Oleh
M. FRANSAZELI MAKOROHIM
NIM. 0601618003
sendiri adalah merupakan olahraga tertua yang dianggap sebagai induk olahraga
seperti lari, lompat dan lempar. Pada lompat jauh yaitu suatu bentuk gerakan
keterampilan gerak berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan satu
kali tolakan ke depan sejauh mungkin (Suhendra : 2014). Prinsip dasar lompat jauh
nelakukan tolakan yang kuat ke atas dengan kaki untuk meraih ketinggian saat
melayang yang memadai sehingga dapat menghasilkan jarak lompatan. Untuk itu
kondisi fisik dan teknik yang memadai perlu dimiliki oleh seorang pelompat yang
baik. Balesteros (1979) mengemukakan bahwa lompat jauh adalah hasil dari
kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan daya vertikal yang
dihasilkan dari kekuatan kaki menolak. Hasil dari kedua gaya menentukan parabola
titik gravitasi. Kinerja gerakan lompatan telah menunjukkan korelasi yang signifikan
dengan kecepatan lari maksimal (20), kecepatan lari maksimal antara 15 dan 30 m
sprint 30 m (15), dan waktu untuk sprint 30, 100, dan 300 m (11) (Almuzaini : 2008).
koordinasi motorik yang kompleks dari kedua segmen tubuh bagian atas dan bawah
(Ashby : 2002). Dalam lompat jauh, jarak lompatan seorang atlit mungkin dinilai
menurut jumlah keseluruhan dari tiga jarak: 1) Jarak horisontal antara batas depan
ketika lepas landas dan center of gravity atlit pada jarak lepas landas itu. 2) Jarak
horisontal yang ditempuh center of gravity sementara atlit itu melayang. 3) Jarak
horisontal antara center of gravity pada saat tumit menyentuh pasir dan jejak di pasir
yang darinya jarak lompatan itu dihitung. Salah satu faktor penunjang adalah faktor
anatomis yang meliputi: ukuran tinggi, panjang, besar, lebar, dan berat tubuh. jadi
faktor anatomis juga berpengaruh bagi seorang atlet lompat jauh, karena pada waktu
melayang, badan pelompat dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan yang disebut “daya
posisi tubuh yang optimal untuk mendarat. Atlit hampir pasti mendapatkan forward
angular momentum selama lari ancang-ancang dan lepas landas. Forward angular
momentum ini cenderung menyebabkan kaki berada di bawah center of gravity pada
saat atlit ingin kaki-kaki itu lurus ke depan. Persoalan utama yang dihadapi atlit
meomentum ini. Jika atlit dengan sengaja mencondongkan tubuh ke depan selama
saat terakhir pada waktu terbang, kaki-kaki diangkat sebagai reaksi dari gerakan ini
dibandingkan dengan yang sebaliknya. Pada sisi lain dari buku besar (ledger),
dibandingkan yang akan terjadi jika posisi tubuh lebih tegak. Jika atlit mengambil
posisi tubuh yang tegak, atau sedikit condong ke belakang, berbagai pengaruh ini
tolakan yang sekuat-kuatnya. Henry menyebutkan bahwa jika seorang atlit mampu
sama jauhnya dengan jarak yang dia tempuh dalam 6 s, sekitar 45-55 meter, harus
dilakukan. Tetapi, jika seorang atlit bisa melakukan hanya dengan 95% dari
Tolakan dilakukan sebagai tahap pengalihan telapak kaki tolak untuk lepas
merupakan kombinasi antara kecepatan gerak kecepatan horizontal (lari awalan) dan
gerak kecepatan vertikal (tenaga tolakan). Hasil kombinasi dari kedua kecepatan
tersebut akan menghasilkan kecepatan tinggal landas dan parabola titik berat badan
pada saat melayang. Sasaran pokok dari teknik melayang di udara adalah: a)
Memelihara keseimbangan badan saat melayang, b) Mengusahakan tahanan udara
Menyiapkan letak kaki dalam posisi yang menguntungkan pada waktu mendarat,
yaitu dengan cara menjulurkan kaki lemas ke depan. Power merupakan aspek yang
berbagai macam olahraga salah satunya yaitu tolakan dalam lompat jauh. Power
merupakan aplikasi kombinasi antara kekuatan dan kecepatan yang dikerahkan dalam
waktu yang singkat. Power dapat dilatih dan dikembangkan melalui berbagai macam
aplikasi yang sangat luas dalam kegiatan olahraga, dan secara khusus latihan
pendaratan yang merugikan. Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Hal
yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan
diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke
menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampui titik pendaratan kaki di pasir.
Kaki tidak kaku dan tegang, melainkan lemas dan lentur. Maka sendi lutut harus siap
menekuk pada saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan waktu (timing) yang tepat.
dengan bertumpu pada balok tumpuan sekuat-kuatnya untuk mendarat di bak lompat
sejauh-jauhnya (Arifah : 2012). Faktor kondisi fisik dan factor teknik merupakan
unsur-unsur dasar prestasi lompat jauh. Memiliki kondisi fisik serta menguasai teknik
lompat jauh. Ditinjau dari teknik melompat terdiri beberapa gerakan yaitu awalan,
• Kecepatan (speed),
• Kekuatan (stenght),
2. Berusahalah mencapai dorongan yang cepat dan dinamis dari balok tumpuan.
semaksimal mungkin
8. Kuasai gerak yang betul dari lengan dan kaki untuk mendapatkan lentingan saat
melayang di udara
Lompat Jauh adalah Gabungan gerak berputar dan gerak linier. Ketika
seorang atlet lompat jauh melakukan start hingga dia mendarat pada bak pasir,
• Dia berpindah dari satu titik ke titik yang lain yaitu dari titik start sampai pada
tersebut berlari lurus kedepan dengan kecepatan berubah secara beraturan yaitu
semakin lama semakin cepat. Selanjutnya dikatakan sebagai gerak beputar karena,
pada saat atlet tersebut berlari merupakan gerak berputar dimana pusat putaran
antara gerak linier dan juga gerak berputar. Dalam lompat jauh juga terdapat gerak
parabola yaitu ketika bertolak dari balok tumpuan hingga mendarat di bak pasir.
Berdasarkan gerak horisontal ini maka untuk dapat menghasilkan jangkauan yang
jauh maka harus menggunakan sudut 45˚. Lompat jauh adalah suatu peristiwa yang
mengharuskan seorang atlet untuk melompat sejauh mungkin dari lari cepat ke dalam
bak pasir. Jarak lompatan sangat ditentukan oleh jarak tolakan dan ini ditentukan oleh
tinggi, kecepatan, dan sudut proyeksi pusat massa saat menolak. Kecepatan dan sudut
horizontal dikembangkan melalui lari yang biasanya dengan jarak cukup panjang agar
“Suatu benda akan tetap dalam keadaan diam atau dalam keadaan bergerak kecuali
pengaruh gaya yang mempengaruhi keadaannya”. Ketika kita menolak, tubuh akan
melayang dan kemudian akan jatuh kembali ke tanah, dilanjutkan sedikit gerakan ke
depan setelah tubuh menyentuh tanah, kemudian berhenti. Hal ini disebabkan karena:
1. Adanya gaya gravitasi bumi.
Setiap benda yang ada dibumi akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi meski
seringan apapun benda tersebut. Inilah yang menjadi penyebab mengapa setiap
benda yang bergerak dia akan berhenti karena adanya gaya gravitasi tersebut.
Gaya gesek ini terjadi antara tubuh dengan pasir, yang terjadi ketika tubuh tepat
setelah mendarat. Gaya gesek yang terjadi cukup besar, sehingga gerakan tubuh ke
“percepatan suatu benda karena suatu gaya berbanding lurus dengan gaya
penyebabnya”. Semakin besar power kita dalam dalam melakukan awalan maka akan
semakin besar pula kecepatan lari kita. Awalan yang maksimal akan menghasilkan
“setiap aksi selalu ada reaksi yang sama dan berlawanan”. Terjadi ketika melakukan
yang maksimal.
• Moment Gaya
Kapan moment gaya harus diperbesar dan kapan moment gaya harus
diperkecil. Moment gaya harus diperbesar: Logikanya, hamper sama dengan hokum
aksi reaksi. Semakin besar moment gaya, akan semakin besar pula gaya yang di
hasilkan. Moment gaya harus diperkecil : Untuk mengangkat benda agar lebih ringan
maka moment gaya di perkecil. Jadi untuk mengangkat benda agar benda tersebut
menjadi lebih ringan maka jarak benda tersebut atau moment gayanya juga harus
diperpendek. Dalam lompat jauh, hal ini terlihat ketika melayang di udara pada
lompat jauh gaya jongkok. Kaki diletakkan sedekat mungkin dengan badan dengan
• Gaya gesek
Gaya gesek adalah suatu gaya yang timbul karena persinggungan antara dua
permukaan yang merupakan hambatan terhadap gerak. Gaya tersebut terjadi ketika
berlari, menumpu, dan mendarat. Bahkan, saat melayang di udara pun terjadi gaya
gesek antara tubuh dengan udara. Hal ini relatif kecil pengaruhnya terhadap hasil
sedikit banyak mempengaruhi jauhnya hasil lompatan. Gaya gesek yang terjadi ketika
pelompat menggunakan sepatu khusus (spes) yang memiliki pull untuk memperbesar
gaya gesek, yaitu agar pelompat tidak jatuh ketika melakukan awalan.
• Elastisitas (flexibility)
Koefisien elastisitas adalah kemampuan untuk memperkesil diri dari bentuk semula
sebagai akibat suatu gaya yang mengenainya. Dilakukan saat tepat akan melayang,
merupakan gerak lecutan untuk mendapat gaya dorong ke depan. Penggunaan system
pengungkit pada organ-organ tubuh ketika seseorang melakukan lompat jauh, terlihat
adsanya penggunaan pengungkit jenis kesatu oleh anggota tubuh yaitu pada lutut.
Ekstensi sendi lutut (articulacio genus). Terjadi pada articulacio genus yaitu antara
tulang femur dan tulang tibia dan fibula. Otot yang digunakan insersio vastus
medialis dan insersio vastus lateralis. Penggunaan pengungkit jenis kesatu ini terjadi
ketika melakukan pendaratan. Ketika itu, kaki menumpu pada landasan (bak pasir),
tungkai bawah bertindak sebagai pengungkit, dimana lutut sebagai sumbu pusat, dan
badan seolah-olah sebagai beban yang akan diungkit ke depan. Gerakan ini dilakukan
depan, agar tumit adalah titik terjauh yang dapat diraih dari tumpuan, bukan pantat
atau tangan yang terjadi karena tubuh jatuh ke belakang saat mendarat.
Agustus 1991. Dengan begitu, rekor dunia lompat jauh Mike Powell sudah bertahan
hampir 18 tahun.
Tahun ini lompatan terbaik dunia dibuat atlet AS, Dwight Phillips, yang
mencapai 8,74 meter. Lompatan tersebut dibuat Phillips saat mengikuti Kejuaraan
• Rekor Afrika
Di Meeting de Madrid 2009, yang merupakan bagian dari Tour Dunia Atletik
• Rekor PON
Maria Natalia Londan atlet dari Bali berhasil memecahkan rekor PON cabang
olahraga atletik nomor lompat jauh pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII di
Stadion Utama Palaran Samarinda, Rabu petang. Maria Natalia Londan berhasil
biomotor dasar yang merupakan unsur-unsur kesegaran yaitu kekuatan, daya ledak,
1. Kekuatan
· Kekuatan maksimum
Kekuatan maksimum adalah daya atau tenaga terbesar yang akan dihasilkan oleh otot
· Kekuatan elastis
Kekuatan elastis yaitu kekuatan yang diperlukan sehingga sebuah otot dapat bergerak
cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan kecepatan
gerak kadang disebut sebagai " power atau daya". Kekuatan ini sangat penting bagi
Daya tahan kekuatan yaitu kemampuan otot untuk terus-menerus menggunakan daya
2. Daya ledak
Kecepatan atau daya lecut adalah kemampuan otot untuk melakukan gerakan
4. Kelentukan
melalui jangkauan gerak yang luas. Kelentukan terbatas atau tertahan adalah suatu
sebab umum terjadinya teknik yang kurang baik dan prestasi rendah. Kelentukan
jelek jugamenghalangi kecepatan dan daya tahan karena otot-otot harus bekerja lebih
5. Koordinasi
kasukaran dengan tepat dan dengan efisien dan penuh ketepatan. Seorang atlet
dengan koordinasi yang baik tidak hanya mampu melakukan skil dengan baik tetapi
intensitasnya dalam waktu tertentu. Faktor utama yang membatasi pada waktu yang
sama mengakhiri prestasi adalah kelelahan. Seorang atlet dikatakan memiliki daya
tahan apabila tidak mudah lelah atau dapat bergerak dalam keadaan kelelahan.
mereka, tetapi juga penting untuk mengembangkan kecakapan fisik mereka. Factor
· Ketangkasan mental
Ketangkasan mental sangat penting bagi pelatih dan atlet. Ketangkasan mental ini
bukan hanya satu sarana untuk menghindari bencana ataupun pemulihan kembali dari
· Motivasi
Motivasi adalah suatu hal yang membuat sukses yang sebenarnya bagi atlet. Pelatih
membantu atlet mengerti apa yang ingin atlet raih, tujuan, dan bagaimana meraihnya.
· Kontrol emosi
Kontrol emosi adalah suatu kemampuan seorang atlet dalam mengendalikan perasaan
Almuzaini, K. S., & Fleck, S. J. (2008). Modification of the standing long jump test
enhances ability to predict anaerobic performance. The Journal of Strength &
Conditioning Research, 22(4), 1265-1272.
Ashby, B. M., & Heegaard, J. H. (2002). Role of arm motion in the standing long
jump. Journal of biomechanics, 35(12), 1631-1637.
Castro-Piñero, J., Ortega, F. B., Artero, E. G., Girela-Rejón, M. J., Mora, J.,
Sjöström, M., & Ruiz, J. R. (2010). Assessing muscular strength in youth: usefulness
of standing long jump as a general index of muscular fitness. The Journal of Strength
& Conditioning Research, 24(7), 1810-1817.
Lees, A., Graham-Smith, P., & Fowler, N. (1994). A biomechanical analysis of the
last stride, touchdown, and takeoff characteristics of the men's long jump. Journal of
applied Biomechanics, 10(1), 61-78.
Porter, J. M., Ostrowski, E. J., Nolan, R. P., & Wu, W. F. (2010). Standing long-jump
performance is enhanced when using an external focus of attention. The Journal of
Strength & Conditioning Research, 24(7), 1746-1750.
Setiawan, H. (2011). Perbedaan Pengaruh Latihan Box Jump Dan Leaps Terhadap
Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putra Kelas Viii Smp Negeri 14
Surakarta Tahun 2010/2011 (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
Suhendra, R. P. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Kelas X MIA-2
SMA Negeri 1 Kertosono. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 2(3).
Wakai, M., & Linthorne, N. P. (2005). Optimum take-off angle in the standing long
jump. Human movement science, 24(1), 81-96.
Yuktasir, B., & Kaya, F. (2009). Investigation into the long-term effects of static and
PNF stretching exercises on range of motion and jump performance. Journal of
bodywork and movement therapies, 13(1), 11-21.