping.
Sesudah menendang, berat badan bisa ditumpukan ke kaki kanan (atau kaki mana saja
yang memang untuk menendang).
Daratkan dengan mendahulukan kaki kanan dengan baik.

3. Menendang Bola Menggunakan Punggung Kaki

Ada pula teknik dalam menendang bola memakai bagian punggung kaki dan biasanya ini untuk
tendangan jarak jauh. Langkah-langkah yang perlu dipelajari antara lain adalah:

Awal sikap tubuh adalah berdiri menghadap bola.


Kaki bagian kiri menumpu dan Anda posisikan tepat di sisi bola dan tekuk lutut sedikit.
Rilekskan kedua tangan supaya tubuh terjaga keseimbangannya.
Fokuskan pandangan mata pada bola.
Tekuk pergelangan kaki ke bawah (kaki yang Anda pakai untuk menendang bola).
Tekuk kaki tersebut menghadap ke depan lutut kaki kanan saat menendang dan ayunkan
ke arah bola sebelum menyentuhkan kaki ke bagian belakang bola.
Tumpukan ke bagian depan berat badan Anda sesudah menendang.

4. Menendang Bola Menggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam


5. Menendang Bola Menggunakan Ujung Jari Kaki/Sepatu
6. Menendang Bola Menggunakan Tumit

2. Menggiring Bola

Istilah lain bagi teknik menggiring bola adalah


dribbling. Gerakan menggiring bola tentu adalah dasar yang juga penting di mana Anda perlu
menggunakan kaki membawa bola untuk masuk ke area tim lawan dan sampai bisa menerobos
hingga pertahanan tim lawan untuk menciptakan peluang mencetak gol.

Pemain sepak bola yang baik juga perlu menguasai teknik dasar menggiring bola dan memang
wajib bagi setiap pemain sepak bola untuk menguasai skill individu satu ini. Ini karena Anda
bakal menggiring bola tersebut saat dalam permainan Anda tak punya kesempatan untuk
mengoper kepada teman setim. Diketahui ada 2 tipe menggiring bola berdasarkan situasinya,
yakni:

Speed Dribbling Teknik menggiring bola ini perlu pemain lakukan dengan melakukan
tendangan bola ke depan. Kemudian kejar sambil berlari cepat, hanya saja harus bebas
dari desakan pemain dari tim lawan.
Closed Dribbling Teknik menggiring bola ini perlu pemain lakukan ketika sedang
dihimpit oleh pemain dari tim lawan. Jadi, tipe menggiring bola ini harus dilakukan saat
tak aman dan perlu tetap mengendalikan bola secara penuh. Pada teknik ini, tidak
dianjurkan untuk bola jauh dari Anda > 1 meter.

Jadi intinya, closed dribbling dipakai ketika memang berada di dekat pemain dari tim lawan yang
mencoba menghadang. Tujuannya adalah untuk melindungi bola supaya tak terlalu jauh dari
Anda dan tidak direbut oleh tim lawan dengan mudah. Jangan menaikkan kecepatan sewaktu
melakukan closed dribbling seperti dengan melebarkan langkah kaki maupun membuat bola
terdorong jauh. Peningkatan bisa dilakukan pada frekuensi langkak kaki saja supaya bola tak
jauh-jauh.

Sedangkan untuk speed dribbling, teknik ini perlu dilakukan secara cepat dan pastikan bahwa
Anda memang sedang berada pada daerah kosong. Bermainlah dengan awas dan pastikan di
sekitar tidak ada lawan dan lakukan teknik ini dengan menendang bola dan lanjutkan dengan
mengejarnya begitu seterusnya hingga akhirnya sampai ke area lawan.

Belum selesai sampai di situ, menggiring bola juga ada 3 teknik dasar, yakni dengan
menggunakan punggung kaki, kaki bagian dalam dan juga bagian luar.

1. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki

Ambil sikap awal dengan berdiri menghadap pada gerakan.


Tangan keduanya bisa Anda buat telentang tapi dalam kondisi rileks.
Mata arahkan ke depan.
Dorong bola ke depan menggunakan punggung kaki.
Kaki bagian ujung sentuhkan ke bola menghadap ke tanah.
Gerakkan bola ke depan pada permukaan tanah.
Hentikan gerakan bola tepat di bagian atas bola menggunakan telapak kaki.
Kaki yang tak digunakan untuk menggiring bola bisa menjadi tumpuan berat badan.
Pandangan mata masih ke depan.

ads

2. Menggiring Bola Menggunakan Kaki Bagian Dalam

Ambil sikap awal dengan posisi tubuh berdiri menghadap ke gerakan yang disertai
pandangan ke depan secara lurus.
Rilekskan bagian lengan dan posisi harus di sisi tubuh.
Putar pergelangan kaki keluar dan kuncilah.
Dorong bola dengan kaki bagian dalam ke depan di mana buka posisi kaki ke depan dan
gerakkan juga kaki tumpu.
Hentikan bola yang bergerak ke arah depan pada permukaan tanah dengan telapak kaki.
Tumpukan berat badan di bagian kaki yang tak Anda pakai untuk menggiring bola
dengan pandangan mata tetap ke arah depan.

3. Menggiring Bola Menggunakan Kaki Bagian Luar


Awali dengan berdiri menghadap arah gerakan di mana mata juga ke arah depan.
Posisikan lengan dua-duanya ada di sisi tubuh dan agak direntangkan.
Putar pergelangan kaki ke dalam, lalu kunci.
Dorong bola ke depan menggunakan kaki bagian luar di mana posisi bisa dijadikan agak
terangkat dari permukaan tanah.
Gerakkan juga kaki tumpu bersamaan.
Tumpukan berat badan pada kaki yang tak Anda pakai untuk menggiring bola sambil
juga memastikan bola yang bergerak tak begitu jauh dari kaki.
Gunakan telapak kaki untuk menghentikan bola.
Berat badan tumpukan ke kaki yang tak dipakai menggiring bola sambil pandangan mata
tetap mengarah ke depan.

3. Menghentikan Bola

Teknik dasar lainnya yang perlu untuk Anda


ketahui dan pelajari juga adalah menghentikan bola. Setelah tahu cara menggiringnya, tentu
belum afdol kalau belum menguasai cara menghentikan bola alias stopping. Stopping pun
memiliki 7 tipe dan berikut Anda bisa mempelajarinya:

1. Menghentikan Bola Menggunakan Perut

Cermati pergerakan bola dan bergeraklah menjemput bola.


Gunakan perut untuk menahan bola seraya menjaga keseimbangan tubuh.
Ketika sudah menyentuh perut, tarik sedikit perut ke belakang dan barulah bola
dijatuhkan pada bagian antara dua kaki.

2. Menghentikan Bola Menggunakan Dada

Cermati bola yang melayang.


Posisikan tubuh dengan maju dan mundur untuk menjemput bola.
Kedua tangan dan dada buat terbuka dan melebar tapi tetap dalam posisi seimbang.
Tahan bola pada dada sambil menariknya sedikit ke belakang sebelum menjatuhkannya
ke antara kedua kaki.

3. Menghentikan Bola Menggunakan Telapak Kaki

Jemput bola sebelum menghentikan bola.


Ketika bola sudah datang, buka telapak kaki.
Tarik ke belakang telapak kaki Anda bersamaan dengan saat bola datang.
4. Menghentikan Bola Menggunakan Punggung Kaki

Bergeraklah ke arah bola.


Angkat kaki ke atas depan tepat di bagian bawah bola yang tengah datang melayang.
Tahan bola dengan punggung kaki baik itu dengan tarikan atau sentuhan.
Jatuhkan bola di antara kedua kaki setelahnya.

5. Menghentikan Bola Menggunakan Kaki Bagian Luar

Ambil sikap berdiri dengan menghadap gerakan bola.


Kaki tumpu perlu diletakkan pada sisi bola dengan kedua lengan ada direntangkan sedikit
di sisi tubuh.
Putar ke dalam dan kunci pergelangan kaki yang hendak Anda pakai untuk menghentikan
bola.
Pandangan jangan lepas dari bola.
Tarik kaki ke belakang yang akan Anda pakai saat bola telah sampai pada kaki bagian
luar dan menyentuhnya.
Berat badan condongkan ke depan di waktu yang sama dengan kaki yang tak dipakai
untuk menahan bola dan jadikan tumpuan berat badan sementara pandangan masih lurus
ke depan.

6. Menghentikan Bola Menggunakan Kaki Bagian Dalam

Sikap tubuh arahkan pada datangnya bola dan pandangan harus fokus pada bola.
Putar ke arah luar dan kunci pergelangan kaki yang Anda hendak pakai untuk
menghentikan bola.
Julurkan kaki ke arah datangnya bola.
Tarik kaki ke belakang kembali; ikuti saja arah gerakan bola ketika bola telah menyentuh
kaki bagian dalam sampai bola dapat ditahan dan berhenti tepat di hadapan Anda.
Bawalah berat badan bersamaan dengan kaki yang tak dipakai menahan bola ke arah
depan untuk dijadikan sebagai tumpuan berat badan sementara pandangan tetap ke arah
depan.

7. Menghentikan Bola Menggunakan Paha

Pandangan pastikan fokus ke arah datangnya bola yang sedang melayang.


Gerakkan badan ke belakang atau ke depan untuk berjaga-jaga menjemput bola.
Tempatkan tubuh tepat di bawah bola yang datang tapi harus tetap seimbang.
Angkat satu kaki saja dan kaki tersebut adalah yang hendak dipakai untuk menghentikan
bola.
Hentikan dengan paha dengan sedikit sentuhan sebelum kemudian bola dijatuhkan ke
antara dua kaki.

4. Mengumpan Bola
Teknik dasar lain yang sama pentingnya adalah
mengumpan bola atau passing. Mengumpan sekaligus menerima bola adalah teknik yang harus
dikuasai juga dan hal ini dapat dilakukan juga dengan 3 teknik, menggunakan kaki bagian luar
dan dalam serta bagian punggung kaki namun pada dasarnya juga menggunakan teknik dasar
menendang bola.

1. Mengumpan Bola Menggunakan Kaki Bagian Luar

Bersikaplah berdiri menghadap pada gerakan bola.


Pastikan kaki tumpu sudah berada di sisi bola.
Kedua lengan di sisi tubuh dan sedikit direntangkan.
Putar dan kunci pergelangan kaki yang hendak digunakan menendang sementara masih
fokus pada bola.
Pastikan Anda tahu betul mana teman setim yang sudah siap untuk menerima umpan
bola.
Tarik kaki ke arah belakang, yaitu kaki yang Anda hendak pakai untuk mengumpan,
lanjutkan dengan mengayunkannya ke depan dan putar kaki ke arah dalam secara
bersamaan.
Fokuskan kaki di tengah-tengah bola saat menendang bola.
Condongkan tubuh untuk membawa berat badan ke arah depan di waktu yang sama
dengan kaki yang Anda gunakan untuk mengumpan dan pandangan tetap ke depan.

Sponsors Link

2. Mengumpan Bola Menggunakan Kaki Bagian Dalam

Awalnya pastikan Anda berdiri dengan menghadap pada arah bola.


Kaki tumpu letakkan di sisi bola dan tekuk sedikit lutut Anda di mana bahu juga
diarahkan pada gerakan bola.
Rentangkan kedua lengan sedikit sementara masih pada sisi tubuh.
Putar dan kunci pergelangan kaki yang hendak digunakan untuk mengumpan.
Lihat apakah teman setim sudah siap untuk Anda beri bola.
Tungkai bisa ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan, yakni tepat ke arah bola.
Tendang bola tepat di tengahnya.
Berat badan pindahkan ke kaki tumpu depan bersama kaki yang Anda pakai untuk
mengumpan.

3. Mengumpan Bola Menggunakan Punggung Kaki


Awali dengan sikap tubuh berdiri mengarah pada gerakan bola.
Posisikan kaki tumpu di samping bola dan tekuk sedikit lutut Anda dengan bahu
mengarah pada gerakan bola juga.
Kedua lengan posisi di sisi tubuh dengan agak terentang.
Tarik ke belakang dan kunci pergelangan kaki yang Anda ingin pakai untuk mengumpan
bola.
Jika teman sudah siap, tungkai bisa ditarik ke belakang untuk kemudian diayunkan ke
arah bola untuk mengumpankannya.
Berat badan bawa ke depan di waktu yang sama dengan kaki untuk menendang tadi dan
posisikan di depan dengan pandangan masih di depan.

5. Menangkap Bola

Teknik dasar berikutnya yang juga sama


pentingnya adalah menangkap bola atau goal keeping. Teknik ini sama sekali tak boleh
dilewatkan untuk yang bermain sebagai kiper. Dalam permainan sepak bola, pemain yang
berperan sebagai kiper bertugas menangkap bola ke kiri atau ke kanan. Tendangan penalti pun
turut menjadi latihan umum.

Pemain yang bertugas sebagai kiri tak hanya perlu secara refleks menangkap bola yang
diarahkan oleh lawan, tapi juga kemudian bola ditendang kembali ke tengah lapangan atau
diarahkan ke teman setimnya. Jika melihat pertandingan sepak bola, Anda pasti juga sering
melihat bagaimana kiper menendang bola setelah menangkapnya.

6. Menyundul Bola

Istilah untuk teknik dasar ini adalah heading di


mana tujuannya adalah untuk mengoper, membuang bola, mematahkan serangan dari tim lawan,
serta mencetak gol. Dalam latihan dasar, pemain sangat perlu belajar menyundul bola
menggunakan dahi. Posisi tubuh pemain ketika menyundul bola dapat berada dalam posisi
melompat atau sambil berdiri saja. Penting untuk disadari oleh pemain juga bahwa bukan bola
yang mengenai pemain, melainkan pemainlah yang menyundul bola ketika bola datang ke
arahnya. Penyundulan dilakukan dengan dahi dan bukan dengan ubun-ubun kepala.

7. Lemparan ke Dalam

Teknik dasar satu ini hanya terjadi ketika


pertandingan tengah berjalan di mana bola keluar dari lapangan dan melalui area sisi lapangan
sepak bola. Ketika lemparan telah pemain lakukan, biasanya permainan atau pertandingan bisa
dilanjutkan lagi. Hanya saja, pemain dari tim yang tak menyentuh bola terakhir saat bola sampai
keluar lapanganlah yang boleh melakukan lemparan ke dalam.

Caranya adalah dengan melemparkan bola menggunakan kedua tangan dan wajib melewati atas
kepala. Kaki pemain dua-duanya bisa menjinjit untuk melemparkan bola. Posisi kaki yang perlu
dilatih adalah salah satu kaki di belakang atau di depan, kedua kaki sejajar rapat, serta membuka
lebar kedua kaki.

8. Menyapu Bola

Istilah lainnya dari menyapu bola adalah sliding


tackle. Gerakan merebut bola satu ini memang terbilang berbahaya karena risikonya tidak lain
dan tidak bukan adalah kartu pelanggaran. Untuk dapat menyapu bola, pemain perlu mempelajari
gerakan menjatuhkan badan ke rumput setelah meluncur.

Waktunya pun tak sembarangan dan harus tepat dalam melakukan teknik dasar ini karena kartu
pelanggaran terjadi ketika waktu menyapu bola salah. Tackle sambil mengangkat kaki ke atas,
tackle menggunakan teknik menggunting dan tackle dengan menyerang lawan dari belakang
adalah jenis-jenis yang dilarang untuk dilakukan selama permainan.

9. Merebut Bola

Teknik dasar yang juga disebut dengan


intercepting atau juga lebih kerap dikenal sebagai interception ini adalah gerakan merebut bola
yang digiring oleh kaki lawan. Intinya, pemain perlu membaca arah gerakan lawan dan bola yang
dibawa oleh lawan.

Saat pemain bisa memahami trik gerak tanpa ada bola, hal ini juga sah-sah saja untuk
diaplikasikan ketika Anda merebut bola dari lawan. Paling mudah dalam teknik ini adalah
melakukan long pass dengan tujuan menghadang laju bola yang diumpan untuk kemudian
merebutnya.

Itulah sedikit ulasan mengenai teknik-teknik dasar permainan sepak bola yang penting untuk
dipahami dan dipelajari dari awal jika ingin bermain dengan benar. Dengan rajin berlatih,
tentunya teknik-teknik dasar tersebut bukanlah hal sulit untuk Anda kuasai.

Anda mungkin juga menyukai